KOPLING. Gb. 1 komponen utama kopling

dokumen-dokumen yang mirip
KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral


BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

Kopling luwes ( fleksibel ) memungkinkan adanya sedikit ketidaklurusan. sumbu poros yang terdiri atas: c. Kopling karet bintang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

3.2. Hal-hal Penting Dalam Perencanaan Kopling Tetap

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

PEMBUATAN SIMULATOR KOPLING DENGAN SISTEM PENGGERAK HIDROLIK TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

DAFTAR ISI Prinsip Kerja Kegunaan Macam-macam Silinder Kerja Tunggal. 1.3 Silinder Kerja Ganda Konstruksi..

TRANSMISI RANTAI ROL

TRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

Contoh Perancangan Paku Keling (Riveted Joints)

SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI

BAB 7 ULIR DAN PEGAS A. ULIR Hal umum tentang ulir Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung pada sebuah silinder,

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

RANGKAIAN DASAR PNEUMATIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

3. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran. Faktor-faktor Koreksi Daya yang Akan Ditransmisikan. Faktor-faktor Koreksi. (Sularso,2004:7)

MESIN BOR. Gambar Chamfer

Bab 3 Katup Kontrol Arah

RODA GIGI. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis,

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

Pembuatan Trainer Cutting Kopling Hidraulis Mobil Toyota Kijang KF 40

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI UMUM. Gambar 2.1 Gambar rantai transmisi daya

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB II TEORI ELEVATOR

Hidrolik & Pneumatik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

SETYO SUWIDYANTO NRP Dosen Pembimbing Ir. Suhariyanto, MSc

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

Pemindah Gigi Belakang

BAB II DASAR TEORI. penyusun utama yaitu clutch, manual transaxle (mencakup transmisi roda gigi dan

BAB II DASAR TEORI. bahan pangan yang siap untuk dikonsumsi. Pengupasan memiliki tujuan yang

Yefri Chan,ST.MT Universitas Darma Persada

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

REKONDISI SISTEM KOPLING PADA MITSUBISHI L300

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TIORI

APLIKASI PNEUMATIK HIDROLIKA : REM MOBIL

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

MENGENAL KOMPONEN PENERUS DAYA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 DEFINISI KOPLING

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

KOPLING Kopling adalah suatu mekanisme yang dirancang mampu menghubungkan dan melepas/memutuskan perpindahan tenaga dari suatu benda yang berputar kebenda lainnya. Pada bidang otomotif,kopling digunakan untuk memindahkan tenaga motor keunit transmisi.dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi gigi trasmisi dapat dilakukan, kopling juga memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun transmisi tidak dalam posisi netral. Gb. 1 komponen utama kopling 1. KOPLING TETAP Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara pasti (tanpa terjadi selip ), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak satu garis lurus atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung. MACAM MACAM KOPLING TETAP Kopling tetap mencakup kopling kaku yang tidak mengijinkan ketidak lurusan kedua sumbu poros, kopling luwes (fleksibel ) yang sedikit ketidak lurusan sumbu poros, dan kopling universal yang dipergunakan bila kedua poros akan membentuk sudut yang cukup besar. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 1

1.1. KOPLING KAKU Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan sumbu segaris. kopling ini dipakai pada poros mesin transmisi umum di pabrikpabrik. kopling flens kaku terdiri atas naf dengan flens yang terbuat dari besi cor ataubaja cor, dan dipasang pada ujung poros dengan diberi pasak serta diikat dengan baut pada flensnya. dalam beberapa hal naf dipasang pada poros dengan sambungan pres atau kerut. kopling kaku tidak mengijinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. pada waktu pemasangan, sumbu kedua poros harus terlebih dahulu diusahakan segaris dengan tepat sebelum baut baut flens dikeraskan. Untuk dapat menyetel lurus kedua sumbu poros secara mudah, permukaan flens yang satu dapat dibubut ke dalam dan permukaan flens yang menjadi pasangannya di bubut menonjol sehingga dapat saling mengepas. bagian yang harus diperiksa adalah baut. Jika antara ikatan kedua flens dilakukan dengan baut baut pas, dimana lubanglubangnya dirim, maka meskipun di usahakan ketelitian yang tinggi, distribusi tegangan geserpada semua baut tetaptidak dapat dijamin seragam. makin banyak jumlah baut yang dipakai, makin sulit untuk menjamin keseragaman tersebut. sebagai contoh dalam hal koplingyang mempunyai ketelitian rendah, dapat terjadi bahwa hanya satu baut saja yang menerima seluruh beban transmisi hingga dalam waktu singkat akan putus. Jika setelah baut itu putus terjadi lagi pembebananpada satu baut, maka seluruh baut akan mengalami hal yang sama dan putus secara bergantian. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 3

1.2. KOPLING KARET BAN Mesin mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui koplingflens kaku, memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus. Selain itu, getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara mesin penggerakdan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik. untuk menghindari kesulitan kesulitan diatas dapat dipergunakan kopling karet ban. Kopling ini dapat berkerja dengan baik mekipun kedua sumbu poros yang dihubungkannya tidak benar benar lurus. kopling ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi. Meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas batas tertentu seperti gambar di bawah ini. Gb. 2.2 Daerah kesalahan yang diperbolehkan pada kopling karet ban. Kopling ini masih dapat meneruskan daya dengan halus.pemasangan dan pelepasan juga dapat dilakukan dengan mudahkarena hubungan dilakukan dengan jepitan baut pada ban karetnya. variasi beban dapat pula diserap oleh ban karet, sedangkan hubungan listrik antara kedua poros dapat di cegah pada gambar dibawah ini memperlihatkan susunan ban karet yang umum di pakai Gb. 2.3 susunan kopling karet ban. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 4

Karena keuntungannya demikian banyak, pemakain kopling ini semakin luas. Meskipun harganya agak lebih tinggi dibandingkan dengan kopling flens kaku, namun keuntungan yang diperoleh dari segi segi lain lebih besar. 1.3. KOPLING FLUIDA Suatu kopling yang meneruskan daya melalui fluida sebagai zat perantara. kopling ini disebut kopling fluida, dimana antara kedua poros tidak terdapat hubungan mekanis. Gb. 2.4 Bagan kopling fluida Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan daya besar. keuntungan dari kopling ini adalah bahwa getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak saling diteruskan. demikian pada pembebanan lebih, penggerak mulanya tidak akan terkena momen yang melebihi batas kemampuan. Umur mesin dan peralatan yang dihubungkan akan menjadi lebih panjang dibandingkan dengan pemakaian kopling tetapbiasa diameter poros juga dapat diambil lebih kecil. startdapat dilakukan lebih mudah dan percepat dapat berlangsung dengan halus, karena kopling dapat diatur sedemikian rupa hingga penggerak mula diputar terlebih dahulu sampai mencapai momen maksimumnya dan baru setelah itu momen diteruskan kepada poros yang di gerakan. Jika beberapa kopling fluida dipakai untuk menghubungkan beberapa penggerak mula secara serentak, distribusi beban yang merata di antara mesin mesin penggerak mula tersebut dapat diperoleh dengan mudah. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 5

Penggerak mula yang umumnya dipakai adalah motor induksi. motor ini digolongkan atas 2 tipe menurut rotornya yaitu: motor dengan lilitan,dan motor dengan sangkarpada rotornya. rotor sangkar dapat dibagi atas rotor sangka bajing(squirrel cage), dan sangkar bajing khusus. Ada pula kopling fluida dengan penyimpan minyak didalam sirkit aliran minyak, serta kopling kembar yang merup[akan gabungan antara dua kopling fluida dengan sirkit aliran minyak yang terpisah. Gb. 2.5 Macam macam kopling fluida Momen yang diteruskan dikendalikan dengan mengatur jumlah minyak didalam sirkit, dan pada kopling yang terakhir pengendalian dilakukan dengan menghalangi sebagian dari sirkirt aliran fluida dengan plat penghalang. Cara yang terakhir ini dipakai padakopling dengan kpasitas besar dan mesin berputaran tinggi. 2. KOPLING TAK TETAP kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar. MACAM MACAM KOPLING TIDAK TETAP 2. 1. Kopling Cakar Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif (tidak dengan peran tara gesekan ) hingga tidak dapat slip. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 6

Kontruksi koplingini adalah yang pqaling sederhana dari antara kopling tak tetap yang lain. kopling cakar persegi dapat meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak dapat dihubungkan dalam keadaan berputar. Dengan demikian tidak dapatsepenuhnya berfungsi sebagai kopling tak tetapyang sebenarnya. Sebaliknya kopling cakar sepiral dapat di hubungkan dalam keadaan berputar, tetapi hanya baik untuk satu arah putaran tertentu saja. namun demikian, Krena timbulnya tubukan yang besar jika di hubungkan dalam keadaan berputar, maka cara menghubungkan semacam ini hanya boleh dilakukan jika poros penggerak mmpunyai putaran kurang dari 50 (rpm) Gb. 2.5.1 Dua macam kopling tidak tetap 2.2. Kopling Plat Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang di pasang diantara kedua poros serta membentuk kontak dengan porostersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana dan dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Kopling plat dapat dibagi atas kopling plat tunggal dan kopling plat banyak yaitu berdasarkan atas banyaknya plat gesek yang dipakai. juga dapat di bagi atas kopling basah dan kering serta atas dasar pelayanannya (manual, hidrolik, pneumatik, dan elektromagnitis). Badan A dipasang tetap pada poros sebelah kiri, dan badan B dipasang pada poros sebelah kananserta dapat bergeser secara aksial pada poros tersebut. Sepanjang pasakluncur. bidang gesek C pada badan B didorong ke badan hingga terjadi penerusan putaran dari poros penggerak disebelah kiri keporos PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 7

yang digerakan di sebelah kanan. pemutusan hubungan dapat dilakukan dengan meniadakan gaya dorong hingga gesekan akan hilang. Gb. 2.5.2 Penggolongan kopling menurut cara kerja PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 8

2.3. Kopling Kerucut Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi sederhana dan mempunyai keuntungan dimana gayaaksial yang kecil dapat ditransmisikan momen yang besar padagambar di bawah ini. Gb. 2.5.3 Kopling kerucut Kopling macam inidahulu banyak dipakai, tetapi sekarang tidaklagi, Karen daya yang diteruskan tidak seragam. meskipun demikian,dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada kemungkinan terkena minyak. Kopling kerucut sering lebih menguntungkan. Jika daya yang diteruskan dan putaran poros kopling diberikan, maka daya rencana dan momen rencana dihitungdenga menggunakan faktor koreksi. 2.4. Kopling Friwil Kopling friwil adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya bila poros penggerak mulaiberputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang digerakan. Bola bola atau rol rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa hingga jika poros penggerak (bagian dalam) berputar searah jarum jam, maka gesekan yang timbulakan menyebabkan rol atau bolaterjepit diantara poros penggerak dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakan akan berputar meneruskan daya.jikaporos penggerak berputar berlawananarah jarum jam, atau jika poros yang digerakan berputar lebih cepat dari poros penggerak, maka bola atau rol akan lepas dari jepitan hingga terjadi penerusan momen lagi. kopling ini sangat banyak gunanya dalam otomatisasi mekanis. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 9

Gb. 2.5.4 Kopling friwil 3. komponen Utama Kopling 3.1. Roda Penerus Selain sebagai penstabil putaran motor,roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling. 3.2. Pelat Kopling Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitaas tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keling (rivet). PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 10

Gb. 3 Kontruksi plat kopling dan kelengkapannya 3.3. Pelat Tekan Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang.pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling. salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya. 3.4. Unit Plat Penekan Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan. Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuikan dengan besar daya yang harus dipindahkan PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 11

Gb. 5.1 Unit plat penekan 3.5. Mekanisme Penggerak Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola, bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong tuas tekan. Gb. 6 mekanisme penggerak kopling PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 12

3.6. Rumah Kopling Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. rumah kopling menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. rumah kopling umumnya mempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara. Gb. 7 Rumah kopling 4. Cara Kerja Kopling Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 13

Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan daya terputus. bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya. Pada saat pelat tekan bergerak kedepan,pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan. Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. secara umum, sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. perbedaannya adalah pada sistem hidrolik booster, digunakan booster untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling. pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan. Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluidapada sistem akan meneruskan daya ini keselinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas, sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus. Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran sistem hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 14

Gb. 8 Gerak bebas pedal kopling 5. Pemeliharaan Gangguan pada sistem kopling relatif kecil.salah satu penyetelan yang dilakukan hanya pada gerak bebas kopling. bila gerak kerja pedal kopling telah terlalu dalam, periksa kondisi pelat kopling, bila sudah terlalu tipis, ganti pelat kopling. PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UMB Ismail Muchsin ST., MT. ELEMEN MESIN II 15