BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan



BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK


BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan.

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Owner (Pemilik Proyek)

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB 3 UNSUR UNSUR PEMBANGUNAN

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB III PESERTA PROYEK KONTRUKSI

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Dalam organisasi proyek pembangunan Rusun Pasar Lokasi Binaan Rawa Buaya,

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

II. KEGIATAN PENGAWASAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tahun 2002, perusahaan ini berdiri dengan akta notaris NO SPP. 161/2001.

KERANGKA ACUAN KERJA PT. JAKARTA INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1990 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI PERTAMINA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

VIII. SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan wewenang masing

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB I PROFILE PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

Transkripsi:

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Uraian Umum Manajeman Proyek didefinisikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu dan berkembang yang didalamnya mencakup tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen suatu proyek pembangunan mempunyai tujuan menyelesaikan proyek sesuai batas waktu dan biaya yang direncanakan dengan kualitas bangunan yang optimal. Oleh karena itu, kerja sama yang baik antar unsur pendukung dalam melaksanakan tugas dan kewajiban berdasarkan batas ruang lingkup dan wewenang masing-masing mutlak diperlukan dan merupakan modal dasar dari kelangsungan suatu proyek menuju keberhasilan. Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen yang baik dan dapat dijalankan dalam organisasi tersebut. Hal ini dikarenakan apabila manajemen yang dijalankan gagal maka secara langsung berpengaruh dalam proyek. Fungsi dari manajemen proyek adalah untuk mewujudkan bangunan sesuai dengan spesifikasi dan mutu yang telah disyaratkan serta selesai dalam waktu yang telah ditentukan dengan biaya seefisien mungkin. Dalam manajemen proyek, terdapat mekanisme yang saling mendukung dalam pencapaian sasaran yang telah digariskan, yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Yaitu berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data atau informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan dilakukan pada masa mendatang, yang mencakup pengambilan keputusan yang terbaik untuk mencapai tujuan. 10

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 11 2. Organisasi (Organizing) Yaitu berupa tindakan mempersatukan sekelompok orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, di mana terdapat pengelompokan bidang kerja beserta personelnya sehingga masingmasing kelompok saling terkait satu sama lain dalam hubungan kerja yang digariskan. 3. Pelaksanaan(Actuating) Yaitu berupa tindakan menyelaraskan seluruh anggota organisasi agar dapat bekerjasama dalam pencapaian tujuan bersama.sehingga tercipta keseimbangan tugas, hak dan kewajiban setiap unsur organisasi agar tercapai suatu kerjasama yang efektif dan efesien sesuai dengan perencanaan. 4. Pengendalian (Controlling) Yaitu berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan, pengevaluasian serta koreksi terhadap tindakan penyimpangan yang terjadi. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai kontrol dan pembanding antara perencanaan debgan realita di lapangan. 2.1.2. Maksud dan Tujuan Manajemen Proyek Maksud dan tujuan dari suatu menejemen proyek yaitu: 1. Menetukan tujuan dan sasaran struktur organisasi. 2. Mengkoordinasi dan mensinkronisasikan tugas tugas dari pihak penyelenggara tugas. 3. Menentukan jadwal pelaksanaan suatu proyek beserta pengendaliannya. 4. Memberikan dan mengarahkan pengambilan keputusan serta membantu permasalahan yang timbul di dalam proyek. Penanganan suatu pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang rumit dan kompleks, hal ini karena adanya kejadian kejadian yang diluar dugaan atau hambatan yang dapat menghalangi dalam proses konstruksi. Sehingga dalam merealisasikan rencana tersebut pemberi tugas harus teliti untuk menghindari banyaknya kesalahan dan hambatan yang bisa

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 12 ditimbulkan.dalam menentukan tim pelaksana yang akan mengerjakan proyek tersebut dibutuhkan orang-orang yang handal, sehingga profesionalisme dengan melibatkan banyak pihak untuk bekerja sama dan saling mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban, serta wewenang yang telah diberikan sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. 2.1.3. Unsur-unsur Pokok Pengelola Proyek Di dalam pelaksanaan suatu proyek terlibat pihek-pihak yang mendukung terselenggaranya suatu pekerjaan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing, serta satu sama lainnya berkaitan dengan pencapaian suatu tujuan. Pihak-pihak tersebut sering disebut dengan unsur pengelolaan proyek. Pada Proyek Tahap I IAIN WalisongoSemarang ini, unsur pengelolaan proyek terdiri dari tiga macam, yaitu: 1. Pemilik Proyek 2. Konsultan 3. Kontraktor Adapun tugas masing-masing unsur pengelola proyek adalah sebagai berikut : 2.1.3.1.Pemilik Proyek Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum baik pemerintah atau swasta, yang memberikan pekerjaan dan membiayai seluruh biaya proyek dalam suatu pelaksanaan proyek.dalam Proyek Pembangunan Gedung Kuliah Tiga Lantai ini yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah Kementerian Agama IAIN WalisongoSemarang. Tugas pemilik proyek adalah adalah sebagai berikut: a. Menyediakan sejumlah dana yang diperlukan untuk terwujudnya suatu proyek. b. Mengadakan kesepakatan terlebih dulu dengan perencana, pengawas dan pihak pelaksana mengenai tugas, kewajiban

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 13 dan tanggung jawab masing-masing pihak sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut: a. Mempunyai wewenang penuh terhadap keseluruhan proyek. b. Menunjuk dan memberikan tugas kepada konsultan perencana untuk merencanakan proyek. c. Menunjuk tim pelaksana (kontraktor) untuk melaksanakan proyek tersebut. d. Menunjuk pengawas proyek untuk mengawasi secara langsung pelaksanaan proyek. e. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksana proyek. 2.1.3.2.Konsultan Perencana Konsultanadalah suatu badan atau perorangan yang dipercaya dan ditunjuk oleh pemberi tugas, dimana badan ini mempunyai keahlian tertentu dan ahli dalam membuat perencanaan suatu proyek, gambargambar kerja beserta penaksiran Rencana Anggaran Biaya serta memberi nasehat dan jasa yang berhubungan dengan perencanaan dibidang teknik bangunan. Dalam proyek ini menunjuk CV. KINTAN MAHARDHIKAsebagai konsultan perencana. Tugas perencana adalah adalah sebagai berikut: a. Membuat perencanaan lengkap dari proyek yang akan dibangun sesuai dengan permintaan pemilik proyek. b. Mengadakan penyelidikan awal yang meliputi pengumpulan data lapangan serta penyelidikan tanah. c. Bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil perencanaan yang telah dibuatnya apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Wewenang perencana adalah sebagai berikut: a. Memberi usulan-usulan dan saran kepada pemberi tugas sehubungan dengan perencanaan proyek ini.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 14 b. Memberi penjelasan kepada pelaksana dan pengawas lapangan bila ada hal-hal yang kurang jelas dalam gambar bestek. 2.1.3.3.Konsultan Pengawas Konsultan Pengawas adalah suatu badan/perorangan yang ditunjuk pengguna jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan.dalam proyek ini menunjuk CV. REKAYASA JATI MANDIRI sebagai konsultan pengawas. Tugas konsultan pengawas adalah : a. menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan. b. membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan. c. melakukan perhitungan prestasi pekerjaan. d. mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi antar berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar. e. menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan biaya. f. menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan). g. menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan tambah atau berkurangnya pekerjaan. Wewenang konsultan pengawas adalah : a. mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai hasil akhir sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas, kuantitas, serta waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan. b. menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 15 2.1.3.4.Pelaksana Proyek Secara umum pelaksana proyek disebut kontraktor, yaitu orang atau badan usaha baik swasta maupun instansi pemerintah yang dinyatakan menang dalam pelelangan dan telah mengadakan perjanjian dengan pemilik proyek untuk melaksanakan suatu proyek dibawah persyaratan-persyaratan yang disetujui. Dalam proyek ini pihak Kementerian Agama IAIN Walisongo Semarang menunjuk PT. SURYA MADINA MEKKA UTAMA selaku kontraktor atau pelaksana proyek. Tugas pelaksana adalah sebagai berikut: a. Berkewajiban melaksanakan pekerjaan yang dibebankan sesuai dengan gambar bestek, perhitungan dan peraturan sesuai persyaratan yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak, yang meliputi ketentuan-ketentuan kualitas pekerjaan, waktu pelaksanaan, volume pekerjaan dan bahanbahan konstruksi, kemudian menyerahkan hasil pekerjaannya tepat waktu bila telah selesai kepada pemilik proyek. b. Membuat rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan metode pelaksanaan pekerjaan sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan. c. Berkewajiban memberikan laporan tentang kemajuan pekerjaan yang telah diselesaikan kepada pemilik proyek secara berkala. Laporan tersebut memuat hal-hal sebagai berikut : Pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan. Prestasi atau kemajuan yang telah dicapai. Jumlah tenaga kerja dan mutu material yang dipakai. Kendala-kendala dan hambatan-hambatan yang dihadapi. d. Berkewajiban untuk mengkoordinasi sistem tenaga kerja dan keberadaan para rekanan.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 16 Tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut: a. Bertanggungjawab atas bahan baku dan material yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi. b. Bertanggung jawab atas penempatan personil dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian, menjaga keselamatan proyek dan tenaga kerja. c. Bertanggung jawab atas segala jenis pekerjaan yang dilakukan oleh rekanan. d. Bertanggung jawab penuh terhadap segala sesuatu yang dikerjakannya. 2.1.4. Hubungan Kerja antar Unsur Pengelola Proyek Dalam pelaksanaan pekerjaan sangat perlu adanya hubungan kerja yang harmonis antar organisasi proyek yang terlibat. Hal ini menjadi kunci sukses terlaksananya proyek. Dengan tidak terkoordinirnya suatu organisasi dapat menimbulkan kerugian dari segi waktu, mutu dan biaya. Pihak-pihak ini bekerja sesuai dengan tahapan pekerjaan yang direncanakan. Dengan adanya pola hubungan kerja yang tegas maka diharapkan masing-masing pihak menjalankan peran dan kewajibannya tanpa terjadi overlapping. Untuk lebih jelasnya hubungan pihak-pihak yang terkait dengan proyek adalah sebagai berikut: Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan kontraktor a. Kontraktor melaksanakan proyek kemudian menyerahkan hasilnya kepada pemilik proyek. b. Pemilik proyek membayar biaya pelaksanaan dan imbalan jasa konstruksi kepada kontraktor. Hubungan kerja antara pemilik proyek dengan perencana a. Perencana merencanakan dan mendesain bangunan secara keseluruhan dan menunjukan perencanaan tersebut kepada pemilik proyek. b. Perencana menyampaikanperubahan yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan kepada pemilik.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 17 Hubungan kerja antara kontraktor dengan perencana yaitu: a. Kontraktor melaksanakan pembangunan proyek dengan mengacu pada desain rencanayang dibuat perencana. b. Mengkonsultasikan proyek bila terjadi perubahan perencanaan. Dalam proyek ini, Kementerian Agama IAIN Walisongo selaku pemilik Proyek menunjuk Konsultan dan Kontraktor Melalui Proses Pelelangan. Keterangan: : Garis Komando : Garis Koordinasi Gambar 2.1. Hubungan Unsur-unsur Pengelola Proyek 1. Garis komando merupakan garis yang menjelaskan bahwa pengawas dan pelaksana lapangan menjalankan instruksi dari pemilik proyek. 2. Garis koordinasi merupakan garis yang menjelaskan hubungan antara pengawas dan pelaksana lapangan untuk saling berkoordinasi demi kelancaran suatu proyek.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 18 2.1.5. Struktur Organisasi Proyek Struktur Organisasi Proyek Tahap I IAIN Walisongo Semarang Gambar 2.2. Struktur Organisasi Penyedia Jasa a. Direktur Direktur adalah pimpinan tertinggi yang bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta membimbing kegiatan perusahaan sehari-hari. Tugas seorang Direktur adalah sebagai berikut: Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan. Melaksanakan instruksi-instruksi yang diberikan oleh Pengguna Jasa. Menandatangani : Kontrak, Termyn, Berita Acara dan Suratsurat. b. Site Manager Site Manager adalah seseorang yang bertanggung jawab memimpin jalannya pekerjaan dilapangan dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk dapat memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah ditetapkan.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 19 Tugas seorang Site Manageradalah sebagai berikut: Bertanggung jawab terhadap mutu pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam Surat Perjanjian Pemborongan. Bertanggung jawab langsung terhadap Direktur. Memberi bimbingan dan pengarahan kepada pelaksana di lapangan meliputi: - Konstruksi sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknik. - Pengadaan alat, pengadaan material dan tenaga kerja. - Administrasi dan keuangan lapangan. Membuat Rencana Mutu Kontrak Pekerjaan. c. Quality Control Quality Control adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap kualitas mutu dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek dan kegiatan di lapangan sesuai dengan spisifikasi teknik yang telah ditentukan. Tugas seorang Quality Control adalah: Mengontrol konstruksi sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknik. Mengontrol pengadaan alat, pengadaan material dan tenaga. Mengontrol administrasi / keuangan lapangan. d. Ahli K3 Ahli K3 adalah seseorang yang bertanggung jawab atas alat keselamatan kerja untuk menanggulangi kecelakaan di bidang konstruksi. Tugas seorang Ahli K3 adalah: Memberi alat untuk keselamatan, seperti: sabuk pengaman apabila mengerjakan diatas gedung, helm proyek, jaket kerja dan sepatu proyek. Menyewakan jaring-jaring proyek penyelamat apabila mengerjakan pekerjaan yang rawan atau membahayakan.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 20 Menyewakan scaffolding untuk keselamatan dan untuk memperlancar suatu pekerjaan. Menyediakan kotak P3K apabila terjadi luka ringan. Memberi tanda-tanda bahaya pada setiap lokasi yang membahayakan. Memberikan akomodasi untuk setiap tenaga kerja. e. Pelaksana Pelaksana struktur bertugas untuk memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan di bidang sipil agar dapat berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan, baik segi waktu, mutu dan biaya. Disamping itu pelaksana struktur juga bertangung jawab untuk memantau tersedianya bahan, alat dan tenaga kerja agar dapat menunjang penyelesaian pekerjaan seperti yang telah direncanakan, serta mengadakan laporan kemajuan (prestasi) pelaksanaan proyek. Tugas Pelaksana Proyek adalah: Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknik serta bertanggung jawab pada mutu pekerjaan dan kegiatan di lapangan, meliputi: - Mengontrol konstruksi sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknik. - Mengontrol pengadaan alat, pengadaan material dan tenaga. - Mengontrol Administrasi/keuangan lapangan. Membuat schedule, agar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan jadwal waktu yang ditetapkan. Melaksanakan semua instruksi yang diberikan oleh Direksi Pekerjaan. Menyiapkan dan melaksanakan : Perhitungan MC. 0% dan MC. 100 %, Check list, Laporan Harian, Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Dokumentasi 0% - 100%, Buku Tamu dan Grafik-grafik. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar dan spesifikasi teknik.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 21 Melaksanakan semua instruksi Pengawas Daerah/Pengawas Lapangan. Menyiapkan tenaga kerja. Menyiapkan laporan harian, mingguan dan bulanan dan dokumentasi. Menyiapkan check list. Bertanggungjawab terhadap mutu pelaksanaan pekerjaan. f. Pelaksana ME Pelaksana mekanikal dan elektrikal bertugas untuk memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pekerjaan di bidang mekanikal dan elektrikal agar dapat berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan, baik segi waktu, mutu dan biaya. Tugas seorang Pelaksana ME adalah: Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana dan spesifikasi teknik serta bertanggungjawab pada mutu pekerjaan dan kegiatan di lapangan tentang ME meliputi : - Mengontrol pekerjaan ME sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknik. - Mengontrol pengadaan alat, pengadaan material dan tenaga yang berhubungan dengan ME. Menggambar instalisi titik listrik. g. Logistik Logistik dan peralatan bertugas dalam pengaduan dan pengawasan material bahan bangunan, termasuk di dalamnya adalah membuat jadwal pengaduan dan pemakaian bahan dan peralatan proyek.bagian ini juga bertugas untuk menyelenggarakan pembelian bahan dan peralatan yang telah diputuskan oleh koordinator pelaksana sesuai dengan jadwal pengaduannya, logistik dan peralatan juga harus menyusun suatu sistem administrasi tentang penerimaan, penyimpanan dan pemakaian bahan.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 22 Tugas seorang Logistik adalah: Menyiapkan material yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi teknik. Mendatangkan peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kebutuhan. h. Administrasi Proyek harus dilaksankan secara teratur agar tercapai apa yang menjadi tujuan proyek. Agar pelaksana proyek sesuai dengan tujuanproyek yaitu ketepatan waktu,peminimalan biaya (ekonomis) dengan kualitas yang maksimal. Tugas seorang Administrasi adalah: i. Mandor Mengatur administrasi dan cash flow keuangan pekerjaan. Menyelesakan keuangan pekerjaan untuk: upah tenaga dan bahan / material. Tugas dan tanggung jawab mandor ádalah sebagai berikut : j. Tukang Melaksanakan perintah dari pelaksana. Mengatur dan mengurusi pekerja. Melaporkan permasalahan yang dihadapinya pada waktu pelaksanaan pekerjaan. Membuat laporan harian untuk diperiksa oleh pelaksana. Tugas dan tanggung jawab tukang antara lain : k. Pekerja Melaksanakan semua pekerjaan yang diberikan oleh mandor di lapangan. Bertanggung jawab atas pekerjaannya sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki. Berkoordinasi dengan pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tugas dan tanggung jawab pekerja adalah melaksanakan semua pekerjaan yang diberikan oleh mandor atau tukang di lapangan.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 23 2.1.6. Tenaga Kerja Dalam penyelesaian proyek, kontraktor melibatkan tenaga kerja dari karyawannya dan tenaga kerja lepas. Dengan maksud agar dapat dicapai kecepatannya yang maksimal dan tanpa perlu pengawasan yang begitu ketat, pekerja dapat mengerti tentang tugas yang harus dikerjakan dan mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya. 2.1.6.1.Jenis Tenaga Kerja Tenaga kerja pada proyek ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Tenaga kerja tetap Tenaga kerja tetap adalah karyawan tetap yang mempunyai keahlian dan menjadi tenaga kerja yang menangani proyek secara teknis, pengangkatannya adalah wewenang bagian personalia perusahaan dan gaji serta tunjangan dibayarkan setiap bulan. 2. Tenaga kerja tidak tetap Tenaga kerja tidak tetap adalah tenaga kerja yang dikoordinir oleh mandor sebagai pemimpin kelompok, yang jumlah pekerjanya tidak dapat ditentukan.pembayaran gaji dibayarkan secara mingguan melalui mandor masingmasing. 2.1.6.2.Waktu Kerja Rincian jam kerja pada proyek ini adalah: a. pukul 08.00 s/d pukul 12.00 jam kerja b. pukul 12.00 s/d pukul 13.00 jam istirahat c. pukul 13.00 s/d pukul 17.00 jam kerja (Senin s/d Jumat) d. pukul 13.00 s/d pukul 15.00 jam kerja (Sabtu dan Minggu) Sedangkan pekerjaan lembur dilakukan jika ada pekerjaan yang belum selesai atau karena ada pengecoran. 2.2. Pengendalian Proyek 2.2.1. Uraian Umum Bila kita mendengar nama proyek, maka terbayang dihadapan kita kesibukan orang-orang dalam melakasanakan pekerjaan, yang ditunjang oleh

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 24 suatu dana dan tata cara memimpin untuk mencapai tujuannya, diperlukan berbagai macam sumber daya dalam kegiatan yang komplek. Jadi dapat dikatakan suatu proyek adalah suatu kegiatan yang komplek. Dikatakan juga suatu proyek adalah suatu rangkaian suatu kegiatan yang saling berkaitan yang satu dengan yang lainnya, yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dinyatakan secara tegas selesainya pekerjaan tersebut. Untuk menyelasaikan suatu proyek pada saat dimulainya hingga selesai dibutuhkan suatu tata cara memimpinnya, sesuatu yang disebut manajemen proyek. Untuk penanganan pelaksanaan suatu proyek mutlak diperlukan suatu pengendalian untuk dicapainya suatu hasil yang maksimal.kegiatan ini dilaksanakan agar kualitas dan kuantitas suatu pekerjaan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun manfaat dari pengendalian proyek tersebut adalah sebagai berikut : 1. Selama pekerjaan berlangsung, pengendalian digunakan sebagai control, dalam hal ini sebagai koreksi operasional agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. 2. Setelah pekerjaan, pengendalian dapat dipakai sebagai alat ukur/tolak ukur untuk perencanan selanjutnya. 2.2.2. Pelaksanaan Pengendalian Proyek Pelaksanaan pengendalian di proyek dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Pengendalian Secara Langsung Pengendalian proses secara langsung ini dilakukan oleh seluruh unsur organisasi di dalam organisasi proyek, yaitu dengan peninjauan secara langsung ke lapangan. 2. Pengendalian Secara Tidak Langsung Pengendalian ini dilakukan dengan cara : a. Rapat Lapangan Pengendalian ini dilakukan dengan cara periodik yaitu dengan:

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 25 Kemajuan pekerjaan (progress report) dan hal-hal yang tercantumdalam laporan mingguan. Soal-soal administratif. Soal-soal teknis, seperti penjelasan gambar,instruksiinstruksi perencanaan dan lain-lain. Koordinasi lapangan. b. Rapat koordinasi Rapat koordinasi merupakan langkah-langkah pemecahan persoalan, baik secara teknis maupun non teknis selama pelaksanaan.rapat ini bersifat intern di jajaran pengendali proyek, staf dan pembantu staf serta pelaksana dilapangan.rapat ini tidak bersifat rutin atau keharusan, sewaktu-waktu dapat dilakukan bila dikehendaki oleh manajer proyek. 2.2.3. Pengendalian Waktu Pelaksanaan Pengendalian waktu pelaksanaan bertujuan untuk mengefektifkan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan dalam perencanaan jadwal sehingga pelaksanaan proyek tersebut tidak mengalami keterlambatan.dalam pelaksanaan proyek pihak penyedia jasa kontruksi harus membuat rincian waktu pelaksanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan proyek.rincian waktu ini dibuat dalam bentuk time schedule. Pembuatan time schedule tersebut dimaksudkan agar pihak penyedia jasa kontruksi mempunyai pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang sesuai dengan tahapan-tahapan pekerjaan yang tersusun secara sistematis serta dapat melaksanakan target pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah direncanakan. 2.2.4. Pengendalian Tenaga Kerja Pemilihan tenaga kerja harus berdasarkan pada kemampuan serta jumlah yang diperlukan dalam kaitannya dengan efisiensi pengerjaan proyek.tenaga ahli yang ditempatkan pada bidangnya akan meningkatkan produktifitas kerja. Dengan begitu maka pelaksanaan akan berjalan lancar.

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 26 Tenaga kerja yang ada dalam proyek ini mempunyai karakter yang berbeda-beda. Masing-masing mewakili beberapa strata sosial yang berbedabeda pula. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang benar oleh mandor untuk pengerahan tenaga kerja tersebut. 2.2.5. Pengendalian Biaya Pengendalian biaya dalam pelaksanaan suatu proyek sangat diperlukan untuk menghindari adanya penyalahgunaan dana proyek dan sebagai tolak ukur presentasi kemajuan proyek supaya tidak terjadi keterlambatan dalam pencairan dana proyek yang dapat mengakibatkan keterlambatan suatu proyek karena tidak ada dana yang mendukung pelaksanaan proyek. Untuk menghindari hal tersebut harus dilakukan evaluasi bulanan yang bertujuan untuk nengontrol biaya yang keluar selama satu bulan. Hal-hal yang dicantumkan dalam evaluasi bulanan adalah : a. Macam pekerjaan b. Volume pekerjaan c. Harga dan satuan pekerjaan d. Jumlah pekerjaan e. Pembenahan f. Kondisi pekerjaan sampai akhir bulan tersebut Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian biaya yaitu: a. Selalu berpedoman pada daftar kuantitas dan harga serta daftar analisa harga satuan penawaran dalam setiap kegiatan pelaksanaan. b. Membuat buku pengendalian dan mencatat segala aktivitas pengeluaran biaya serta mengevaluasi agar optimasi biaya yang telah ditetepkan tidak terlampaui. c. Menjaga kedisiplinan dalam pelaksanaan guna menghindari pengeluaran biaya yang tidak termasuk dalam anggaran.