ANALISIS TEORITIS KORELASI KAPASITAS ANGKAT TERHADAP BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN ANGKAT PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TEORITIS KAPASITAS ANGKAT TERHADAP KESEIMBANGAN PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER PADA BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN PENGANGKAT

Pada bab ini, akan dibahas mengenai landasan teori yang berkaitan dengan analisa untuk mengetahui kerja maksimum pada reach stacker.

ANALISIS TEORITIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA BOOM REACHSTACKER DENGAN KAPASITAS ANGKAT MAKSIMUM 40 TON

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

ANALISIS GAYA-GAYA DAN TEGANGAN PADA ALAT PENGANGKUT/ PENYUSUN PETI KEMAS (REACHSTACKER) DENGAN VARIABEL SUDUT DAN PANJANG LENGAN BERUBAH, BEBAN TETAP

MESIN PEMINDAH BAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

1. Jika f ( x ) = sin² ( 2x + ), maka nilai f ( 0 ) =. a. 2 b. 2 c. 2. Diketahui f(x) = sin³ (3 2x). Turunan pertama fungsi f adalah f (x) =.

Soal :Stabilitas Benda Terapung

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini. Truck crane dipergunakan untuk memindahkan bahan-bahan, alatalat

Ilmu Gaya : 1.Kesimbangan gaya 2.Superposisi gaya / resultante gaya

Gambar solusi 28

FISIKA XI SMA 3

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

Soal Ujian Nasional Tahun 2007 Bidang Matematika

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

Turunan Fungsi dan Aplikasinya

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

SOAL UN DAN PENYELESAIANNYA 2007

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

ANALISA STRUKTUR RANGKA DUDUKAN WINCH PADA SALUTE GUN 75 mm WINCH SYSTEM

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

Respect, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 205. Kolom. Pertemuan 14, 15

ANALISA GAYA PADA TELESCOPIC BOOM TRUCK CRANE XCMG QY50K

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Statika & Mekanika Bahan Kode : CIV 102. Sistem Gaya. Pertemuan - 1

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Perontok Padi 2.2 Rangka

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

ANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

Kuliah 8 : Tegangan Normal Eksentris

BAB II - Keseimbangan di bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan

Oleh: Bayu Wijaya Pembimbing: Dr. Ir. Agus Sigit Pramono, DEA

Analisis Stabilitas dan Kekuatan Pengait Bak Angkut Kendaraan Multiguna Pedesaan

BAB II TEORI DASAR. unloading. Berdasarkan sistem penggeraknya, excavator dibedakan menjadi. efisien dalam operasionalnya.

Bagaimana Menurut Anda

Antiremed Kelas 10 Fisika

BAB 1 BAB II PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PREDIKSI UJIAN NASIONAL 2009

Kinematika Sebuah Partikel

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T.

PREDIKSI UAN MATEMATIKA SESUAI KISI-KISI PEMERINTAH

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

15. Dinamika. Oleh : Putra Umar Said Tiga buah peti yang massanya masing-masing : dan

BAB II KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam

BAB IV BUOYANCY DAN STABILITAS BENDA MENGAPUNG

BAB II LANDASAN TEORI

FIsika KTSP & K-13 KESEIMBANGAN BENDA TEGAR. K e l a s. A. Syarat Keseimbangan Benda Tegar

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Session 1 Konsep Tegangan. Mekanika Teknik III

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

Mekanika Rekayasa/Teknik I

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

8. Nilai x yang memenuhi 2 log 2 (4x -

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB 7 ANALISA GAYA DINAMIS

Jenis Gaya gaya gesek. Hukum I Newton. jenis gaya gesek. 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATEMATIKA DASAR TAHUN 1987

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Mesin CNC turning

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

BAB 5 Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

Program Studi Teknik Mesin S1

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Stabilitas Arah Mobil Toyota Agya G dengan Variasi Jumlah Penumpang, Kecepatan Belok, Sudut Belok dan Kemiringan Melintang Jalan

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

BAB II LANDASAN TEORI

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

Antiremed Kelas 10 Fisika

4. Diketahui M = dan N = Bentuk sederhana dari M N adalah... Pilihlah jawaban yang benar.

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Alternatif Perbaikan Perkuatan Lereng Longsor Jalan Lintas Sumatra Ruas Jalan Lahat - Tebing tinggi Km

STUDI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN TUNED MASS DAMPER UNTUK MENGURANGI PENGARUH BEBAN GEMPA PADA STRUKTUR BANGUNAN TINGGI DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK U

Transkripsi:

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 ANALISIS TEORITIS KORELASI KAPASITAS ANGKAT TERHADAP BERBAGAI KOMBINASI SUDUT DAN PANJANG LENGAN ANGKAT PERALATAN PENGANGKAT REACHSTACKER Tugiman Staf pengajar Departemen Teknik Mesin FT.USU ABSTRAK Pada proses pemindahan petikemas yang dilakukan oleh peralatan pengangkat reachstacker dapat dilakukan analisis keseimbangan. Dari analisis ini akan diperoleh optimasi pengaruh antara panjang lengan pengangkat (boom), sudut lengan pengangkat dengan beban dari peralatan pengangkat reachstacker. Dari analisis tersebut akan didapat grafik dari karakteristik pengangkatan peralatan reachstacker. Perhitungan keseimbangan peralatan pengangkat reachstacker dilakukan dalam dua dimensi. Perhitungan dilakukan dengan metode superposisi. Selanjutnya akan didapat formulasi kesimbangan untuk tumpuan roda depan dan belakang. Dengan menggunakan formulasi keseimbangan dapat dicari perhitungan secara menyeluruh pada berbagai sudut dan panjang lengan pengangkat. Cara kedua yang dilakukan yaitu menggunakan metode persamaan diferensial untuk mencari titik maksimum yang terjadi pada peralatan pengangkat reachstacker. Hasil Analisis teoritis dinyatakan dalam bentuk grafik karakteristik pengangkatan. Grafik ini menyatakan bahwa semakin panjang jangkauan maka semakin kecil beban yang dapat diangkat. Dan letak kondisi yang paling kritis terletak pada lengan penyangga hidrolik. Kata Kunci : Reachstacker, Karakteristik Pengangkatan, I. PENDAHULUAN Latar Belakang Kecenderungan untuk memakai peti kemas saat ini semakin tinggi seiring dengan semakin berkembangnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terlihat dari semakin ramainya kegiatan ekspor dan impor dipelabuhan-pelabuhan besar. Sehubungan dengan itu maka dibutuhkan suatu pesawat pengangkat yang dapat mengangkat dan memindahkan peti kemas dari pelabuhan ke kapal atau sebaliknya dengan gerak dan mobilitas yang baik dan aman. Salah satu pesawat pengangkat yang digunakan dalam pelabuhan peti kemas yaitu reachstacker. Reachstacker adalah mobil crane khusus untuk mengangkat peti kemas yang digunakan pada terminal pelabuhan peti kemas. Reachstacker sebagai salah satu mesin pengangkat peti kemas mempunyai peranan besar untuk kelancaran arus keluar masuk barang di pelabuhan. Reachstacker digunakan untuk menyusun peti kemas yang akan dimuat ke kapal dari truck pengangkut peti kemas yang berasal dari penyimpanan sementara peti kemas. Karena mempunyai intensitas pemakaian yang tinggi dan peranan penting dipelabuhan maka kemungkinan terjadinya kerusakan harus dapat dicegah dan diminimalisir. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada reachstacker maka penelitian terhadap berbagai kondisi pembebanan reachstacker sangat diperlukan.. KAJIAN PUSTAKA Reachstacker merupakan salah satu tipe pesawat pengangkat dimaksudkan untuk keperluan mengangkat dan memindahkan barang dari suatu tempat ketempat yang lain yang jangkauannya relatif terbatas. Reachstacker merupakan peralatan pemindah bahan yang paling flexibel 34

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 yang dioperasikan pada terminal pelabuhan kecil maupun sedang. Spesifikasi Reachstacker Data teknis reachstacker untuk perhitungan dapat dilihat pada gambar 1 yaitu : Daya, putaran = 4 kw, 000 rpm Tipe boom = seksi teleskopik M maks = Berat kendaraan = 8400 kg W = Beban maksimal = 99008 N u = jarak maksimum spreader dari tanah = 15 m ll = wheel base = 5,9 m m = Panjang lengan boom(pendek/ panjang) = 9,3/1,0 m n/q = Tinggi keseluruhan,min/max = 4,7/18,1 m o = Lebar keseluruhan,0feet/40feet =,04/1,17 m p = Panjang Keseluruhan dengan lengan = 11,5 m r = jarak roda terluar = 4, m s = panjang mobil = 8 m t = jarak titik berat beban ke roda depan = 1,9 m reachstacker dapat bergerak mengangkat sekaligus berjalan. Berikut merupakan mekanisme yang terdapat pada reachstacker yaitu : 1. Mekanisme penggerak. Mekanisme Pengangkat Persamaan Keseimbangan Persamaan keseimbangan pada reachstacker merupakan hal yang paling utama diketahui sebelum melakukan analisis menyeluruh tentang mekanisme gaya yang terjadi. Dengan menggunakan rumus dasar gaya yaitu : F = m a dapat ditentukan suatu persamaan keseimbangan benda bebas yang menjadi dasar bagi analisis keseimbangan pada reachstacker. Pada saat reachstacker berjalan dangan mengangkat beban maka persamaan keseimbangan yang dapat digunakan untuk komponen sumbu x yaitu : Fx = m a x dimana a x merupakan percepatan yang terjadi pada reachstacker yang sedang bergerak. Untuk komponen gaya pada sumbu y digunakan rumus Fy = 0; Fy = 0; M = 0 Nilai 0 disebabkan karena perubahan percepatan yang terjadi pada gerakan vertical reachstacker sangat kecil sehingga bisa diabaikan. Pada saat akselerasi dan pengereman persamaan yang dapat digunakan yaitu persamaan [lit.1 hal 19] : M G = I G α Gambar 1 Data teknis reachstacker Mekanisme Reachstacker Reachstacker mempunyai beberapa mekanisme dalam melakukan kerja sebagai satu kesatuan dari mesin pengangkat. Beberapa mekanisme bersinergi menjadikan dimana M G merupakan momen pada titik berat α merupakan percepatan sudut I G merupakan momen inersia pada titik berat. 35

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 3. ANALISIS DAN PERHITUNGAN Analisis Gaya Kesetimbangan Pada Kondisi Idle Kondisi idle reachstacker merupakan kondisi dimana lengan pengangkat tidak mengangkat beban dan posisi lengan sejajar dengan permukaan tanah seperti pada gambar.. Bagian penyangga hidrolik Bagian penyangga hidrolik merupakan batang dua gaya. Gaya yang terjadi sama besar dan berlawanan arah. Sudut yang terjadi pada lengan penyangga hidrolik dengan permukaan tanah disebut sudut β. Gambar 4 menunjukkan diagram gaya yang terjadi pada lengan penyangga hidrolik Gambar 4. Diagram gaya lengan penyangga hidrolik Gambar. Kondisi idle gaya yang terjadi pada lengan/ boom pengangkat Analisa gaya yang terjadi pada reachstacker dapat pecah menjadi beberapa bagian. Bagian tersebut dapat dipisahkan menjadi tiga bagian besar yaitu 1. Bagian lengan/ boom Bagian lengan pengangkat memiliki dua posisi tumpuan yaitu titik a dan titik c. adapun gaya lain yang terjadi berupa gaya yang berasal dari berat lengan penyangga itu sendiri maupun yang berasal dari berat peti kemas dan komponen pengangkat spreader dan trolley. Gambar 3 menunjukkan gaya yang terjadi pada lengan/ boom pengangkat 3. Bagian mobil reachstacker Bagian mobil reachstacker merupakan bagian yang menopang seluruh komponen yang ada. Pada mobil reachstacker terdapat gaya gaya yang secara langsung mempengaruhi kestabilan dari seluruh komponen pada reachstacker. Gaya gaya yang terjadi meliputi gaya normal yang ada pada bagian roda. Bila gaya normal yang terjadi pada masing masing roda bernilai negatif itu berarti terjadi jungkir atau tidak seimbang pada reachstacker. Pada gambar 5. ditunjukkan gaya yang terjadi pada mobil reachstacker. Gambar 3. Gaya luar lengan pengangkat pada posisi idle Gambar 5. Diagram gaya pada mobil reachstacker 3

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 Analisa gaya pada lengan pengangkat Dengan menggunakan persamaan.4 maka dapat dihitung kesetimbangan pada reachstacker. analisa dibagi menjadi dua bagian besar yaitu pada bagian lengan lalu analisa kesetimbangan pada bagian mobil reachstacker Dari data survey didapat : maks 0 G 49050N (berat trolley dan komponen pengait spreader) W = m. g W = 40000 kg x 9,81 = 39400 N dimana : α, yaitu sudut lengan pengangkat maksimum terhadap garis horizontal G, yaitu berat trolley dan spreader (komponen pengait peti kemas) W, yaitu berat peti kemas dengan kapasitas maksimum 40 ton Dengan menggambarkan gaya gaya yang bekerja pada lengan pengangkat, maka didapat diagram benda bebas pada gambar. Gambar 7. Hasil verifikasi sudut Dari gambar terlihat sudut cb dengan garis horizontal membentuk sudut. Sudut yang terjadi tidak banyak mengalami perubahan. Panjang lengan hidrolik yaitu 3,5 m dan panjang maksimum lengan penyangga hidrolik yaitu,5 m. Maka persamaan kesetimbangan pada boom pengangkat dapat dilihat pada gambar, maka diperoleh : F x Fax Fcb cos 5 = 0 F y -Fay + Fcb sin 5 W 3 W 4 = 0 -Fay + Fcb sin 5 = 1900 N Gambar. Gaya luar pada lengan M a -W 4 r 1 W 3 r + Fcb sin5 R 3 + Fcb cos5 R 4 = 0 Panjang lengan penyangga hidrolik maksimum yaitu,5 meter dan minimum yaitu 3,5 m. Untuk sudut antara penyangga hidrolik dengan sumbu x dapat ditentukan melalui verifikasi berdasarkan panjang lengan penyangga hidrolik. Hasil verifikasi sudut pada lengan Fcb terlihat pada gambar 7. Dimana : R 1 yaitu panjang lengan sebesar 9,5 m R yaitu jarak titik tumpu ke titik berat lengan sebesar 4,8 m R 3 yaitu jarak titik tumpu ke titik penyangga hidrolik 3,15 m R 4 yaitu jarak proyeksi y titik tumpu ke titik penyangga 3,15 sin α maka didapat : Fcb = 535,3 kn 37

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 Dengan mensubstitusikan persamaan 3 ke 1 didapat nilai Fax = 99,34 kn Dengan mensubstitusikan persamaan 3 ke didapat nilai Fay = 47,59 kn Analisa gaya pada mobil reachstacker Dengan metode persamaan kesetimbangan, gaya keseimbangan mobil reachstacker dapat diketahui pada gambar 8. satu varibel bebas dari perhitungan kesetimbangan yang terjadi pada mekanisme reachstacker. Variasi sudut lengan pengangkat ini diambil dengan interval 10. Perhitungan dimulai pada saat kondisi idle atau 0 sampai dengan kondisi maksimum yaitu 0. Perhitungan dilakukan berbagai sudut lengan dengan panjang lengan minimum 9,5 meter. Variasi panjang lengan diambil dengan interval 0,5 meter. Penentuan interval ini digunakan untuk menjaga tingkat keakurasian perhitungan. Panjang lengan dimulai pada kondisi memendek atau posisi idle sampai pada posisi maksimum yaitu 15,5 meter diperlihatkan pada gambar 9. 4N f ront(kn ) N rear(kn) Gambar 8. Gaya pada mobil reachstacker [sumber : survey dilapangan] Asumsi terjadinya jungkir pada reachstacker yaitu bila gaya normal yang terjadi pada titik sentuh roda belakang atau roda depan dengan permukaan tanah 0. ΣM rear = 0 N rear = 354,44 kn jadi pada saat kondisi idle yaitu tanpa pembebanan, gaya normal yang terjadi pada roda depan sebesar 811,73 kn dan gaya yang diterima pada roda belakang sebesar 354,44 kn. Analisis Gaya Pada Kondisi Sudut Dan Panjang Lengan Pengangkat Bervariasi Tanpa Pembebanan. Gaya normal pada tumpuan roda dengan variasi sudut lengan pengangkat. Sudut lengan pengangkat merupakan salah g a y a p a d a t u m p u a n r o d a 811.73 73.54 9.1 7.47 585.7 354.44 30.3 353.10 330.3 307.08 Gambar 9. Gaya pada tumpuan roda dengan panjang lengan 9,5 meter tanpa beban 537.87.53 0 10 0 30 40 50 0 sudut lengan pengangkat Analisis Gaya Pada Kondisi Sudut Dan Panjang Lengan Pengangkat Bervariasi dengan Pembebanan Maksimum. 481.58 31.9 38

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 g a y a p a d a t u m p u a n r o d a Pada pembebanan maksimum sudah mewakili dari keseluruhan berat yang diijinkan. Kecendrungan gaya gaya yang terjadi pada kondisi pembebanan hampir sama dengan pada kondisi tanpa beban yaitu semakin besar sudut lengan pangangkat maka semakin kecil gaya yang terjadi. Namun terdapat perbedaan pada nilai W 4, yaitu jika sebelumnya berat W 4, sama dengan berat trolley dan spreader maka pada kondisi dengan pembebanan ditambahkan berat petikemas sebesar 40000 kg yang setara dengan 39400 N. Pada pembebanan ini, variasi yang sama juga dilakukan seperti pada tanpa pembebanan. Sudut yang diambil dengan interval 10 dan panjang lengan pengangkat dengan interval 0,5 meter dengan beban maksimum 40 ton. 31.3 87. 17.4 771.19 4N front(kn) 1940.4 8.51 N rear(kn) 1730.03 488.3 0 30 40 50 0 1480.34 335.31 4Nfront = Fax 3,9 Fbx 0,8 Fby 5,15 Fay 0,1 w1 0,05 w,9 Nrear = - Fax 3,9 Fay 5,9 Fby 0,85 Fbx 0,8 w 3,1 w1 5,95 Variabel yang menjadi batasan dalam perhitungan ini adalah sama dengan perhitungan sebelumnya yaitu variabel sudut lengan pengangkat, panjang lengan. Kedua variabel tersebut dapat digunakan kedalam persamaan diferensial dengan kombinasinya. Kedua kombinasi dalam penggunaan persamaan diferensial yaitu : 1. sudut lengan berubah, panjang lengan dan beban tetap. panjang lengan berubah, sudut lengan dan beban tetap. 1. Sudut lengan berubah, panjang lengan dan beban tetap. Nrear dan 4Nfront dapat dijabarkan terlebih dahulu sebelum diambil turunan pertamanya dengan mensubstitusikan besar dari masing masing gaya yang dicari. Persamaan dnrear diferensial akan menjadi. d sudut lengan pengangkat Gambar 10. Gaya pada tumpuan roda dengan panjang lengan 11,5 meter dengan beban 40 ton Analisis Gaya Maksimum Dengan Persamaan Diferensial Perhitungan persamaan diferensial dengan variabel sudut berubah, panjang lengan tetap, beban tetap, untuk mendapatkan gaya maksimum. Pada perhitungan ini, rumus yang digunakan untuk perhitungan menggunakan persamaan diferensial diambil dari persamaan (4) dan (5). dan mengambil panjang lengan 14 meter tanpa dikenakan beban maka persamaan Nrear = -Fax 3,9 Fay 5,9 Fby 0,85 Fbx 0,8 w 3,1 w1 akan diturunkan dengan persamaan dnrear d -95,97 cos α = 95,97 sin α sin = -1 cos sin = -1 cos tan α = -1 α = 0 ~ 90 5,95 39

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 persamaan 4Nfront = Fax 3,9 Fbx 0,8 Fby 5,15 Fay 0,1 w1 0,05 w,9 akan diturunkan dengan persamaan d4nfront d -444,89 cos α = 444,89 sin α sin = -1 cos sin = -1 cos tan α = -1 α = 0 ~ 90. Panjang lengan berubah, sudut lengan dan beban tetap. Cara yang digunakan sama dengan metode yang pertama yaitu persamaan 4 dan 5 dijabarkan dengan data yang ada. Sedangkan nilai yang berubah yaitu panjang lengan. Panjang lengan dilambangkan dengan x. Nilai α yang pada perhitungan pertama merupakan nilai yang menjadi faktor turunan, maka pada perhitungan ini nilai α diasumsikan dengan besar 50 dan data yang lain diambil dari data pada perhitungan sebelumnya. Persamaan Nrear = ` akan diturunkan dengan persamaan dnrear dx dnrear 15,3 dx Persamaan 4Nfront = Fax 3,9 Fbx 0,8 Fby 5,15 Fay 0,1 w1 0,05 w,9 dapat diturunkan dengan persamaan d4nfront dx d4nfront dx 3,71 4. DISKUSI HASIL Dari ketiga kondisi batas yang dibuat terdapat satu kondisi yang berpeluang besar bagi reachstacker untuk terjadi ketidak seimbangan. Kondisi itu terjadi pada panjang lengan. Kondisi panjang lengan yang berpeluang yaitu pada kondisi panjang 15,3 meter. Namun secara keseluruhan peluang untuk terjadinya jungkir sangat kecil terjadi. Hal yang terjadi yaitu kerusakan pada lengan penyangga hidrolik yang diakibatkan oleh besarnya beban yang diberikan pada lengan penyangga tersebut. Kondisi ini dapat dibuktikan dengan perhitungan tekanan hidrolik berikut yaitu: P = A F F : gaya yang terjadi pada lengan penyangga hidrolik yang pada perhitungan sebelumnya diberi notasi Fcb (kn) A : luas penampang saluran hidrolik, d = 1 cm (m ) kn P : tekanan hidrolik m dengan menggunakan gaya Fcb dari perhitungan tabel 3.3 dengan sudut 10 yaitu 780,33 kn dan A = 4 d d = 1 cm = 0,1 m A = 0,0113 m Maka P = 780,33 0,0113 P = 4, MPa kn = 4017,9 m Dengan gaya Fcb sebesar 780,33 kn didapat tekanan sebesar 4, MPa. Tekanan yang terjadi melebihi tekanan hidrolik maksimum yang dapat diberikan pada alat pengangkat reachstacker yaitu sebesar 0,7 MPa. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar 11. Kurva yang berwarna merah merupakan grafik lengan pengangkat dengan panjang 11,5 13,5 40

Jurnal Dinamis Vol. II, No., Januari 010 ISSN 01-749 dan 15,5 meter. Ordinat dari diagram menyatakan kapasitas angkat dari mesin pengangkat reachstacker yang aman, dalam ton. Sedang absis menyatakan jarak jangkauan dari mesin pengangkat reachstacker yaitu tiap titik dari kurva menunjukkan berat aman dari beban yang diangkat pada jarak jangkauan yang ditentukan. tumpu roda depan selalu jauh lebih besar dari gaya pada titik tumpu roda belakang. DAFTAR PUSTAKA [1] Hibbeler, R. C. 001, Dynamics study pack. London: Prentice-Hall International [] Hibbeler, R. C. 1998, Mekanika teknik statika. Jakarta: Prenhallindo [3] Kamarwan, Sidharta S. 1988, Mekanika Bahan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. [4] Meriam, J.L. 1991, Mekanika teknik edisi kedua statika. Jakarta: Penerbit Erlangga [5] Muin, Syamsir A. 1995, Pesawatpesawat pengangkat. Jakarta: PT Gambar 11. Karakteristik pebebanan. KESIMPULAN Raja Grafindo Persada. [] Sullivan, James A. 1989, Fluid power theory and applications fourth edition. London: Prentice- Hall International. Dalam studi ini diperoleh kesimpulan [7] : Verschoof, J. 1999, Cranes- 1. Bahwasanya semakin panjang Design, Practice, and lengan pengangkat maka semakin Maintenance. London: Great kecil beban yang dapat diangkat Britain. dan semakin besar sudut lengan [8] Gere & Timoshenko. 199, pengangkat maka semakin besar Mekanika Bahan. Edisi beban yang dapat diangkat oleh Kedua,Versi SI. Alih Bahasa mesin pengangkat reachstacker. Hans. J. Wospakrik. Jakarta: Seperti terlihat pada grafik Penerbit Erlangga. karakteristik pembebanan [9] Ronni Bako, Analisis Teoritis Kapasitas Angkat Terhadap Keseimbangan Peralatan PengangkatReachstacker Pada Berbagai Kombinasi Sudut Dan Panjang Lengan Pengangkat, Skripsi mahasiswa Departemen Teknik Mesin, Tahun 009. Posisi kritis terjadi pada titik b dan c lengan penyangga hidrolik. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan gaya yang terdapat pada titik 41