Tahap pemanggilan para pihak. 1. Aturan umum
|
|
- Glenna Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tahap pemanggilan para pihak 1. Aturan umum Berdasarkan perintah hakim ketua majelis di dalam PHS (Penetapan Hari Sidang), juru sita /juru sita pengganti melaksanakan pemanggilan kepada para pihak supaya hadir untuk mengikuti persidangan pada hari, tanggal dan jam sebagaimana tersebut dalam PHS di tempat persidangan yang telah ditetapkan.( pasal 65, 66, 67, dan 68 UU no. 13 / 1965). Mekanisme pemanggilan para pihak harus dilakukan secara resmi dan patut dengan memperhatikan beberapa hal adalah : ¹⁶⁹ a. Dilaksanakan oleh juru sita/juru sita pengganti yang sah,¹⁷⁰. Dengan catatan juru sita/juru sita pengganti hanya berwenang untuk melaksanakan tugasnya di dalam wilayah hukum pengadilan Agama yang bersangkutan.¹⁷¹ b. Dilaksanakan langsung kepada pribadi yang dipanggil di tempat tinggalnya, maka panggilan disamping lewat kepala desa/lurah setempat. Apabila yang dipanggil telah meninggal dunia, maka panggilan disampaikan kepada ahli warisnya. Apabila yang di panggil didak diketahui tempat diam atau tinggalnya atau tak dikenal maka panggilan disampaikan lewat bupati/wali kota Setempat yang akan mengumumkan-nya pada papan pengumuman persidangn tersebut. Apabila yang dipanggil berada diluar Negeri RI. di Jakarta. Dan untuk panggilan tergugat dilampirkan satu berkas surat gugatan yang diajukan oleh penggugat. c. Jarak antara hari pemanggilan dengan hari persidangan harus memenuhi tenggang dengan hari persidangan harus memenuhi tenggang waktu yang patut, yaitu sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari kerja (logikanya tidak termasuk hari libur, sebab hari libur bukan hari kerja). 2. Aturan Khusus Khusus mengenal perkara perceraian, tata cara pemanggilan diatur sebagai berikut : a. Setiap kali diadakan sidang pengadilan yang memeriksa akan dipanggil untuk menghadiri sidang tersebut. b. Panggilan dilakukan oleh juru sita /juru sita pengganti yang sah.
2 c. Panggilan disampaikan langsung kepada pribadi yang bersangkutan. Apabila yang bersangkutan tidak dapat dijumpai, panggilan disampaikan melalui lurah/kepala desa atau yang dipersamakan dengan itu. d. Panggilan disampaikan dengan patut dan harus sudah diterima oleh pihak-pihak atau kuasanya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum siding di buka. e. Panggilan kepada tergugat /termohon dilampiri surat gugatan / permohonan. f. Apabila tergugat / termohon tempat kediamannya tidak jelas atau tidak mempunyai tempat kediaman yang tetap, panggilan dilakukan dengan cara : 1. Menempelkan gugatan / permohonan atau surat panggilan pada papan pengumuman pengadilan dan 2. Mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat kabar atau mess media lain yang ditetapkan oleh pengadilan. g. Pengumuman melalui surat kabar atau mass media lain tersebut dilakukan sebanyak (2) kali dengan tenggang waktu satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua. h. Tenggang waktu antara panggilan terakhir dengan persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan. Mekanisme pemanggilan dilakukan menurut standar contoh sebagai berikut: 1. Perkara masuk tanggal 5 Mei. 2. PMH tanggal 10 Mei. 3. PHS tanggal 14 Mei. 4. Pengumuman pertama tanggal 17 Mei untuk siding tanggal 22 september. 5. Pengumuman kedua tanggal 17 Juni untuk sedang tanggal 22 september. 6. Hari siding tanggal 22 september. Apabila telah dilakukan panggilan seperti tesebut diatas, gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat/ termohon atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat/ termohon, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan. i. Apabila tergugat / termohon berada di luar negeri, panggilan disampaikan lewat perwakilan RI setempat.
3 3. Kewajiban memanggil dan Akibat Hukumannya Memanggil para pihak secara resmi dan patut merupakan kewajiban bagi pengadilan. Kelalaian memanggil para pihak dapat berakibat batalnya pemeriksaan dan putusan, meskipun mungkin para pihak hadir dalam persidangan. Setiap pemeriksaan perkara di pengadilan dimulai sesudah diajukan suatu permohonan atau gugatan dan pihak-pihak yang berperkara telah dipanggil menurut ketentuan yang berlaku.¹⁷³ 4. Tata Cara Pemanggilan a. Hakim ketua majelis setelah menerima berkas perkara dari ketua pengadilan mempelajarinya dengan seksama bersama hakim anggotanya. b. Hakim ketua majelis, setelah bermusyawarah dengan hakim-hakim anggotanya menetapkan hari dan tanggal serta jamnya kapan perkara intu kan disidangkan untuk hadir dalam siding tersebut. c. Penetapan dan perintah tersebut dituangkan dalam penetapan hari siding (PHS) yang di tandatangani oleh hakim ketua majelis. d. Dalam menetapkan hari sidang hakim ketua majelis harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Hari sidang pertama tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari dari tanggal pendaftaran perkara itu, kecuali undang undang menentukan lain. 2. Memperhatikan jarak antara tempat diam atau tempat tinggal kedua belah pihak dengan tempat pengadilan yang bersangkutan. 3. Memperhatikan agar tenggang waktu antara hari diterimanya pemanggilan denagn hari sidang tidak kurang dari (tiga) hari kerja. e. Pengadilan dilakukan oleh juru sita/ juru sita pengganti yang telah diangkat atau disumpah. f. Berdasarkan perintah tersebut,juru sita/ juru sita pengganti yang ditunjuk menghadap pada kasir untuk meminta ongkos jalan guna melaksanakan pemanggilan tersebut dengan menyerahkan formulir PGL 1 dan 2. g. Juru sita / juru sita pengganti mempersiapkan relas atau berita acara panggilan h. Di dalam surat panggilan (relas) tersebut harus menyebutkan adanya :
4 1. Menyerahkan sehelai salinan surat gugatan/ permohonan kepada tergugat atau termohon. 2. Pemberitahuaan bahwa tergugat/ termohon boleh mengajukan jawaban tertulis, dan 3. Pemberitahuan bahwa pada waktu persidangan para pihak boleh membawa surat-surat bukti serta saksi-saksi yang dianggap perlu. i. Pemanggilan disampaikan langsung kepada pribadi yang bersangkutan ditempat tinggalnya, dan jika tidak bertemu dirumahnya maka panggilan disampaikan lewat lurah/ kepala desa yang bersangkutan. j. Orang yang menerima panggilan harus menanda tangani relaas panggilan tersebut. k. Apabila yang di panggil tidak mau menandatangani relaas, atau kepala desa/ atau lurah tidak mau memberikan cap dinas, hal itu dicatat oleh juru sita/ juru sita pengganti di dalam relass tersebut dan hal itu tidak menguarngi sahnya relaas panggilan tersebut. l. Juru sita/ juru sita pengganti tersebut harus menyampaikan panggilan itu kepada pihak yang dipanggil. m. Panggilan harus sudah diterima oleh paar pihak dalam tenggang waktu sekurang kurangnya 3 (titiga) hari kerja sebelum sidang di buka. n. Apabila yang di panggil tidak diketahui tempat tinggalnya atau tidak jelas atau tidak memiliki tempat kediaman yangh tetap, maka: 1. Dalam perkara perceraian dan pembatalan perkawinan, panggilan dilakukan menurut ketentuan pasal 27 PP. Nomor 9 tahun Dalam perkara lainnya, dilakukan menurut pasal 390 HIR/ pasal 718 RBg. yaitu lewat Bupati/ Wakil Wali Kota tempat tinggal penggugat, yang seterusnya akan mengumumkan hal penggugat, yang seterusnya akkan mengumumkan hal itu dengan cara menempelkan pada papan pengumuman. Pengumuman serupa dilakukan di depan papan pengumuman pengadilan Agama. o. Jika yang dipanggil telah meninggal dunia, maka panggilan disampaikan kepada ahli warinya. p. Dalam perkara perceraian, jika yang dipanggil telah meninggal duni, maka hal itu dicatat dalam relaas panggilan sebagai dasar bagi hakim untuk menggugurkan perkara.
5 q. Apabila pihak yang telah dipanggil telah menunjukan kuasa hukumnya yang telah didaftarkan di kepaniteraan pengadilan yang berwenang, maka panggilan disampaikan kepada kuasa hukumnya. r. Juru sita/ juru sita pengganti menyerahkan relaas panggilan tersebut kepada majelis hakim yang memeriksa perkara itu. s. Apabila pihak dipanggil berada di wilayah hukum pengadilan lain, maka juru sita tersebut agar pihak yang bersangkutan dipanggil oleh juru/ sita pengganti setempat. t. Juru sita setempat melaksanakan pemanggilan tersebut kepad terpanggil dan kemudian mengirimkan relaas panggilan kepada pengadilan yang minta bantuan tsb.
Sekitar Kejurusitaan
Sekitar Kejurusitaan (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu) A. Pengertian Juru Sita Juru sita adalah salah satu pejabat yang bertugas di pengadilan agama, selain hakim, panitera dan
Lebih terperinciMAKALAH : PEMBAHASAN :
MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : TATA CARA PEMANGGILAN PARA PIHAK : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH DI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 10 JANUARI 2012 O L E H
Lebih terperinciPengadilan Agama Atambua MAHKAMAH AGUNG RI
MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Atambua Jl. Sultan Hamengkubuwono IX. No. Homepage : www.paatambua.net Email : pa.atambua@yahoo.co.id Nomor SK W23A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP 20. SOP Pemanggilan
Lebih terperinciW23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/ SOP Pemanggilan Kepada Para Pihak. Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017 Tanggal Revisi -
MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pasoe.go.id Email : kpa.soe@gmail.com Soe Nusa Tenggara Timur 812 Nomor SK Nomor SOP Tanggal Pembuatan 03 Januari 2017
Lebih terperinciTATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN
TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN L II.3 TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN I. PERKARA PERDATA Untuk memeriksa administrasi persidangan, minta beberapa berkas perkara secara sampling
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciFORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA
2 2011 DRAFT FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA DIREKTORAT PEMBINAN ADMINISTRASI PA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MA RI
Lebih terperinciDra. Hj. Ernida Basry, M.H NIP PANITERA Judul SOP Persiapan Sidang
mor SOP SOP.D.03 Tanggal Pembuatan 01 Januari 2016 Tanggal Revisi Tanggal Efektif 01 April 2016 Disahkan Oleh DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA PENGADILAN AGAMA BEKASI KELAS I B Dra. Hj. Ernida
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI. pejabat pengandilan yang di tugaskan melakukan penggilan-panggilan dan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI A. Pengertian Jurusita / Jurusita Pengganti Jurusita (deurwaarder : dalam bahasa Belanda) adalah seorang pejabat pengandilan yang di tugaskan
Lebih terperinciStandard Operating Procedures SITA DI PENGADILAN AGAMA TABANAN
Standard Operating Procedures SITA DI PENGADILAN AGAMA TABANAN No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. 3 DESKRIPSI: Prosedur Operasional Sita A. SITA DI LUAR GUGATAN
Lebih terperinciDrs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Persiapan Sidang
PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7166 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
PERATURAN PEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciUPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA
UPAYA HUKUM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA 1. Upaya Hukum Banding Upaya banding didaerah jawa dan madura semula diatur dalam pasal 188-194 HIR, sedangkan bagi daerah luar jawa dan madura diatur dalam pasal-pasal
Lebih terperinciPerkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :
Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah
Lebih terperinciNomor SOP : Revisi Tgl. : Tgl. Ditetapkan : Halaman : 1 dari 4 hal
PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA Standar Operasional Prosedur PEMANGGILAN PARA PIHAK BERPERKARA, SAKSI/SAKSI AHLI MELALUI KEMENTRIAN LUAR NEGERI, MEDIA MASSA DAN DELEGASI Nomor SOP : Revisi Tgl. : Tgl. Ditetapkan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah
Lebih terperinciTATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum
1 TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum I. Pendahuluan. Pelayanan optimal, transparan dan efektif kepada masyarakat pencari keadilan adalah salah satu tujuan Pengadilan, dalam
Lebih terperinciPROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA
Tempat Pendaftaran : BAGAN PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA Pengadilan Agama Brebes Jl. A.Yani No.92 Telp/ fax (0283) 671442 Waktu Pendaftaran : Hari Senin s.d. Jum'at Jam 08.00 s.d 14.00 wib PADA PENGADILAN
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :
Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iyah (Pasal 118 HIR, 142 R.Bg jo Pasal
Lebih terperinciPetugas / Penanggung Jawab. Waktu Penyelesaian. No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan. Ket
Tgl Ditetapkan : 14 Januari 2011 Halaman : 1 dari 5 halaman No Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan DISKRIPSI : Pelayanan prima Peradilan Agama kepada masyarakat pencari keadilan Memberikan pelayanan jasa
Lebih terperinciBAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa
80 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Melalui penelitian di lapangan dan kepustakaan telah diperoleh data dan informasi yang menggambarkan praktek penetapan Itsbat Nikah di Pengadilan Agama yang telah disajikan
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Keterbukaan Informasi
Lebih terperinciPERSIDANGAN DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN
PERSIDANGAN DAN BERITA ACARA PERSIDANGAN A. PENDAHULUAN Tugas Panitera/Panitera Pengganti adalah membantu hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang pengadilan. Catatan sidang itu selanjutnya
Lebih terperinciMakalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN
Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN Peradilan Tata Usaha Negara merupakan salah satu peradilan di Indonesia yang berwenang untuk menangani sengketa Tata Usaha Negara. Berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
1 HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA I. Pengertian, asas & kompetensi peradilan TUN 1. Pengertian hukum acara TUN Beberapa istilah hukum acara TUN, antara lain: Hukum acara peradilan tata usaha pemerintahan
Lebih terperinciSEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )
SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram ) A. Pendahuluan : 1. Pengertian Pemeriksaan Setempat Pemeriksaan Setempat atau descente ialah
Lebih terperinciPANDUAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN BAGI NON MUSLIM DI PENGADILAN NEGERI
PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN A KATA-KATA YANG DIGUNAKAN DI PENGADILAN Pemohon : Orang yang mengajukan permohonan penetapan pengesahan perkawinan.
Lebih terperinciKEJURUSITAAN PENGADILAN
KEJURUSITAAN PENGADILAN PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN JURUSITA Kata Jurusita berasal dari bahasa Belanda yaitu deuurwaader Jurusita/Jurusita Pengganti adalah Pegawai Negeri yang diangkat oleh pemerintah untuk
Lebih terperinciPERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA
PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan transparansi dan
Lebih terperinciLANGKAH STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI
LANGKAH STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN TERHADAP JURUSITA/JURUSITA PENGGANTI PENGADILAN AGAMA SE KALIMANTAN BARAT 1 Oleh : Naffi, S.Ag., M.H (Wakil Panitera PA. Pontianak
Lebih terperinciI. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan,
I. TEKNIS ADMINISTRASI A. PENGADILAN AGAMA 1. Penerimaan Perkara a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama 1) Petugas Meja I menerima gugatan, permohonan, verzet, permohonan banding, permohonan kasasi, permohonan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia dengan tujuan untuk mencapai suatu masyarakat
Lebih terperinciPROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)
PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK) Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak berperkara menghadap petugas
Lebih terperinciK E J U R U S I T A A N Oleh: Drs. H. MASRUM M NOOR, M.H (Hakim Tinggi PTA Banten)
K E J U R U S I T A A N Oleh: Drs. H. MASRUM M NOOR, M.H (Hakim Tinggi PTA Banten) A. DASAR HUKUM EKSISTENSI JURUSITA 1. Pasal 38 UU no 7/1989: Pada setiap pengadilan ditetapkan adanya Juru Sita dan Juru
Lebih terperinciBAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG
BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PASCA SIDANG Putusan Jurusita Sita Pengganti Mengirim Kutipan kepada Tidak Pihak yang tidak hadir (Pengacaranya) Meminta Putusan ke Meja 3 Salinan hadir atau tidak?
Lebih terperinciStandard Operating Procedures SITA DI PENGADILAN AGAMA TEBING TINGGI
Halaman : 1 dari 8 halaman No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. A. DI LUAR GUGATAN 1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN
Lebih terperinciPENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek)
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Oleh: NY. BASANI SITUMORANG, SH., M.Hum. (Staf Ahli Direksi PT Jamsostek) PENERAPAN HUKUM ACARA PERDATA KHUSUS PENGADILAN HUBUNGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO. 3400 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,
Lebih terperinciPERADILAN AGAMA Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tanggal 29 Desember 1989 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERADILAN AGAMA Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tanggal 29 Desember 1989 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum
Lebih terperinciBAB II PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
BAB II PERCERAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA A. Landasan Yuridis Perceraian Dalam bahasa Indonesia kata perceraian berasal dari kata cerai yang berarti pisah.
Lebih terperinciSOP PENERIMAAN PERKARA PENINJAUAN KEMBALI
MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Soe Jl. Cendana Telp/Fax. (0388) 21203 Website:www.pa-soe.go.id E-mail : kpa.soe@gmail.com Soe - Nusa Tenggara Timur 85512 Nomor SK W23-A6/ 7.a /OT.01.3/I/2017 Nomor
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN DAN PENITIPAN GANTI KERUGIAN KE PENGADILAN NEGERI DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN
Lebih terperinciBAB III. Putusan Pengadilan Agama Batang Atas Perkara Cerai Gugat dengan. Alasan Impoten. A. Prosedur Cerai Gugat dengan alasan Impoten
47 BAB III Putusan Pengadilan Agama Batang Atas Perkara Cerai Gugat dengan Alasan Impoten A. Prosedur Cerai Gugat dengan alasan Impoten Sebagaimana diketahui bahwa peradilan agama adalah peradilan yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1989 (AGAMA. KEHAKIMAN. PERADILAN. Perkawinan. Perceraian. Warisan. Warganegara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3400) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding:
Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon banding: 1. Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan agama/mahkamah syar iah dalam tenggang waktu : a. 14 (empat belas)
Lebih terperinci1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita
Tgl Ditetapkan : 11 April 2011 Halaman : 1 dari 7 halaman No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. A. DI LUAR GUGATAN 1. Menerima surat permohonan sita sebanyak
Lebih terperinciPengadilan Tinggi Agama Mataram, halaman Sarwohadi,SH.,MH. dkk, Sekitar Kejurusitaan Bimbingan Teknis Jurusita/Jurusita Pengganti Wilayah
MASALAH PEMANGGILAN DAN PEMBERITAHUAN Drs. Misbachul Munir,S.H. PENDAHULUAN Diantara tugas dari Juru sita/juru sita pengganti adalah menyampaikan surat panggilan (relaas) dan pemberitahuan kepada para
Lebih terperinciPROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA
PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA I.A. Prosedur Dan Proses Penyelesaian Perkara Cerai Talak PROSEDUR Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (suami) atau kuasanya : 1. a. Mengajukan
Lebih terperinciA. PELAYANAN MASYARAKAT
A. PELAYANAN MASYARAKAT Prosedur tentang Pencatatan Perkara Masuk, Penetapan Majelis Hakim dan Penetapan Hari Sidang B. PENCATATAN PERKARA MASUK 1. Petugas menerima surat permo-honan / gugatan / permohonan
Lebih terperinciRancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan
Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan Pasal 176 Hakim dilarang menjatuhkan pidana kepada terdakwa, kecuali apabila hakim memperoleh keyakinan
Lebih terperinci1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita
Tgl Ditetapkan : 08 April 2013 Halaman : 1 dari 8 halaman No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. A. DI LUAR GUGATAN 1. Menerima surat permohonan sita sebanyak
Lebih terperinciNomor SOP : Revisi Tgl. : Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 8 halaman
Tgl Ditetapkan : Halaman : 1 dari 8 halaman No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. A. SITA DI LUAR GUGATAN 1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak
Lebih terperinci1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari Pemohon sita
Tgl Ditetapkan : 11 Februari 2013 Halaman : 1 dari 8 halaman No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. A. DI LUAR GUGATAN 1. Menerima surat permohonan sita sebanyak
Lebih terperinciADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA
ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA No. KEGIATAN INDIKATOR TARGET KINERJA KET HARI I II III I I KEPANITERAAN PERKARA DI PENGADILAN NEGERI. Pendaftaran gugatan dan permohonan
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) Demak 59516
PENGADILAN AGAMA KELAS 1 B DEMAK Jl. Sultan Trenggono No. 23 Telepon-Faks. (0291) 6904046-685014 Demak 59516 Standard Operating Procedures SITA PADA PENGADILAN AGAMA DEMAK Nomor SOP : 09/PA.Dmk./2011 Revisi
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat Telp./Fax. (021) sd. 95
\ PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT Jl. Pesanggrahan Raya No.32 Kembangan Jakarta Barat 11610 Telp./Fax. (021) 58352092 sd. 95 E-Mail: info@pa-jakartabarat.go.id ; Website: www.pa-jakartabarat.co.id A. Dasar
Lebih terperinciNomor SK W23-A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP. SOP EKSEKUSI RIIL, PENGOSONGAN DAN PEMBONGKARAN Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :
MAHKAMAH AGUNG RI Pengadilan Agama Atambua Jl. Sultan Hamengkubuwono IX. No. Homepage : www.pa-atambua.net Email : pa.atambua@yahoo.co.id Nomor SK W23-A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP 5. SOP Tentang Eksekusi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM
57 BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM A. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan N0.251/Pdt.G/2013 PA.Sda Dalam memutuskan setiap Perkara di dalam persidangan hakim tidak serta merta memutuskan perkara
Lebih terperinciHakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan
PENDEKAR HUKUM PENDEKAR PERADILAN HAKIM Hakim sebagai pendekar hukum dan pendekar peradilan Pertama : Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan atau permohonan. Kedua : Pihak
Lebih terperinciBIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009
BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009 1 TAKAH RAKERPTA 2012 Pasal 91A UU NO. 50 TAHUN 2009 (1) Dalam menjalankan tugas peradilan, peradilan agama dapat menarik biaya perkara. (2) Penarikan biaya
Lebih terperinciKualifikasi Pelaksana: Dasar Hukum:
PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA Jl. Ipda Tut Harsono No.53 Telp. (0274) 552997, Fax. (0274) 552998 Yogyakarta Homepage: http://pa-yogyakarta.net Email : pa_yogyakarta@yahoo.co.id; admin@pa-yogyakarta.net Nomor
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : 47/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 47/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding,
Lebih terperinciTahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA. {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA
Tahapan Berperkara TAHAPAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA {tab=pendaftaran Tingkat Pertama} PENDAFTARAN PERKARA TINGKAT PERTAMA Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat gugatan
Lebih terperinciR I N G K A S A N. setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu
R I N G K A S A N Tugas Hakim adalah menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara perdata yang diajukan kepadanya dan Hakim berkewajiban membantu pencari keadilan serta berusaha mengatasi
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008
PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008 MAHKAMAH AGUNG RI 2008 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... iii Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : KMA/032/SK/IV/2007
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG
STANDARD OPERATING PROCEDURES (S.O.P) PERKARA TINGKAT PERTAMA PERMOHONAN CERAI TALAK PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG A. DASAR HUKUM 1. HIR, Pasal 118, Pasal 121 ayat (4) Pasal182, Pasal 237 Pasal 121,124,
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2012/PT. MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR : 41/PDT/2012/PT. MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA --------- PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam peradilan tingkat banding
Lebih terperinciURAIAN KEGIATAN. No KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PEMOHON JSP. 1. Pendaftaran Perkara Permohonan cerai Talak
URAIAN KEGIATAN No KEGIATAN URAIAN KEGIATAN PEMOHON 1. Pendaftaran Perkara Permohonan cerai Talak 1. Pihak berperkara datang ke Pengadilan Agama/mahkama h syar iyah dengan membawa surat permohonan. 2.
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor: 214/Pdt.G/2013/PA.Dum
PUTUSAN Nomor: 214/Pdt.G/2013/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA PENGADILAN AGAMA DUMAI Pengadilan Agama yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649, 2013 KOMISI INFORMASI. Sengketa Informasi Publik. Penyelesaian. Prosedur. Pencabutan. PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN
Lebih terperinciHukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2
Hukum Acara Perdata Pertemuan Ke-2 Hukum acara perdata (hukum perdata formil), yaitu hukum yang mengatur mengenai bagaimana cara menjamin ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim. (Prof.
Lebih terperinciPENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651
No. Uraian Kegiatan Uraian Pelayanan Unit/Pejabat Terkait Waktu Penyelesaian Ket. A. DI LUAR GUGATAN 1. Menerima surat permohonan sita sebanyak para pihak ditambah 3 eksemplar termasuk soft copynya. Dari
Lebih terperinciBAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI
BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI Pemohan Kasasi Mengajukan kasasi pada Meja 3 dan memberikan Memori Kasasi (wajib) Kasasi dan menunjuk Juru Sita Pengganti Mengirim Kontra Memori Kasasi
Lebih terperinciNomor: 150/Pdt.G/2007/PA. Slk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor: 150/Pdt.G/2007/PA. Slk. SALINAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Solok yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada
Lebih terperinciNomor: 0153/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN P U T U S A N Nomor: 0153/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti terdahulu. Beberapa judul skripsi tersebut yaitu:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tedahulu Untuk mengetahui keorisinilan hasil penelitian, berikut di bawah ini adalah beberapa judul skripsi yang diangkat dan pernah diteliti oleh para peneliti terdahulu.
Lebih terperinciDrs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak
PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN JLN. ASAHAN KM. 3 TELP/FAX (0622) 7551665 E-MAIL : pasimalungun@gmail.com SIMALUNGUN Nomor SOP W2-A12/ /OT.01.3/I/2017 Tanggal Pembuatan 28 Maret 2016 Tanggal Revisi 03 Januari
Lebih terperinciPERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN BERACARA DALAM SENGKETA PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM PADA PERADILAN TATA USAHA NEGARA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSALINAN PUTUSAN Nomor : 128/Pdt.G/2013/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN
SALINAN PUTUSAN Nomor : 128/Pdt.G/2013/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat
Lebih terperinciPUTUSAN. Nomor : 0839/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor : 0839/Pdt.G/2012/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor 94/Pdt.G/2014/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 94/Pdt.G/2014/PTA.Mks DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang
Lebih terperinciTEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG
TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Oleh : DRS. H.MUHTADIN,S.H 1 ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA BERACARA HARUS BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem dan mekanisme
Lebih terperinciDRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN
DRAFT REVISI PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN 1. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : ----- TAHUN ---------- TENTANG
Lebih terperinciFINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN
W9-U2/02/TAPM-FORM-1/PDT/2016 BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA Nomor Perkara : Pemohon : NOMOR TANGGAL URAIAN PENERIMAAN JUMLAH PENGELUARAN KETERANGAN W9-U2/02/TAPM-FORM-2/PDT/2016
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
PUTUSAN Nomor xxxx/pdt.g/2017/pta Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG Dalam sidang majelis tingkat banding telah memeriksa, mengadili dan menjatuhkan
Lebih terperinciBerkas Perkara Buku Register Induk Perkara Gugatan Perangkat Komputer Alat Tulis Pencatatan dan Pendataan:
Agama Demak Jl. Sultan Trenggono. 23 Demak http://pa-demak.go.id SOP PERKARA VERZET mor SOP W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan 06-01 -2014 Tanggal Revisi 16 05-2014 Tanggal Efektif Disahkan oleh
Lebih terperinciDEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR : 46 /PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : 412/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 412/PDT/2015/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata dalam peradilan tingkat banding,
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang mengadili perkara perdata pada tingkat
Lebih terperinciNOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N
P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA.Btn. BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara-perkara tertentu dalam tingkat
Lebih terperinciTERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI
TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI Oleh: H.Sarwohadi, S.H.,M.H., (Hakim PTA Mataram). A. Pendahuluan Judul tulisan ini agak menggelitik bagi para pambaca terutama
Lebih terperinciSTANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA
STANDAR PELAYANAN PADA BADAN PERADILAN AGAMA (KMA Nomor 026/KMA/SK/II/2012) A. Dasar Hukum 1. HIR/Rbg 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 3. Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang
Lebih terperinciP U T U S A N NOMOR : 320/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N NOMOR : 320/PDT/2012/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat
Lebih terperinciPUTUSAN Nomor 0099/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
SALINAN PUTUSAN Nomor 0099/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat
Lebih terperinciREKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN
REKAPITULASI TEMUAN PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS POLA BINDALMIN DAN HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TAHUN 2009 TEMUAN - TEMUAN NO. POLA BINDALMIN NO. HUKUM ACARA JURNAL KEUANGAN PERKARA 1 Tambahan
Lebih terperinci