LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - BKIPM 2013 KATA PENGANTAR

BAB II PERENCANAAN KINERJA

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

2.1 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Balai Besar KIPM Jakarta I

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

LAMPIRAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN 2017

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Abdur Rouf Syam

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

KATA PENGANTAR. LakilLToshiLaporan Kinerja Direktorat Jenderal PSDKP Tahun 2014 III-

Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Badan Karantina Ikn, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i RINGKASAN... ii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN TAHUN 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ikhtisar Eksekutif. vii

RENCANA KINERJA TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TA. 2016

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN

LAKIP TAHUN BADAN POM i

PROGRAM UNGGULAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN (BKIPM)

RKT (Rencana Kinerja Tahunan) PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Ir. Nilanto Perbowo, M.

L A P O R A N K I N E R J A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

3.1 Prestasi Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Jakarta, Januari 2015 Kepala BBP2HP. Ir. Rahmah Hayati Samik Ibrahim, MM.

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA BKIPM KATA PENGANTAR

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

STANDAR PELAYANAN SERTIFIKASI INSTALASI KARANTINA IKAN DAN SERTIFIKASI CARA KARANTINA IKAN YANG BAIK (CKIB)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2013 Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, drh. Sujarwanto, MM NIP

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala BKIPM, Dr. Ir. Rina, M.Si. BKIPM - KKP i

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

RENCANA STRATEGIS PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Independensi Integritas Profesionalisme

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

Transkripsi:

i

KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (LKj BKIPM) tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 yang mengamanatkan setiap entitas akuntabilitas kinerja menyusun dan menyajikan laporan kinerja (LKj) atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan. LKj BKIPM ini merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan sebagai sarana akuntabilitas yang merinci pertanggungjawaban organisasi dan pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi. Di samping itu, diuraikan juga informasi terkait sasaran strategis organisasi dan indikator keberhasilannya dalam rangka pencapaian visi dan misinya. Landasan penyusunan LKj BKIPM Tahun 2014 adalah Rencana Strategis BKIPM (Renstra BKIPM) Tahun 2011-2014 dan Target Kinerja BKIPM 2014 berikut realisasinya. Pengelolaan manajemen kinerja di BKIPM dilaksanakan dari tingkat organisasi sampai dengan individu, dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSc). Secara umum, dalam tahun 2014 sebagian besar target sasaran strategis dan target kinerja yang ditetapkan telah berhasil dicapai. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagai sarana akuntabilitas dan pertanggungjawaban organisasi serta dapat dijadikan bahan masukan untuk peningkatan kinerja BKIPM di masa mendatang. Jakarta, 2015 Kepala Badan, Narmoko Prasmadji i

RINGKASAN EKSEKUTIF LKj - BKIPM 2014 LAKIP BKIPM Tahun 2014 disusun sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja BKIPM selama tahun 2014. Pada tahun 2014 BKIPM telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala BKIPM dengan Menteri Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari 10 Sasaran Strategis (SS) dan 32 Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara garis besar, uraian atas pencapaian Sasaran Strategis beserta IKU BKIPM selama tahun 2014 adalah sebagai berikut: 1. Pencapaian sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dengan indikator nilai tukar nelayan, nilai tukar pembudidaya ikan, rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan), dan pertumbuhan PDB perikanan, pada tahun 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. Nilai Tukar Nelayan ditargetkan sebesar 104 dengan realisasi sebesar 104,63; b. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan ditargetkan sebesar 102 dengan realisasi sebesar 101,36; c. Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan) ditargetkan sebesar Rp2juta dengan realisasi sebesar Rp2,56 juta; dan d. Pertumbuhan PDB perikanan ditargetkan sebesar 7% dengan realisasi sebesar 6,34%. 2. Pencapaian sasaran strategis meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan dengan indikator jumlah produksi perikanan budidaya dan jumlah produk olahan hasil perikanan, pada tahun 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. jumlah produksi perikanan budidaya ditargetkan sebesar 13,44 juta ton dengan realisasi sebesar 14,52 juta ton; dan b. jumlah produk olahan hasil perikanan pada 2014 ditargetkan sebesar 5.2 juta ton dengan realisasi sebesar 5,21 juta ton. ii

3. Pencapaian sasaran strategis meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan, dengan indikator persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area, jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB), pada tahun 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area ditargetkan sebesar 98% dengan realisasi sebesar 99,97%; b. jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu ditargetkan sebesar 64 (33 laboratorium UPT KIPM dan 31 lembaga inspeksi) dengan realisasi sebbesar 64 (33 laboratorium UPT KIPM dan 31 lembaga inspeksi); c. jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor ditargetkan sebesar 1.125 sertifikat dengan realisasi sebesar 1.556 sertifikat; dan d. jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB) ditargetkan sebesar 10 sertifikat dengan realisasi sebesar 12 sertifikat. 4. Pencapaian sasaran strategis tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan dengan indikator jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dan jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan, pada tahun 2014 dapat tercapai. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan ditargetkan sebesar 5 draft dengan realisasi sebesar 4 draft peraturan/keputusan menteri; dan iii

b. jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan ditargetkan sebesar 4 dengan realisasi sebesar 25 Keputusan Kepala BKIPM. 5. Pencapaian sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan bermutu dengan indikator jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN, persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan, jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan, jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (approval number), persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection, jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi, jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability, dan jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi, pada tahu 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra ditargetkan sebesar 10 kasus dengan realisasi 10 kasus. Penolakan tertinggi terjadi di Kanada, yaitu 4 kasus penolakan; b. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN ditargetkan sebesar 98% dengan realisasi sebesar 100%; c. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan ditargetkan sebesar 98% dengan realisasi sebesar 100%; d. Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan ditargetkan sebesar 98 dengan realisasi sebesar 102 SOP; iv

e. Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (approval number) ditargetkan sebesar 50 dengan realisasi sebesar 128; f. Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection ditargetkan sebesar 20% dengan realisasi sebesar 20%; g. Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi ditargetkan sebesar 5 IKI dan 2 laboratorium dengan realisasi sebesar 12 IKI dan 12 laboratorium; h. Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability ditargetkan sebanyak 4 lokasi dengan realisasi sebanyak 4 lokasi; i. Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi ditargetkan sebesar 48 dengan realisasi sebesar 48 metoda. 6. Pencapaian sasaran strategis terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dengan indikator rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani dan rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani, pada tahun 2014 dapat ytercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani ditargetkan sebesar 85% dengan realisasi sebesar 100%; dan b. rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani ditargetkan sebesar 85% dengan realisasi sebesar 93,33%. 7. Pencapaian sasaran strategis tersedianya Sumber Daya Manusia BKIPM yang kompeten dan profesional dengan indikator indeks kesenjangan kompetensi eselon II dan III, pada tahun 2014 dapat tercapai. Realisasi IKU untuk SS tersebut adalah sebesar 20,36% dari target sebesar 50%. v

8. Pencapain sasaran strategis tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM dengan indikator Service Level Agreement di BKIPM dan persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5), pada tahun 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. Service Level Agreement di BKIPM ditergetkan sebesar 75% dengan realisasi sebesar 100%; dan b. persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5) ditergetkan sebesar 4,25 dengan realisasi sebesar 3,76. 9. Pencapaian sasaran strategis terwujudnya good governance & clean government di BKIPM dengan indikator jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BKIPM, tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM, indeks kepuasan masyarakat BKIPM, nilai inisiatif anti korupsi BKIPM, dan nilai penerapan reformasi birokrasi BKIPM, pada tahun 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut: a. jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BKIPM ditargetkan sebesar 100% dengan realisasi sebesar 79,52%; b. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM ditargetkan nilai A dengan realisasi nilai A (79,97); c. Indeks Kepuasan masyarakat BKIPM ditargetkan sebesar 75 dengan realisasi sebesar 82,33; d. Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM ditargetkan sebesar 7,75 dengan realisasi sebesar 8,61; dan e. Nilai penerapan reformasi birokrasi BKIPM ditargetkan sebesar 80 dengan realisasi sebesar 84,61. 10. Pencapaian sasaran strategis terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal dengan indikator persentase penyerapan DIPA BKIPM, pada tahun 2014 dapat tercapai. Realisasi penyerapan DIPA BKIPM sebesar 96,86% dari target sebesar 95%. vi

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar target kinerja BKIPM pada tahun 2014 telah berhasil dicapai. Keberhasilan pencapaian tersebut diupayakan untuk semakin ditingkatkan, sedangkan untuk beberapa kegiatan yang belum terlaksana/terdapat permasalahan akan diupayakan untuk dapat diselesaikan. Dengan disusunnya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi BKIPM dan menjadi umpan balik peningkatan kinerja BKIPM pada periode berikutnya. vii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK... xiii I. PENDAHULUAN... 1 GAMBARAN UMUM ORGANISASI... 1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKIPM... 4 SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LKJ... 8 II. PERENCANAAN KINERJA... 10 RENCANA KINERJA 2014... 10 PERJANJIAN KINERJA 2014... 13 III. AKUNTABILITAS KINERJA... 17 CAPAIAN IKU... 17 ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN IKU... 20 EVALUSASI EFISIENSI... 91 IV. P E N U T U P... 93 SIMPULAN... 93 viii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Penetapan Kinerja Tahun 2014... L-1 2. Data UPI dan Sertifikat HACCP Tahun 2014... L-4 3. Rekapitulasi Nilai IKM UPT KIPM Tahun 2014... L-5 4. Form Pengukuran Efisiensi... L-7 ix

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Arah Kebijakan dan Langkah Strategis BKIPM Tahun 2014... 7 Tabel 2.1 Sasaran Strategis BKIPM Tahun 2014... 11 Tabel 2.2 Target Kinerja BKIPM Tahun 2014... 14 Tabel 3.1 Capaian Kinerja BKIPM Tahun 2014... 18 Tabel 3.2 Perkembangan NTN per Bulan pada 2014... 21 Tabel 3.3 Capaian IKU 1 pada 2011-2014... 22 Tabel 3.4 Capaian IKU 2 pada 2011 2014... 24 Tabel 3.5 Capaian IKU 3 pada 2013-2014... 26 Tabel 3.6 Capaian IKU 4 pada 2010-2014... 27 Tabel 3.7 PDB Perikanan, 2010-2014 (Rp Miliar)... 27 Tabel 3.8 Capaian IKU 5 pada 2011-2014... 29 Tabel 3.9 Capaian IKU 6 pada 2011-2014... 31 Tabel 3.10 Capaian IKU 7 Tahun 2011-2014... 33 Tabel 3.11 Data Lalu Lintas Komoditas Perikanan Tahun 2011-2014... 34 Tabel 3.12 Hasil Verifikasi Sistem Manajemen Mutu Tahun 2011-2014... 36 Tabel 3.13 Capaian IKU 9 pada 2011-2014... 37 Tabel 3.14 Capaian IKU 10 pada 2011-2014... 39 Tabel 3.15 UUPI Bersertifikat CKIB Tahun 2014... 40 Tabel 3.16 Capaian IKU 11 pada 2011-2014... 41 Tabel 3.17 Capaian IKU 12 Tahun 2013 dan 2014... 43 Tabel 3.18 Capaian IKU 13 pada 2011-2014... 47 Tabel 3.19 Rekapitulasi Kasus Penolakan pada 2011-2014... 47 Tabel 3.20 Capaian IKU 14 pada 2013-2014... 50 x

Tabel 3.21 Capaian IKU 15 pada 2013-2014... 51 Tabel 3.22 Volume Impor Yang Dilalulintaskan Tahun 2011-2014... 51 Tabel 3.23 Capaian IKU 16 pada 2011-2014... 52 Tabel 3.24 Capaian IKU 17 pada 2011-2014... 57 Tabel 3.25 Jumlah UPI yang Teregistrasi di Negara Mitra pada 2012-2014... 58 Tabel 3.26 Capaian IKU 18 pada 2013 dan 2014... 60 Tabel 3.27 Data Capaian IKU 19 Tahun 2011-2014... 61 Tabel 3.28 Laboratorium UPT KIPM yang Terakreditasi Tahun 2014... 62 Tabel 3.29 Capaian IKU 20 pada 2013 dan 2014... 64 Tabel 3.30 Capaian IKU 21 pada 2011-2014... 65 Tabel 3.31 Data Penindakan Pelanggaran Karantina Ikan Tahun 2011-2014... 68 Tabel 3.32 Capaian IKU 22 pada 2011-2014... 69 Tabel 3.33 Capaian IKU 23 pada 2011-2014... 70 Tabel 3.34 Hasil Verifikasi Pemenuhan Kompetensi Jabatan Tahun 2014... 73 Tabel 3.35 Capaian IKU 24 pada 2013 2014... 73 Tabel 3.36 Pejabat yang Mengikuti Diklat PIM Tahun 2014... 74 Tabel 3.37 Jumlah Pejabat BKIPM yang Belum Mengikuti Diklat PIM... 74 Tabel 3.38 Data Pegawai yang Mengikuti Diklat Teknis Tahun 2014... 74 Tabel 3.39 Capaian IKU 25 pada 2011-2014... 76 Tabel 3.40 Capaian IKU 26 pada 2013-2014... 77 Tabel 3.41 Capaian IKU 27 pada 2011-2014... 78 Tabel 3.42 Capaian IKU 28 pada 2011-2014... 79 Tabel 3.43 Perkembangan Nilai AKIP Berdasarkan Aspek Penilaian... 79 Tabel 3.44 Capaian IKU 29 pada 2013-2014... 81 Tabel 3.45 Capaian IKU 30 pada 2012-2014... 82 Tabel 3.46 PMPRB BKIPM Tahun 2014... 85 xi

Tabel 3.47 Capaian IKU 31 pada 2012-2014... 85 Tabel 3.48 Penyerapan Anggaran per Kegiatan T.A 2014... 87 Tabel 3.49 Penyerapan Anggaran per Jenis Belanja T.A 2014... 87 Tabel 3.50 Persentase Penyerapan Anggaran Triwulanan... 87 Tabel 3.51 Capaian IKU 32 pada 2011-2014... 88 Tabel 3.52 Ringkasan LRA Netto T.A 2013 dan T.A 2014... 89 Tabel 3.53 Rincian Realisasi Belanja Netto BKIPM T.A 2013 dan 2014... 90 Tabel 3.54 Ringkasan Neraca T.A 2014 dan 2013... 91 xii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK LKj - BKIPM 2014 1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi BKIPM... 2 2. Gambar 2.1 Peta Strategi BKIPM Tahun 2014... 12 3. Grafik 3.1 Perkembangan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Tahun 2014... 24 4. Grafik 3.2 Perbandingan Capaian dan Target IKU 7 Tahun 2011-2014... 34 5. Grafik 3.3 Target dan Capaian IKU 9 Tahun 2011-2014... 38 6. Grafik 3.4 Perkembangan Nilai AKIP BKIPM 2011 2014... 80 7. Grafik 3.5 Penyerapan Anggaran BKIPM... 88 xiii

I. PENDAHULUAN GAMBARAN UMUM ORGANISASI B erdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan, tugas dan fungsi kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas dan fungsi eselon I Kementerian Negara, yang ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) merupakan salah satu unit eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan yang merupakan penggabungan dari Pusat Karantina Ikan, Sekretariat Jenderal dengan Direktorat Standarisasi dan Akreditasi, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) yang mempunyai tugas yang sangat strategis, yaitu melaksanakan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Dasar pemikiran terbentuknya BKIPM antara lain adalah untuk efisiensi dan efektifitas pelayanan sertifikasi secara terpadu dalam penjaminan kualitas (quality assurance) hasil perikanan; ratifikasi perjanjian GATT (tahun 1986-1993) tentang penerapan SPS agreement terhadap perlindungan kesehatan ikan dan kesehatan manusia; peningkatan lalulintas komoditas perikanan antar Negara dan antar area di wilayah Republik Indonesia yang berdampak terhadap peningkatan resiko masuk dan tersebarnya hama penyakit ikan; meningkatnya kecenderungan pola konsumsi protein hewani dari daging merah ke daging putih disertai tuntutan adanya pengendalian mutu terhadap keamanan dan kesehatan hasil perikanan; pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan serta pencegahan hama dan penyakit ikan harus dilakukan secara holistik dan konsisten dalam suatu sistem management mutu; karantina ikan dan pengendalian mutu hasil perikanan sebagai salah satu unit pelayanan yang merupakan bagian dari Trade Facilitation dalam kegiatan ekspor dan impor Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala BKIPM dibantu oleh 3 (tiga) Pusat, yaitu: 1) Pusat Karantina Ikan; 2) Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; 3) Pusat Manajemen Mutu; dan Sekretariat BKIPM, serta 47 Unit 1

Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (UPT KIPM) yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu: 2 (dua) Balai Besar KIPM, 7 (tujuh) Balai KIPM Kelas I, 5 (lima) BKIPM Kelas II, 18 (delapan belas) Stasiun KIPM Kelas I, 14 (empat belas) Stasiun KIPM Kelas II, dan Balai Uji Standar KIPM (BUSKIPM) sebagai UPT KIPM dibidang pelayanan uji standar/laboratorium reference, serta kelompok Jabatan Fungsional, diantaranya Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, Pengawas Perikanan bidang Mutu Hasil Perikanan, Pranata Komputer, Pranata Humas, Arsiparis, Statistisi dan jabatan fungsional umum lainnya, dengan jumlah SDM aparatur yang mendukung BKIPM saat ini berjumlah 1659 orang pegawai, dengan komposisi pegawai 11% di pusat dan 89% di UPT KIPM. Bagan struktur organisasi BKIPM dapat dilihat dalam Gambar 1.1 di bawah ini. Gambar 1.1 Struktur Organisasi BKIPM 2

Penyelenggaraan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan mencakup aspek yang sangat luas, mulai dari proses penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tindakan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, pemantauan/monitoring (surveillance), hingga ke investigasi awal dan proses penegakan hukum terhadap berbagai pihak yang melanggar atau tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi secara sadar patuh dalam perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKIPM dituntut untuk melaksanakannya dengan transparan, akuntabel, efektif, efisien dan terpercaya sesuai dengan prinsipprinsip good governance. Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut diwujudkan dalam bentuk penyusunan laporan kinerja (LKj). LKj disusun sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban BKIPM dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2014 dalam rangka melaksanakan misi BKIPM dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit organisasi, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi pemangku kepentingan demi perbaikan kinerja BKPM. Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, penyusunan LKj juga merupakan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1999 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 3

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKIPM Peranan strategis BKIPM dalam RPJM 2010-2014 dalam rangka mendukung visi Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat, secara langsung mendukung arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, diwujudkan dalam upaya melindungi kelestarian sumberdaya perikanan dari ancaman hama penyakit ikan berbahaya, menjamin kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan, serta mengendalikan impor hasil perikanan berbasis scientific barrier sesuai ketentuan peraturan perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan. Dengan demikian peranan karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dalam pembangunan kelautan dan perikanan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan hasil perikanan yang berkualitas dan berdaya saing, memiliki akseptabilitas yang tinggi di pasar nasional dan internasional serta mendukung kelestarian sumberdaya perikanan. Arah kebijakan dan strategi BKIPM diimplementasikan dalam keterkaitannya dengan arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta diselaraskan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Sehubungan dengan hal tersebut maka BKIPM menetapkan arah kebijakan pembangunan sebagai berikut: 1. Pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan adalah masuk dan tersebarnya HPIK yang dapat menggagalkan produksi perikanan dan bahkan memusnahkan keanekaragaman sumberdaya hayati kelautan dan perikanan. Aktualisasi BKIPM dalam mengantisipasi ini adalah dengan melakukan pencegahan masuknya HPIK ke wilayah RI dan penyebarannya dari satu area ke area lain, serta mencegah keluarnya HPIK dari wilayah RI berlandaskan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan dan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan dalam rangka melindungi kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan dan lingkunganya agar tetap terjaga dan berproduktifitas tinggi baik kualitas maupun kuantitas. Selanjutnya BKIPM telah melakukan berbagai kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam hal agar produk perikanan sebagai bahan pangan yang 4

tersedia aman untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan melakukan pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan dari hulu sampai hilir melalui monitoring mutu ikan pada sentra produksi perikanan, termasuk pelabuhan dan unit supplier, inspeksi terhadap produk perikanan impor yang akan didistribusikan ke unit pengolahan ikan maupun pasar domestik serta sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada Unit Pengolahan Ikan (UPI). 2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan Dewasa ini dan di masa depan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan sebagai bagian integral pembangunan kelautan dan perikanan menghadapi perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis. Globalisasi ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesepakatan-kesepakatan internasional dan regional seperti harmonisasi ASEAN (Association of South East Asia Nations), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN- China Free Trade Area (ACFTA) mempunyai konsekuensi dan implikasi yang signifikan pada penerapan sistem perkarantinaan ikan serta sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi pengembangan industrialisasi perikanan. Dampak yang paling terasa adalah adanya tuntutan agar produk yang dihasilkan senantiasa kompetitif khususnya terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan mutu produk serta sistem penanganannya yang baik (food safety), sehingga secara kuantitatif dan kualitatif suatu produk mempunyai daya saing yang tinggi dan diterima oleh konsumen dengan baik karena secara normatif merupakan produk yang sehat dan produk yang memiliki jaminan kualitas (quality and safety assurance) yang aman untuk dikonsumsi. Sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan merupakan kebutuhan untuk ditumbuhkembangkan sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran manusia akan kebutuhan zat gizi dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Dalam perspektif inilah sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan memiliki dampak makro bagi pembangunan kelautan dan perikanan secara nasional maupun internasional. 5

3. Pengendalian kualitas hasil perikanan melalui sistem jaminan kesehatan ikan, mutu, keamanan hasil perikanan. Tantangan ekspor hasil perikanan di pasar gobal semakin meningkat seiring dengan persyaratan-persaratan yang ditetapkan oleh negara importir seperti Amerika, Uni Eropa, Jepang, Korea, China, Rusia, dan Kanada. Tantangan yang dihadapi dalam ekspor hasil perikanan adalah persyaratan pemantapan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan (quality and safety assurance) hasil perikanan. Salah satu kelemahan hasil perikanan adalah cepatnya penurunan kualitas sehingga perlu dilakukan penangan dengan baik. Pengendalian kualitas hasil perikanan dimulai dari cara budidaya ikan yang baik, cara penangkapan ikan yang baik, dan penerapan konsep traceability serta dilakukan pengolahan pada unit pengolahan ikan yang tersertifikasi. Realitas ini mengharuskan BKIPM memiliki sistem perkarantinaan ikan yang efektif dan efisien, pada saat yang sama, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan juga harus memiliki basis yang kuat agar mampu menjadi penapis terhadap pengendalian mutu produksi perikanan Indonesia yang diekspor ke berbagai negara serta masuknya produk perikanan impor dari negara lain. 4. Penguatan Kompetensi dan Kapabilitas BKIPM Dengan jumlah penduduk yang besar dan wilayah terluas dengan pantai yang sangat panjang dengan ribuan kepulauan yang dapat dijadikan sebagai pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas wajib diawasi dan diperiksa, Indonesia sudah sepatutnya memiliki sistem perkarantinaan ikan dan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang terbaik, baik mencakup human capital, modernisasi sistem operasional (proses bisnis) maupun sarana dan prasarana. Dalam konteks ini perlu dilakukan penguatan kompetensi dan kapabilitas BKIPM sehingga memiliki kinerja yang tinggi. BKIPM ke depan harus dibangun menjadi institusi yang memiliki basis ilmu pengetahuan (knowledge-base) yang kuat dengan jaringan nasional maupun internasional yang dinamis dan kohesif. Bersamaan dengan itu, BKIPM melakukan pemberdayaan publik (public empowement) agar masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menerapkan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) dan melindungi keamanan 6

terhadap risiko produk perikanan yang tidak memenuhi standar yang berlaku melalui gerakan masyarakat sadar mutu dan karantina (GEMA SATUKATA)/Forum Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Formikan). 5. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaruan dan perubahan mendasar (mind set dan culture set) serta pengembangan budaya kerja terhadap penyelenggaraan sistem perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, diarahkan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan peningkatan manajemen sumber daya manusia (SDM) aparatur serta peningkatan pelayanan publik yang semakin prima. Untuk menjalankan kebijakan BKIPM, langkah-langkah strategis BKIPM diimplementasikan melalui program dan kegiatan BKIPM, dengan tujuan program pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan adalah melindungi kelestarian sumber daya hayati perikanan dan kelautan dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) serta menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan nasional dengan sasaran meningkatnya persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area, menurunnya jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, dan meningkatnya jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di UPI sebagai persyaratan ekspor. Pada Tabel 1.1 di bawah ini disajikan arah kebijakan dan langkah strategi yang akan ditempuh BKIPM tahun 2014. Tabel 1.1 Arah Kebijakan dan Langkah Strategis BKIPM Tahun 2014 ARAH KEBIJAKAN LANGKAH STRATEGIS Isu/Tantangan Kelestarian Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Dan Ketahanan Pangan Penguatan sistem - Perumusan kebijakan, peraturan dan perkarantinaan ikan, Mutu diseminasi/bimtek untuk meningkatkan dan Keamanan Hasil kesadaran mutu pelaku usaha Perikanan - Penerapan biosecurity - Tindakan karantina ikan secara terintegrasi berbasis In-Line Inspection 7

ARAH KEBIJAKAN Peningkatan sistem jaminan Mutu dan kesehatan ikan LANGKAH STRATEGIS - Standardisasi dan sertifikasi (prosedur/metode, instalasi karantina ikan, pelayanan, sistem informasi, laboratorium) - Pemantauan/surveillance/monitoring penyakit ikan dan mutu hasil perikanan - Pengendalian Impor dalam rangka Pencegahan Penyakit dan perlindungan Plasma Nuffah Perikanan - Perumusan kebijakan, peraturan dan diseminasi/bimtek untuk meningkatkan kesadaran mutu pelaku usaha - Melakukan survailensi terhadap UPI yang melakukan kegiatan ekspor berbasis In- Process Inspection - Harmonisasi/kesetaraan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan negara mitra/tujuan ekspor - Pemenuhan standar kebutuhan sarana dan prasarana instalasi - Pengembangan kapasitas kompetensi SDM aparatur BKIPM - Gerakan sadar mutu dan karantina ikan bagi pemangku kepentingan Isu/Tantangan : Daya Saing Dan Nilai Tambah Hasil Perikanan Peningkatan daya saing produk perikanan domestik - Perumusan kebijakan, peraturan, dan diseminasi/bimtek untuk meningkatkan kesadaran mutu pelaku usaha - Pengendalian mutu dan kualitas produk perikanan - Pengamanan pangan untuk konsumsi - Pengendalian impor produk yang tersedia di dalam negeri - Penerapan sertifikasi mutu dan kesehatan ikan ekspor SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LKJ Sistematika dan isi laporan kinerja BKIPM merujuk pada aturan dan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut: a. Ringkasan Eksekutif, pada bagian ini menjelaskan gambaran secara ringkas tentang capaian kinerja selama tahun 2014. 8

b. Bab I Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi. c. Bab II Perencanaan Kinerja, menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. d. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. e. Bab IV Penutup, menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. f. Lampiran, memuat Penetapan Kinerja Tahun 2014 dan hal-hal lainnya. 9

II. PERENCANAAN KINERJA LKj - BKIPM 2014 RENCANA KINERJA 2014 Kepala BKIPM telah menetapkan visi BKIPM yaitu: Hasil Perikanan yang sehat bermutu, aman konsumsi dan terpercaya. Pengertian visi tersebut bermakna hasil perikanan yang bebas hama penyakit ikan karantina, memiliki kualitas teknis sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan serta tidak dalam ambang batas yang dapat membahayakan manusia dan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat karena sertifikasi yang diterbitkan merupakan jaminan dan telah memenuhi syarat untuk diterima di pasar nasional dan international. Selanjutnya BKIPM menetapkan misi, yaitu mewujudkan pencegahan penyebaran HPIK serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang mampu menjamin lalu lintas hasil perikanan yang sehat, bermutu, aman konsumsi dan terpercaya. Dalam rangka implementasi atau penjabaran dari misi, ditetapkan tujuan yang merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu, serta menggambarkan arah strategik organisasi, perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan misi adalah Meningkatnya lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistim jaminan kesehatan, mutu dan kemanan hasil perikanan. Misi dan tujuan tersebut telah dijabarkan ke dalam sasaran strategis BKIPM, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan selama kurun 2011-2014 dialokasikan dalam melalui program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (performance plan). Sasaran strategis BKIPM merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis BKIPM dan merupakan dasar untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja BKIPM serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja unit pelaksana teknis di lingkungan BKIPM. 10

Tahun 2014 merupakan tahun kedua bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam mengimplementasikan model pengelolaan kinerja organisasi berbasis Balanced Scorecard (BSc). Model pengelolaan kinerja ini memiliki kelebihan dimana dapat membantu penyusunan strategi Kementerian Kelautan dan Perikanan secara komprehensif dan bervisi jangka panjang yang mencakup empat aspek sudut pandang, yaitu: Stakeholder, Customer, Internal Process, serta Learning and Growth. Strategi dalam empat perspektif tersebut lebih lanjut dituangkan pada peta strategi dalam suatu dokumen perjanjian kinerja. Dalam dokumen tersebut dirumuskan setiap sasaran strategis (SS) yang akan dicapai dalam setiap perspektif dan Indikator Kinerja Utama (IKU) setiap sasaran. Daftar SS BKIPM tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Sasaran Strategis BKIPM Tahun 2014 PRESPEKTIF STAKEHOLDER SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan PRESPEKTIF CUSTOMER SS2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan SS3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan PRESPEKTIF INTERNAL PROCESS SS4 SS5 SS6 Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan Terselengggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakkan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan. PRESPEKTIF LEARNING AND GROWTH SS7 SS8 SS9 SS10 Tersedianya sumberdaya manusia BKIPM yang kompeten dan professional Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM Terwujudnya good governance dan clean government di BKIPM Terkelolanya anggaran BKIPM yang optimal 11

Sasaran Strategis tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam peta strategis. Peta strategi BKIPM menerapkan 4 (empat) perspektif, yaitu: stakeholders perspective, customers perspective, internal process perspective dan learning and growth perspective. Stakeholders perspective berisi hal-hal yang harus dihasilkan oleh organisasi agar dinilai berhasil oleh stakeholders. Customers perspective berisi ekspektasi dari customer dan apa yang menjadi ukuran keberhasilan atas pelayanan yang dilaksanakan. Internal Process perspective berisi proses bisnis seperti apa yang harus dikelola untuk memberikan layanan dan nilai-nilai kepada stakeholder dan customer, sedangkan prespektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective) berisi sumber daya internal yang dimiliki untuk melakukan perbaikan dan perubahan sehinggga dapat menghasilkan pelayanan yang dihasilkan. Peta strategis BKIPM tahun 2014 disajikan pada Gambar 2.1. berikut ini. Gambar 2.1 Peta Strategi BKIPM Tahun 2014 12

Peta strategi BKIPM tersebut selanjutnya diturunkan, dengan proses yang disebut cascading, ke seluruh unit eselon II, eselon III dan seterusnya hingga ke seluruh pegawai BKIPM. Dengan proses cascading tersebut maka strategi BKIPM didukung oleh seluruh unit dan pegawai BKIPM dalam setiap level. Hal ini merupakan keunggulan lain dari penerapan pengelolaan kinerja berbasis Bsc. Wujud nyata dari hasil pengelolaan kinerja dapat dirasakan dengan tercapainya sebagain besar target kinerja BKIPM secara keseluruhan pada 2011-2014. Dengan terus memelihara semangat perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement) maka diharapkan terus ada pembenahan pengelolaan kinerja BKIPM di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan agar visi dan misi BKIPM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat tercapai. PERJANJIAN KINERJA 2014 Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh intansi. BKIPM telah menyusun perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan Kepala BKIPM. Dalam Perjanjian Kinerja ini terdapat 10 SS, yang pencapaiannya diukur dengan 32 IKU. Kesepuluh sasaran strategis tersebut didukung oleh 1 program dan 4 kegiatan utama, yang dilaksanakan oleh Pusat, 47 UPT KIPM di seluruh wilayah Indonesia, dan 31 LPPMHP. Perjanjian kinerja BKIPM ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 89/KEPMEN-KP/SJ/2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja BKIPM Tahun 2014 terdiri dari dari sasaran-sasaran strategis di mana setiap SS menjadi basis dalam penentuan IKU. Target 32 IKU BKIPM tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.2 sebagai berikut. 13

Tabel 2.2 Target Kinerja BKIPM Tahun 2014 Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Prespektif Stakeholder 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Prespektif Customer 2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan 3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan Prespektif Internal Process 4 Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan Target 2014 1 Nilai Tukar Nelayan 104 2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar per KK/bulan 4 Pertumbuhan PDB Perikanan 5 Jumlah produksi perikanan budidaya ( Jt Ton) 6 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( Jt Ton) 7 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area 8 Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu 9 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor 10 Jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB) 11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan 12 Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan 102 Rp2 juta 7,00 % 13,44 5,2 98% 33 lab dan 31 lembaga inspeksi 1.125 10 5 4 14

Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan 5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu 6 Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan 13 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra 14 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN 15 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan 16 Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan 17 Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (Approval Number) 18 Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection 19 Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi 20 Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability 21 Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi 22 Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani 23 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani Target 2014 10 98% 98% 98 50 UPI 20% 2 IKI dan 5 lab 4 48 85% 85% 15

Prespektif Learning and Growth 7 Tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan profesional 8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM 9 Terwujudnya good governance & clean government di BKIPM 10 Terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal 24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di BKIPM 25 Service Level Agreement di BKIPM 26 Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5) 27 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BKIPM 28 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM 29 Indeks kepuasan masyarakat BKIPM 30 Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM 31 Nilai Penerapan RB BKIPM 32 Persentase penyerapan DIPA BKIPM 50% 75% 4,25 100% Nilai AKIP A 75 7,75 80 > 95% Sejalan dengan adanya revisi target pada Penetapan Kinerja KKP pada September 2014 akibat adanya perubahan kebijakan refocusing kegiatan dan penghematan anggaran, maka BKIPM juga telah melakukan revisi Penetapan Kinerja 2014. Perubahan tersebut adalah untuk target IKU nomor 1-4 untuk SS1, dan IKU nomor 5-6 untuk SS2, yang merupakan adopsi langsung dari level 0 dengan unit penanggung jawab IKU nomor 1 dan 4 adalah Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (Ditjen PT), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) untuk IKU nomor 2 dan 5, serta IKU nomor 3 dan 6 unit penangungjawabnya adalah Direktorat Jenderal Pemasaran dan Pengeolahan Hasil Perikanan (Ditjen P2HP). Penetapan perjanjian kinerja BKIPM Tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 1 pada LKj ini. 16

III. AKUNTABILITAS KINERJA LKj - BKIPM 2014 CAPAIAN IKU Dalam pengukuran kinerja, BKIPM telah menetapkan IKU sesuai dengan periode pelaporan, sedangkan kriteria yang digunakan dalam evaluasi kinerja pada LKj ini mengikuti pedoman pengelolaan kinerja pada aplikasi kinerjaku, sebagai berikut: 1. Angka maksimum tingkat capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%; 2. Indeks capaian IKU dikonversikan menjadi maximize semua agar sebanding dengan yang lainnya; 3. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau, ditentukan oleh Indeks Capaian IKU, sebagaimana berikut ini: 80% 80% Indeks Capaian < 90% 90% 4. IKU yang memiliki polarisasi maximize, merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan; 5. IKU yang memiliki polarisasi minimize, merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih kecil dari nilai target yang ditetapkan; 6. IKU yang memiliki polarisasi stabilize, merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja diharapkan berada dalam suatu rentang target tertentu. Apabila hasil perhitungan nilai capaian IKU melampaui target, akan menghasilkan nilai maksimal 120%. Karena IKU stabilize mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di sekitar target, maka capaian yang dianggap paling baik adalah capaian yang tepat sesuai dengan target. Berikut ini disampaikan ringkasan capaian kinerja BKIPM tahun 2014, disajikan pada Tabel 3.1 di bawah ini. 17

Tabel 3.1 Capaian Kinerja BKIPM Tahun 2014 Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan Prespektif stakeholder 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan perikanan 2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan perikanan Prespektif Customer 3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan Prespektif Internal Proses 4 Tersedianya kebijakan perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan 5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan bermutu % Capaian 1 NTN 104 104,63 100,75 2 NTPi 102 101,36 99,37 3 Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan) 4 Pertumbuhan PDB Perikanan 5 Jumlah produksi perikanan budidaya ( jt ton) 6 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( jt ton) 7 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area 8 Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu 9 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor 10 Jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB) 11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan 12 Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan 13 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra 14 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN 15 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan Rp2 juta Rp2,56 juta 120 7,00% 6,34% 90,57 13,44 14,52 108,04 5,2 5,21 100,19 98% 99,97% 102,01 33 lab; 31 LI 33 lab; 31 LI 100 1.125 1.556 120^ 10 12 120 5 4 80 4 25 120^ 10 10 100 98% 100% 102,04 98% 100% 102,04 18

Sumber Data Keterangan 6 Terselenggaranya pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum karatina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan 16 Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan 17 Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (approval number) 18 Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection 19 Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi 20 Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability 21 Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi 22 Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani 23 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani Prespektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 7 Tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan professional 8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM 9 Terwujudnya good governance & clean government 10 Terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal : : P2HP 24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di lingkungan BKIPM 98 102 104,08 50 UPI 128 UPI 120^ 20% 20% 100 2 IKI, 5 lab 12 IKI, 12 lab 120^ 4 4 100 48 48 100 85% 100% 117,65 85% 93,33% 109,80 50% 20,36% 120^ 25 Service Level Agreement di 75% 100% 120^ BKIPM 26 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5) 4,25 3,76 88,47 27 Jumlah rekomendasi 100% 79,52% 79,52 Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi 28 Tingkat kualitas Nilai Nilai 100 akuntabilitas kinerja BKIPM AKIP A AKIP A 29 Indeks kepuasan 75 82,33 109,77 masyarakat BKIPM 30 Nilai Inisiatif anti korupsi 7,75 8,61 111,10 BKIPM 31 Nilai Penerapan RB BKIPM 80 84,76 105,95 32 Persentase penyerapan DIPA BKIPM > 95% 96,86% 101,96 Capaian IKU 1 dan 4 dari Ditjen PT; IKU 2 dan 5 Ditjen PB, dan IKU 3 dan 6 Ditjen ^) tingkat capaian ditetapkan oleh KKP maksimal 120%. 19

ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN IKU ANALISIS CAPAIAN KINERJA PADA PRESPEKTIF STAKEHOLDER SS1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan Keberhasilan capaian sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat diukur dengan empat indikator, yaitu nilai tukar nelayan, nilai tukar pembudidaya ikan, rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar per KK/bulan, dan pertumbuhan PDB perikanan. IKU 1 Nilai tukar nelayan IKU nilai tukar nelayan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan nelayan pada tahun tertentu dibandingkan dengan tahun dasar. Yang dimaksud dengan nilai tukar nelayan adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (Ib) dalam persentase. Untuk mengukur NTN digunakan formula sebagai berikut: IKU 1 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU Nilai Tukar Nelayan Indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga yang dibayar nelayan It Ib Standar kesejahteraan nelayan adalah angka NTN sebesar 100, apabila NTN di bawah 100 maka nelayan dikategorikan belum sejahtera dan apabila NTN di atas 100 maka nelayan sejahtera. Pada triwulan III tahun 2014, terdapat perubahan target NTN dari triwulan sebelumnya, yakni semula 112 menjadi 104. Penurunan target ini disebabkan oleh adanya penghematan anggaran seluruh Satuan Kerja lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang berdampak pada pengurangan upaya upaya (kegiatan) pada Satker untuk mencapai target NTN yang semula. Tabel 3.2 berikut ini adalah capaian NTN selama tahun 2014. 20