BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Es krim jambu merah adalah es krim yang terbuat dari susu cair full cream, susu skim, whipping cream, kuning telur, gula halus serta buah jambu biji merah. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan es krim jambu biji merah ini adalah jambu biji merah yang baik, bagus, bersih serta tidak cacat. Dalam pembuatan es krim jambu biji merah bahan utama yang digunakan adalah susu dan jambu biji merah. Susu merupakan komponen utama pembuatan es krim, susu yang digunakan yaitu susu cair UHT yang sudah mengalami proses sterilisasi sehingga mikroba dalam susu sudah mati. Jambu biji merah dipilih dalam pengolahan es krim ini karena jambu biji merah memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi serta dapat berfungsi sebagai penambah cita rasa dan berfungsi sebagai pewarna alami pada es krim yang tidak berbahaya bagi tubuh. Es krim jambu biji merah yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 4.1. a) b) c) Gambar 4.1 (a) Es krim jambu biji merah formula 1 (b) Es krim jambu biji merah formula 2 (c) Es krim jambu biji merah formula 3 (Dokumentasi Praktek Produksi) 1. Analisis Sensori Analisis sensori dilakukan dengan uji organoleptik, adapun metode yang digunakan adalah uji kesukaan. Analisis sensori ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk es krim yang dihasilkan. 23

2 24 Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Pada pengujian ini digunakan panelis agak terlatih. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau sampel-sampel yang diuji sebelumnya (Kartika, 1998). Uji organoleptik ini dilakukan oleh 30 panelis. Parameter yang dilakukan dalam uji organoleptik meliputi warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall. Sampel yang disajikan pada uji organoleptik ini yaitu es krim jambu biji merah formulasi 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 gr, formulasi 2 dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 gr, dan formulasi 3 dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 gr. Pada uji organoleptik ini panelis diminta untuk memberikan penilaian tingkat kesukaan untuk tiap-tiap atribut mutu yang diujikan seperti warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall. Hasil yang diperoleh setelah melakukan analisa sensori dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Uji Organoleptik Sampel Warna Aroma Rasa Tekstur Overall Formulasi 1 3,43 a 3,37 a 3,37a 3,87 c 3,40 b Formulasi 2 3,83 b 3,60 a 4,20 b 3,40 b 4,17 c Formulasi 3 4,30 c 3,32 a 3,27 a 2,30 a 3,30 a Sumber : Hasil Percobaan Praktek Produksi Keterangan : 1=Tidak suka 2=Kurang suka 3=Netral 4=Suka 5=Sangat Suka Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata. Sedangkan huruf yang beda pada kolom berbeda menunjukkan berbeda nyata. ά=0,05. Apabila nilai pada kolom sig lebih besar dari 0,05 maka H 0 diterima, sehingga kesimpulan yang didapatkan yaitu tidak berbeda nyata, maka uji lanjut (Duncan Multiple Range Test) tidak

3 25 dilakukan. Sebaliknya apabila nilai pada kolom sig lebih kecil dari 0,05 maka H 0 ditolak, sehingga kesimpulan yang didapatkan yaitu ada perbedaan yang nyata, maka uji lanjut (Duncan Multiple Range Test) perlu dilakukan. a) Warna Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah 500 g berbeda nyata dengan formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g dan berbeda nyata pula dengan formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. Artinya dari ketiga sampel es krim terdapat perbedaan warnanya. Warna es krim yang paling disukai oleh konsumen adalah warna es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g dikarenakan warna es krim pada formula 3 ini adalah merah cerah dan tidak pucat dibandingkan dengan warna es krim formula 1 dan formula 2. Jadi banyaknya penambahan jambu biji merah mempengaruhi warna es krim jambu biji merah. a) Aroma Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa es krim formula 1 dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g tidak berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g tidak bebrbeda nyata pula dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. Aroma yang paling disukai oleh konsumen adalah aroma es krim formula 2 yaitu es krim dengan penambahan jambu sebanyak 600 g karena aroma pada formula 2 ini pas yaitu tidak terlalu amis dan tidak tajam. b) Rasa Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rasa es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g dan es krim formula 2 berbeda nyata dengan es ktim formula 3. Tetapi es krim formula 1 tidak berbeda nyata dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak

4 g. Rasa yang paling disukai oleh konsumen yaitu rasa es krim pada formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g karena rasanya yang pas, artinya rasa susu tidak terlalu dominan. c) Tekstur Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa tekstur es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g dan juga berbeda nyata dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. Tekstur es krim yang paling disukai oleh konsumen yaitu tekstur es krim formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g. Hal ini disebabkan karena es krim lebih sedikit terdapat jambu biji merah sehingga teksturnya lebih bagus. d) Overall Berdasarkan Tabel 4.1 secara keseluruhan (overall) es krim jambu biji merah formula 1 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 500 g berbeda nyata dengan es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g berbeda nyata pula dengan es krim formula 3 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 700 g. es krim jambu biji merah yang paling disukai secara keseluruhan (overall) adalah es krim formula 2 yaitu dengan penambahan jambu biji merah sebanyak 600 g. Formulasi yang paling disukai oleh konsumen berdasarkan parameter warna, aroma, rasa, tekstur dan overall seperti pada Tabel 4.1 yaitu es krim jambu biji merah formulasi 2 dengan penambahan bubur jambu biji merah sebanyak 600 g.

5 27 2. Analisis Fisikokimia Setelah dilakukan uji organoleptik atau analisis sensori, es krim jambu biji merah formulasi yang terpilih kemudian dilakukan analisis fisik yaitu overrun dan kecepatan meleleh dan juga dilakukan analisis kimia yaitu total padatan dan kandungan vitamin C. Hasil analisis fisikokimia es krim jambu biji merah dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Analisis Fisikokimia Es Krim Jambu Biji Merah Analisa Hasil Overrun 37,5 % Kecepatan Meleleh 18 menit Total Padatan 31,89 % Vitamin C 179,7 mg/100 gr 2.1. Analisis Fisik a. Overrun Dalam pembuatan es krim, perlu memperhatikan overrun dan kecepatan meleleh. Kedua hal ini merupakan penentu kualitas dari es krim setelah rasa, aroma dan tekstur. Overrun adalah penambahan volume ICM (Ice Cream Mix) karena adanya udara yang teperangkap pada ICM pada saat agitasi. Berdasarkan hasil perhitungan overrun dalam pembuatan es krim jambu biji merah, overrun es krim jambu biji merah yaitu sebesar 37,5%. Menurut Padaga (2006), es krim yang berkualitas untuk skala industri memiliki overrun berkisar antara 70-80%, sedangkan untuk industri rumah tangga berkisar antara 35-50%. Jadi overrun pada pembuatan es krim jambu biji merah ini sudah baik. Nilai overrun dihitung berdasarkan perbedaan volume es krim dan ICM. b. Kecepatan Meleleh Kecepatan meleleh pada es krim jambu biji merah yaitu selama 18 menit pada suhu ruang. Kecepatan meleleh es krim dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan yang digunakan. Es krim yang mempunyai

6 28 kecepatan meleleh rendah atau lambat meleleh kurang disukai karena bentuk es krim akan tetap tidak berubah pada suhu kamar sehingga memberi kesan terlalu banyak padatan yang digunakan. Akan tetapi es krim yang cepat meleleh juga kurang disukai karena es krim akan segera mencair pada suhu ruang. Menurut Hubeis (1995), mutu es krim yang baik adalah apabila es krim yang meleleh mempunyai sifat yang serupa dengan adonan aslinya. Kualitas yang baik pada es krim adalah es krim yang mempunyai lama waktu pelelehan sekitar menit (Mulyani, S., dkk, 2012). Jadi es krim jambu biji merah yang dihasilkan ini kualitasnya kurang baik karena mempunyai waktu pelelehan yang lama yang disebabkan tekstur es krim agak kasar karena kristal es banyak dan besar Analisis Kimia a. Total Padatan Dapat diketahui bahwa total padatan pada es krim jambu biji merah sebesar 31,89 %. Dalam pembuatan es krim penggunaan bahan cair harus tepat, karena akan mempengaruhi tekstur dari es krim tersebut. Jika bahan cair terlalu banyak maka es krim akan cepat mencair dan tekstur juga sangat lembek. Jika bahan cair kurang atau terlalu sedikit maka tekstur es krim akan keras/padat karena kekurangan air. Jadi total padatan dalam es krim jambu biji merah ini belum memenuhi standar yaitu 31,89 %. Karena menurut SNI, total padatan pada es krim minimal 34 %. b. Vitamin C Kandungan vitamin C pada es krim jambu biji merah yaitu sebesar 179,7 mg/100 gr. Kandungan vitamin C pada es krim jambu biji merah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan vitamin C pada buah jambu biji merah yaitu 87 mg/100 gr. Hal ini dimungkinkan karena ada penambahan vitamin C dari bahan lain yang digunakan dalam pembuatan es krim.

7 29 B. Desain Kemasan Secara nyata pengemasan memberikan peranan yang penting dalam mempertahankan bahan pangan dalam keadaan bersih dan higienis. Tidak perlu diragukan lagi bahwa tanpa pengemasan banyak bahan pangan yang terbuang selama distribusi atau akan kurang gizi dan kurang higienis dari keadaan semula. Pengemasan bahan pangan memegang peranan dalam pengendalian dari kemungkinan kerusakan dan infeksi mikroorganisme terhadap produk pangan. Bahan pangan merupakan sumber energy dan sumber gizi yang penting bagi manusia dalam mempertahankan hidupnya. Apabila tercemar oleh mikroorganisme dan apabila disimpan dalam kondisi yang memungkinkan bagi aktivitas mikroorganisme, dapat menimbulkan kerusakan bahan pangan atau membahayakan kesehatan konsumen. Oleh karena itu, pengemasan bahan pangan harusnya mempunyai fungsi yaitu 1) Dapat mempertahankan produk agar bersih dan memberikan perlindungan pada bahan pangan dari kotoran dan pencemaran lainnya, 2) Memberikan perlindungan pada bahan pangan dari kerusakan fisik, air, oksigen dan sinar matahari, 3) Berfungsi secara benar, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan dalam kemasan, 4) Mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dan bukan saja memberikan kemudahan pada konsumen, 5) Harus memberikan pengenal, keterangan dan daya tarik penjualan (Supardi, 1999). a. Bahan Bahan yang dipergunakan untuk membuat kemasan akan sangat berpengaruh terhadap desain dan bentuk kemasan yang akan dibuat sekaligus berpengaruh terhadap produk yang dikemas, misalnya suatu produk yang berupa cairan tidak akan aman atau dapat dikemas dalam bentuk kertas, produk-produk yang tidak tahan terhadap sinar ultra violet, tidak akan baik bila dikemas dalam plastik atau kaca transparan. Bentuk kemasan disesuaikan dengan jenis produk pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, perkembangan penjualan, pemajangan dan cara-cara penggunaan kemasan tersebut.

8 30 Bahan yang digunakan untuk mengemas produk es krim jambu biji merah ini adalah menggunakan bahan dasar cup plastik pp (polypropylene) yang berwarna putih susu. Dari kemasan ini, dapat memudahkan konsumen untuk membuka dan menutup, mudah dan nyaman saat dibawa, mudah untuk menghabiskan dan mengambil isinya. b. Bentuk Bentuk kemasan merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya seluruh daya tarik visual, namun tidak ada prinsip baku mengenai hal ini, karena bentuk fisik kemasan biasanya ditentukan oleh sifat produknya, pertimbangan mekanis, kondisi penjualan, pertimbangan pemajangan, dan cara penggunaan kemasan tersebut (Wirya, 1999). Dari praktek produksi pembuatan es krim jambu biji merah ini menggunakan bahan dalam bentuk cup plastik yang mudah, praktis, ringan dan sederhana, serta dilengkapi label yang berwarna merah muda yang mencerminkan warna dari buah jambu biji merah yang segar dan cantik dan desain yang menarik sehingga dapat mengguyah daya tarik pembeli. Kemasan cup plastik es krim dapat dilihat pada Gambar 4.2 c. Labelling Gambar 4.2 Kemasan Cup Plastik Es Krim (Dokumentasi Praktek Produksi) Label ditunjukkan agar konsumen dapat memperoleh informasi tentang komposisi bahan, kandungan zat, cara penggunaan/ pengolahan, masa simpan/cara penyimpanan dan lain-lain dari suatu produk (Anonim a, 2013).

9 31 Isi label produk es krim jambu biji merah ini adalah nama produk yaitu es krim jambu biji merah, terdapat daftar bahan yang digunakan antara lain susu segar, whipping cream, susu skim, gula halus, jambu biji merah dan kuning telur. Kemudian terdapat berat bersih atau isi bersih sebesar 100 gram. Terdapat nama atau pihak yang memproduksi, keterangan tentang halal agar konsumen dapat mengetahui bahwa produk yang diproduksi terjamin kehalalannya. Ada keterangan tanggal bulan dan tahun kadaluarsa produk es krim. Label produk es krim jambu biji merah dapat dilihat pada Gambar.4.3 Gambar 4.3 Label kemasan es krim jambu biji merah Dalam labeling es krim jambu biji merah yang digunakan tidak hanya pada permukaan cup saja tetapi pada penutupnya juga terdapat labeling yang cukup menarik, bertujuan agar konsumen tertarik dan membeli produk tersebut. Label pada kemasan es krim jambu merah ini menggunakan kertas stiker yang gambar dan warnanya tidak mudah pudar atau luntur. Label pada tutup dapat dilihat pada Gambar 4.4

10 32 C. Analisis Ekonomi Gambar 4.4 Label pada tutup Setelah diketahui formulasi es krim jambu biji merah yang terbaik dan yang paling disukai dari hasil uji organoleptik yang menggunakan metode skoring, selanjutnya dilakukan perhitungan analisis ekonomi untuk mengetahui harga jual dari produk es krim jambu biji merah ini. Pada analisis ekonomi yang dilakukan, akan dihitung sebagai berikut. 1. Perhitungan Biaya Tetap/Fixed Cost (FC) a. Biaya Usaha Tabel 4.3. Biaya Usaha No Uraian Rp/bulan 1 Gaji karyawan 5 orang (Rp ,-/bln) Biaya Promosi Biaya Administrasi Biaya Sewa Tempat Jumlah

11 33 b. Biaya Penyusutan Tabel 4.4. Biaya Penyusutan No Uraian Jumlah Satuan Harga (P) (Rp) Nilai sisa (S) N Depresiasi (Rp/th) (P-S)/N 1 Freezer Ice Cream Maker 3 Timbangan Pisau Blender Baskom Solet Kompor gas Sendok Jumlah Jumlah depresiasi per tahun = Rp Jumlah depresiasi per bulan = Rp : 12 c. Bunga Modal/ Bulan Bunga Modal d. Amortisasi = Rp = 3% x Pembelian alat = 3% x Rp = Rp / bulan Tabel 4.5. Amortisasi No. Harta tak berwujud Rp/bln 1 Ijin Usaha (Rp ,-/thn) Pajak.Reklame.(Rp ,./thn) Jumlah e. Pajak usaha dan Asuransi Pajak Usaha dan Asuransi =Rp /bulan f. Dana sosial = Rp ,-/bulan

12 34 g. Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) Tabel 4.6. Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) No Komponen Biaya Tetap Rp/bulan 1 2 Biaya Usaha Biaya Penyusutan/Depresiasi Bunga Modal Biaya Amortisasi Pajak Usaha dan Asuransi Dana Sosial Jumlah Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) c. Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu Tabel 4.7. Biaya Bahan Baku dan Bahan Pembantu Bahan Jumlah Rp@Satuan Rp/hari Rp/bulan Susu segar 24, /liter Whippy cream 3.250g /bks (16,25bks) Telur 50 butir 1200/butir Gula halus g 7.000/250g (40 bks) Susu skim g /kg (5 kg) Jambu.biji.merah 35,4 kg 7.000/kg Jumlah d. Biaya Kemasan Tabel 4.8 Biaya Kemasan Kemasan Jumlah Rp@Satuan Rp/hari Rp/bulan Cup es krim Sendok es krim Label Jumlah c. Biaya Bahan Bakar/Energi dan Pembersihan Tabel 4.9 Biaya Bahan Bakar/Energi dan Pembersihan Nama Jumlah Rp/bulan Listrik dan Air Gas (LPG)@ /15kg Sabun(Cuci,.tangan) 4 Rp Jumlah

13 35 d. Biaya Perawatan dan Perbaikan Tabel 4.10 Biaya Perawatan dan Perbaikan Uraian Jumlah Harga (P) (Rp) %FPP Jam/hari Hari/bulan BPP/bulan Freezer % Ice Cream Maker % Timbangan % Pisau % Blender % Baskom % Solet % ,5 Kompor gas % Sendok % Jumlah e. Total Biaya Tidak Tetap (Total Variable Cost) Tabel 4.11 Total Biaya Tidak Tetap Komponen Biaya Rp/bulan Biaya bahan baku, pembantu Biaya Kemasan Biaya Energi dan Pembersihan Biaya Perawatan dan Perbaikan Jumlah Kriteria Kelayakan Usaha a. Total Biaya Produksi Total Biaya Produksi = Total Biaya Tetap + Total Biaya Tidak Tetap = Rp ,8 + Rp = Rp b. Harga Pokok Penjualan Dalam 1 kali Produksi (per hari) menghasilkan 900 cup es krim (1 cup = 90 ml) Kapasitas produksi dalam 1 bulan = 900 cup x 25 = cup

14 36 Harga pokok penjualan (HPP) HPP = Total Biaya Produksi/bulan Jumlah Produksi/bulan = Rp = Rp 2.144,99 / cup Harga pokok penjualan es krim jambu biji merah yaitu Rp 2.144,99 / cup dengan kisaran penetapan harga jual Rp 3.000/cup Penjualan = Harga jual x Kapasitas produksi = Rp 3.000/cup x cup/bulan = Rp /bulan c. Biaya Tidak Tetap (Total Variabel Cost)/ cup = Biaya Tidak Tetap Kapasitas Produksi = Rp = Rp 1.920,29 /cup d. Laba Kotor/ bulan Laba kotor = Penjualan Biaya Pokok Produksi = Rp Rp = Rp e. Laba Bersih/ bulan Laba Bersih = Laba Kotor Pajak Usaha = Rp = Rp

15 37 f. Break Even Point (BEP) / titik impas BEP Produksi = Total Biaya Tetap Harga Jual Biaya Variabel/cup = Rp ,8 Rp Rp 1.920,29 = Rp ,8 Rp 1079,71 = 4.682,4 cup/ bulan BEP Harga = Total Biaya Produksi Jumlah Produk = Rp = Rp 2.144,99 /cup g. Return On Invesment (ROI) sebelum pajak ROI sebelum pajak = Laba Kotor x 100% Total Biaya Produksi = Rp x 100% Rp = 39,86 % h. Return On Invesment (ROI) setelah pajak ROI setelah pajak = Laba Bersih x 100% Total Biaya Produksi = Rp x 100% Rp = 38,77 % i. Pay Out Time (POT) POT = Biaya Produksi Laba Kotor = = 2,5 bulan

16 38 Waktu yang dibutuhkan dalam kembalinya modal yaitu selama 2,5 bulan. j. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) B/C Ratio = Pendapatan Total Biaya Poduksi = Rp Rp = 1,39 % Perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Apabila kurang dari 1 berarti akan rugi, sama dengan 1 yaitu impas, lebih dari 1 yaitu untung 4. Analisis Ekonomi Es Krim Jambu Biji Merah (Psidium guajava L) Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa analisis ekonomi usaha es krim jambu biji merah adalah : a. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap yaitu sebesar Rp ,00. b. Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, amortisasi, biaya penyusutan alat, pajak usaha dan asuransi serta dana sosial. Biaya tetap es krim jambu biji merah setiap bulan sebesar Rp ,8,00. c. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost) Biaya variable merupakan biaya yang dikeluar$kan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variable terdiri dari biaya bahan baku, bahan pembantu, biaya kemasan, biaya energy dan pembersih. Biaya tidak tetap produksi es krim jambu biji merah setiap bulan adalah sebesar Rp ,00.

17 39 d. Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah/besarnya produk yang dapat dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Kapasitas produksi es krim jambu biji merah setiap bulan adalah cup, satu cup berisi 90 ml es krim jambu biji merah. e. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi merupakan harga minimal yang harus diberikan pada produk untuk menghindari kerugian. Harga pokok berasal dari biaya produksi (biaya tetap dan biaya variabel) dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan (kapasitas produksi). Harga pokok es krim jambu biji merah sebesar Rp 2.144,99 /cup. f. Harga Jual Harga jual adalah harga yang diberikan pada produk setelah ditambah keuntungan sesuai yang diinginkan oleh perusahaan yang mengacu/berdasarkan harga pokok, sehingga untuk memperoleh keuntungan maka harga jual harus lebih tinggi dari harga pokok produksi. Harga jual es krim jambu biji merah sebesar Rp 3.000,00/cup. g. Laba (Keuntungan) Laba (keuntungan) merupakan selisih antara pendapatan dan pengeluaran atau selisih antara harga jual dengan harga pokok. Laba perusahaan meliputi laba kotor dan laba bersih. 1. Laba Kotor Laba kotor merupakan laba yang diperoleh dari selisih hasil penjualan dengan biaya produksi sebelum dikurangi pajak usaha. Laba kotor produksi es krim jambu biji merah sebesar Rp /bulan dari cup es krim jambu biji merah. 2. Laba Bersih Laba bersih merupakan laba yang diperoleh dari selisih laba kotor dengan pajak kepemilikan usaha. Laba bersih produksi

18 40 es krim jambu biji merah setiap bulannya adalah Rp ,00/bulan. h. BEP (Break Even Point) Break Even Point merupakan titik keseimbangan dimana pada titik tersebut pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan, artinya titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak mendapatkan keuntungan. Produksi es krim jambu biji merah mencapai titik impas pada tingkat produksi 4.682,4 cup dari kapasitas produksi cup setiap bulannya. Jadi selisih antara kapasitas produksi dan titik impas merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, usaha atau produksi es krim jambu biji merah akan tetap dapat berjalan. i. ROI (Return On Invesment) Return On Invesment merupakan kemampuan modal untuk mendapatkan keuntungan atau persentase keuntungan yang diperoleh dari besarnya modal yang dikeluarkan. Return On Invesment produksi es krim jambu biji merah sebelum pajak adalah 39,86 %, artinya dengan modal sebesar Rp /bulan dan pajak usaha Rp /bulan akan diperoleh keuntungan sebesar 39,86 %. Return On Invesment produksi es krim jambu biji merah setelah pajak adalah 38,77 %, artinya dengan modal Rp ,00/bulan dan pajak usaha Rp ,00/bulan, akan diperoleh keuntungan sebesar 38,77 % setiap bulannya. j. POT (Pay Out Time) POT merupakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendapatkan pengembalian modal dan mendapatkan keuntungan bersih. Produksi es krim jambu biji merah akan kembali modal dan mendapatkan keuntungan bersih setelah proses produksi berlangsung selama 2,5 bulan.

19 41 k. B/C (Benefit Cost Ratio) Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Jika nilai Benefit Cost Ratio lebih kecil dari 1, maka proses produksi tidak layak untuk dilakukan karena perusahaan mengalami kerugian. Sebaliknya jika Benefit Cost Ratio lebih dari 1, maka proses produksi (usaha) tetap dijalankan karena perusahaan mendapatkan keuntungan. Jika Benefit Cost Ratio sama dengan 1 maka perusahaan mengalami titik impas (tidak untung dan tidak rugi), artinya perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk tetap meanjalankan usaha. Pada produksies krim jambu biji merah nilai Benefit Cost Ratio adalah 1,39 sehingga usaha ini layak untuk dilakukan.

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Pembuatan Es Krim Wortel dilaksanakan mulai bulan Maret 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kue cubit ubi jalar ungu adalah salah satu produk diversifikasi dari makanan tradisional kue cubit.kue berukuran kecil ini berdiameter sekitar 4cm. Kue cubit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanan Praktek Produksi Proses Pembuatan Teh Herbal Daun Sirsak dengan Campuran Kayu Manis, Daun Stevia dan Secang dalam Kemasan Celup dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, 15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian pembuatan es krim dengan penambahan ekstrak kulit buah naga super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun, resistensi pelelehan, total

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSAANAN

BAB III METODE PELAKSAANAN BAB III METODE PELAKSAANAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses produksi kue cubit subtitusi ubi jalar ungu dilaksanakan mulai bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Pangan dan Gizi ITP, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik produksi pembuatan nugget patin wortel dilaksanakan bulan Maret 2016 sampai selesai di Laboratorium Rekayasa Proses dan Pengolahan Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Kerupuk ikan sayur merupakan makanan yang berasal dari bahan utama yaitu ikan tenggiri dan tepung tapioka dengan penambahan sayur yang dapat meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI ES KRIM WORTEL (CARR ICE) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL 7%, 14%, DAN 21%

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI ES KRIM WORTEL (CARR ICE) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL 7%, 14%, DAN 21% LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI ES KRIM WORTEL (CARR ICE) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK WORTEL 7%, 14%, DAN 21% Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Ahli Madya di Fakultas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek produksi Pembuatan Kerupuk Kulit Pisang dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan praktek produksi dilakukan pada bulan februari-juni

Lebih terperinci

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI SELAI MARKISA (Passiflora edulis) Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian DISUSUN OLEH : MUHSININ H3110026 PROGRAM

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Agustus 2015 di Laboratorium Teknologi Pascapanen (TPP) Fakultas Pertanian dan Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Proses Produksi yang berjudul Proses Produksi Flakes Bekatul dilaksanakan mulai bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016 di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produkss Minuman Instan Kacang Hijau dengan Penambahan Jahe CANGHE merupakan minuman instan yang terbuat dari kacang hijau dan jahe. Kenapa di katakan minuman

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Snack bars tepung bekatul dengan substitusi tepung maizena merupakan jenis snack bars dengan bahan baku bekatul dan tepung maizena sebagai bahan pengikat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Es Krim Es krim merupakan produk susu beku yang banyak dikonsumsi masyarakat karena memiliki gizi tinggi dan banyak dikembangkan dari berbagai bahan alternatif (Aboulfalzli

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A.

BAB III METODOLOGI A. BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan praktik produksi enting-enting kacang tanah, kacang kedelai dan kedondong ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Pembuatan desinfektan : Pada percobaan ini kami membuat desinfektan menjadi 3 jenis sampel yaitu desinfektan dengan menggunakan TiO 2 (sampel 1), desinfektan TiO 2 tanpa

Lebih terperinci

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat.

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Indolakto Sukabumi dan pelaksanaan analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai 7 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 06 sampai dengan bulan Januari 07 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA Making Soursop (Annona muricata L.) Ice Cream and Product Economy Analysis Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Hasil.1.1 Proses pembuatan choco chip jewawut Pembuatan Choco chip jewawut diawali dengan pembuatan tepung jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI NUGGET PATIN WORTEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI KERUPUK KULIT PISANG Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk )

PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) PENGOLAHAN ES KRIM KAYA ANTIOKSIDAN DARI SARI BUAH MERAH ( Pandanus Conoideus Lamk ) SKRIPSI Oleh : M. Khadik Asrori NPM. 1033010011 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2017 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk, pembuatan sherbet

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM : 0533310039 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN Crazy Ice Cream (Cracker with Freeze Yoghurt Ice Cream) Diversifikasi Pangan Sehat Riadi Fesa Muttaqin Mohamad Jafar Sidiq Ria Putri Rahmadani

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH

TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TUGAS AKHIR PRAKTEK PRODUKSI TEH CELUP KULIT BAWANG MERAH TugasAkhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelar Ahli Madya Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Progam

Lebih terperinci

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh : PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI Oleh : PRAPTI AKHIRININGSIH NPM : 0533010001 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang tolo adalah salah satu jenis kacang-kacangan yang sudah dikenal oleh masyarakat. Kandungan protein kacang tolo berkisar antara 18,3 25,53% yang berpotensi sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM TOMAT MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Teknik Kimia Program Diploma Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGGORENGAN HAMPA TERHADAP MUTU DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK IKAN LEMURU Penelitian tahap satu ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penggorengan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER

PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea HOMOGENIZER LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN ES KRIM UBI JALAR (Ipomea batatas) MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER (Making Sweet Potato Ice Cream Using A Homogenizer) Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau Proses pembuatan mie basah rasa sayur bayam hijau ini diawali dengan penyediaan bahan baku sampai pada proses pembuatan

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Menurut Ismayasari (2014), enting-enting merupakan makanan khas dari daerah Jawa Tengah yang terbuat dari campuran kacang tanah yang telah disangrai dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan hingga saat ini pemasarannya sudah semakin meluas dan dikonsumsi oleh seluruh

Lebih terperinci

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi

EVALUASI EKONOMI. Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi EVALUASI EKONOMI Evalusi ekonomi dalam perancangan pabrik meliputi : Modal yang ditanam Biaya produksi Analisis ekonomi 1. Modal yang ditanam A.Modal tetap, meliputi : letak pabrik gedung utilities pabrik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Nata De Tomato Proses pembuatan nata de tomato adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan Bahan Baku Pada tahapan ini pembuatan nata dari tomat menggunakan jenis

Lebih terperinci

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.) PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.) PURI SITI RAHMAWATI 12.302.0171 Pembimbing Utama Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November Mei 2016 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 30 November 2015 13 Mei 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jambu Biji Merah (Psidium guajava L) Tanaman jambu biji dikenal dengan nama latin Psidium guajava Linn., termasuk suku myrtaceae. Tanaman jambu biji berbentuk perdu, memiliki

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN INULIN PUDDING DRINK DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 10 LITER (40 BOTOL) PER HARI

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN INULIN PUDDING DRINK DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 10 LITER (40 BOTOL) PER HARI PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN INULIN PUDDING DRINK DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 10 LITER (40 BOTOL) PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: KEZIA SAMANTHA (6103013029) RONNY KUSUMA S. (6103013037)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu biji (Psidium guajava) memiliki rasa yang enak dan segar serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan juga kecantikan manusia. Buah jambu biji telah lama

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

METODE. Waktu dan Tempat

METODE. Waktu dan Tempat 14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES )

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERHADAP PROFITABILITAS INDUSTRI RUMAH TANGGA ANEKA KUE KERING (STUDI KASUS: INDUSTRI RUMAH TANGGA ONI COOKIES ) Nama : Sonny Suryadi NPM : 36410653 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan eksperimen pembuatan mousses dengan penambahan tape ketan hitam dan melakukan uji organoleptik kepada panelis ahli serta uji daya

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER

PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN KEDELAI (Glycine soja) SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ES KRIM MENGGUNAKAN ALAT HOMOGENIZER Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yaitu permasalahan yang diteliti oleh penulis. Objek yang di teliti yaitu choux pastry dari tepung talas dan subjek

Lebih terperinci

ANALISA KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PERMEN JELLY KOLANG KALING DI LIMBANGAN KENDAL

ANALISA KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PERMEN JELLY KOLANG KALING DI LIMBANGAN KENDAL Techno, ISSN 1410-8607 Volume 17 No. 1, April 2016 Hal. 028 032 ANALISA KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PERMEN JELLY KOLANG KALING DI LIMBANGAN KENDAL ANALISA KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PERMEN JELLY KOLANG KALING

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN

PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN S7 PENGARUH PENAMBAHAN LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERHADAP KECEPATAN LELEH ES KRIM YANG DIHASILKAN THE EFFECT OF ADDITION OF YELLOW SQUASH (Curcurbita moschata)

Lebih terperinci

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg. 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning Kandungan Gizi Kalori Protein Lemak Hidrat arang Kalsium Fosfor Zat besi Vitamin A Vitamin B 1 Vitamin

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU Bambang Kusmartono 1, Merita Ika Wijayati 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta e-mail : bkusmartono@ymail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat METODE Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian ini dilakukan seluruhnya di laboraturium terpadu, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L) SEBAGAI PEWARNA ALAMI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan pektin kulit jeruk dan pembuatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Agro inovasi Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id 2 AgroinovasI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM

SKRIPSI. Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM EFEKTIFITAS GLISEROL MONOSTEARAT (GMS) TERHADAP MUTU DONAT LABU KUNING SKRIPSI Oleh : Roseria Anggiarini Lestari NPM. 0333010021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen di bidang Teknologi Pangan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pembuatan cake rumput laut dan mutu organoleptik

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 70 76 (2017) ANALISIS KELAYAKAN USAHA MANISAN BUAH DI DESA TEUPIN PUNTI KECAMATAN SYAMTALIRA ARON KABUPATEN ACEH UTARA Eka Fitriya 1, Elfiana 2, Martina 2 1 Mahasiswa Agribisnis

Lebih terperinci

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI

PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI PEMANFAATAN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas varietas Ayamurasaki) DALAM PEMBUATAN ES KRIM SINBIOTIK SKRIPSI Disusun oleh : Fatkhatul Khoiriyah NPM : 0833010011 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan

Lebih terperinci

EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH

EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH PKMK-1-10-1 EMPING MLINJO CARA PASTA ANTI ASAM URAT DENGAN FORTIFIKASI BUMBU REMPAH-REMPAH Uswatun Khasanah, Yuniari Suyatin, Irma Wijayanti Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta ABSTRAK Emping mlinjo merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Lokasi tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis proksimat dilakukan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tepung Tulang Ikan Rendemen tepung tulang ikan yang dihasilkan sebesar 8,85% dari tulang ikan. Tepung tulang ikan patin (Pangasius hypopthalmus) yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

BAB III MATERI DAN METODE. substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari 19 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian analisis nilai kalori dan uji sensori roti gula sukrosa dengan substitusi gula fruktosa dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 hingga Januari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu produk olahan susu bersifat semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan, teksturnya yang lembut banyak disukai oleh segala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata)

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata) UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ES KRIM KOMPOSISI KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris) DAN SUSU SKIM DENGAN PENAMBAHAN MANGGA KUWENI (Mangifera odorata) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : SRI WINARNI A 420 100

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah tepung gembili (dioscorea

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA

LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA 7. LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Kuesioner Penelitian LEMBAR KUESIONER PENILAIAN SENSORIS PRODUK SUSU UHT FULL CREAM PADA RESPONDEN DEWASA Berikut ini akan disajikan beberapa pertanyaan mengenai susu UHT

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Velva adalah campuran dari puree buah (hancuran buah dalam bentuk bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sukun (Arthocarpus altilis) merupakan tumbuhan yang terdapat di kawasan tropika dan banyak dibudidayakan di pulau jawa maupun luar jawa, buah sukun menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Pembuatan sirup rosella dilakukan di Laboratorium Teknologi

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium III. MATERI DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium Teknologi Pascapanen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2.Alat dan Bahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI

PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI PEMBUATAN TEPUNG BENGKUANG DENGAN KAJIAN KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na 2 S 2 O 5 ) DAN LAMA PERENDAMAN SKRIPSI Oleh : Keny Damayanti NPM.0533010023 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci