Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso***

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KONSUMSI COKELAT DAN KEJU TERHADAP KONSENTRASI KALSIUM

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempengaruhi derajat keasaman saliva. Saliva memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. cenderung meningkat sebagai akibat meningkatnya konsumsi gula seperti sukrosa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Madu adalah pemanis tertua yang pertama kali dikenal dan digunakan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan gigi dan makanan sehat cenderung dapat menjaga perilaku hidup sehat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB 5 HASIL PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: permen karet, sukrosa, xylitol, kapasitas bufer, ph saliva

SKEMA ALUR FIKIR. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH PEMBERIAN TABLET HISAP Xylitol DAN TABLET HISAP SUKROSA TERHADAP ph SALIVA PADA ANAK USIA TAHUN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. indeks caries 1,0. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2007 melaporkan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahan baku utamanya yaitu susu. Kandungan nutrisi yang tinggi pada keju

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor dan minor. Saliva diproduksi dalam sehari sekitar 1 2 liter,

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. (SKRT, 2004), prevalensi karies di Indonesia mencapai 90,05%. 1 Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

BAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.

Fase pembentukan gigi ETIOLOGI Streptococcus mutans,

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kerusakan pada gigi merupakan salah satu penyakit kronik yang umum

BAB I PENDAHULUAN. penanganan secara komprehensif, karena masalah gigi berdimensi luas serta mempunyai

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut (Eley et al, 2010). Bahan yang

PENGARUH METODE MENGGOSOK GIGI SEBELUM MAKAN TERHADAP KUANTITAS BAKTERI DAN Ph SALIVA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh, baik bagi anak-anak, remaja maupun orang dewasa. 1,2

ABSTRAK. Kata kunci : anak SD, jajanan, sukrosa, ph saliva, indikator ph, karies

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi gula adalah masalah utama yang berhubungan dengan. dan frekuensi mengkonsumsi gula. Makanan yang lengket dan makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies gigi merupakan masalah utama dalam kesehatan gigi dan mulut

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa FKG UI semester VII tahun 2008 diperoleh hasil sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: permen karet, probiotik, Lactobacillus reuteri, Streptococcus mutans.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak (Ramadhan, 2010). Contoh

BAB I PENDAHULUAN. dari sisa makanan, menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Mulut sangat selektif terhadap berbagai macam mikroorganisme, lebih dari

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN TERAPI AMLODIPINE

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. saliva yaitu dengan ph (potensial of hydrogen). Derajat keasaman ph dan

PENGARUH VISKOSITAS SALIVA TERHADAP PEMBENTUKAN PLAK GIGI PADA MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB I PENDAHULUAN. makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2004, didapatkan bahwa prevalensi karies di Indonesia mencapai 85%-99%.3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. rendah (Depkes RI, 2005). Anak yang memasuki usia sekolah yaitu pada usia 6-12

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Hasil rata rata pengukuran kekerasan pada spesimen adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. setiap proses kehidupan manusia agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai

Dyah Ismi anifatun *)., Sri Puguh Kristiyawati **), Achmad Solechan ***) ABSTRAK

PENGARUH MENGUNYAH BUAH BELIMBING WULUH DAN JERUK KEPROK TERHADAP

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

Pengaruh air kelapa terhadap peningkatan ph saliva

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah investasi bangsa karena mereka adalah generasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. karies gigi (Anitasari dan Endang, 2005). Karies gigi disebabkan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

ABSTRAK. Kata kunci: plak gigi, seduhan kelopak bunga rosella, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

I.PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. bersoda dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1 Distribusi kapasitas dapar saliva sesudah pengunyahan parafin, 2 buah xylitol, dan 4 buah xylitol

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh penggunaan susu botol atau cairan lainnya yang termasuk karbohidrat seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun prevalensi masalah kesehatan gigi dan mulut penduduk

Gambar 1. Kelenjar saliva 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Penelitian tentang perbedaan status karies pada anak Sekolah Dasar yang

GAMBARAN PH SALIVA PADA MAHASISWI YANG MEMPUNYAI KEBIASAAN MENGKONSUMSI MADU PADA MAHASISWI ASRAMA PUTRI JURUSAN KEPERAWATAN GIGI YOGYAKARTA 2016.

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

Transkripsi:

RESEARCH Hapsari / Ismail / Santoso 34 PENGARUH KONSUMSI KEJU CHEDDAR 10 GRAM TERHADAP ph SALIVA - Studi terhadap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Islam Sultan Agung Semarang Nadia Fitri Hapsari*, Ade Ismail**, Oedijono Santoso*** Keywords: caries, ph saliva, cheddar cheese, casein fosfoprotein, calsium ABSTRACT Background: Dental caries is the main problem of oral health in the world. The preventive is consumption cheddar cheese with caseinfosfoprotein and calcium. This study aimed to determine whether the consumption of 10 grams cheddar cheese can increase salivary ph. Method: The type of this research method is experimental with pre and post design. The samples in this research were 30 students FKG Unissula who inclusion criteria, 10 people the treatment group (consuming 10 grams of cheddar cheese), 10 people positive control group (consuming chocolate biscuits), and 10 people negative control group. The data analysis techniques using Paired T Test to determine the salivary ph before and after treatment. Furthermore, to know differences among the three groups using One Way Anova Test and Post Hoc Test. Result: Based Test Paired T Test showed that the treatment and negative group increased salivary ph. Positive control group to another. Conclusion: From study result concluded that consumption 10 grams of cheddar cheese can raise the salivary ph. PENDAHULUAN Data Nasional Kesehatan Gigi di Indonesia saat ini menunjukkan prevalensi karies gigi sekitar 90% dari 238 juta penduduk Indonesia 1. Penyakit ini disebabkan karena adanya proses demineralisasi akibat proses dinamis penguraian ion-ion kalsium dan fosfat, serta adanya fermentasi karbohidrat oleh mikroorganisme di dalam mulut yang menyebabkan terjadinya penurunan derajat keasaman (ph) saliva, sehingga lingkungan menjadi asam dan email mulai terkikis. Proses ini menimbulkan rasa sakit (linu) bila karies mencapai dentin, dan sakit yang luar biasa bila karies sudah mencapai pulpa. Agar tidak mudah terkena karies, maka haruslah terjadi keseimbangan ph saliva di dalam rongga mulut 2. Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks terdiri dari campuran sekresi kelenjar saliva mayor dan minor di dalam rongga mulut.makanan dapat menyebabkan saliva bersifat asam maupun basa. Peran saliva terhadap proses karies bergantung pada komposisi, viskositas, ph, dan mikroorganisme pada saliva 3. Derajat keasama saliva merupakan faktor kunci keseimbangan antara asam demineralisasi gigi dan remineralisasi, ph saliva menjadi turun karena produksi asam dari bakteri setelah konsumsi karbohidrat. Di sisi lain, ph saliva akan naik ketika asam di cuci dan dinetralkan menggunakan ion yang membentuk kandungan mineral gigi (kalsium, fosfat, dan ion hidroksil). Derajat keasaman saliva juga naik ketika bakteri plak baik metabolisme asam memproduksi alkali seperti amonia dari senyawa nitrogen yang ditemukan pada makanan dan saliva, ion kalsium, fosfat *Program Pendidikan Dokter Gigi UNISSULA, **FKG Universitas Islam Sultan Agung, *** FK Universitas Diponegoro

35 PENGARUH KONSUMSI KEJU CHEDDAR 10 GRAM TERHADAP ph SALIVA mulai memperbaiki kristal mineral yang rusak dari enamel yang disebut dengan remineralisasi 4. Untuk suatu larutan netral nilai ph adalah 7 dan semakin kecil nilai ph maka semakin tinggi tingkat keasaman suatu larutan. Larutan dikatakan asam 7 5. Salah satu makanan yang dapat menaikkan ph saliva adalah keju cheddar, merupakan salah satu produk susu yang kaya kalsium. Keju ini bermanfaat untuk mencegah demineralisasi gigi, mempercepat aliran saliva, dan meningkatkan ph saliva. Kalsium susu mampu meningkatkan konsentrasi kalsium pada plak gigi, sehingga membantu terjadinya remineralisasi gigi. Keju juga mengandungkasein fosfopeptida yang penting untuk proses remineralisasi gigi. Asupan keju 5 gram per hari cukup efektif untuk memperkuat gigi dengan mencegah demineralisasi gigi, mempercepat aliran saliva (air liur), dan meningkatkan ph saliva 6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah keju cheddar dapat meningkatkan ph saliva. Hasil penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut tentang pengaruh konsumsi keju cheddar terhadap ph saliva, menambah pengetahuan dan pengembangan wawasan tentang pencegahan terjadinya karies di bidang kesehatan gigi dan mulut, dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di kedokteran gigi tentang pengaruh konsumsi keju cheddar terhaap ph saliva. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian adalah eksperimental yaitu suatu penelitian dengan memberikan perlakuan terhadap kelompok sampel dan kelompok kontrol, kemudian efek perlakuan diobservasi dengan mengendalikan variabel yang tidak terkendali. Rancangan penelitiannya adalah pre and post experiment design, yaitu gambaran rancangan penelitian sebelum dan sesudah penelitian. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Teknik pengambilan sampel menggunakan Random Sampling dengan teknik acak sederhana (Simple Random Sampling). Sampel penelitian yang digunakan adalah 30 mahasiswa FKG Unissula yang berkriteria inklusi, 10 orang sebagai kelompok perlakuan (mengkonsumsi keju cheddar 10 gram), 10 orang sebagai kelompok kontrol positif (mengkonsumsi biskuit coklat), dan 10 orang sebagai kelompok kontrol negatif (tidak mengkonsumsi apapun). Prosedur pelaksanaan penelitian ini adalah mengumpulkan sampel penelitian dengan melakukan pemeriksaan intraoral, kemudian diberitahukan bahwa akan dijadikan sampel penelitian. Sampel penelitian sebanyak 30 orang dengan gigi geligi tanpa karies, atau karies namun sudah ditambal, dan tidak mempunyai penyakit periodontal. Selanjutnya melakukan informed consent, menyiapkan alat dan bahan. Kemudian membagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif dengan cara random. Selanjutnya sampel diinstruksikan untuk menyikat gigi dan meludah ke gelas plastik, kemudian ph saliva awal sampel diukur dengan menggunakan ph meter digital. Kemudian dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan kalibrasi setiap pergantian sampel. Pada 10 orang kelompok perlakuan diberikan keju cheddar 10 gram dalam bentuk batang, diinstruksikan untuk mengunyah keju dan keju harus ditelan. Pada 10 orang kelompok kontrol negatif diinstruksikan untuk tidak mengkonsumsi apapun. Pada 10 orang kelompok

Hapsari / Ismail / Santoso 36 kontrol positif diinstruksikan untuk mengkonsumsi makanan kariogenik. Sampel diinstruksikan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit. Setelah itu diinstuksikan untuk meludah ke dalam gelas plastik. Kemudian dilakukan pengukuran ph saliva dengan menggunakan ph meter digital dan dilakukan kalibrasi setiap pergantian sampel. Analisa hasil di uji menggunakan program SPSS 16. Normalitas data di uji dengan Kolmogorov-Smirnov. Untuk menganalisa ph saliva sebelum dan sesudah pada masing-masing kelompok sampel (masing-masing 2 kelompok data berpasangan) digunakan uji parametrik (Paired T-Test ) apabila data berdistribusi normal. Apabila data tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji non parametrik (Wilcoxon). Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan mean antara ketiga kelompok tersebut, uji statistik yang dipergunakan adalah One Way Anova, dilanjutkan dengan uji Post Hoc untuk mengetahui perbedaan antara kelompok satu dengan kelompok lainnya. HASIL PENELITIAN Penelitian dengan metode diatas, didapatkan hasil data sebagai berikut, kelompok perlakuan 100% mengalami kenaikan ph saliva, kelompok kontrol + 100% mengalami penurunan ph saliva, kelompok kontrol 50% mengalami penurunan, dan 50% mengalami kenaikan Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok perlakuan mengalami kenaikan ph saliva, kelompok kontrol positif mengalami penurunan ph saliva, dan kelompok kontrol negatif mengalami kenaikan ph saliva. 1. Uji Normalitas Dalam penelitian ini jumlah sampel 60 (lebih dari 50 sampel), maka Uji Normalitas menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov 7. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data dengan Menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov Hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov pada semua kelompok sebelum dan sesudah memiliki dikatakan normal 7. Tabel 1. Rata-rata ph saliva sebelum dan sesudah perlakuan pada tiga kelompok 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas, diperoleh hasil Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Data 0,05 sehingga varians data dikatakan homogen 6. 3. Uji Paired T Test Analisis ph saliva sebelum dan sesudah pada masing-masing kelompok sampel menggunakan Uji Parametrik Paired T-Test dan diperoleh hasil sebagai Tabel 4. Hasil Uji Paired T Test

37 PENGARUH KONSUMSI KEJU CHEDDAR 10 GRAM TERHADAP ph SALIVA Pada tabel diatas dapat dilihat rata-rata ph saliva pada ketiga kelompok sebelum dan sesudah perlakuan mempunyai nilai itu artinya terdapat perbedaan antara ph saliva sebelum dan sesudah perlakuan. 4. Uji One Way Anova Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata ph saliva antara ketiga kelompok tersebut, uji statistik yang dipergunakan adalah One Way Anova dilanjutkan dengan Uji Post Hoc. Tabel 5. Uji One Way Anova Pada Ketiga Kelompok Pada tabel diatas rata-rata ph saliva sebelum perlakuan antara ketiga 0,05). Hasil ini menerangkan bahwa H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan ph saliva antara ketiga kelompok.ph saliva sesudah perlakuan antara ketiga kelompok didapatkan nilai p = 0,000 (p ketiga kelompok memiliki perbedaan ph 7. Kemudian untuk mengetahui dengan jelas perbedaan ph saliva pada ketiga kelompok setelah 30 menit perlakuan dapat dilanjutkan dengan menggunakan Uji Post Hoc. 5. Uji Post Hoc Berdasarkan uji Post Hoc dengan menggunakan Difference (Fisher s LSD) diperoleh hasil Pada tabel 6 antara kelompok satu maka H0 ditolak, terdapat perbedaan ph saliva antara kelompok satu dengan kelompok yang lain. PEMBAHASAN Pada kelompok perlakuan, terjadi kenaikan ph saliva setelah 30 menit mengkonsumsi keju cheddar 10 gram, dari rata-rata 7,10 menjadi 7,30. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, konsumsi keju cheddar 10 gram setelah pemberian cairan sukrosa 10% lebih dapat menaikkan ph saliva daripada yang mengkonsumsi keju cheddar 5 gram 8.Menurut teori, keju cheddar merupakan salah satu produk susu yang kaya kalsium. Keju ini bermanfaat untuk mencegah demineralisasi gigi, mempercepat aliran saliva, dan Tabel 6. Hasil Uji Post Hoc Antara Ketiga Kelompok Sesudah Perlakuan meningkatkan ph saliva. Kalsium susu mampu meningkatkan konsentrasi kalsium pada plak gigi, sehingga membantu terjadinya remineralisasi gigi. Keju juga mengandungkasein fosfopeptida yang penting untuk proses remineralisasi gigi 5. Keju cheddar disarankan untuk dikonsumsi karena mengandung karbohidrat yang rendah, kalsium, dan fosfor. Komposisi nutrisi seperti ini menjadikan keju mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri penyebab karies gigi, dengan cara menjaga keseimbangan asam basa rongga mulut. Selain itu keju juga dapat menjaga keutuhan email gigi, bahkan membantu pembentukannya kembali. Dengan makan keju, mulut memproduksi lebih banyak saliva, yang dapat melisiskan bakteri penyebab gigi karies dan penyakit gusi 9. Kelompok kontrol positif terjadi penurunan ph saliva setelah 30 menit

Hapsari / Ismail / Santoso 38 perlakuan dari rata-rata 7,11 menjadi 6,78. Biskuit coklat merupakan makanan yang banyak mengandung gula ditambah karbohidrat sehingga menyebabkan keadaan rongga mulut menjadi asam 10. Hal ini sesuai dengan teori, ph saliva menjadi turun karena produksi asam dari bakteri setelah konsumsi karbohidrat 4. Bakteri plak akan memfermentasikan karbohidrat (misalnya sukrosa) dan menghasilkan asam, sehingga menyebabkan ph plak akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai ph 4,0-5,0. ph yang bersifat asam akan menyebabkan proses demineralisasi 11. Kelompok kontrol negatif terjadi kenaikan ph saliva setelah menggosok gigi dan tidak mengkonsumsi apapun selama 30 menit namun ada beberapa yang ph salivanya tetap, dari rata-rata 7,09 menjadi 7,14. Setelah menggosok gigi ph saliva menjadi naik karena beberapa kandungan dari pasta gigi, diantaranya adalah kalsium karbonat, 2+, PO 4 3-, F -, OH -, merupakan komponen mineral gigi yang bersifat basa sehingga mampu untuk menaikkan ph plak yang turun akibat proses glikolisis karbohidrat 12. Sorbitol tidak menyebabkan pembentukan asam pada plak gigi dan bukan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, maka sorbitol tidak menurunkan ph saliva, sehingga saliva tetap stabil dalam ph tertentu13, dan pada penelitian ini beberapa sampel pada kelompok kontrol negatif ph salivanya tidak berubah. KESIMPULAN Keju cheddar 10 gram dapat meningkatkan ph saliva. Rata-rata ph saliva sebelum mengkonsumsi keju cheddar 10 gram adalah sebesar 7,1 dan rata-rata ph saliva setelah 30 menit perlakuan adalah sebesar 7,3. 109-118 2. Handayani J. Pemeriksaan komposisi saliva pada Penderita Diabetes Mellitus. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Medan. 2005 3. Diana S, Rinna E S, Indeswati D. Peranan Sorbitol dalam mempertahankan kestabilan ph saliva pada proses pencegahan karies. 4. Sanchez L, et al. Effect of orthodontic treatment on saliva, plaque, and the levels of Streptococcus Mutans and Lactobacillus. Med 5. Mozharta M. Makanan dan diet pencegah karies gigi 6. Roeslan BO. Respon imun di dalam rongga mulut. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi. September 2002 7. Sopiyudin M. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta. 2008 8. Tjahjono, Trina N. Pengaruh konsumsi keju cheddar terhadap ph saliva dan jumlah koloni Streptococcus Mutans sp setelah pemberian cairan sukrosa 10% gdlhub-gdl-s1-2010-tjahjonotr-11472-kg9308 9. Remineralization of enamel subsurface lesions by Casein Phosphopeptide stabilized Calcium Phosphate solutions. Journal of Dental Research. 1997 10. Bestford J. Mengenal gigi Anda petunjuk bagi Orangtua. Arean. Jakarta;1996 11. Suwelo IS. Karies gigi pada Anak dengan berbagai faktor etiologi h. 23 7 12. Kanzil LB. Efek Peningkatan ph plak dan potensial remineralisasi dari beberapa pemanis dalam permen karet sesudah makan karbohidrat. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 13. Roeslan BO, dan Soedjana MR. Pola ph air liur setelah mengunyah permen karet dengan pemanis sorbitol dan pemanis sukrosa. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi FKG Usakti. 82 DAFTAR PUSTAKA 1. Siagian A, Dumasari B. Hubungan kebiasaan makan dan pemeliharaan kesehatan gigi dengan karies gigi pada Anak SD 060935 di Jalan Pintu Air II Simpang Gudang. Info