VI. Manajemen Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Pengertian modal kerja dapat dibedakan menjadi 3 konsep, yaitu: a. Konsep kuantitatif. b. Konsep kualitatif. c. Konsep fungsionil. 1.1. Konsep Kuantitatif Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang digunakan dalam operasi perusahaan. Konsep ini sering disebut gross working capital. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 130
1.2. Konsep Kualitatif Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Konsep ini sering disebut net working capital. 1.3. Konsep Fungsionil Modal kerja adalah keseluruhan dana yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi tertentu sesuai dengan tujuan perusahaan. Dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap, sebagian merupakan modal kerja karena ada yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi tertentu, yaitu penyusutan. Apabila perusahaan memiliki efek (efek adalah surat berharga yang diperjual-belikan dengan tujuan menjaga lukuiditas dan memperoleh capital gain) dan laba yang tertanam dalam piutang bukan merupakan modal kerja fungsional namun dikategorikan sebagai modal kerja potensiil (potensiil working capital). Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 131
Untuk menentukan besarnya modal kerja berdasarkan konsep kuantitatif, kualitatif, fungsionil dan potensiil, digunakan contoh di bawah ini. Aktiva lancar Contoh Kas Efek Piutang Persediaan Jumlah aktiva lancar Aktiva tetap Tanah Bangunan Mesin Jumlah aktiva tetap Rp300.0000,- Rp600.000,- Rp500.000,- Rp400.000,- Rp1.800.000,- Rp300.000,- Rp1.200.000,- Rp700.000,- Rp2.200.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 132
Keterangan tambahan Hutang lancar Penyusutan bangunan Penyusutan mesin Profit margin 40% Rp1.000.000,- Rp120.000,- Rp100.000,- 1. Modal kerja kuantitatif = Rp1.800.000,- 2. Modal kerja kualitatif = [1.800.000] [1.000.000] = Rp800.000,- 3. Modal kerja fungsionil Kas Persediaan Piutang = [60%] x [500.000] Penyusutan bangunan Penyusutan mesin Jadi modal kerja fungsionil Rp300.000,- Rp400.000,- Rp300.000,- Rp120.000,- Rp100.000,- Rp1.220.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 133
4. Modal kerja potensiil Efek Laba dalam piutang = [40%] x [500.000] Jadi modal kerja potensiil Rp600.000,- Rp200.000,- Rp800.000,- 2. Jenis-jenis Modal Kerja 2.1. Modal Kerja Permanen Modal kerja permanen, yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan operasinya dengan baik. 2.2. Modal Kerja Variabel Modal kerja variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya. Modal kerja variabel dibedakan menjadi: a. Modal kerja musiman yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim. b. Modal kerja siklis yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 134
c. Modal kerja darurat yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat, misal banjir, pemogokan dan lain-lain. 3. Strategi Pemenuhan Modal Kerja Dalam memenuhi modal kerja ada 3 pendekatan, yaitu: 3.1. Pendekatan Moderat Dalam pendekatan ini aktiva lancar yang berobah-obah nilainya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek (kurang dari 1 tahun), sedangkan aktiva lancar yang sifatnya permanen dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang (lebih dari 1 tahun). 3.2. Pendekatan Konservatif Dalam pendekatan ini sebagian aktiva lancar yang berobah-obah nilainya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek (kurang dari 1 tahun), dan sebagian yang lain dan aktiva lancar yang sifatnya permanen dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang (lebih dari 1 tahun). Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 135
3.3. Pendekatan Agresif Dalam pendekatan ini aktiva lancar yang berobah-obah nilainya dan sebagian aktiva lancar permanen dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek (kurang dari 1 tahun), dan sebagian yang lain dipenuhi dengan sumber dana jangka panjang (lebih dari 1 tahun). Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 136
4. Kebutuhan Modal Kerja Kebutuhan modal kerja adalah kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan usaha (operasi) untuk memperoleh pendapatan. Besarnya modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Jenis usaha. b. Ukuran perusahaan. c. Kebijakan piutang. d. Kebijakan pembayaran hutang. 4.1. Metode Keterikatan Dana Kebutuhan kas setiap hari untuk operasi sebuah perusahaan pengolahan (manufacturing), sebagai berikut: Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 137
Bahan baku Bahan penolong Bahan tenaga kerja Biaya overhead pabrik Gaji pegawai tetap Jumlah kebutuhan kas Rp1.000.000,- Rp50.000,- Rp200.000,- Rp400.000,- Rp300.000,- Rp1.950.000,- Periode keterikatan dana Pembayaran dimuka Proses produksi Disimpan di gudang Piutang 1 hari 12 hari 4 hari 13 hari Periode keterikatan dana pada bahan baku Periode keterikatan dana pada biaya tenaga kerja langsung Periode keterikatan dana pada biaya overhead pabrik Periode keterikatan dana pada gaji pegawai tetap 30 hari 29 hari 29 hari 29 hari Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 138
Bahan baku 30 x Rp30.000.000,- 1.000.000 Bahan penolong 29 x 50.000 Rp1.450.000,- Bahan tenaga kerja 29 x 200.000 Rp5.800.000,- Biaya overhead pabrik 29 x 400.000 Rp11.600.000,- Gaji pegawai tetap 29 x 300.000 Rp8.700.000,- Jumlah kebutuhan kas Rp57.550.000,- konstan. 4.2. Metode Perputaran Aset Metode ini mengasumsikan bahwa perputaran asset Contoh PT Selaras mempunyai necara dan laporan laba rugi, tahun 200X, sebagai berikut: Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 139
Neraca PT Selaras 31 Desember 200X Aktiva Pasiva Kas Rp400,- Hutang Dagang Rp200,- Piutang Rp600,- Hutang Wesel Rp600,- Persediaan Rp1.000,- Obligasi Rp2.200,- Aktiva Tetap Rp5.000,- Modal Saham Rp3.000,- Akumulasi Penyusutan (Rp1.000,-) Total Aktiva Rp6.000,- Total Pasiva Rp6.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 140
Laporan Laba Rugi PT Selaras 31 Desember 200X Penjualan Harga pokok penjualan (diluar penyusutan) Biaya operasi tunai Penyusutan Bunga Total Biaya Laba Operasi Pajak 40% Laba bersih setelah pajak Rp4.000,- Rp7.000,- Rp1.000,- Rp3.000,- Rp30.000,- Rp15.000,- Rp15.000,- Rp6.000,- Rp4.500,- Berapa modal kerja bersih jika penjualan pada tahun yang akan datang Rp60.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 141
Penyelesaisan Perputaran masing-masing item modal kerja Perputaran kas [Penjualan] / [Kas] [30.000] / [400] = 75 kali Perputaran piutang [Penjualan] / [Piutang] [30.000] / [600] = 50 kali Perputaran persediaan [Penjualan] / [Persediaan] [30.000] / [1.000] = 30 kali Perputaran hutang dagang [Penjualan] / [Hutang dagang] [30.000] / [200] = 150 kali Perputaran hutang wesel [Penjualan] / [Hutang wesel] [30.000] / [600] = 50 kali Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 142
Kebutuhan masing-masing item modal kerja Kas [Penjualan] / [Perputaran kas] [60.000] / [75] = Rp800,- Piutang dagang [Penjualan] / [Perputaran piutang] [60.000] / [50] = Rp1.200,- Persediaan [Penjualan] / [Perputaran persediaan] [60.000] / [30] = Rp2.000,- Hutang dagang [Penjualan] / [Perputaran hutang dagang] [60.000] / [150] = Rp400,- Hutang wesel [Penjualan] / [Perputaran hutang wesel] Jumlah modal kerja yang dibutuhkan [60.000] / [50] = Rp1.200,- Rp5.600,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 143
Contoh Soal PT Murah Senyum memiliki Neraca 31 Desember 2001, sebagai berikut: Aktiva Kas Efek Piutang Dagang Persediaan Mesin Penyusutan Nilai bersih Mesin Bangunan Penyusutan Nilai bersih Mesin Tanah Total Aktiva Rp500.000,- Rp700.000,- Rp2.000.000,- Rp2.100.000,- Rp4.000.000,- Rp6.000.000,- Rp2.300.000,- Rp17.600.000,- Rp4.800.000,- Rp800.000,- Rp6.600.000,- Rp600.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 144
Pasiva Hutang Dagang Hutang Pajak Obligasi (15%) Hipotik (10%) Saham biasa Cadangan Expansi Laba Ditahan Total Pasiva Rp2.028.000,- Rp632.000,- Rp3.000.000,- Rp2.000.000,- Rp5.000.000,- Rp3.000.000,- Rp1.940.000,- Rp17.600.000,- Data tambahan: Penjualan bersih Rp36.000.000,- Harga pokok penjualan (HPP) Rp28.000.000,- Biaya penjualan dan administrasi Rp2.800.000,- Hitunglah: a. Modal kerja fungsionil. b. Bukan modal kerja. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 145
Penyelesaian Sebelumnya dicari profit margin, sebagai berikut: Penjualan Harga pokok penjualan (HPP) Laba Kotor Biaya Operasi Biaya penjualan dan administrasi Penyusutan mesin Penyusutan bangunan Jumlah biaya operasi Laba usaha (EBIT) Rp36.000.000,- Rp28.000.000,- Rp8.000.000,- Rp4.200.000,- Rp3.800.000,- Rp2.800.000,- Rp800.000,- Rp600.000,- Jadi profit margin = [EBIT] /[Penjualan] = [3.800.000] / [36.000.000] = 10,5556% Harga pokok penjualan yang tertanam dalam piutang = 100% 10,5556% = 89,4444% Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 146
Jumlah modal kerja fungsionil Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Modal kerja fungsionil Kas Rp500.000,- Piutang dagang = 89,4444% x 2.000.000 Rp1.788.888,- Persediaan Rp2.100.000,- Penyusutan mesin Rp800.000,- Penyusutan bangunan Rp600.000,- Rp5.788.888,- Bukan modal kerja Mesin Bangunan Tanah Jumlah bukan modal kerja Rp4.000.000,- Rp6.000.000,- Rp2.300.000,- Rp12.300.000,- Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 147
Daftar Pustaka Brigham, Eugene F. dan Philip R. Davis (2004), 8 th Edition, Intermediate Financial Management, Thompson South Western, USA. Hanafi, Mamduh M. (2008), Edisi 1, Manajemen Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Riyanto, Bambang (1998), Edisi 4, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE, Yogyakarta. Sartono, Agus R. (2000), Edisi 3, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, BPFE, Yogyakarta. Wihandaru Sotya Pamungkas Manajemen Modal Kerja 148