UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI ORGANISASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI KUTA BAK MEE ACEH BESAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Oleh: ENUNG KARNENGSIH NIP

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN DI KELAS I SD NEGERI 53 BANDA ACEH. Israwani SD Negeri 53 Banda Aceh

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

: Model pembelajaran inkuiri, keaktifan siswa, hasil belajar siswa, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Eliana Yunitha Seran STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan secara keseluruhan. Bertujuan mengembangkan aspek

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Bambang Supriyanto 36

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA GESEK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Arnot Pakpahan Surel :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kondisi awal hasil belajar passing bawah bola voli siswa putra kelas V

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI MINI MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 9 Hegarsari TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Yati Ismayati, S.Pd. NIP. 196308291984102004 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam melakukan pasing bawah dalam permainan bola voli mini. Keadaan ini diduga karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk dapat bergerak, salah satunya yakni dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu tes praktik dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I persentase ketuntasan tes praktik passing bawah mencapai 40,91%. Pada siklus II persentase ketuntasan tes praktik passing bawah mencapai 86,36%. Dari data tersebut diketahui bahwa persentase ketuntasan tes praktik passing bawah siswa mengalami peningkatan. Persentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu 74,62% Sedangkan pada siklus II persentase aktivitas siswa yaitu 86,74%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase aktivitas belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan metode inkuiri mengalami penigkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli dan dapat meningkatakan aktivitas belajar siswa. Kata Kunci: Kemampuan Passing Bawah, Metode Inkuiri. PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, dimana pola pencapaian tujuannya adalah menggunakan aktivitas jasmani sedangkan sasaran tujuan jasmani yang ingin dicapai meliputi tujuan dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor. Melihat pendidikan jasmani baik dari segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang ingin dicapai maka perlu peninjauan yang lebih mendalam tentang pendidikan jasmani supaya nantinya tujuan pendidikan jasmani tersebut benar-benar memenuhi sasaran. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Salah satu usaha untuk mengembangkan pembinaan bola voli mini adalah dengan menerapkan teknik dasar voli mini sedini mungkin kepada anak-anak 1

sekolah dasar melalui pembelajaran voli mini. Pembelajaran voli mini di tingkat sekolah dasar merupakan modifikasi dari permainan voli sebenarnya. Teknik dasar yang diajarkan di voli mini sama dengan voli sebenarnya, hanya saja ukuran lapangan yang berbeda voli mini lebih kecil dibanding permainan voli sesungguhnya Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di SDN 9 Hegarsari, minat siswa kelas IV dalam mengikuti pelajaran penjasorkes masih kurang, dimana siswa lebih suka duduk-duduk atau berteduh tanpa melakukan aktivitas olahraga pada jam pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan khususnya passing bawah bola voli mini. Hanya beberapa siswa yang benar-benar mengikuti pelajaran penjasorkes dengan baik dan sungguh-sungguh. Padahal sarana prasara untuk menunjang terlaksananya proses belajar mengajar yang dimiliki SDN 9 Hegarsari sudah cukup lengkap. Padahal di sekolah tersebut telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap yang dapat menunjang terlaksananya proses belajar mengajar. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam melakukan pasing bawah dalam permainan bola voli mini. Banyak faktor yang menjadi penyebab kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran penjasorkes yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap nilai penjasorkes itu sendiri. Salah satunya adalah faktor internal dari diri siswa tersebut, dimana siswa merasa jenuh atau bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru, Sehingga perlu diadakannya materi pembelajaran yang bervariasi dan menarik yang sesuai dengan karakteristik umur siswa SD khususnya kelas IV. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk dapat bergerak, salah satunya yakni dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri Dari latar belakang masalah diatas maka peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran bola voli mini dengan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Passing Bawah dalam Permainan Bola Voli Mini Melalui Metode Inkuiri pada siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari Tahun Pelajaran 2013/2014. Trianto (2011:135) menyatakan metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sedangkan Hamruni (2012:88) mengatakan bahwa Pembelajaran inkuiri berarti dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Iskandar, Sarini M (2008:70) mendefinisikan metode inkuiri sebagai pengajaran dimana guru dan murid-murid mempelajari peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekan dan jiwa para ilmuwan. Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam menggunakan metode inkuiri adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses bahan belajarnya 2

2. Mengurangi ketergantungan siswa pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya 3. Melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya 4. Memberi pengamalan belajar seumur hidup Langkah-langkah Metode Inkuiri Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan metode inkuiri sebagai berikut: 1. Orientasi (langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif). 2. Merumuskan masalah (merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki). 3. Mengajukan hipotesis (jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji). 4. Mengumpulkan data(aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan). 5. Menguji hipotesis (proses penentuan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. (Hamruni, 2012:95). Sedangkan menurut Gulo (Trianto, 2011:137) metode Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan proses yang bermula dari perumusan masalah,merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Sudjana (Trianto, 2011: 141) menyatakan ada lima tahapan yang ditempuh dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri yaitu: 1. Merumuskan masalah untuk dipecahkan siswa; 2. Menetapkan jawaban sementara atau lebih dikenal dengan istilah hipotesis; 3. Mencari informasi, data, dan fakta yang diperlukan untuk menjawab hipotesis atau permasalahan; 4. Menarik kesimpulan jawaban atau generalisai; dan 5. Mengaplikasikan kesimpulan. Kelebihan dan Kekurangan Metode pembelajaran Inkuiri Adapun inkuiri memiliki kelebihan yaitu: 1. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna. 2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar. 3. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman. 4. Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas ratarata, sehingga siswayang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Selain terdapat kelebihan, inkuiri pun memiliki kekurangan yaitu: 1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa. 3

2. Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan siswa. Terkadang dalam implementasinya memerukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan. ( Hamruni, 2012:100) Dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Dengan belajar siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, sebetulnya sudah banyak melibatkan kemampuan akademik dan aktivitas siswa. Siswa sudah banyak dituntut aktivitasnya untuk mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan oleh guru. Serta dimungkinkan siswa aktif bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas. Dalam aktivitas kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melakukan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Aktivitas belajar yang dilakukan siswa sering mengalami beberapa permasalahan baik yang berhubungan dengan metode belajar maupun interaksi dalam proses belajar mengajar. Hal ini membuktikan pemecahan terutama dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara ilmiah, cara-cara pemecahan masalah secara ilmiah inilah yang disebut dengan metode inkuiri. Cara belajar dengan metode inkuiri sangat terkait dengan cara belajar rasional, yaitu cara belajar dengan menggunakan cara berpikir logis, ilmiah dan sesuai dengan akal sehat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang materi yang sedang dipelajari Kadar keaktifan dalam belajar secara efektif menurut Tabrani Rusyan, (1994: 128-129) dapat dinyatakan dalam bentuk: 1. Hasil belajar siswa pada umumnya hanya sampai tingkat penggunaan. Siswa biasanya belajar dengan menghafal saja, apabila telah hafal siswa merasa cukup. Padahal dalam belajar, hasil belajar tidak hanya dinyatakan dalam penguasaan saja tetapi juga perlu adanya penggunaan dan penilaian. 2. Sumber belajar yang digunakan umumnya terbatas pada guru dan buku bacaan. Hal ini perlu dipertanyakan apa kah siswa mencatat penjelasan dari guru dengan efektif dan apakah buku itu dikuasainya dengan baik. Jika tidak, aktivitas belajar siswa kurang optimal karena minimnya sumber belajar. 3. Guru dalam belajar kurang merangsang aktivitas belajar siswa secara optimal. Sebagai contoh pada umumnya guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali diadakan diskusi dan diberikan tugastugas yang memadai. Hal inipun tidak jarang kurang ditunjang oleh 4

penugasan dan keterampilan guru dalam menggunakan metode-metode tersebut. Rosseau menyatakan bahwa dalam belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang di ciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis (Rosseau dalam Sardiman A.M, 2000:96). Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang bekerja harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Lebih lanjut Montess Ori menegaskan bahwa anakanak itu memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri, dan pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya (Montess Ori dalam Sardiman A.M, 2000: 96) METODE Penelitian ini dilaksanakan di SDN 9 Hegarsari yang beralamat di Jln. Pangandaran No 299 Kecamatan Pataruman Kota Banjar. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV dengan jumlah 22 siswa. Pelaksanaan penelitian pada semester 2 bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014, tepatnya sebagai berikut. Siklus I: Pertemuan 1, Kamis, 20 Maret 2014 Pertemuan 2, Kamis, 27 Maret 2014 Siklus II Pertemuan 1, Kamis, 3 April 2014 Pertemuan 2, Kamis, 10 April 2014 Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tes praktik dan lembar observasi. Tes praktik digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli mini setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Lembar observasi digunakan untuk membantu observer mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Objek pengamatan pada penelitian ini yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Indikator pengamatan aktivitas siswa terdiri atas tiga indikator sedangkan indikator pengamatan aktivitas guru terdiri atas sepuluh indikator. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Pra Penelitian Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode inkuiri, guru masih menerapakan metode konfensional pada pelajaran PJOK di SDN 9 Hegarsari. Pada pelaksanaannya siswa diberikan materi pembelajaran, dijelaskan, disuruh mempraktekkan berulang-ulang, kemudian diadakan evaluasi dan selesai, tanpa memperhatikan kemauan dan karakteristik siswa. Proses pembelajaran dan penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dirasa kurang kreatif. Berdasarkan pengalaman selama mengajar di kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam proses belajar mengajar siswa tidak nampak gembira, siswa cenderung tidak sungguh-sungguh dan hanya semaunya sendiri, hal tersebut dikarenakan siswa sudah merasa bosan. Melihat kejadian seperti itu ada 5

kecenderungan bahwa kompetensi yang dimiliki guru masih kurang. Akibat dari model pembelajaran tersebut siswa tidak antusias, siswa nampak bosan dan enggan melakukan gerakan, sehingga hasil pembelajaran tersebut tidak bisa maksimal atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Data mengenai kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional disajikan pada tabel 1 Tabel 1 Data Kemampuan Passing Bawah Pra Penelitian No Subjek Nilai KKM Keterangan 1 S-1 68 75 Belum Tuntas 2 S-2 75 75 Tuntas 3 S-3 78 75 Tuntas 4 S-4 56 75 Belum Tuntas 5 S-5 72 75 Belum Tuntas 6 S-6 66 75 Belum Tuntas 7 S-7 60 75 Belum Tuntas 8 S-8 68 75 Belum Tuntas 9 S-9 75 75 Tuntas 10 S-10 77 75 Tuntas 11 S-11 78 75 Tuntas 12 S-12 68 75 Belum Tuntas 13 S-13 60 75 Belum Tuntas 14 S-14 58 75 Belum Tuntas 15 S-15 50 75 Belum Tuntas 16 S-16 60 75 Belum Tuntas 17 S-17 62 75 Belum Tuntas 18 S-18 66 75 Belum Tuntas 19 S-19 70 75 Belum Tuntas 20 S-20 72 75 Belum Tuntas 21 S-21 60 75 Belum Tuntas 22 S-22 64 75 Belum Tuntas Jumlah 1463 Rata-Rata 66,5 Tabel 2 Presentase Ketuntasan Pra Penelitian Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 5 22,73% Belum Tuntas 17 77,27% 6

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari dalam melakukan passing bawah belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu peneliti meminta bantuan teman sejawat untuk bersama-sama mengidentifikasi kekurangan pembelajaran pada mata pelajaran PJOK yang telah dilaksanakan. Sehingga peneliti menggunakan metode pembelajaran inkuiri sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan voli mini. Analisis Hasil Penelitian 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan perencanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)Menganalisis kurikulum (Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar) yang berkaitan dengan materi voli mini, (2) Menyusun langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri, (3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri pada materi pokok passing bawah dan (4) Membuat lembar pengamatan aktivitas belajar dan danaktivitas guru. b. Pelaksanaan Pelaksaan siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan 20 Maret 2014. Sedangkan pertemuan kedua dilaksankan pada tanggal 27 Maret 2014. Pelaksanaan dilakukan pada saat jam pelajaran PJOK berlangsung yaitu pada hari Kamis. Pada pertemuan pertama dilakukan pembelajaran materi pasing bawah dengan menggunakan metode inkuiri. Sedangkan pada pertemuan ke dua dilaksankan tes mengenai kemampuan passing bawah dalam permainan voli mini. Adapun pelaksanaan pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Di awal pembelajaran siswa dibariskan terlebih dahulu kemudian berdoa. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengorganisasikan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan prosedur langkah-langkah pembelajaran. Setelah guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran, siswa melakukan pemanasan. Dalam melakukan pemanasan ini siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa harus diatur atau dikomando oleh guru. Fungsi guru hanya mengawasi saja. 2. Kegiatan Inti Siswa dibagi menjadi empat kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, lalu materi yang diberikan adalah teknik melakuka passing bawah dalam permainan voli mini. a) Tahap pertama: Menyajikan pertanyaan atau masalah. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan atau masalah, dan guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. 7

Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru mengajukan pertanyaan tentang cara atau teknik melakukan passing bawah dalam permainan voli mini. Sementara itu siswa memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru b) Tahap kedua: Membuat hipotesis. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: Membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis tentang bagaimana caranya agar bisa melakukan passing bawah. Selanjutnya siswa berpikir dan berhipotesis untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c) Tahap ketiga: Merancang percobaan. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. Misalnya: guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan urutan tentang cara melakukan passing bawah dengan cara mereka sendiri, siswa menjelaskan secara verbal dan siswa belum mempraktekkan dengan gerakan. d) Tahap keempat: Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Pada tahap ini guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: memberi kebebasan pada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. Dalam hal ini guru membimbing dan mengawasi siswa. Kemudian Siswa mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. e) Tahap kelima: Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah seluruh siswa mempraktekkan, guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan tentang cara melakukan passing bawah berdasarkan hasil temuan masing-masing siswa, dan peran guru di sini adalah menganalisis hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru mengajukan pertanyaan dapatkah kalian menjelaskan dan mendemonstrasikan pada cara melakukan passing bawah? Hal yang dilakukan oleh Siswa adalah berpikir dan bergerak f) Tahap keenam: Membuat kesimpulan. Pada tahap ini guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Maksudnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan tentang hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru melihatbahwa siswa sudah dapat melakukan passing bawah dalam permainan voli mini, kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan cara-cara melakukan passing bawah. Kemudian siswa menyimpulkan tentang 8

cara melempar dan menangkap bola secara verbal dan juga dengan gerakan. 3. Penutup Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan sederhana untuk peregangan. Guru menutup pembelajaran dengan melakukan evaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. c. Observasi Selama proses pembelajaran berlangsung, observer melakukan pengamatan secara teliti dan seksama terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan. Pada penelitian ini teman sesama guru di SDN 9 Hegarsari bertindak sebagai observer. d. Refleksi Pada pertemuan ke dua siswa diberikan tes praktik untuk mengetahui kemampuan melakukan passing bawah dalam permainan voli mini setelah dilakukan pembelajaran melalui metode inkuiri. Hasil tes pada siklus I disajikan dalam tabel 3 Tabel 3 Kemampuan Passing Bawah pada Siklus I No Subjek Nilai KKM Keterangan 1 s-1 78 75 Tuntas 2 s-2 80 75 Tuntas 3 s-3 80 75 Tuntas 4 s-4 82 75 Tuntas 5 s-5 75 75 Tuntas 6 s-6 70 75 Belum Tuntas 7 s-7 65 75 Belum Tuntas 8 s-8 82 75 Tuntas 9 s-9 78 75 Tuntas 10 s-10 75 75 Tuntas 11 s-11 80 75 Tuntas 12 s-12 70 75 Belum Tuntas 13 s-13 72 75 Belum Tuntas 14 s-14 66 75 Belum Tuntas 15 s-15 68 75 Belum Tuntas 16 s-16 70 75 Belum Tuntas 17 s-17 70 75 Belum Tuntas 18 s-18 74 75 Belum Tuntas 19 s-19 74 75 Belum Tuntas 20 s-20 74 75 Belum Tuntas 21 s-21 68 75 Belum Tuntas 9

No Subjek Nilai KKM Keterangan 22 s-22 68 75 Belum Tuntas Jumlah 1619 Rata-Rata 73,59 Tabel 4 Presentase Ketuntasan Siklus I Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 9 40,91% Belum Tuntas 13 59,09% Berdasarkan tabel 3 dan 4 diperoleh rata-rata mengenai tes kemampuan passing bawah adalah 73,59. Dari 22 siswa terdapat 9 orang atau 40,91% yang memiliki kemampuan passing bawahnya tuntas atau telah mencapai KKM. Sedangkan 13 orang lainnya atau sebesar 59,09% masih belum tuntas. Selain mengamati hasil tes kemampuan passing bawah, dilakukan observasi utuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri dilaksanakan. Berikut ini disajikan hasil observasi mengenai aktivitas belajar siswa dalam tabel 5 Tabel 5 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I Perhartian Minat Ketepatan Subjek No 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Jumlah 1 s-1 9 2 s-2 10 3 s-3 9 4 s-4 9 5 s-5 6 6 s-6 9 7 s-7 9 8 s-8 10 9 s-9 8 10 s-10 8 11 s-11 11 12 s-12 10 13 s-13 10 14 s-14 7 15 s-15 9 16 s-16 7 17 s-17 10 10

18 s-18 11 19 s-19 8 20 s-20 9 21 s-21 10 22 s-22 8 jumlah 24 27 12 1 28 18 14 2 40 21 10 0 197 Lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa terdiri dari tiga indikator yaitu perhatian, minat dan ketepatan. Pada siklus I, aktivitas belajar siswa memperoleh jumlah penilaian sebesar 197, dengan skor maksimal ideal (SMI) Ssebesar 264. Skor SMI diperoleh dengan cara mengalikan skor maksimal tiap pernyataan yaitu 4 dengan jumlah pernyataan yaitu 3 dan jumlah siswa yaitu 22. Untuk mengetahui skor akhir aktivitas siswa dilakukan perhitungan sebagai berikut. SA = x 100% = = 74,62% Berdasarkan perhitungan di atas, skor akhir aktivitas siswa pada siklus I sebesar 74,62% atau berada pada kriteria baik. Selain mengamati aktivitas belajar siswa, observer juga mengamati aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus I disajikan pada tabel 6 Tabel 6 Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Siklus I No Nilai Aktivitas 4 3 2 1 Total 1 Guru Mengkondisikan siswa 3 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 Guru memberikan apersepsi dan motivasi. 3 4 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 3 5 Guru menjelaskan materi pembelajaran 4 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis 2 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan cara passing bawah sesuai dengan cara siswa sendiri 3 8 Guru membimbing siswa mendapatkan 3 11

No Nilai Aktivitas 4 3 2 1 Total informasi melalui praktek 9 Guru menganalisis hasil temuan siswa 3 10 Guru menutup kegiatan pembelajaran 4 Skor 31 Data di atas menunjukkan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Skor akhir aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran siklus I dapat dihitung menggunakan rumus: SA = x 100% = = 77,50% Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase aktivitas guru sebesar 77,50 % dan masuk pada kriteria baik. Skor akhir aktivitas guru pada siklus I masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan. e. Revisi Data hasil kegiatan pembelajaran pada siklus I menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Hal ini terlihat dari presentase kemampuan passing bawah dan aktivitas belajar serta aktivitas guru yang masih berada di bawah indikator keberhasilan. Keadaan ini disebabkan oleh adanya kekurangankekurangan pada kegiatan pembelajaran siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran siklus I diantaranya: 1) Guru kurang memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru. 2) Guru kurang memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. 3) Guru belum bisa memanfaatkan waktu secara optimal ketika kegiatan pembelajan berlangsung. Hal ini menyebabkan kegiatan demonstrasi tidak dapat berjalan dengan lancar. 4) Siswa harus selalu membutuhkan bimbingan Kekurangan-kekurangan pada kegiatan pembelajaran yang telah disebutkan di atas harus dijadikan rancangan perbaikan pada kegiatan penelitian siklus II. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, hal-hal yang harus dilakukan yaitu: 1) Guru harus menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada siswa sebelum kegiatan demonstrasi dilakasanakan. Apersepsi dan motivasi akan membuat siswa merasa lebih siap dalam menerima materi. Sehingga pada saat guru mendemonstrasikan materi senam dasar 12

pengembangan diri, siswa sudah mempunyai gambaran awal tentang materi tersebut. 2) Guru harus memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dengan maksimal. 3) Guru harus bisa membagi waktu dengan baik sehingga semua kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat berjalan lancar. 2. Siklus II Kegiatan pembelajaran pada siklus II sama seperti kegiatan pembelajaran pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II melalui empat tahap kegiatan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tindakan siklus II dilaksanakan pada 3 April 2014 dan 10 April 2014. Gambaran dari masing-masing tahapan kegiatan tersebut sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Peneliti merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta skenario tindakannya, menyesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus pertama. Terkait dengan revisi RPP tersebut, peneliti juga menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang diperlukan seperti:lembar tes dan lembar observasi. b. Pelaksanaan Pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran mengenai passing bawah dalam permainan voli mini bola melalui metode pembelajaran inkuiri. Adapun pelaksanaan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal Di awal pembelajaran siswa dibariskan terlebih dahulu kemudian berdoa. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa, memotivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengorganisasikan siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan prosedur langkah-langkah pembelajaran. Setelah guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran, siswa melakukan pemanasan. Dalam melakukan pemanasan ini siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa harus diatur atau dikomando oleh guru. Fungsi guru hanya mengawasi saja. 2. Kegiatan Inti Siswa dibagi menjadi empat kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, lalu materi yang diberikan adalah teknik melakuka passing bawah dalam permainan voli mini. a. Tahap pertama: Menyajikan pertanyaan atau masalah. Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan atau masalah, dan guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru mengajukan pertanyaan tentang cara atau teknik melakukan passing bawah dalam 13

permainan voli mini. Sementara itu siswa memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru b. Tahap kedua: Membuat hipotesis. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: Membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis tentang bagaimana caranya agar bisa melakukan passing bawah. Selanjutnya siswa berpikir dan berhipotesis untuk dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. c. Tahap ketiga: Merancang percobaan. Pada tahap ini guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan. Misalnya: guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan urutan tentang cara melakukan passing bawah dengan cara mereka sendiri, siswa menjelaskan secara verbal dan siswa belum mempraktekkan dengan gerakan. d. Tahap keempat: Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Pada tahap ini guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek. Adapun kegiatan yang berlangsung dalam PBM yaitu guru: memberi kebebasan pada siswa untuk mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. Dalam hal ini guru membimbing dan mengawasi siswa. Kemudian Siswa mencoba dan mempraktekkan cara melakukan passing bawah dengan hasil pikiran dan temuan mereka sendiri. e. Tahap kelima: Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah seluruh siswa mempraktekkan, guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjelaskan tentang cara melakukan passing bawah berdasarkan hasil temuan masing-masing siswa, dan peran guru di sini adalah menganalisis hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru mengajukan pertanyaan dapatkah kalian menjelaskan dan mendemonstrasikan pada cara melakukan passing bawah? Hal yang dilakukan oleh Siswa adalah berpikir dan bergerak f. Tahap keenam: Membuat kesimpulan. Pada tahap ini guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Maksudnya guru memberi kesempatan pada siswa untuk menyimpulkan tentang hasil temuan siswa. Kegiatan yang berlangsung dalam PBM adalah guru melihatbahwa siswa sudah dapat melakukan passing bawah dalam permainan voli mini, kemudian guru meminta siswa untuk menyimpulkan cara-cara melakukan passing bawah. Kemudian siswa menyimpulkan tentang cara melempar dan menangkap bola secara verbal dan juga dengan gerakan. 14

3. Penutup Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan sederhana untuk peregangan. Guru menutup pembelajaran dengan melakukan evaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran. Guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. c. Observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yakni pada pertemuan pertama dari setiap siklus. Observer pada penelitian ini berjumlah satu orang yakni teman sesama guru di SDN 9 Hegarsari. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. d. Refleksi Pada pertemuan ke dua siswa diberikan tes praktik untuk mengetahui kemampuan passing bawah setelah dilakukan pembelajaran melalui metode inkuiri. Hasil tes pada siklus II disajikan dalam tabel 7 Tabel 7 Kemampuan Passing Bawah pada Siklus II No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan 1 S-1 88 75 Tuntas 2 S-2 86 75 Tuntas 3 S-3 85 75 Tuntas 4 S-4 84 75 Tuntas 5 S-5 88 75 Tuntas 6 S-6 90 75 Tuntas 7 S-7 74 75 Belum Tuntas 8 S-8 88 75 Tuntas 9 S-9 86 75 Tuntas 10 S-10 90 75 Tuntas 11 S-11 90 75 Tuntas 12 S-12 74 75 Belum Tuntas 13 S-13 90 75 Tuntas 14 S-14 88 75 Tuntas 15 S-15 88 75 Tuntas 16 S-16 80 75 Tuntas 17 S-17 74 75 Belum Tuntas 18 S-18 85 75 Tuntas 19 S-19 86 75 Tuntas 20 S-20 88 75 Tuntas 21 S-21 90 75 Tuntas 22 S-22 82 75 Tuntas Jumlah 1874 15

No Nama Siswa Nilai KKM Keterangan Rata-Rata 85,18 Tabel 8 Presentase Ketuntasan Siklus II Keterangan Jumlah Persentase Tuntas 19 86,36% Belum Tuntas 3 13,64% Berdasarkan tabel 7 dan 8 diperoleh rata-rata mengenai tes kemampuan passing bawah adalah 85,18. Dari 22 siswa terdapat 19 orang atau 86,36% yang hasil belajarnya tuntas atau mencapai KKM. Sedangkan 3 orang lainnya atau sebesar 13,64% masih belum tuntas. Selain mengamati hasil tes kemampuan passing bawah, dilakukan observasi utuk mengamati aktivitas belajar siswa selama proses kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri dilaksanakan. Berikut ini disajikan hasil observasi mengenai aktivitas belajar siswa dalam tabel 9 Tabel 9 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II Perhartian Minat Ketepatan No Subjek 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Jumlah 1 s-1 11 2 s-2 11 3 s-3 11 4 s-4 10 5 s-5 8 6 s-6 10 7 s-7 12 8 s-8 11 9 s-9 10 10 s-10 8 11 s-11 12 12 s-12 12 13 s-13 12 14 s-14 10 15 s-15 10 16 s-16 8 17 s-17 10 18 s-18 12 19 s-19 9 20 s-20 11 16

Perhartian Minat Ketepatan No Subjek 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Jumlah 21 s-21 11 22 s-22 10 Jumlah 56 21 2 0 44 24 6 0 44 30 2 0 229 Lembar observasi mengenai aktivitas belajar siswa terdiri dari tiga indikator yaitu perhatian, minat dan ketepatan. Untuk mengetahui kriteria aktivitas siswa secara keseluruhan dilakukan perhitungan sebagai berikut. SA = x 100% = x 100% = 86,74% Berdasarkan perhitungan di atas, skor akhir aktivitas siswa pada siklus II sebesar 86,74% atau berada pada kriteria sangat baik. Selain mengamati aktivitas belajar siswa, observer juga mengamati aktivitas guru pada saat pembelajaran berlangsung. Aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II disajikan pada tabel 10 Tabel 10 Aktivitas Guru Pada Pembelajaran Siklus II No Nilai Aktivitas 4 3 2 1 Total 1 Guru mengkondisikan siswa 4 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4 3 Guru memberikan apersepsi dan motivasi. 4 4 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri 3 5 Guru menjelaskan materi pembelajaran 4 6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membuat hipotesis 4 7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan cara passing bawah sesuai dengan cara siswa sendiri 3 8 Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui praktek 3 9 Guru menganalisis hasil temuan siswa 3 10 Guru menutup kegiatan pembelajaran 4 Skor 36 17

Jurnal Ilmiah Guru NEDUBA Data di atas menunjukkan aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode drill. Presentase aktivitas guru pada kegiatan pembelajaran siklus II dapat dihitung menggunakan rumus: Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh presentase aktivitas guru sebesar 90% dan masuk pada kriteria sangat baik. Presentase aktivitas guru pada siklus II sudah berada di atas indikator keberhasilan yang ditentukan. Jika dibandingkan dengan aktivitas guru pada siklus I, maka aktivitas guru pada siklus II mengalami peningkatan. Data-data yang diperoleh pada kegiatan pembelajaran siklus II menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan dengan kegiatan penelitian siklus I. Selain itu presentase ketuntasan hasil belajar dan aktivitas pada kegiatan pembelajaran siklus II berada di atas indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini berhenti pada siklus II. Pembahasan 1. Ketuntasan Kemampuan Passing Bawah Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli mini kelas V SDN IV SDN 9 Hegarsari. Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan pada rata-rata dan persentase ketuntasan tes praktik passing bawah yang dilakukan pada pertemuan kedua dari masing-masing siklus. Ketika menggunakan metode konvensional, kemampuan siswa dalam melakukan passing bawah hanya sebesar 22,73% dengan rata-rata nilai kelas sebesar 66,5. Setelah menggunakan metode inkuiri rata-rata dan tingkat ketuntasan siswa pada mengalami peningkatan secara bertahap mulai dari siklus I sampai kepada siklus II. Pada siklus I persentase ketuntasan kemampuan passing bawah mencapai 40,91% dengan rata-rata nilai kelas 73,59. Nilai rata-rata kelas pada siklus I menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan dari nilai rata-rata kelas sebelum diterapkan metode inkuiri. Pada siklus II persentase ketuntasan siswa mencapai 86,36% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 85,18. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua siswa tuntas mempelajari materi ini. Jika dibandingkan dengan hasil tes praktek pada siklus I, maka dapat dilihat adannya peningkatan rata-rata dan ketuntasan siswa pada tes praktek passing bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode inkuiri terbukti dapat meningkatkan kemampuan passinng bawah pada permainan voli mini di kelas V SDN 9 Hegarsari 2. Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran 18

Aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran belangsung di amati oleh obsever yaitu rekan sesama guru di SDN 9 Hegarsari. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Aktivitas belajar siswa yang diamati selama penelitian ini berlangsung terdiri atas tiga indikator yaitu perhatian, minat dan ketepatan. Sedangkan aktivitas mengajar guru yang diamati ketika penelitian ini berlangsung terdiri atas 10 indikator yang secara lengkap dapat dilihat pada lembar observasi. Pada siklus I diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 74,62%. Artinya aktivitas siswa pada saat kegiatan pembelajaran PJOK berlangsung berada pada kategori baik. 72,73% siswa memiliki memperhatikan proses pembelajaran passing bawah dengan menggunakan metode inkuiri, sehingga perhatian siswa dikategorikan baik. Indikator minat memperoleh persentase 70,45%. Jadi minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PJOK materi passing bawah berada pada kategori baik. Sedangkan indikator ketepatan mencapai persentase 80,68% dan berkategori baik. Artinya siswa dapat mempraktekan passing bawah pada permainan voli mini dengan sangat baik. Persentase aktivitas guru pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri mencapai persentase sebesar 77,50%. Berdasarkan analisis data yang diperoleh berdasarkan pembelajaran pada siklus I maka dapat diketahui bahwa perolehan persentase aktivitas siswa dan guru pada siklus I masih berada di bawah indikator keberhasilan yang ditentukan. Pada siklus II persentase aktivitas siswa yaitu 86,74%. 89,77% siswa memperhatikan proses pembelajaran passing bawah dengan menggunakan metode inkuiri, sehingga perhatian siswa dikategorikan sangat baik. Indikator minat memperoleh persentase 84,09%. Jadi minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PJOK materi passing bawah berada pada kategori sangatbaik. Sedangkan indikator ketepatan mencapai persentase 86,36% dan berkategori sangat baik. Artinya siswa dapat mempraktekan passing bawah pada permainan voli mini dengan sangat baik. Aktivitas guru pada pembelajaran siklus II mencapai 90% dengan kategori sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dan guru pada siklus II lebih baik dari pada aktivitas siswa dan guru pada siklus I. Dengan demikian dapat diketahui bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran guru dan siswa di SDN 9 Hegarsari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli mini mini pada siswa kelas IV SDN 9 Hegarsari tahun pelajaran 2013/2014. Peningkatan kemampuan passing bawah terlihat dari adanya peningkatan persentase ketuntasan hasil tes praktik passing bawah siswa. Pada kegiatan penelitian siklus I rata-rata hasil tes praktik siswa mencapai 73,59 dengan persantase ketuntasan sebesar 40,91%. Pada kegiatan penelitian siklus II, 19

rata-rata hasil tes praktik siswa mencapai 85,18 dengan persentasi ketuntasan mencapai 86,36%. Penerapan metode inkuiri juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PJOK materi bola voli mini mini. Peningkatan aktivitas terlihat dari peningkatan persentase data hasil observasi terhadap aktivitas belajar selama menerapkan metode inkuri. Pada kegiatan penelitian siklus I persentase aktivitas belajar siswa mencapai 74,62% sedangkan pada kegiatan penelitian siklus II persentase aktivitas belajar siswa mencapai 86,74%. Saran Saran yang dapat penulis sampaikan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran PJOK khususnya cabang permainan voli mini antara lain : 1. Bagi Sekolah Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran dilengkapi, sehingga guru dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima materi dengan optimal. 2. Bagi Guru Dalam pembelajaran permainan dengan menggunakan bola khususnya permainan dengan bola besar, sebaiknya guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang inovatif yang disesuaikan dengan karakteristik siswa. Guru juga harus mengerti situasi dan kondisi siswa sehingga dalam pembelajaran semua siswa merasa senang dan gembira. Selain itu peneliti menyarankan untuk menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran voli mini sehingga dapat meningkatkan kemampuan passing bawah siswa. 3. Bagi Siswa Bersikaplah yang baik dan aktif, serta memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikuti berjalan dengan baik dan bermanfaat. DAFTAR PUSTAKA Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. Iskandar, Sarini. M. 2008. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Yrama Widya. Sardiman, A.M.2000. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Pers. Tabrani, Rusyan. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakrata: Prestasi Pustaka. 20