11 August 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Perekonomian AS Masih Loyo, Rupiah Terkoreksi Perekonomian AS Loyo, Dolar AS Tertekan Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id Anton Gunawan Ekonom Kepala anton.gunawan@danamon.co.id anton.gunawan@danamon.co.id Helmi Arman Ekonom/Analis Pasar Obligasi helmi.arman@danamon.co.id elmi Arman Ekonom/Analis Pasar Obligasi helmi.arman@danamon.co.id Dalam sebulan terakhir, perkembangan data ekonomi AS cukup merisaukan. Secara bertubi-tubi, perkembangan beberapa indikator ekonomi penting mengalami perburukan. Kepercayaan konsumen menurun drastis, kepemilikan rumah baru masih sangat rendah dan harga jual rumah tak kunjung beranjak naik, defisit perdagangan makin besar, dan inflasi bergerak sangat rendah. Begitu juga dengan PMI sektor manufaktur yang menurun, kemudian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2010 turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, serta pertumbuhan konsumsi rumah tangga terkoreksi cukup tajam. Kinerja yang negatif dari indikator-indikator tersebut diikuti juga oleh data terbaru per 5 Agustus yaitu initial jobless claim. Initial jobless claim kembali meningkat menjadi 479 ribu orang pada bulan Juli dari 475 ribu orang pada bulan sebelumnya (Gambar 1). Dalam 4 bulan terakhir, terdapat peningkatan tren jumlah penduduk menganggur yang mengambil claim subsidi pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah pengangguran di AS masih belum teratasi dengan baik. Buruknya perkembangan ekonomi AS mengakibatkan meningkatnya persepsi risiko gagal bayar obligasi pemerintah AS (Gambar 2). Akibatnya, Dolar AS mengalami tekanan terhadap mata uang dunia dan Asia (Gambar 3). Sepanjang bulan Juli sampai minggu I Agustus, Dolar AS terus melemah terhadap hampir seluruh mata uang dunia. Dolar AS terdepresiasi cukup signifikan terhadap mata uang utama dunia sebesar 8,4% selama 2 bulan terakhir. tercatat pada level 80,96 per 10 Agustus lebih baik sedikit dibandingkan 2 hari sebelumnya. Tekanan terhadap Dolar AS mungkin dapat berlanjut, jika tren pemulihan ekonomi AS makin melambat atau buruk. Eropa Sedikit Tenang, Euro Menguat Terhadap Dolar AS Di saat awan mendung menaungi perekonomian AS, sentimen negatif terhadap perekonomian Eropa mulai sedikit berkurang. Kekuatiran risiko gagal bayar obligasi pemerintah negara-negara kawasan Uni Eropa mulai berkurang meskipun akhir-akhir ini agak sedikit naik. Rentang CDS-5 tahun negara-negara PIIGS meningkat tipis (Gambar 4). Kondisi ini membuat tekanan di bursa saham Eropa agak mereda. Bursa Eropa selama sebulan terakhir menunjukkan kinerja yang positif. Indeks harga saham Euro Stoxx 50 tercatat 2808 per 10 Agustus, telah naik 12,0% dibandingkan dengan level terendah yang terjadi pada bulan Juli yaitu 2507 per 5 Juli. Namun demikian, kondisi bursa ini masih sangat rentan terhadap sentimen negatif, terlihat dari masih tingginya fluktuasi harga saham di Eropa (Gambar 5). Sementara itu mata uang Euro setelah mencapai level terendah EUR 1,19/USD secara perlahan mengalami penguatan terhadap Dolar AS. Pada saat ini Euro sudah berada di level 1,32 per 10 Agustus (Gambar 5). Artinya telah terjadi apresiasi sebesar 10,6%. Danamon Economic & Market Research 1
Rupiah Agak Tersendat? Tekanan terhadap Dolar AS begitu gencar akhir-akhir ini karena buruknya perkembangan perekonomian AS. Kondisi ini ternyata tidak terlalu berdampak negatif pada perekonomian kawasan Emerging Markets Asia dan domestik. Bursa saham di Emerging Markets Asia menunjukkan kinerja positif (Gambar 6) dengan hanya terjadi sedikit koreksi secara teknikal, begitu juga dengan mata uangnya (Gambar 7). Masalah gejolak produksi gandum di Rusia, Kanada, Kazakhstan, dan Ukrania, sampai saat ini dampak negatifnya relatif terbatas di bursa saham dunia dan regional. Seminggu yang lalu (2 6 Agustus), indeks harga saham dunia hanya terkoreksi tipis karena periode sebelumnya telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sementara itu, mata uang negara Emerging Markets Asia masih menunjukkan adanya perbaikan. Secara rata-rata, indeks mata uang asia menguat 0,64% terhadap Dolar AS, di mana Filipina mengalami apresiasi tertinggi sebesar 1,56%, kemudian diikuti oleh Korea sebesar 1,44% (Gambar 7). Kondisi positif di kawasan Emerging Markets, menyebabkan bursa domestik dan Rupiah relatif tenang, walaupun ada sedikit koreksi dalam beberapa hari ini. Tingginya kepercayaan investor terhadap fundamental perekonomian domestik, ditambah dengan masih menariknya imbal hasil investasi di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara di kawasan regional mengakibatkan aliran modal asing terus mengalir ke perekonomian Indonesia. Minat asing untuk mengoleksi obligasi pemerintah Indonesia masih cukup tinggi. Imbal hasil obligasi pemerintah menurun dibandingkan dengan seminggu yang lalu (Gambar 8). Kepemilikan asing terus meningkat menjadi Rp. 178,28 triliun per 10 Agustus dari Rp. 172,22 triliun pada akhir Juli 2010. Dengan masih lemahnya perekonomian AS, tren indeks Dolar AS masih berpotensi melemah. Namun, secara teknikal indeks Dolar AS ada kemungkinan menguat dalam seminggu ke depan. Oleh karena itu, Rupiah diperkirakan cenderung melemah tipis terhadap Dolar AS dalam seminggu ke depan, walaupun arus modal asing masih membanjiri pasar domestik. Danamon Economic & Market Research 2
Gambar 1. Initial Jobless Claim AS Cenderung Meningkat Gambar 2. Kekuatiran di AS Meningkat, Rentang CDS-5 Tahun Bergerak Naik 725 650 575 Initial Jobless Claim (Ribu Orang) Tingkat Pengangguran (%, sumbu kanan) 11 10 9 500 8 425 7 350 6 275 5 200 4 04 04 05 05 06 06 07 07 08 08 09 09 10 10 Gambar 3.. Tertekan, Mata Uang Asia Cenderung Menguat Gambar 4. Kekuatiran di Eropa Agak Mereda, Rentang CDS-5 Tahun Meningkat Tipis, Kecuali Yunani 90 113.5 88 112.8 86 112.0 84 111.3 82 Indeks Asia (sumbu kanan) 110.5 80 109.8 78 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 10 Aug-10 109.0 Gambar 5. Euro Menguat dan Bursa Saham Eropa Membaik Gambar 6. Kinerja Saham Asia Positif (Indeks 28 Oktober = 100) 1.40 SX5E (Eropa) EUR/USD (sumbu kiri) 3,200 310 280 SHCOMP (Shanghai) DJI (New York) JCI (Jakarta) NKY (Tokyo) 1.35 3,050 250 SX5E (Eropa) STI (Singapura) KLCI (Kuala Lumpur) 1.30 2,900 220 190 1.25 2,750 160 1.20 2,600 130 100 1.15 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 10 Aug-10 2,450 70 10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 10 Aug-10 Danamon Economic & Market Research 3
Gambar 7. Kinerja Mata Uang Asia Positif; Apresiasi (+)/ Depresiasi (-) Gambar 8. Imbal Hasil Obligasi Pemerinah Indonesia Turun 7.5 6.0 4.5 3.0 1.5 Indonesia Malaysia Singapura India Japan Korea Filipina Thailand Indeks Asia Eropa 0.0-1.5-3.0-4.5-6.0 12-16 Juli 19-23 Juli 26-30 Juli 2-6 Agt Gambar 9. Tren Rupiah dan 8,925 9,000 Rp/USD (sumbu kiri) 92.1 89.8 9,075 87.5 9,150 85.2 9,225 82.9 9,300 80.6 9,375 78.3 9,450 10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 May-10 Jun-10 10 Aug-10 Sumber: Bloomberg (10 Agustus 10) 76.0 Danamon Economic & Market Research 4
Indonesia: Proyeksi Indikator-Indikator Perekonomian 2007 2008 2009 2010E* 2011E* Produk Domestik Bruto Riil (% tahun thd tahun) 6,3 6,1 4,5 6,0 6,5 6,2 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 9,8 8,6 7,9 7,6 7,1 Neraca Perdagangan Barang (USD miliar) 32,8 22.9 35,2 35,3 36,4 Neraca Transaksi Berjalan (% thd PDB) 2,5 0,1 2,0 0,9 0,4 Cadangan Devisa Bank Indonesia (USD miliar) 56,9 51,6 66,1 82,2 93,2 Nilai Tukar Rp/USD (akhir-tahun) 9.419 10.950 9.400 9.150 9.325 Nilai Tukar Rp/USD (rata-rata) 9.136 9.678 10.399 9.175 9.238 Suku bunga kebijakan BI (%, akhir-tahun) 8,00 9,25 6,50 7,00 7,50 Inflasi harga konsumen (%, tahun thd tahun) 6,6 11,1 2, 8 6,1 6,2 Defisit / Surplus APBN (% thd PDB) -1,3-0,1-1,6-1,7-1,5 Peringkat utang oleh S&P BB- BB- BB- BB BB+ Sumber: BPS, CEIC, * Proyeksi Danamon Kamus istilah Indeks Asia Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Credit Default Swap (CDS) PIIGS Surat Berharga Negara (SBN) : Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang utama, yang terdiri atas enam negara maju (G6) yakni: Euro, Yen Jepang, Pound Sterling Inggris, Dolar Kanada, Danish Krone Denmark, dan Swiss Franc. Indeks Dolar populer dipakai untuk menggambarkan tren Dolar AS secara umum. : Indeks rata-rata tertimbang nilai tukar Dolar AS terhadap sepuluh mata uang negara Asia: Yuan Cina, Dolar Hongkong, Ruppe India, Rupiah Indonesia, Won Korea, Ringgit Malaysia, Peso Filipina, Dolar Singapura, Dolar Taiwan, Bath Thailand. : Surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-6 bulan) dengan sistem diskonto / bunga. : Indikator ini sering digunakan untuk membandingkan indikator persepsi risiko antarnegara. Jika CDS makin rendah maka tingkat risiko suatu negara juga berkurang. : Singkatan dari Portugal, Irlandia, Italia, Greece/Yunani, dan Spanyol. : Surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI dan digunakan untuk membiayai defisit APBN serta menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran. Purchasing Managers Index (PMI) : Suatu indikator yang menggambarkan aktivitas produksi sektor manufaktur dan jasa. Indikator ini mencerminkan apakah kondisi bisnis sekarang lebih baik dari bulan sebelumnya. Jika indeks PMI > 50 berarti terjadi ekspansi ekonomi, sebaliknya kontraksi ekonomi. Danamon Economic & Market Research 5
Riset Ekonomi dan Pasar Keuangan Anton H. Gunawan Ekonom Kepala +62 21 5799-1466 anton.gunawan@danamon.co.id Helmi Arman Ekonom / Analis Pasar Obligasi +62 21 5799-1563 helmi.arman@danamon.co.id Anton Hendranata Ekonom / Ekonometrisi +62 21 5799-1563 anton.hendranata@danamon.co.id PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Menara Bank Danamon Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E IV #6 Mega Kuningan, Jakarta 12950 INDONESIA *** Facs: +62 21 5799-1048 SERTIFIKASI ANALIS Dengan ini kami mensertifikasi bahwa semua pandangan yang diutarakan dalam laporan riset ini merefleksikan pendapat pribadi kami secara akurat. Tidak ada bagian dari remunerisasi kami yang dihubungkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan rekomendasi dan / atau pendapat yang diutarakan dalam laporan ini. DISKLAIMER Informasi yang terkandung dalam laporan ini diambil dari sumber-sumber yang kami anggap bisa dipercaya. Namun, PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya tidak menjamin atau menerima tanggung-jawab terkait dengan keakuratan dan kelengkapan dari informasi dan / atau pandangan-pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Kami menolak permintaan tanggung jawab terhadap segala kerugian, kerusakan, tagihan, dan / atau biaya-biaya yang timbul dari siapapun sebagai akibat dari tindakan yang didasari pada informasi atau pandangan yang diutarakan dalam laporan ini. Informasi dalam laporan ini dimaksudkan sebagai bahan informasi umum dan tidak boleh dianggap sebagai rekomendasi dari PT Bank Danamon Indonesia, perusahaan-perusahaan afiliasinya, serta karyawan-karyawannya untuk melakukan investasi, transaksi keuangan dan / atau perjanjian tertentu dengan pihak manapun. Laporan ini tidak ditujukan secara khusus bagi pihak-pihak yang menerimanya. Dalam membuat suatu keputusan investasi, sebaiknya anda melakukan analisa dan evaluasi independen, serta mencari nasihat hukum dan keuangan profesional. Danamon Economic & Market Research 6