BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 98/KMK.01/2006 Account. mengimplementasikan Organisasi Modern.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengamatan perpajakan Center Taxation analysis (CITA)

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi masyarakat

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Perbandingan Rencana dan Realisasi Pajak di KPP Pratama Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. mencanangkan suatu gerakan pembangunan yang dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tertuang dalam Anggaran Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Belanja Negara (APBN), sumber pembiayaannya berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak merupakan harapan pemerintah untuk setiap tahunnya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara materiil maupun spiritual (Waluyo dan Wirawan : 2001). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara dapat dilihat dari dua sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai salah satu negara berkembang Indonesia sedang melaksanakan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 015 KEMENTERIAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN PELAKSANA : - - HAL PROG. ID : lui_pend01 % REAL. PEND

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang ada di Asia Tenggara.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi saat ini di negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama

JENIS PAJAK JUMLAH SSP JUMLAH PEMBAYARAN TARGET

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI UNIT PELAYANAN PAJAK DUREN SAWIT JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membiayai pembangunan dan pengeluaran rutin lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V PENUTUP. tahun 2013, menguji seberapa untuk mengetahui pertumbuhan jumlah wajib. pajak, pertumbuhan penerimaan PPh Pasal 4 Ayat (2), perbedaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEP - 01/PJ/2016 DISTRIBUSI RENCANA PENERIMAAN PPh, PPN DAN PPnBM, PAJAK LAINNYA, SERTA PBB PER KANT

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE - 27/PJ/2011 TENTANG PENGAWASAN PEMBAYARAN MASA TAHUN 2011 DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pemerintahan suatu negara, terutama di Indonesia

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM. A. Sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN DAN BUN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

Surat Edaran Nomor : SE-61/PJ/ Mei 2010 Hal : Kode Nota Penghitungan Dan Kode Ketetapan Per Jenis Pajak Direktur Jenderal Pajak,

BUKU REGISTER PENGAWASAN PEMANFAATAN DATA PRIORITAS. Tgl & No. STP/ SKP/ SKPT. Tgl & No. SP verlap. Tgl dikirim ke Karikpa KPP lain

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. meliputi beberapa kecamatan. Kebijakan kebijakan di KPP Pratama Pamekasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas dari adanya pajak. Pajak

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

PER - 5/PJ/2010 TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN OBJEK PAJAK DI WILAYAH KECAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

BAB I PENDAHULUAN. satu instrumen penting dalam berjalannya pemerintahan sebuah negara. APBN yang digunakan oleh sebuah pemerintahan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. internal adalah pajak, sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Peran pemerintah daerah semakin meningkat dengan adanya kebijakan otonomi

2015, No dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, perlu menetapkan P

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

PROSEDUR PEREKAMAN SPT MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung terus

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. pada sensus penduduk yang dilakukan pada 1 Mei 15 Juni 2010 tercatat paling

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

KUESIONER PENELITIAN. kuesioner yang merupakan pilihan terbaik menurut Bapak/Ibu. Tiap pertanyaan hanya boleh ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengatur sumber penerimaan dan pengeluaran negara. Rencana keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. Penerimaan Pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak dana. Untuk memperoleh dana yang besar tersebut, maka. pemerintah menyediakan pos penerimaan yaitu Anggaran Pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi dana pembangunan Negara, Pemerintah. masyarakat Indonesia, karena berdasarkan tax ratio Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambar an Umum Objek Pe nelitian

1

BAB I PENDAHULUAN. perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan. Salah satu. yang berguna bagi kepentingan bersama Waluyo (2008:2).

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak sebagai

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

Transkripsi:

34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Sensus Pajak Nasional merupakan salah satu program penggalian potensi perpajakan guna pengamanan penerimaan Negara dan pencapaian target penerimaan perpajakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sensus Pajak Nasional merupakan upaya dari DJP untuk kegiatan pengumpulan data mengenai kewajiban perpajakan dalam rangka memperluas basis pajak dengan mendatangi subjek pajak (orang pribadi atau badan) di seluruh wilayah Indonesia, agar masyarakat yang mempunyai harta benda yang belum dilaporkan pajaknya agar dilaporkan pajaknya dan juga masyarakat yang blm mempunyai NPWP bisa segera membuat atau secara langsung mengisi formulir yang ada pada petugas sensus pajak tersebut. Sensus Pajak Nasional telah dimulai 30 September 2011 dan untuk tahun 2011 akan berakhir 31 Desember 2011. Selanjutnya akan direvisi dan dilanjutkan di tahun 2012. Direktorat Jendral Pajak dan Kementrian Keuangan telah mematok target 12 juta wajib pajak baru yang bisa diraih melalui program Sensus Pajak Nasional ini. Namun target realisasi Sensus Pajak Nasional 2011 ditargetkan sebanyak 985.000 wajib pajak namun ternyata baru realisasi 40% hingga akhir Oktober 2011. Program Sensus Pajak Nasional tahun 2012 mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Direktorat Jendral Pajak hingga 31 Juli 2012 mencatat jumlah wajib pajak baru yaitu berjumlah 1,08 juta wajib pajak. Penambahan tersebut terdiri dri penambahan wajib pajak orang pribadi sebanyak 932.713 orang dan 148.572 wajib pajak badan. Dengan

35 penambahan ini, maka jumlah wajib pajak di Indonesia sebanyak 22,89 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 20,814 juta diantaranya merupakan wajib pajak orang pribadi dan jumlah wajib pajak badan berjumlah 2,07 juta. Dirjen Pajak Fuad Rahmany berencana untuk memperpanjang program sensus Pajak hingga tahun 2013, selain itu sektor yang akan di sensus diperluas hingga ke sektor manufacturing dan pertambangan. Dengan kegiatan ini diharapkan semua orang atau badan usaha yang belum melaksanakan kewajiban membayar pajak, dapat melaksanakannya sesuai ketentuan perpajakan. Alasan utama dari program ini adalah karena masih banyaknya wajib pajak baik badan maupun orang pribadi yang belum memenuhi kewajiban pajaknya. Hal-hal yang dilakukan oleh KPP Pratama Ciawi dalam rangka melaksanakan Sensus Pajak Nasional adalah dengan dibentuknya tim SPN, mendatangi tempat-tempat yang terdapat potensi perpajakan seperti toko-toko, atau tempat usaha tetapi belum mempunyai NPWP. Penunjang publikasi dan sosialisasi dalam Sensus Pajak Nasional seperti brosur tandem, kaos, tempat handphone, pewangi mobil, souvenir lain yang menampilkan SPN, seminar dan workshop.

36 TABEL 4.1 Jumlah Wajib Pajak terdartar di KPP Pratama Ciawi Tahun 2010-2012 Jumlah Wajib Jumlah Wajib Persentase Tahun Pajak Awal Pajak Akhir Pertambahan Kenaikan / Tahun Tahun Penurunan 2010 86240 88731 2491 2.89% 2011 88731 108330 19599 22.09% 2012 108330 127274 18944 17.49% Sumber : Data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah wajib pajak dari awal tahun 2010 sampai di akhir tahun 2010. Tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2.89 % atau 2491 wajib pajak, tidak begitu banyak pertambahannya dikarenakan sensus pajak nasional belum dilaksanakan, sensus pajak nasional dilaksanakan di triwulan ke IV tahun 2011. Dari tahun 2011 dan 2012 selalu ada pertambahan jumlah wajib pajaknya walaupun tidak begitu banyak tetapi selalu bertambah setiap tahunnya. Tahun 2011 mengalami kenaikan kembali sebesar 22.09 % atau 19599 wajib pajak. Terjadi penurunan jumlah wajib pajak di tahun 2012 dari tahun sebelumnya yaitu 17.49% atau 18944 wajib pajak. Kenaikan jumlah wajib pajak terdaftar dari tahun 2010 sampai tahun 2012 membuktikan bahwa masyarakat khususnya pengusaha sudah menyadari kewajibannya dalam mendaftarkan diri sebagai Pengusaha Kena Pajak dibuktikan dengan bertambahnya Wajib Pajak terdaftar setiap tahunnya.

37 TABEL 4.2 Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan KPP Pratama Ciawi Tahun 2010 (dalam rupiah) Persentase Kenaikan Jenis pajak Target Realisasi atau Penurunan (%) PPh Non Migas 107,286,401,250 76,522,579,646 (-) 28.67 PPh Migas - - - PPN dan PPnBM 82,361,374,400 71,168,142,254 (-) 13.59 PBB dan BPHTB 51,086,141,823 52,320,915,427 (+) 2.42 Pajak Lainnya 10,639,155 16,317,375 (+) 53.37 SPM/DTP/Offline - 22,074,341,575 - Total 240,744,556,628 222,102,296,277 (-) 7.74 Sumber : Data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi SPM = Surat Perintah Membayar DTP = Ditanggung Pemerintah/ Offline Offline = yang g diakui pembayarannya Tabel 4.2 menunjukkan target dan realisasi penerimaan pajak penghasilan tahun 2010. Di tahun 2010 ini penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi belum memenuhi target, hanya penerimaan PBB dan BPHTB dan pajak lainnya yang melebihi target penerimaan. Total persentase penerimaan pajak penghasilan tahun 2010

38 adalah Rp. 222,102,296,277 atau penurunan 7.74% dengan target awal sebesar Rp. 240,744,556,628. Rincian penerimaan pajak penghasilan Kantor Pelayanan Pajak Ciawi adalah sebagai berikut PPh Non Migas dengan realisasi Rp. 76,522,579,646 atau penurunan 28.67% dari target yaitu sebesar Rp. 107,286,401,250. PPN dan PPnBM dengan dengan realisasi Rp. 71,168,142,254 atau penurunan 13.59 % belum sesuai dengan target Rp. 82,361,374,400. PBB dan BPHTB dengan realisasi Rp. 52,320,915,427 atau kenaikan 2.42% sudah sesuai dengan target yaitu sebesar Rp. 51,086,141,823. Sedangkan Pajak Lainnya dengan realisasi Rp. 16,317,375 atau kenaikan 53,37 % sesuai dengan pencapaian target sebesar Rp. 10,639,155. Pajak lainnya disini meliputi : 1. Bea materai 2. Penjualan Benda Materai 3. Pajak tidak langsung lainnya 4. Bunga penagihan PPh (Pajak Penghasilan) 5. Bunga penagihan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 6. Bunga penagihan PPnBM ( Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah) 7. Bunga penagihan PTLL (Pajak Tidak Langsung Lainnya)

39 TABEL 4.3 Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan KPP Pratama Ciawi Tahun 2011 (dalam rupiah) Persentase Kenaikan Jenis pajak Target Realisasi atau Penurunan (%) PPh Non Migas 119,591,387,800 106,092,204,710 (-) 11.29 PPh Migas - - - PPN dan PPnBM 90,168,232,560 88,658,615,684 (-) 1.67 PBB dan BPHTB 51,776,563,464 52,710,647,453 (+) 1.80 Pajak Lainnya 57,740,175 60,000,000 (+) 3.91 SPM/DTP/Offline - 39,919,000,000 - Total 261,593,923,999 287,440,467,847 (+) 9.88 Sumber : Data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi SPM = Surat Perintah Membayar DTP = Ditanggung Pemerintah/ Offline Offline = yang tidak diakui pembayarannya Tabel 4.3 menunjukkan target dan realisasi penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2011. PPh Non Migas dengan realisasi sebesar Rp. 106,092,204,710 atau penurunan 11.29 % belum sesuai target sebesar Rp. 119,591,387,800. Begitu juga dengan PPN dan PPnBM dengan realisasi sebesar Rp. 88,658,615,684 atau penurunan 1.67 % belum sesuai target sebesar Rp. 90,168,232,560. Tetapi penerimaan PBB dan BPHTB dengan realisasi

40 Rp. 52,710,647,453 atau kenaikan 1.80% telah sesuai dengan target yaitu sebesar Rp. 51,776,563,464. Begitu juga dengan penerimaan pajak lainnya dengan realisasi sebesar Rp. 60,000,000 atau kenaikan 3.91% sudah sesuai dengan target yaitu 57,740,175. Dengan demikian total penerimaan pajak penghasilan tahun 2011 sebesar Rp.287,440,467,847 atau kenaikan 9.88% sudah sesuai dengan target yaitu sebesar Rp. 261,593,923,999. TABEL 4.4 Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan KPP Pratama Ciawi Tahun 2012 (dalam rupiah) Persentase Kenaikan Jenis pajak Target Realisasi atau Penurunan (%) PPh Non Migas 133,158,811,150 153,159,447,807 (+) 15.02 PPh Migas - - PPN dan PPnBM 118,809,292,034 153,744,693,789 (+) 29.40 PBB dan BPHTB 20,642,137,569 20,656,282,072 (+) 0.06 Pajak Lainnya 63,448,185 32,895,000 (-) 48.15 SPM/DTP/Offline - - Total 272,673,688,938 327,593,318,668 (+) 20.14 Sumber : Data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi

41 SPM = Surat Perintah Membayar DTP = Ditanggung Pemerintah/ Offline Offline = yang tidak diakui pembayarannya Dapat dilihat pada tabel 4.3 realisasi penerimaan Pajak untuk PPh non Migas sudah mencapai target bahkan melebihi yang ditargetkan yaitu sebesar Rp. 153,159,447,807 atau kenaikan 15.02 % dari target sebesar Rp. 133,158,811,150. PPN dan PPnBM juga sudah melebihi target yaitu Rp.153,744,693,789 atau kenaikan 29.40 % dengan target awal Rp.118,809,292,032. PBB dan BPHTB dengan realisasi Rp. 20,656,282,072 atau kenaikan 0.06% sudah sesuai dengan target sebesar Rp. 20,642,137,569. Sedangkan pajak lainnya dengan realisasi sebesar Rp. 32,895,000 mengalami penurunan 48.15 % dari target Rp. 63,448,185. Total jumlah penerimaan pajak di tahun 2012 dengan realisasi Rp. 327,593,318,668 atau kenaikan 20.14 % sudah melebihi target sebesar Rp. 272,673,688,938. Walaupun Sensus Pajak Nasional (SPN) dilaksanakan ditriwulan IV tahun 2011, pencapaian target ditahun 2012 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 dikarenakan pelaporan Sensus Pajak Nasional dihitung ditahun berikutnya karena adanya beberapa tahapan-tahapan dalam proses pengolahan data sehingga laporan penerimaannya masuk ditahun berikutnya yaitu tahun 2012. Penerimaan PBB dan BPHTB dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 mengalami penurunan dikarenakan mulai awal tahun 2012 penerimaan PBB dan BPHTB dipindahkan ke pemerintahan kota di masing-masing wilayah.

42 Hambatan dalam upaya peningkatan penerimaan pajak melalui Sensus Pajak Nasional pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ciawi adalah sebagai berikut : 1. Wajib Pajak Menolak Menigisi Formulir Sensus Pajak Nasional Masih ada sedikitnya Wajib Pajak menolak dalam pengisian formulir Sensus Pajak Nasional. Mungkin Wajib Pajak belum paham atau memang tidak mau mengisi dikarenakan ketakutan dalam hal pembayaran pajaknya dikorup oleh pegawai pajak yang sekarang ini marak dibicarakan. 2. Penghindaran Diri Wajib Pajak. Yang dimaksud penghindaran diri Wajib Pajak misalnya WP meninggalkan lokasi Sensus pada saat petugas Sensus Pajak Nasional mendatanginya, atau Wajib Pajak Tidak Mau mengisi surat Formulir Sensus Pajak Nasional. 3. Wajib Pajak Tidak Memberikan Data Sebenarnya. Wajib Pajak tidak memberikan data-datanya dengan jujur, misalnya dalam hal pelaporan wp tersebut yang harusnya Rp. 20.000.000 dia berkata jadi Rp. 10.000.000 padahal pegawai pajak punya data statistik Wajib Pajak tersebut.