TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

Makalah Rakernas MA RI

PERSIDANGAN DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN

Sekitar Kejurusitaan

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

TINJAUAN MATA KULIAH...

PENETAPAN Nomor 0868/Pdt.G/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

LANGKAH-LANGKAH PELENGKAP YANG TERLEWATKAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA

Beberapa Catatan tentang Perubahan. pada Buku II Edisi Revisi 2009

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

P E N E T A P A N. Nomor : 1918/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum

PUTUSAN Nomor 0718/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor 0705/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

Nomor 0606/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

PUTUSAN Nomor 0938/Pdt.G/2015/PA. Pas

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

Nomor 1054/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. m e l a w a n

P U T U S A N Nomor : 0198/Pdt.G/2010/PA.Spn.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SALINAN P U T U S A N Nomor : 72/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

HAKIM SALAH MEMBAGI BEBAN BUKTI GAGAL MENDAPATKAN KEADILAN ( H. Sarwohadi, S.H.,M.H., Hakim Tinggi PTA Mataram )

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan

P U T U S A N 46/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGGUGAT ; MELAWAN TERGUGAT ;

PUTUSAN Nomor 1125/Pdt.G/2015/PA. Pas

PEDOMAN PELAKSANAAN MEDIASI PADA PENGADILAN AGAMA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA KALIMANTAN BARAT MENURUT PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1

E K S E K U S I (P E R D A T A)

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)

P U T U S A N. Nomor : 000/Pdt.G/2015/PTA.Btn DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

DERDEN VERZET (Oleh : Drs. H. M. Yamin Awie, SH. MH. 1 )

PUTUSAN Nomor 1734/Pdt.G/2014/PA.Pas

P U T U S A N Nomor : 046/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

R I N G K A S A N. setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan mempunyai tujuan untuk. pada akhirnya perkawinan tersebut harus berakhir dengan perceraian.

PEMERIKSAAN PERKARA DALAM PERSIDANGAN

PUTUSAN Nomor 1243/Pdt.G/2015/PA. Pas

PUTUSAN Nomor 0036/Pdt.G/2015/PA. Pas

TENTANG DUDUK PERKARANYA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95

TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N. Nomor <No Prk>/Pdt.G/2017/PTA. Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

PENUNJUK Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

P U T U S A N 37/Pdt.G/2012/PA.Dgl BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N NOMOR 00/Pdt.G/2013/PTA.BTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

SALINAN P U T U S A N. Nomor : 004/Pdt.G/2011/PTA.Bdg.

SALINAN P U T U S A N Nomor : 0813/Pdt.G/2011/PA.Skh. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor: 111/Pdt.G/2010/PA JP.

Nomor 0710/Pdt.G/2014/PA.Spg

Nomor Putusan : 089/Pdt.G/2010/PA.GM Para pihak : Pemohon Vs Termohon Tahun : 2010 Tanggal diputus : 26 Mei 2010

P U T U S A N Nomor: 0718/Pdt.G/2014/PA. Pas

Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2

PUTUSAN. Nomor : 0954/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN AHLI WARIS DAN P3HP /PERMOHONAN PERTOLONGAN PEMBAGIAN HARTAPENINGGALAN

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN

RUMUSAN HASIL KOMISI BIDANG TEKNIS YUSTISIAL. : 1. Pengarahan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI

Sidang Keliling PA Mungkid. Balai Desa Kaliang krik Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Ma gelan g

P U T U S A N. Nomor 0624/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

hal 0 dari 11 halaman

PUTUSAN Nomor : 1116/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

PUTUSAN Nomor: 0830/Pdt.G/2015/PA. Pas

P U T U S A N. Nomor: 0043/Pdt.G/2011/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA LAWAN

Transkripsi:

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Oleh : DRS. H.MUHTADIN,S.H 1

ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA BERACARA HARUS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG Waktu mengadili perkara di hadapan Pengadilan Negeri, tidak dapat diperhatikan acara yang lebih atau lain dari pada yang ditentukan dalam reglemen ini (Pasal 393 HIR.). ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA Hakim bersifat menunggu (Ps. 56 (1) UU. No. 7/1989, Ps.10 (1) UU. No. 48/2009). Hakim Pasif (Pasal 130 dan 178 ayat 2 dan 3 HIR.). Sidang terbuka untuk umum ( Ps. 59 (1) UU. No. 7/1989, Ps. 13 (1) UU. No. 48/2009). 2/14/2012 Drs. MUHTADIN, SH. 2

Mendengar kedua belah pihak, audi et alteram partem (Ps. 131 HIR.). Putusan harus disetai alasan-alasan (Pasal 184 (1) dan 319 HIR., 62 (1) UU. No. 7/1989, 50 (1) dan 53 (2) UU. No. 48/2009) Beracara dikenakan baiya (Pasal 121 ayat 4, 182, dan 183 HIR.). Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu (Ps. 56 (2) UU. 48/2009). Tidak ada keharusan mewakilkan (Pasal 123 HIR.). 2/14/2012 Drs. MUHTADIN, SH. 3

HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA Hukum acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama (Pasal 54 UU. No. 7/1989). Hukum Acara Peradilan Umum: HIR./R.Bg. Yang diatur secara khusus dalam Undangundang ini: pemeriksaan sengketa perkawinan (Pasal 65 91 UU. No.7/1989). Yang tidak diatur dalam aturan umum dan khusus, mempedomani sumber hukum acara lainnya, Rv., yurisprudensi, dan praktek peradilan. 4

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN AGAMA 1. PEMANGGILAN Sering terjadi verzet karena panggilan tidak patut. Bertita acara pemanggilan (relaas) tidak jelas dan tidak lengkap sehingga hakim ragu dalam menilai sah tidaknya panggilan. Panggilan tidak disampaikan di tempat tinggal/diamnya pihak yang dipanggil. Pemanggilan dilakukan bukan pada hari dan jam kerja. Stempel/cap dinas Desa/Kelurahan masih terjadi 2/14/2012perbedaan pendapat. Drs. MUHTADIN, SH. 5

2. UPAYA PERDAMAIAN/MEDIASI Hanya satu pihak (Penggugat) yang hadir, hakim berusaha mendamaikan. Penunjukan mediator dengan putusan sela Ketua Majelis menunjuk dirinya sebagai mediator. Ketua Majelis dalam penundaan sidang diikuti penetapan jadwal mediasi. Hari sidang pertama langsung mediasi. 6

3. PEMERIKSAAN PERKARA Pemeriksaan perkara tidak tuntas. Hakim hanya memperhatikan jawabmenjawab secara tertulis, hal-hal penting lainnya tidak ditanyakan Saksi tidak ditanyakan sebab-sebab pengetahuannya Terjadi kerancuan dalam perkara perceraian berdasarkan Pasal 19 f PP. No. 7/1975 antara mendengar keluarga (Pasal 22 ayat (2) PP. No. 9/1975 dengan mendengar saksi keluarga (Pasal 76 ayat (1) UU. No.9/1975). 7

Tuntutan provisi, UBV, dan dwangsom sering tidak dipertimbangkan. Eksepsi kompetensi tidak diputus lebih dahulu. Penggantian majelis tidak dibuat PMH baru. Kartu keanggotaan advokat yang habis masa berlakunya sering menjadi masalah. Penetapan Concervatoir Beslaag (CB) dengan putusan sela. 8

Pemerikasaan setempat kadang diikuti dengan pemeriksaan saksi-saksi. 4. KUMULASI Penggabungan antara perkara perceraian dengan penguasaan anak, nafkah, dan harta bersama sering dinyatakan tidak dapat diterima, karena: Pertimbangan beda hukum acaranya Perkara perceraian berlaku acara khusus yang sifat pemeriksaannya tertutup untuk umum Perkara-perkara akibat perceraian berlaku acara umum yang sifat pemeriksaannya terbuka untuk umum Mengacu pada Surat MARI No.: 17/TUADA-AG/IX/2009 perihal Kumulasi Perceraian dengan Harta Bersama, Nafkah anak, dan Hadlonah 9

5. PUTUSAN Jawaban Tergugat, replik, dan duplik dicantumkan seutuhnya. Pertimbangan hukum tidak jelas alur berpikir (logika hukumnya) sehingga hakim memutuskan demikian. Amar putusan tidak jelas dan tidak tegas. Mengabulkan lebih dari yang dituntut. Amar putusan dalam berita acara persidangan berbeda dengan yang tercantum dalam putusan. 2/14/2012 Drs. MUHTADIN, SH. 10

6. EKSEKUSI Pernah terjadi kesalahan dalam aanmaning. Kesalahan terjadi karena Ketua Pengadilan Agama tidak mempelajari isi putusan secara cermat hanya mempercayakan panitera. Putusan yang akan dieksekusi amarnya tidak bersifat kondemnatoir. 11

ATURAN HUKUM ACARA YANG SEHARUSNYA DILAKSANAKAN 1. PEMANGGILAN Psl. 121 ayat (2) HIR., panggilan kepada Tergugat disertai salinan dan pemberitahuan Pasal 22 HIR., tempo hari pemanggilan tidak boleh kurang dari tiga hari kerja. Pasal 390 ayat (1) HIR., surat panggilan harus disampaikan di tempat tinggal/diamnya. Jika tidak bertemu, kepada Kepala Desa/Lurah 12

Pasal 390 ayat (2) HIR., Kalau sudah meninggal kepada ahli warisnya. Jika tidak ada disampaikan kepada Kades/Lurah di tempat tinggal terakhirnya Pasal 390 ayat (3) HIR.,jika tidak diketahui tempat tinggal/diamnya disampaikan kepada Bupati. Perkara perceraian, diumumkan sesuai Pasal 27 PP. No.9/1975 Berita acara ditulis secara jelas dan lengkap sesuai keadaan senyatanya menurut undangundang 13

2. UPAYA PERDAMAIAN/MEDIASI Upaya perdamaian harus mengacu pada Pasal 130 HIR., implementasinya sesuai dengan PERMA No. 1/2008, antara lain: Setiap Hakim wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi yang diatur dalam Perma (Pasal 2 ayat 2). Hakim mewajibkan para pihak untuk menempuh mediasi (Pasal 7 ayat 1). Hakim wajib menjelaskan prosedur mediasi dalam Perma kepada para pihak (Pasal 7 ayat 6) Hakim wajib menunda proses persidangan perkara untuk menempuh mediasi (Ps. 7 ayat 5). 14

Dalam pertimbangan putusan wajib menyebutkan bahwa perkara yang bersangkutan telah diupayakan perdamaian melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator untuk perkara yang bersangkutan (Pasal 2 ayat 4). Para pihak berhak memilih mediator, antara lain: Hakim bukan pemeriksa perkara, dan Hakim Majelis pemeriksa perkara (Pasal 8 ayat (1) huruf a dan d). Jika pihak-pihak gagal memilih mediator, Ketua Majelis segera menunjuk Hakim bukan pemeriksa pokok perkara yang bersertifikat untuk menjalankan fungsi mediator (Pasal 11 ayat 5 ). 15

Jika tidak ada Hakim bukan pemeriksa pokok perkara yang bersertifikat, Ketua Majelis menunjuk Hakim pemeriksa pokok perkara baik bersertifikat maupun tidak bersertifikat (Pasal 11 ayat 6). Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepdada para pihak untuk dibahas dan disepakat (Pasal 15 (1). Mediator wajib menyatakan secara tertulis bahwa proses mediasi telah gagal (Pasal 7 ayat 1). Catatan: Ketua Majelis hanya membuat penetapan penunjukan mediator kalau yang menjadi mediator adalah hakim. 16

3. PEMERIKSAAN PERSIDANGAN Meskipun yang dikejar kebenaran formil, menurut Dr. Wiryono Projodikoro, S.H. hakim dalam mengejar kebenaran tidak boleh lijdelijk (menunggu dan menyerah) melainkan leluasa penuh akan meminta keterangan kepada para pihak tentang apa saja yang dianggap perlu untuk menjatuhkan putusan yang tepat. (Pasal 132 HIR.). Dalam perkara perceraian alasan Pasal 19 f PP. No.9/1975, imperatif bagi hakim untuk mendengar saksi-saksi keluarga atau orang yang dekat dengan kedua belah pihak (Pasal 76 ayat (1) UU. No. 7/1989). 17

Pasal 171 ayat (1) dan (2) HIR: (1). Tiap-tiap kesaksian harus berisi sebab pengetahuannya. (2). Pendapat-pendapat atau persangkaan yang istimewa, yang disusun dengan kata akal, bukan kesaksian. Kerancuan antara mendengar keluarga dan saksi keluarga (Pasal 22 ayat 2 PP. No. 9/1975, Pasal 76 ayat 1 UU. No. 7/1989, kembali pada asas hukum acara dan kaidahkaidah hukum. 18

Hakim wajib mengadili atas segala bagian gugatan (178 ayat 2 HIR.), tuntutan provisionil, uitvoerbar bij voorraad, dan dwangsom. Eksepsi kewenangan baik relatif maupun absolut harus diputus lebih dahulu (Pasal 133, 134, 136 HIR. Eksepsi selain kewenangan diputus bersamasama dengan pokok perkara (136 HIR.) Putusan sela cukup dalam berita acara. Boleh minta salinan atas biaya sendiri (Pasal 185 HIR.). 19

Hakim hanya boleh menyidangkan perkara atas penunjukan Ketua Pengadilan. Karena itu penggantian majelis harus dengan PMH baru (Pasal 92 dan 93 UU. No. 7/1989). Penetapan selain produk peradilan tidak menggunakan titel ekskutorial (Pasal 57 ayat (1) dan (2), baca sampai Pasal 64 UU. No. 7/1989). Kartu anggota advokat yang habis masa berlakunya (Ps. 2(2), 3(2), 4(1), 30(1 dan 2), UU. No.23/2004). CB cukup dengan penetapan Ketua Majelis, bukan Putusan Sela (Pasal 227 ayat (1) HIR.). 20

Pemeriksaan setempat (descente), hanya dilakukan untuk memeriksa obyek sengketa yang tidak mungkin di periksa di depan sidang, gedung, batas tanah (Pasal 153 HIR., 211 Rv.). Kumulasi antara cerai talak/cerai gugat dengan penguasaan anak, nafkah, hadlanah, dan harta bersama sebagai lex specialis, dibenarkan undang-undang (Pasal 66 ayat 5 dan 86 ayat 2 UU. No.7/1989). Surat Tuada Uldilag tgl. 25-9-2009 No. 17/TUADA-AG/IX/2009, himbauan kepada pencari keadilan, tidak mengikat hakim. 21

5. PUTUSAN Jawaban, replik, duplik, dimuat secara singkat dan jelas (184 ayat 1 HIR.). Putusan harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar, pasal-pasal dari aturan yang bersangkutan, atau sumber hukum tak tertulis yang dipakai (Ps. 62(1) UU.7/1989, 50(1) dan 53 (2) UU. No. 48/2009). Diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum (Ps. 60 UU.No.7/1989, Ps. 13(2) UU.48/2009) Ditandatangani Ketua, Hakim, dan Panitera sidang (Pasal 184 ayat 3 HIR., Pasal 62 ayat (2) UU. No. 7/1989). 22

Amar putusan harus jelas dan tegas, contoh yang tidak jelas dan tidak tegas: menolah dan tidak menerima selaian dan selebihnya. Amar putusan yang tercantum dalam berita acara persidangan harus sama dengan yang tercantum dalam putusan. 23

6. EKSEKUSI Asas-asas eksekusi: Putusan harus sudah BHT Putusan tidak dilaksanakan oleh Tergugat secara sukarela Amar putusan bersifat condemnatoir Eksekusi atas perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan Agama dilaksanakan oleh Panitera atau jurusita Eksekusi harus sesuai dengan amar putusan. 24

Prosedur Eksekusi Permohonan yang menang kepada Ketua PA (Pasal 196 HIR.). Aanmanning, maksimal 8 hari setelah diaanmanning (Pasal 196 HIR.). Surat perintah eksekusi, berbentuk penetapan (beschiking), ditujukan kepada Panitera/Jst. Dan sebut namanya. Pelaksaan oleh Panitera/Jst. (197 (1) HIR.), dibantu dua orang saksi (197 (6) HIR.), dilaksanakan di tempat obyek, dibuat berita acara, berita acara ditandatangani oleh Panitera/Jst., 2 orang saksi, Kades/Lurah/Camat, Tereksekusi. 25

Penangguhan Eksekusi Eksekusi tidak dapat ditunda kecuali ada alasan hukum sifatnya eksepsional dan sementara, antara lain: o o o o o Perikemanusiaan Derden verzet Obyek eksekusi masih dalam perkara lain Peninjauan kembali Pengapusan dwangsom. 26

Eksekusi Tidak Dapat Dilaksanakan Harta kekayaan tereksekusi tidak ada. Putusan amarnya bersifat deklaratoir. Obyek eksekusi di tangan pihak ketiga yang tidak ikut digugat. Eksekusi terhadap penyewa. Obyek eksekusi dijaminkan kepada pihak ketiga. Tanah yang akan dieksekusi tidak jelas batasnya. Dua putusan yang saling berbeda. Eksekusi terhadap harta kekayaan bersama. 27