PENGEMBANGAN MODEL PERSAINGAN PENENTUAN TARIF ANGKUT DENGAN METODE GAME THEORY

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MODEL PERSAINGAN PENENTUAN TARIF ANGKUT DENGAN METODE GAME THEORY

TEORI PERMAINAN GAME THEORY MATA KULIAH RISET OPERASI

Riset Operasional Teori Permainan

TEORI PERMAINAN GAME THEORY MATA KULIAH RISET OPERASI

Matriks Permainan (Payoff matrix) Matriks Permainan Jumlah tak NOL

STRATEGI GAME. Achmad Basuki

Pendahuluan. Matriks Permainan (Payoff Matrix) Matriks Permainan Jumlah Nol. Unsur-Unsur Dasar. Matriks Permainan Jumlah Tak Nol

TEORI PERMAINAN. Digunakan jika permainan stabil ada titik saddle (saddle point) Titik sadel minimaks = maksimin Contoh :

Pengertian Teori permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi dan pertentangan (konfleks) antar berbagai kepentingan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sesi XV TEORI PERMAINAN (Game Theory)

ANALISIS PENENTUAN RUTE PELAYARAN PETIKEMAS DOMESTIK BERBASIS PERMINTAAN

Riset Operasi GAME THEORY. Evangs Mailoa, S.Kom., M.Cs.

BAB II LANDASAN TEORI

Pertemuan 7 GAME THEORY / TEORI PERMAINAN

Pemain B B 1 B 2 B 3 9 5

BAB III PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Dengan Stategi Dominan Permainan zero sum Pemain 2 a b Pemain 1 a 1,-1 2,-2 b 4,-4 3,-3. Universitas Sumatera Utara

Modul 11. PENELITIAN OPERASIONAL GAME THEORY. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KONDISI KONFLIK (GAME THEORY)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tujuan Praktikum Landasan Teori 2.1 Sejarah dan Pengertian

Teori Permainan. Lecture 8 : Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik (Game Theory) Hanna Lestari, ST, M.Eng

BAB 2 LANDASAN TEORI

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

Penentuan Strategi Pemasaran Produk Minuman Energi (Dwi Sukma Donoriyanto) 11

BAB IV TEORI PERMAINAN

Lembar Kerja Mahasiswa

APLIKASI TEORI PERMAINAN DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK LAPTOP PADA TOKO ELEKTRONIK DI PAMEKASAN

Definisi & Latar Belakang...(1/2)

Definisi & Latar Belakang...(1)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

BAB III GAME THEORY. Dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai kegiatan-kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Istilah games atau permainan berhubungan erat dengan kondisi pertentangan bisnis yang meliputi suatu periode tertentu.

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE II (KONSUMEN) DALAM KERJASAMA RANTAI PASOK. Nama Mahasiswa : Afriani Sulastinah NRP :

DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007

Teori Game (Game Theory/Teori Permainan) Teori Game, Ahmad Sabri, Universitas Gunadarma

THESIS ABDUL GAUS NRP :

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan

LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING

Manajemen Kuantitatif Modul 10 dan 11 TEORI PERMAINAN ( GAME THEORY)

Bab 2 LANDASAN TEORI

Analisis Kinerja Operasional Pelayanan Pelayaran Rakyat

PENERAPAN TEORI PERMAINAN DALAM STRATEGI PEMASARAN PRODUK BAN SEPEDA MOTOR DI FMIPA USU

Pemilihan Supplier dan Penjadwalan Distribusi CNG dengan Pemodelan Matematis

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

Analisis Dampak Pengerukan Alur Pelayaran pada Daya Saing Pelabuhan. Studi Kasus : Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Pengembangan Indikator Logistik untuk Wilayah Kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. pelayaran swasta yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang di jalur

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

TUGAS KELOMPOK METODE KUANTITATIF (STUDI KASUS TOKO SUKAMAJU)

TEORI PERMAINAN. JHON HENDRI RISET OPERASIONAL UNIVERSITAS GUNADARMA 2009 Page 1

PENGENALAN SISTEM OPTIMASI. Oleh : Zuriman Anthony, ST. MT

STUDI PENGGUNAAN PACKING PLANT PADA DISTRIBUSI SEMEN DI KALIMANTAN MENGGUNAKAN METODE TRANSSHIPMENT: STUDI KASUS PT. SEMEN GRESIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu

ANALISIS RISIKO TIPE I (PRODUSEN) DAN RISIKO TIPE ii (KONSUMEN) DALAM KOLABORASI RANTAI PASOK

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah perancangan sistem selesai dibuat pada bab III, maka pada bab ini

Teori Game. Pengantar Teori Game, Ahmad Sabri, MSi. Universitas Gunadarma

APLIKASI LOGIKA FUZZY DALAM TEORI PERMAINAN UNTUK MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN (Studi Kasus : Persaingan Alfamart dan Indomaret)

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

Studi Perbandingan Metode Bongkar Muat untuk Pelayaran Rakyat: Studi Kasus Manual vs Mekanisasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data

Tugas Akhir. Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering. Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik)

Boldson Herdianto Situmorang, S.kom., MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME DAN KINERJA KONSOLIDASI PETIKEMAS

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Riset Operasi

COST-BENEFIT ANALYSIS PENERAPAN SHORT SEA SHIPPING DI PANTURA JAWA DALAM RANGKA PENGURANGAN BEBAN JALAN

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

TINJAUAN PUSTAKA. A. Proses Layanan Bisnis. B. Transportasi

TUGAS AKHIR. Oleh: Alvin Habara( ) StudiDistribusiPupukLewatLautStudiKasus: Gresik Bali dan Nusa Tenggara 2 JULI 2013

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tam

TESIS JOHAN JOHANNES PROGRAM PASCA SARJANA PROGRAM STUDI TEKNIK TRANSPORTASI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Penelitian. perekonomian dunia saat ini telah berkembang

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

BAB IV ANALISA DATA 4.1. PENDAHULUAN

Penentuan Kapasitas Optimal Jalur Pelayaran Kapal di Sungai Musi Menggunakan Model Simulasi. Zakariya Amirudin Al Aziz

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MODEL TRANSPORTASI TERPADU PENGIRIMAN REMPAH-REMPAH DARI HILA (MALUKU TENGAH) MENUJU ROTTERDAM (BELANDA)

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI A. POLA PIKIR STUDI.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

2017, No logistik guna mengembangkan pertumbuhan ekonomi nasional, perlu menyesuaikan ketentuan permodalan badan usaha di bidang pengusahaan an

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

SIDANG TUGAS AKHIR MODEL PERENCANAAN PENGANGKUTAN DAN DISTRIBUSI SEMEN DI WILAYAH INDONESIA TIMUR. Oleh : Windra Iswidodo ( )

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,

STRATEGI PELABUHAN PANJANG SEBAGAI MAIN PORT DIKAWASAN SUMATERA BAGIAN SELATAN : STUDI BANDING DENGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODEL PERSAINGAN PENENTUAN TARIF ANGKUT DENGAN METODE GAME THEORY Oleh: Bagus Prasetyo Wibowo NRP. 4109100063 Dosen Pembimbing: Dr. Ing. Setyo Nugroho Surabaya, 10 Juli 2014

PENDAHULUAN 2

Latar Belakang PERSAINGAN PT. A VS PT. B Customer TARIF ANGKUT / FREIGHT RATES 3

Rumusan Masalah 1. Bagaimana model persaingan PT. A dan PT. B dalam penentuan tarif angkut kapal dengan metode game theory? 2. Bagaimana model perilaku customer dalam memilih jasa angkut? 3. Bagaimana korelasi antara persaingan PT.A dan PT. B dengan perilaku customer? 4. Bagaimana penerapan model tersebut untuk menggambarkan kondisi persaingan bisnis pelayaran liner di Indonesia? 4

Tujuan 1. Merumuskan persaingan penentuan tarif angkut kapal PT. A dan PT. B. 2. Memperoleh model perilaku customer dalam memilih jasa angkut. 3. Mengetahui korelasi antara persaingan PT.A dan PT. B dengan perilaku customer. 4. Mengetahui penerapan p model tersebut untuk menggambarkan kondisi persaingan bisnis pelayaran liner di Indonesia. 5

Batasan Masalah 1. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian adalah PT. A dan PT. B yang merupakan perusahaan pelayaran pengangkut peti kemas di Surabaya. 2. Kapal yang diteliti adalah kapal MV. Merantau (PT. A) dan KM. Sempurna (PT. B) yang beroperasi pada rute Surabaya-Banjarmasin- Surabaya. 3. Customer yang menjadi obyek penelitian ditentukan sebanyak 30 sampel. 6

LANDASAN TEORI 7

Biaya Model Persaingan PT. A dan PT. B Biaya Transportasi Laut Biaya Modal Biaya Operasional Biaya Pelayaran Biaya Bongkar Muat Model Perilaku Customer Inventory Carrying Cost` 8

Game Theory Definisi Teori matematis yang digunakan untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan (Gerald J.Lieberman, 2000) Metode pengambilan keputusan untuk merumuskan persaingan yang melibatkan 2 pemain atau lebih Tujuan Mencari strategi terbaik dalam suatu persaingan, yaitu untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalisir kerugian 9

Game Theory Ketentuan Setiap pemain bersifat rasional Tabel Payoff yang disusun menunjukkan keuntungan pemain baris & kerugian pemain kolom Tabel Payoff diketahui oleh kedua pemain Langkah-langkah Menentukan: Pelaku permainan Strategi Dampak strategi dengan mempertimbangkan strategi lawan 10

Game Theory Contoh Tabel Payoff PT. A PT. B B1 B2 B3 Minimaks A1 1 9 2 A2 6 5 4 1 4 maksimal Maksimin 6 9 4 minimum Jika Minimaks = Minimum Saddle Point (Nilai Keseimbangan) Karena ditemukan saddle point yaitu 4, maka A2 dan B3 strategi terbaik Jika tidak ditemukan saddle point, maka diperlukan teknik strategi campuran 11

METODOLOGI PENELITIAN 12

How to Create Model 1 Pengumpulan Data Spesifikasi Kapal Data Operasi Kapal Tarif Angkut Tarif Pelindo Perilaku Customer Pengolahan Data Total Biaya Total Pendapatan Total Keuntungan Nilai Persaingan Validasi Pengembangan Model Skenario Ketersediaan Muatan di Surabaya 100%-60% Skenario Ketersediaan Muatan di Banjarmasin 50%-10% 13

How to Create Model 2 Pengumpulan Data Pengolahan Data Pengembangan Model Jenis, kuantitas, dan harga muatan Tarif angkut PT. A dan PT. B Lama pengiriman kapal Penilaian terhadap PT. A dan PT. B Pengelompokan muatan Harga muatan per TEU Inventory Carrying Cost Total biaya Customer Perilaku Customer pada Kelompok Muatan 1, 2, dan 3 Validasi 14

GAMBARAN UMUM KONDISI SAAT INI 15

Sekilas Profil Perusahaan PT. A dan PT. B Salah satu perusahaan pengangkut peti kemas terbesar di Surabaya. Bersaing dalam rute Surabaya-Banjarmasin-Surabaya. PT. A MV. Merantau (368 TEU) PT. B KM. Sempurna (241 TEU) 16

Tarif Angkut PT. A - MV. Merantau Tarif Surabaya- Banjarmasin Banjarmasin-Surabaya Tarif Bawah Rp 4,800,000 Rp 2,500,000 Tarif Umum Rp 5,000,000, Rp 3,000,000, Tarif Atas Rp 6,000,000 Rp 3,500,000 PT. B KM. Sempurna Tarif Surabaya- Banjarmasin Banjarmasin-Surabaya Tarif Bawah Rp 4,000,000, Rp 2,000,000, Tarif Umum Rp 4,500,000 Rp 2,500,000 Tarif Atas Rp 5,000,000 Rp 3,000,000 Sumber : Div. Marketing PT. A dan PT. B 17

Pengelompokan Customer 1. Latar belakang Perilaku customer dalam memilih jasa angkut berbeda-beda, tergantung harga muatannya. 2. Tujuan Mengetahui perilaku customer pada kelompok muatan yang berdasarkan harga 3. Kelompok Muatan (K.M.): K.M. 1 Harga muatan < Rp 200 juta/boks KM K.M. 2 Rp 200 juta/boks harga muatan > Rp 300 juta/boks K.M. 3 Harga muatan Rp 300 juta/boks 4. Kriteria penilaian customer: Tarif angkut Lama pengiriman muatan Perlakuan terhadap barang Perlakuan terhadap customer 18

Perilaku Customer Hasil Kuisioner Kelompok Muatan 1 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 40% 80% 100% 20% 60% 100% 0% 0% 40% PT. B 60% 20% 0% 80% 40% 0% 100% 100% 60% Kelompok Muatan 2 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 70% 90% 100% 40% 60% 100% 0% 0% 60% PT. B 30% 10% 0% 60% 40% 0% 100% 100% 40% Kelompok Muatan 3 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 80% 100% 100% 80% 90% 100% 40% 60% 100% PT. B 20% 0% 0% 20% 10% 0% 60% 40% 0% 19

PERHITUNGAN, ANALISIS, DAN MODEL 20

Model 1 MODEL PERSAINGAN PENENTUAN TARIF ANGKUT PT. A DAN PT. B DENGAN METODE GAME THEORY 21

Uraian 1. Model Persaingan PT. A dan PT. B dalam penentuan tarif 2. Tj Tujuan Mengetahui strategi/tarif t if terbaik yang dapat digunakan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalisir kerugian 3. 10 skenario model: Ketersediaan Muatan di Surabaya = 100%, 90%, 80%, 70%, dan 60% Ketersediaan Muatan di Banjarmasin = 50%, 40%, 30%, 20%,dan 10% 4. Maksimum ketersediaan muatan = Jumlah kapasitas angkut kedua kapal; PT. A (368 TEU), PT. B(241 TEU) 609 TEU 22

Peta Persaingan Kondisi 1 Kondisi 2 Kondisi 3 PT. A PT. B PT. A PT. B PT. A PT. B T. Bawah T. Bawah T. Bawah T.Umum T. Bawah T. Atas Kondisi i 4 Kondisi i 5 Kondisi i 6 PT. A PT. B PT. A PT. B PT. A PT. B T.Umum T. Bawah T.Umum T.Umum T.Umum T. Atas Kondisi 7 Kondisi 8 Kondisi 9 PT. A PT. B PT. A PT. B PT. A PT. B T. Atas T. Bawah T. Atas T.Umum T. Atas T. Atas 23

Langkah Perhitungan Kuantitas muatan PT. A dan PT. B pada 9 kondisi Total biaya PT. A dan PT. B pada 9 kondisi Total pendapatan PT. A dan PT. B pada 9 kondisi Model game theory berdasarkan nilai persaingan pada 9 kondisi Nilai Persaingan PT. A dan PT. B pada 9 kondisi Total keuntungan PT. A dan PT. B pada 9 kondisi 24

Sampel Model Model M d l persaingan pada ketersediaan muatan 100%, rute SUB-BJMBJM Tabel Payoff Game Theory Nilai Persaingan (Selisih Profit PT. A dan PT. B) Strategi PT. B Tarif bawah Tarif Umum Tarif Atas Maksimin Tarif Bawah Rp 546,443,412 Rp 425,943,412 Rp 305,443,412 Rp 305,443,412 PT. A Tarif Umum Rp 620,043,412 Rp 499,543,412 Rp 379,043,412 Rp 379,043,412 Tarif Atas Rp 988,043,412 Rp 867,543,412 Rp 747,043,412 Rp 747,043,412 Minimaks Minimaks Rp 988,043,412 Rp 867,543,412 Rp 747,043,412 Rp 747,043,412 Minimaks Saddle Point Kesimpulan: Minimaks = Maksimin Saddle Point = Rp 747.043.412 412 Tarif Optimum PT. A : Tarif Atas (Rp 6 juta) PT. B : Tarif Atas (Rp 5 juta) 25

Sampel Model Model M d l persaingan pada ketersediaan muatan 90%, rute SUB-BJMBJM Tabel Payoff Game Theory Nilai Persaingan (Selisih Profit PT. A dan PT. B) Strategi PT. B Tarif bawah Tarif Umum Tarif Atas Maksimin Tarif Bawah Rp 576,700,663 Rp 601,727,112 Rp 511,727,112 Rp 511,727,112 PT. A Tarif Umum Rp 418,432,665 Rp 675,327,112 Rp 585,327,112 Rp 418,432,665 Tarif Atas Rp 725,432,665 Rp 604,932,665 Rp 953,327,112 Rp 604,932,665 Minimaks Minimaks Rp 725,432,665 Rp 675,327,112 Rp 953,327,112 Minimaks Saddle Point? Minimaks Maksimin Tidak ada Saddle Point, perlu dilakukan teknik strategi campuran Dengan teknik strategi campuran, nilai persaingan = Rp 627.409.230 Paling mendekati Rp 604.932.112, maka: Tarif Optimum PT. A : Tarif Atas (Rp 6 juta) 26 PT. B : Tarif Umum (Rp 4,5 juta)

Hasil Model Rekap R k Nilai i Persaingan Rute Surabaya Banjarmasin Ketersediaan Muatan Nilai Persaingan 100% Rp 747,043,412 90% Rp 604,932,665 80% Rp 510,175,446 70% Rp 443,486,663 60% Rp 376,797,880 Rute Banjarmasin Surabaya Ketersediaan Muatan Nilai Persaingan 50% Rp 202,932,561 40% Rp 141,750,561 30% Rp 57,040,565 20% Rp 47,927,897 10% Rp 55,968,917 *Nilai persaingan bernilai positif keuntungan PT. A dari PT. B 27

Hasil Model Rekap R k Strategi t Tarif Optimum Rute Surabaya Banjarmasin Rute Banjarmasin Surabaya Ketersediaan Muatan 100% Ketersediaan Muatan 50% PT. A Tarif Atas Rp 6 juta/box PT. B Tarif Atas Rp 5 juta/box Kt Ketersediaan Muatan 90% PT. A Tarif Atas Rp 6 juta/box PT. B Tarif Umum Rp 4,5 juta/box Ketersediaan Muatan 80% PT. A Tarif Bawah Rp 4,8 juta/box PT. B Tarif Bawah Rp 4 juta/box Ketersediaan Muatan 70% PT. A Tarif Bawah Rp 4,8 juta/box PT. B Tarif Bawah Rp 4 juta/box Ketersediaan Muatan 60% PT. A Tarif Bawah Rp 4,8 juta/box PT. B Tarif Bawah Rp 4 juta/box PT. A Tarif Atas Rp 3,5 juta/box PT. B Tarif Atas Rp 3 juta/box Kt Ketersediaan Muatan 40% PT. A Tarif Atas Rp 3,5 juta/box PT. B Tarif Umum Rp 2,5 juta/box Ketersediaan Muatan 30% PT. A Tarif Bawah Rp 2,5 juta/box PT. B Tarif Bawah Rp 2 juta/box Ketersediaan Muatan 20% PT. A Tarif Bawah Rp 2,5 juta/box PT. B Tarif Bawah Rp 2 juta/box Ketersediaan Muatan 10% PT. A Tarif Bawah Rp 2,5 juta/box PT. B Tarif Umum Rp 2,5 juta/box 28

Validasi Validasi V i Tarif Rute Surabaya-Banjarmasin Rute Surabaya Banjarmasin Ketersediaan Muatan Tarif Model (Rp/box) Tarif Validasi (Rp/box) Persentase Valid 100% 90% 80% 70% 60% PT. A Rp 6,000,000 Rp 6,000,000 100% PT. B Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 100% PT. A Rp 6,000,000 Rp 6,177,617 97% PT. B Rp 4,500,000 Rp 5,000,000 90% PT. A Rp 4,800,000 Rp 6,172,648 78% PT. B Rp 4,000,000 Rp 5,444,993 73% PT. A Rp 4,800,000 Rp 6,325,371 76% PT. B Rp 4,000,000 Rp 5,690,952 70% PT. A Rp 4,800,000 Rp 6,529,141 74% PT. B Rp 4,000,000 Rp 6,019,122 66% 29

Validasi Validasi V i Tarif Rute Banjarmasin-Surabaya Rute Banjarmasin Surabaya Ketersediaan Tarif Model dl Tarif Validasi ld Muatan (Rp/box) (Rp/box) 50% 40% 30% 20% 10% Persentase Valid PT. A Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 100% PT. B Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 100% PT. A Rp 3,500,000 Rp 3,994,747 88% PT. B Rp 2,500,000 Rp 3,000,000 83% PT. A Rp 2,500,000 Rp 4,454,569 56% PT. B Rp 2,000,000 Rp 3,524,465 57% PT. A Rp 2,500,000 Rp 5,443,092 46% PT. B Rp 2,000,000 Rp 4,764,437 42% PT. A Rp 2,500,000 Rp 6,149,180 41% PT. B Rp 2,500,000 Rp 21,995,264 11% 30

Model 2 MODEL PERILAKU CUSTOMER DALAM MEMILIH JASA ANGKUT 31

Uraian 1. Model Perilaku customer dalam memilih jasa PT. A atau PT. B. 2. Tujuan Mengetahui pilihan jasa angkut customer berdasarkan total biaya 3. Total biaya = biaya eksplisit (tarif angkut) + biaya implisit (ICC) 32

Langkah Perhitungan Pengelompokan muatan berdasarkan harga muatan per TEU Inventory carrying cost tiap muatan pada PT. A dan PT. B Model perilaku customer tiap kelompok muatan Total biaya tiap muatan di 9 kondisi pada PT. A dan PT. B 33

Hasil Model Kelompok K l k Muatan 1 Hasil Model Kelompok Muatan 1 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 0% 0% 100% 0% 0% 100% 0% 0% 0% PT. B 100% 100% 0% 100% 100% 0% 100% 100% 100% Hasil Survey Kelompok Muatan 1 10 Customer 1 2 3 4 Kondisi 5 6 7 8 9 PT. A 40% 80% 100% 20% 60% 100% 0% 0% 40% PT. B 60% 20% 0% 80% 40% 0% 100% 100% 60% Validasi menurut hasil kecocokan mayoritas Kondisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah % kecocokan Validasi (V) V T V V T V V V V 7 78% Validasi menurut nilai hasil Kondisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Mean Nilai Validasi 6 2 10 8 4 10 10 10 6 66 7.3 34

Hasil Model Kelompok K l k Muatan 2 Hasil Model Kelompok Muatan 2 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 0% 0% 100% 0% 0% 100% 0% 0% 0% PT. B 100% 100% 0% 100% 100% 0% 100% 100% 100% Hasil Survey Kelompok Muatan 2 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 70% 90% 100% 40% 60% 100% 0% 0% 60% PT. B 30% 10% 0% 60% 40% 0% 100% 100% 40% Validasi menurut hasil kecocokan mayoritas Kondisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah % kecocokan Validasi (V) T T V V T V V V T 5 56% Validasi menurut nilai hasil Kondisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Mean Nilai Validasi 3 1 10 6 4 10 10 10 4 58 6.4 35

Hasil Model Kelompok K l k Muatan 3 Hasil Model Kelompok Muatan 3 10 Kondisi Customer 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PT. A 20% 60% 100% 20% 20% 100% 0% 20% 20% PT. B 80% 40% 0% 80% 80% 0% 100% 80% 80% Hasil Survey Kelompok Muatan 3 10 Customer 1 2 3 4 Kondisi 5 6 7 8 9 PT. A 80% 100% 100% 80% 90% 100% 40% 60% 100% PT. B 20% 0% 0% 20% 10% 0% 60% 40% 0% Validasi menurut hasil kecocokan mayoritas Kondisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah % kecocokan Validasi (V) T V V T T V V T T 4 44% Validasi menurut nilai hasil Kondisi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah Mean Nilai Validasi 4 6 10 4 3 10 6 6 2 51 5.7 36

Aplikasi Model pada Kasus Lain Rute Pelayaran Muatan: Contoh kasus: Surabaya-Makassar Margarin Model Perilaku Customer Tarif PT. A Rp8,000,000 /box Lama Pengiriman PT. A 5 Hari Tarif PT. B Rp7,000,000 /box Lama Pengiriman PT. B 7 hari Harga Muatan Rp209,349,364 /box Biaya PT. A Rp8,286,780 /box Biaya PT. B Rp7,401,492 /box Hasil PT. B 37

PENUTUP 38

Kesimpulan 1. PT. A, PT. B, dan customer saling berkorelasi. 2. Model persaingan penentuan tarif Persaingan pada rute pelayaran Surabaya-Banjarmasin-Surabaya didominasi oleh PT. A 3. Metode game theory Persaingan menjadi sehat. 4. Model perilaku customer Perilaku customer sangat mempertimbangkan faktor biaya (eksplisit & implisit) 39

Saran 1. Pengembangan Penelitian Memperbanyak jumlah pelaku persaingan bisnis pelayaran liner yang diteliti, yaitu di atas 2 perusahaan dan 2 kapal. Mengganti persaingan pada rute pelayaran yang diteliti. 2. PT. A & PT. B Umum - Memperluas pasar bisnis di rute-rute lain. - Mengawasi perubahan tarif angkut kompetitor yang dinamis. Khusus PT. A - Mempertahankan dan meningkatkan performa operasional yang sudah baik. Khusus PT. B - Memperbaiki kinerja operasional (Kapal, Alat berat, Peti kemas, SDM) 40

TERIMA KASIH 41