DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv

Transkripsi

1 DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PRASYARAT... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PENGUJI... iv LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR SINGKATAN... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Manfaat praktis Manfaat teoritis Ruang Lingkup Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Halitosis Definisi Halitosis Etiologi Halitosis Mekanisme Halitosis Klasifikasi Halitosis Pengukuran Halitosis Teh Hijau Xylitol BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI OPERASIONAL x

2 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Teori Konsep Penelitian Identifikasi Variabel Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Desain Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi Pengumpulan Data Alat dan Bahan Prosedur Pengumpulan Data Langkah kerja Analisis Data BAB V HASIL ANALISIS Karateristik Responden Deskripsi Data Uji Normalitas data Uji Hipotesis 34 BAB VI PEMBAHASAN BAB VII PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

3 ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERMEN KARET YANG MENGANDUNG EKSTRAK TEH HIJAU CAMELLIA SINESIS DENGAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS UDAYANA Halitosis merupakan bau nafas tidak sedap dari mulut yang disebabkan oleh Volatile Sulfure Compounds. Salah satu cara untuk mengatasi bau mulut adalah dengan mengkonsumsi permen karet. Permen karet yang sering dikonsumsi oleh masyarakat luas adalah permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xylitol untuk menurunkan tingkat halitosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektifitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet xylitol dalam menurunkan tingkat halitosis pada mahasiswa pada mahasiswa di Universitas Udayana. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan sampel penelitian sebanyak 32 orang mahasiswa di lingkungan Universitas Udayana dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok subjek penelitian yang diinstruksikan untuk mengunyah permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan kelompok subjek yang diinstruksikan untuk mengunyah permen karet yang mengandung xylitol. Pengambilan sampel sebagai subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau (Camellia Sinesis) lebih efektif menurunkan halitotis berdasarkan hasil pengukuran tingkat halitosis yang menunjukkan nilai konstan pada menit ke-20 sampai menit ke-40 dengan nilai rata rata 2,13 dibandingkan permen karet yang mengandung xylitol memiliki nilai rata rata 2,88, terdapat perbedaan yang signifikan dari efektifitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xylitol terhadap penurunan tingkat halitosis dengan p value 0,000 (p<0,05) Kata kunci : Permen karet, ekstrak teh hijau, xylitol, halitosis BAB I xii

4 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi gigi dan mulut yang sehat merupakan kebutuhan penting yang berpengaruh dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Kesehatan rongga mulut yang buruk merupakan faktor penyebab meningkatnya kasus-kasus terkait kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan rongga mulut tidak hanya sebatas memiliki gigi yang sehat saja melainkan bebas dari seluruh penyakit mulut termasuk kondisi di rongga mulut, salah satunya halitosis yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Halitosis diartikan sebagai bau nafas tak sedap yang keluar dari mulut dan dapat melibatkan kesehatan dan kehidupan seseorang (Kumar G dkk., 2012). Halitosis dapat mempengaruhi sebagian besar populasi, dimana prevalensinya mendekati 50 % pada beberapa populasi. Menurut American Dental Association halitosis merupakan masalah utama selain karies dan penyakit periodontal yang dikeluhkan masyarakat di Amerika. Kondisi mulut ini dapat menimbulkan rasa malu, depresi dan membuat interaksi menjadi lebih sulit (Troger dkk., 2013). Halitosis dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, faktor penyebab lokal dan sistemik. Penyebab lokal dari halitosis antara lain kesehatan rongga mulut yang buruk, penyakit periodontal dan karies, mulut kering (xerostomia), morning bad breath, dan gigi tiruan, penyebab sistemik dari halitosis meliputi diabetes, penyakit ginjal, infeksi saluran pernafasan. Penyebab lokal dan sistemik ini akan menghasilkan Volatile Sulfure Compounds (VSCs) yang merupakan sumber utama halitosis (Pintauli dan Hamada, 2008). Banyak cara yang dilakukan untuk menjaga kesehatan rongga mulut agar mendapatkan nafas yang segar dan bebas dari kuman yang menyebabkan bau mulut seperti menyikat gigi secara teratur, berkumur, meminum obat herbal sampai dengan mengunyah permen karet. Permen karet xiii

5 banyak digunakan oleh masyarakat luas sebagai pilihan selain menyikat gigi dan berkumur dengan harapan memiliki nafas yang segar dan kesehatan rongga mulut yang tetap terjaga. Permen karet hadir dipasaran dengan banyak varian dan fungsi seperti menyegarkan mulut, dan untuk konsumsi harian, selain itu gerakan mastikasi selama mengunyah permen karet mampu menstimulasi sekresi saliva yang meningkatkan aliran saliva sehingga menimbulkan self cleansing dalam ronggga mulut. Salah satu varian yang terkandung dalam permen karet dapat menurunkan tingkat halitosis yaitu hadir dengan ekstrak teh hijau dan xylitol (Dodds dkk., 2012). Teh hijau (Camellia Sinesis) efektif dalam menurunkan bau mulut karena efek desinfektan dan deodorant. Katekin yang terkandung pada teh hijau mampu memberi efek penurunan tingkat bau mulut (Lodhia dan Yaegaki, 2008). Teh hijau mengandung polifenol berupa katekin yang merupakan bagian dari flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu polifenol dalam teh hijau dapat menurunkan bau mulut dengan menekan bakteri periodonthopatic yang dapat menurunkan tingkat halitosis (Vineet dkk., 2012). Penelitian lain juga menyebutkan bahwa, permen karet yang mengandung katekin teh hijau secara signifikan menurunkan produksi Metil mercaptan (CH 3SH) dalam saliva dan mengurangi bau mulut (Kaneko et al 1998 sit. Vineet et al., 2012). Permen karet yang mengandung xylitol juga dipercaya dapat menurunkan tingkat halitosis. Xylitol merupakan gula alkohol sederhana (polyol) yang bersifat non-asidogenik sebagai bahan pengganti gula yang disertakan dalam kandungan permen karet. Saat ini xylitol umumnya sudah langsung disertakan dalam kandungan permen karet yang memiliki manfaat merangsang sekresi saliva, ph plak dan ph saliva, sehingga baik digunakan sebagai pembersih rongga mulut (Hidayati dkk., 2014). Xylitol memiliki rasa yang mirip seperti glukosa golongan sukrosa dan memberikan efek segar dalam mulut (Resti dkk., 2008). Permen karet xylitol dapat dipilih sebagai permen karet yang menurunkan tingkat halitosis karena dapat melakukan pembersihan mekanis pada rongga xiv

6 mulut, bersama-sama dengan stimulasi air liur, dan memberikan efek antibakteri polyol (Kumar dkk., 2013). Xylitol berperan dalam menghambat metabolisme karbohidrat pada bakteri dalam rongga mulut dengan cara menghambat efek glikolisis sehingga dapat mengurangi pembentukan asam dari glukosa serta streptococcus mutans pada plak dan saliva (Storehagen dkk 2003). Xylitol dihubungkan dengan penurunan halitosis. Halitosis yang dihasilkan oleh infeksi bakteri yang menghasilkan bau busuk yang sangat sulit untuk dihilangkan. Permen karet berbasis xylitol sering direkomendasikan oleh dokter dan dokter gigi untuk membuat nafas segar kembali (Walters L, 2011). Sampai saat ini penelitian yang membandingkan efektivitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xylitol terhadap penurunan tingkat halitosis masih sangat terbatas. Oleh karena hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xyllitol terhadap penurunan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: Apakah terdapat perbedaan efektifitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xylitol dalam menurunkan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan efektifitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xylitol dalam menurunkan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana. 1.4 Manfaat Penelitian xv

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan pengetahuan pada masyarakat dalam memilih permen karet yang sesuai dan efektif dalam menurunkan tingkat halitosis Manfaat Teoritis a. Memberikan informasi mengenai efektivitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan xylitol dalam menurunkan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana. b. Dapat dijadikan petimbangan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perbedaan efektivitas permen karet teh hijau dan xylitol dalam penurunan tingkat halitosis. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Bidang kajian penelitian mengacu pada bidan Ilmu Penyakit Mulut, yaitu penelitian efektifitas permen karet yang mengandung ekstrak teh hijau dan permen karet yang mengandung xylitol terhadap penurunan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Universitas Udayana selama 3 bulan dengan menggunakan desain penelitian eksperimental. xvi

8 xvii