BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar sesuai dengan spesifikasi yang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II DATA TEKNIS PROYEK

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.



BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

KERJA PRAKTEK PELAKSANAAN PEKERJAAN PONDASI BORED PILE

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

LAPORAN KERJA PRAKTEK METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BORED PILE PROYEK PALM REGENCY (Apartmen dan Mall)

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengendalian proyek yaitu Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

a socioproject networking

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN


BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:

1. PROJECT MANAGER (PM)

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

Dian Rahayu Rose Marini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Skema Langkah-langkah Penelitian

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

PELAKSANAAN PROYEK DENGAN METODE GEDUNG PM3 PT. ADIPRIMA SURAPRINTA GRESIK OLEH : ARIFIAN SYAH PUTRA

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

BAB I PENDAHULUAN. kapan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan, bagaimana

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK


Kajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Transkripsi:

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacammacam unsur dan komponen pendukung. Salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik. 6.2 Pengendalian Proyek Pengendalian proyek merupakan suatu kegiatan pengawasan (monitoring) suatu proyek agar proyek tersebut dapat berjalan dengan lancar dan didapatkan hasil yang berkualitas serta sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan diperlukan suatu media atau alat yang mampu merangkum informasi-informasi secara tepat dan cepat. Umumnya pengendalian tersebut menggunakan media seperti jaringan kerja, master schedule, kurva S dan formulir disamping kontrak (spesifikasi teknis, gambar, dll). Media komunikasi tersebut bermanfaat untuk memastikan tentang kondisi kemajuan proyek, masalah yang terjadi, serta keputusan dan tindakan yang diambil oleh pihak yang berwenang. Pengendalian Proyek dilaksanakan secara umum dapat dikelompokan sebagai berikut : 1) Pengendalian Mutu 2) Pengendalian Waktu 3) Pengendalian Biaya VI - 1

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adalah pengendalian mutu bahan dan pengendalian mutu peralatan. Tujuan dari pengendalian mutu adalah agar kualitas pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan/material struktur, peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan dan hasil pekerjaan. Hal-hal yang dilakukan dalam pengawasan kualitas atau mutu pekerjaan pondasi di proyek 45 Antasari antara lain adalah sebagai berikut: 1) Pengawasan langsung pekerjaan pondasi mulai dari pengeboran, pemasangan tulangan hingga pengecoran. Gambar 6.1 Pemasangan tulangan VI - 2

2) Pengukuran langsung kedalaman pondasi di lapangan menggunakan meteran saat proses pengeboran. Gambar 6.2 Pengukuran Langsung Kedalaman Pondasi 3) Melakukan uji slump untuk setiap readymix sebelum dilakukan pengecoran. Gambar 6.3 Uji Slump VI - 3

4) Melakukan pengujian pondasi di lapangan, seperti Axial Loading Test Gambar 6.4 Axial Loading Test 5) Melakukan uji tekan beton di laboratorium. 6) Melakukan uji lengkung statis dan uji tarik statis BjTS di laboratorium. Hasil pengawasan dan pengujian tersebut digunakan sebagai data dalam pembuatan laporan kemajuan proyek, serta hambatan yang timbul dalam suatu proyek. Dengan pengujian dan pengawasan tersebut, diharapkan akan terwujud sistem pengendalian proyek yang terpadu, sehingga akan didapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan. 6.2.2 Pengendalian Waktu Pada proyek 45 Antasari pengendalian waktu didasarkan pada master schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran pelaksanaan pekerjaan. Agar dapat berlangsung tepat waktu, master schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. VI - 4

Dari master schedule dapat diketahui pekerjaan apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan kapan pekerjaan tersebut harus dimulai, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari. Manfaat dari master schedule adalah : a) Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana maupun MK terutama menyangkut batasan-batasan untuk masing-masing pekerjaan. b) Sebagai alat koordinasi bagi pimpinan. c) Sebagai tolok ukur kemajuan pekerjaan yang dapat dipantau setiap saat. d) Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan. Kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dengan membandingkan kurva S pelaksanaan dengan kurva S penawaran. Jika kurva S pelaksanaan berada diatas kurva S penawaran berarti pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari yang ditargetkan. Sedangkan jika hasil kurva S pelaksanaan berada dibawah kurva S penawaran berarti pekerjaan mengalami keterlambatan. Waktu pelaksanaan Bored Pile adalah 330 hari kalender. Waktu pekerjaan per hari 24 jam (2 Shift). Untuk mengejar keterlambatan yang terjadi dalam proyek maka diambil langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menambah jam kerja (lembur). 2) Penambahan jumlah tenaga kerja. 3) Evaluasi terhadap manajemen kontraktor khususnya mengenai pelaksanaan proyek. 4) Penyediaan bahan dipercepat. 6.2.3 Pengendalian Biaya Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui dan mengendalikan besarnya biaya yang telah dikeluarkan agar biaya proyek tidak melebihi anggaran yang sudah direncanakan. Besarnya biaya dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari pembandingan ini, dapat diketahui apabila terjadi pembengkakan VI - 5

biaya pada pekerjaan yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya secepatnya. Pengendalian biaya biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan, sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu total biaya yang telah dikeluarkan juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai. Ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam mengendalikan biaya proyek terutama dalam hal pelaksanaan proyek, yaitu: 1) Jenis kontrak yang dilaksanakan. 2) Mengetahui batasan prosentase pekerjaan tambah kurang yang diijinkan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak. 3) Mengetahui cara perhitungan pembobotan masing-masing item pekerjaan. 4) Mengetahui cara mengukur atau menghitung volume pekerjaan yang telah dilaksanakan di lapangan dibandingkan dengan biaya pelaksanaan yang telah dikeluarkan (kurva S ). 5) Cash Flow Proyek (laporan keuangan yang menggambarkan arus kas masuk dan keluar selama proyek berjalan). 6.3 Kemajuan Pekerjaan Pengendalian teknis di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Dalam setiap kemajuan proyek diperlukan adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek VI - 6

tersebut. Laporan kemajuan proyek 45 Antasari dibuat dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan. 6.3.1 Laporan Harian Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan atau perintah- perintah yang disusun oleh pelaksana dengan persetujuan Manajemen Konstruksi (MK). Biasanya laporan harian dibuat pada akhir jam kerja. Dalam laporan harian memuat antara lain: 1) Jumlah tiang pondasi Bored Pile yang dikerjakan. 2) Kejadian penting yang terjadi pada hari tersebut (seperti kesepakatan tambah/kurang pekerjaan, perubahan desain, dan lain lain). 3) Keadaan cuaca di lokasi proyek. 4) Situasi dan kondisi yang menyebabkan pekerjaan ditunda atau dihentikan. 5) Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya. 6) Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di lapangan (lihat lampiran). 6.3.2 Laporan Mingguan Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan. Gambaran mengenai laporan mingguan adalah sebagai berikut: 1) Kemajuan pelaksanaan pekerjaan Bored Pile sampai dengan minggu yang berlalu. 2) Jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja dan material yang digunakan beserta volumenya. 3) Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya. 4) Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan. VI - 7

5) Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan. 6) Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan peralatan serta cara menanganinya. 7) Catatan tentang ada tidaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu. 8) Instruksi, informasi serta keputusan yang diperlukan untuk minggu berikutnya dari pihak pemberi tugas. 6.3.3 Laporan Bulanan Laporan bulanan dibuat dari hasil rekapitulasi laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan. Dalam laporan bulanan, berisi seluruh informasi kegiatan proyek dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya. Dalam laporan bulanan proyek 45 Antasari terdapat hal hal sebagai berikut: 1) Data umum proyek. 2) Master schedule pekerjaan. 3) Monthly progress report (prosentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat). 4) Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. 5) Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan. 6) Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya. 7) Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap. 8) Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan pelaksanaan proyek kemajuan proyek. 9) Laporan bulanan ditandatangani oleh project manager sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan, kemudian dari Manajemen Konstruksi (MK) diserahkan kepada owner. 6.3.4 Rapat Koordinasi Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek masalah-masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi oleh satu pihak bisa saja terjadi, untuk itu organisasi VI - 8

proyek 45 Antasari perlu melakukan rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah secara bersama. Rapat koordinasi dihadiri oleh seluruh pihak yang terlibat dalam proyek 45 Antasari, antara lain PT. Prospek Duta Sukses (owner), PT. Geo Prima, Inc (MK), PTI Architects (Konsultan Arsitektur), PT. Gistama Intisemesta (Konsultan Struktur), PT. Mepro Indo Consultant (Konsultan ME), PT. WT Partnership (Konsultan QS). Dan PT. Indonesia Pondasi Raya (Kontraktor). Hasil dari rapat koordinasi disusun dalam sebuah laporan yang berisi informasi sebagai berikut: 1) Daftar hadir peserta rapat koordinasi. 2) Risalah rapat koordinasi yang menjelaskan seluruh perihal yang dibicarakan dalam rapat koordinasi. 3) Tanda tangan dari tiap-tiap peserta rapat koordinasi. VI - 9