EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

KAJIAN PENAMBAHAN NaCl DAN TEPUNG TAPIOKA PADA PEMBUATAN KAMABOKO IKAN MUJAIR SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil ubi kayu terbesar di Indonesia.

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. buah berwarna menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang. pengisi untuk meningkatkan kekentalan saus.

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Bahan dan Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

PENGARUH FORMULASI PENAMBAHAN TEPUNG SUKUN DALAM PEMBUATAN MIE KERING. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAHAN DAN METODE. Penelitian inidilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2016

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

: Methanol, DPPH, alumunium foil. antioksidan

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK WONOCAF DENGAN BAHAN BAKU UBI KAYU

III. BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

III. METODE PENELITIAN. waktu penelitian ini dimulai pada bulan April 2016 sampai Desember 2016.

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN. dalam negeri maupun ekspor. Hewan ini sangat digemari, terutama di negaranegara

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. KERUPUK RUMPUT LAUT SERASI (Sehat dan Bernutrisi) BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di negara berkembang. Asia Tenggara memiliki prevalensi KVA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PKMK-1-10-1 EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH Uswatun Khasanah, Yuniari Suyatin, Irma Wijayanti Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Emping mlinjo merupakan makanan tradisional khas Yogyakarta yang banyak digemari karena rasanya yang khas. Namun permintaan akan emping mlinjo menurun karena adanya klaim sebagai penyebab penyakit asam urat. Untuk mengatasi hal tersebut dikembangkan emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat yang diharapkan dapat mengurangi efek sakit terhadap penderita asam urat jika mengonsumsinya. Penelitian dilakukan dengan pembuatan tepung mlinjo, kemudian dibuat adonan dengan menambahkan tapioka 10%, 20%, 30%. Kemudian pembuatan ekstrak rempah-rempah yang dijadikan cairan adonan dengan konsentrasi ekstrak 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil yang diharapkan adalah emping mlinjo yang ditambahkan ekstrak namun masih disukai oleh konsumen. Hasil yang diperoleh adalah emping mlinjo yang diberi perlakuan penambahan tapioka 30% dan konsentrasi ekstrak 50%. Pada skala besar, produksi yang direncanakan adalah 10 kg mlinjo klathak menjadi 7 kg emping mlinjo siap jual (mlinjo chips). Dengan asumsi harga tiap kg adalah Rp 42.500,00, produksi emping mlinjo ini akan mendapatkan keuntungan Rp. 45.419.903,00 (kotor) per tahun. Pay Out Time (POT) adalah 1,5 tahun dengan Return of Investment (ROI) 0,66 sementara Break Even Point (BEP) Rp 8.431.650,00. Usaha pemasaran yang dilakukan antara lain mengikuti pameranpameran produk pangan dan penjualan di kalangan mahasiswa. Kata kunci: PENDAHULUAN Emping mlinjo merupakan makanan tradisional khas Yogyakarta yang banyak digemari masyarakat karena rasanya yang khas. Industri emping mlinjo merupakan jenis industri yang menarik karena akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan. Perkembangan sektor industri dan pariwisata di Yogyakarta akan meningkatkan kebutuhan dan permintaan akan keanekaragaman produk pangan. Oleh karena itu produk emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat (mlinjo chips) ini diharapkan dapat menjadi alternatif bagi masyarakat. Emping mlinjo sering dihindari karena akan menyebabkan penyakit asam urat, dan penderita asam urat yang mengonsumsinya akan kambuh penyakitnya dan timbul rasa sakit dan nyeri. Dari fenomena tersebut menakibatkan permintaan emping mlinjo menurun. Permasalahan di atas dapat diatasi dengan mengurangi proporsi mlinjo di dalam emping yang diharapkan dapat mengatasi efek tersebut. Emping mlinjo yang dikembangkan adalah emping mlinjo cara pasta dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat. Dengan cara pasta akan lebih mudah menambahkan bahan lain dan memberi bumbu ekstrak rempah-rempah anti asam urat.

PKMK-1-10-2 METODE PENDEKATAN 1. Kajian teknologi pembuatan emping mlinjo cara pasta denagn penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat a. Pembuatan tepung mlinjo dilakukan dengan grinder b. Pembuatan ekstrak dilakukan sesuai dengan cara Prof. Hembing Wijayakusuma. c. Pembuatan emping mlinjo dilakukan dengan variasi penambahan tapioka dan penambahan ekstrak rempah-rempah (rempah:air) d. Uji Sensoris emping mlinjo dilakukan untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk emping mlinjo cara pasta denan penamabhan ekstrak rempah-rempah anti asam urat dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda. data primer yang diperoleh diolah secara statistik. 2. Studi Kelayakan Bisnis Pertama adalah menentukan bahan baku dan bahan pembantu pembuatan emping mlinjo yang paling menguntungkan serta dirancang teknologipengolahan emping mlinjo (mlinjo chips) yang sesuai dengan bahan yang diolah. Selanjutnya perhitungan aspek-aspek ekonomi dalam suatu usaha. Dari perhitungan tersebut akan ditentukan besarnya keuntungan yang dapat dicapai, lama pengembalian modal dan titik impas. 3. Sosialisasi produk Sosialisasi ini dilakukan terutama untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempahrempah anti asam urat. Waktu Pelaksanaan Program ini dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2005. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu di Laboratorium jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuatan tepung mlinjo Pembuatan tepung mlinjo dilakukan dengan gilingan grinda. Penggilingan dilakukan dua kali, yaitu pertama mlinjo yang telah disangrai digiling kasar kemudian dikeringkan dengan kabinet dryer suhu sekitar 70 o C selama 1 1,5 jam. Kemudian digiling kembali secara halus. Rendemen yang diperoleh adalah 50%. 2. Penentuan perbandingan tepung mlinjo dengan tepung tapioka Dalam pelaksanaannya ditambahkan tapioka sebanyak 10 %, 20 %, dan 30 %.. Dari sini diambil penambahan tapioka sebanyak 30 %, dengan pertimbangan pada komposisi ini sudah ada yang merasakan rasa tapioka, sehingga jika dilakukan penambahan tapioka labih banyak lagi rasa dan aroma emping (chips) sudah tertutupi oleh tapioka Dan secara trial and error dilakukan penambahan garam 0,3% campuran tepung.

PKMK-1-10-3 3. Penentuan perbandingan tepung dengan air (cairan) Dengan metode yang sama dengan penentuan garam (trial and error) sampai diperoleh tekstur yang diinginkan (kalis). Perbandingan air dengan tepung adalah 2:3. Pada perbandingan ini proses selanjutnya yaitu pengukusan akan lebih mudah dalam penanganannya. 4. Formulasi Ekstrak Rempah-rempah Mengacu pada resep berupa obat tradisional dari Prof. Hembing Wijayakusuma, yang selanjutnya dikuantitatifkan adalah sebagai berikut: 2 gram kayu manis, 15 gram jahe merah, 5 gram pala, 1 gram kapulaga, 0,5 gram cengkeh, dan 32 gram daun sosor bebek direbus dengan air 600 cc dan perebusan berakhir setelah volume air mencapai 300 cc. Selanjutnya untuk resep yang lebih besar bisa dilakukan konversi 5. Penentuan perbandingan ekstrak dengan air dan Uji Sensoris Pada tahap ini, dilakukan variasi penambahan ekstrak rempah-rempah dari 25 %, 50 %, 75 %, dan 100 %. Dengan Uji Sensoris dengan atribut warna, kerenyahan, rasa, dan kesukaan keseluruhan dapat diperoleh pilihan produk yang lebih diterima oleh konsumen. Analisis dilakukan dengan analisis sidik ragam dan faktor yang berpengaruh diuji lanjut dengan Duncan s Multiple Range Test (DMRT). Dari analisis sidik ragam tersebut warna, aroma, kerenyahan tidak berpengaruh, sedangkan kesukaan berpengaruh. Sedangkan uji lanjut dengan DMRT kesukaan tidak berbeda nyata namun dipilih nilai yang terbesar yaitu 50% dengan pertimbangan dengan ekstrak yang ditambahkan banyak namun kesukaan konsumen tinggi. 6. Analisis Proksimat Produk a. Protein: 2,9541% b. Lemak: 0,1325% c. Karbohidrat total: 79,6159% d. Kadar air: 14% e. Kadar abu: 3,2975% 7. Sosialisasi Produk Tahap akhir penelitian ini adalah sosialisasi kepada masyarakat. Dengan sosialisasi diharapkan masyarakat akan mengenal lebih jauh mengenai produk ini sehingga peluang pemasaran lebih besar. Sosialisasi yang dilakukan masih sebatas sosialisasi pada keluarga, kerabat, dan masyarakat TP dan pada KKN. Adapun sosialisasi dan penjualan yang telah kami lakukan adalah dalam pamerah-pameran produk pangan, sebagai berikut: 1. PKS Expo di Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 27 September 2005. 2. Festival Makanan Tradisinal di Benteng Vredeburg Yogyakarta Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 September 2005. Dalam Festival ini juga diadakan pameran produk pangan tradisional Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan atas kerjasama antara pihak Tim PKMK Emping Mlinjo dengan ProTEPA.

PKMK-1-10-4 8. Analisis Kelayakan Usaha Studi kelayakan bisnis dilakukan untuk mengetahui layak tidaknya pendirian industri pengolahan emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat. 1. Analisis Pasar Dengan adanya inovasi emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat ini diharapkan akan mendongkrak kembali pasar dan image bahwa mengonsumsi emping mlinjo ini akan aman. Oleh karena itu dibandingkan penerimaan konsumen terhadap emping mlinjo tradisional dengan emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempahrempah anti asam urat melalui survey pasar. Hasil yang diproleh bahwa emping mlinjo ini lebih disukai dibandingkan emping tradisional. 2. Analisis Teknologi Pengolahan Dari kajian pembuatan emping mlinjo denga penambahan ekstrak rempahrempah anti asam urat ini diperoleh hasil bahwa ada empat variasi penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat berdasarkan kriteria: a. Ketersediaan bahan baku (mlinjo) maupun bahan pembantu (tapioka dan rempah-rempah) secara umum sudah dapat terpenuhi. b. Biaya produksi geplak inovasi bedasarkan biaya pembelian bahan baku serta bahan pembantunya Kapasitas pengolahan mlinjo chips yang direncanakan adalah tepung mlinjo sebanyak10 kg/ hari dengan hasil 7 kg mlinjo chips/ hari. 3. Analisis Ekonomi Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis ekonomi. Dari perhitungan analisis ekonomi diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel Perhitungan Analisis Ekonomi Keuntungan per tahun POT ROI BEP Rp. 45.419.903,00 1,5 0,66 Rp 8.431.650,00 Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa bila produksi emping mlinjo dalam kemaan dapat trjual seluruhnya maka akan diperoleh keuntungan kotor dalam satu tahun sebesar Rp. 45.419.903,00. Modal investasi dapat dikembalikan dalam jangka waktu 1,5 tahun. Titik impas (BEP) dimana usaha tersebut tidak mengalami kerugian maupun keuntungan adalah saat penjualan produk mencapai Rp Rp 8.431.650,00 pertahunnya atau setelah kapasitas produksi 200 kg produk dengan asumsi penjualan Rp 42.500,00 per kg. 4. Pemasaran Produk Emping Mlinjo Pemasaran produk emping mlinjo (Mlinjo Chips) direncanakan dibagi menjadi beberapa sektor pasar berdasarkan target konsumen, meliputi: 1. Masyarakat pendatang yang semi tetap (mahasiswa dan pekerja) 2. Masyarakat umum (Yogyakarta) 3. Masyarakat yang pantang terhadap asam urat

PKMK-1-10-5 9. Sertifikasi Mlinjo Chips ini telah mendapatkan sertifikat dari Dinas Kesehatan Republik Indonesia dengan nomor DinKes P-IRT No. 215340207016. Sedangkan sertifikasi Halal masih dalam proses. KESIMPULAN 1 Mengonsumsi Emping Mlinjo dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat dapat mengurangi efek rasa nyeri dibandingkan dengan mengonsumsi emping mlinjo pada umumnya. 2 Rasio perbandingan tepung mlinjo dan tapioka adalah 7 : 3, sedangkan penambahan ekstrak rempah-rempah 50 % (ekstrak:air) dengan perbandingan campuran tepung dan ekstrak 3:2 dapat menghasilkan emping mlinjo yang disukai oleh konsumen berdasarkan organoleptiknya. 3 Emping mlinjo dengan penambahan ekstrak rempah-rempah anti asam urat dapat diterima oleh konsumen dan saat ini akan mulai dipasarkan.

PKMK-1-11-5