RENCANA STRATEGIS BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

BAB II GAMBARAN UMUM BALAI RISET DAN STANDARISASI INDUSTRI SURABAYA

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Tekstil disebut BBT adalah unit Pelaksana

Rencana Strategis (RENSTRA)

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN KNAPPP 02 : 2007 PERSYARATAN AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KOMISI NASIONAL AKREDITASI PRANATA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN

STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM)

K A T A P E N G A N T A R

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

I. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) KEGIATAN LEMBAGA SERTIFIKASI (PNBP) TAHUN ANGGARAN 2015

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 2006 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) FASILITASI PENERAPAN ISO 9001 PADA INDUSTRI ANEKA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan

Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN Tahun RENSTRA PUSAT AKREDITASI LEMBAGA SERTIFIKASI TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Permentan/OT.140/8/ TENTANG PELAKSANAAN SISTEM STANDARDISASI NASIONAL DI BIDANG PERTANIAN

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB III STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) 3.1 Peraturan Perundang Undangan Standar Nasional Indonesia (SNI)

SISTEM STANDARDISASI NASIONAL (SSN)

2017, No.9 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebaga

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

PEDOMAN PROGRAM PERCEPATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MELALUI DANA KEMITRAAN PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI (DAPATI) TAHUN 2016

BAB II PROFIL INSTANSI. rangka menyesuaikan misi organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri sesuai

RENSTRA BHHK BIRO HUKUM, HUMAS DAN KERJA SAMA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL RENCANA STRATEGIS

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

BAB V RENCANA BISNIS BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2010 S/D 2014

LAPORAN TAHUNAN PELAYANAN PUBLIK BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN 2014

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2016 BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK.05/2007 TENTANG

IV.C.6. Urusan Pilihan Perindustrian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pertenunan yang dikenal dengan nama Textiel Inrichting Bandoeng (TIB)

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2016 BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

STANDAR INDUSTRI HIJAU

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Elektroteknika, Logam dan Produk Logam. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

RENCANA KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2011

BAB II RUANG LNGKUP PERUSAHAN

V. GAMBARAN UMUM LABORATORIUM. Laboratorium Terpadu Institut Pertanian Bogor (LT-IPB Bogor) dibentuk

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

Kebijakan Penerapan Standar Pedoman dan Manual Sekretariat Komite Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

STANDARDISASI (STD) Oleh: Gunadi, M.Pd NIP (No HP ) data\:standardisasi_gun 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

PELATIHAN STANDARDISASI. w w w. b s n. g o. i d. Pemahaman SNI ISO/IEC 17065:2012. Validasi Metode Pengujian Kimia. Pemahaman SNI ISO/IEC 17025:2008

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Transkripsi:

RENCANA STRATEGIS BISNIS 2010 2014 BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jl. Ki Mangunsarkoro No. 6 Semarang 50136 Tel. 024-8316315, 8314312 Fax. 024-8414811 Email. BBTPPIsmg@yahoo.com Website. http://www.bbtppi.bppi.depperin.go.id SEMARANG 2009

KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara memberikan landasan yang penting bagi orientasi baru yang menekankan basis kinerja dalam penganggaran. Selanjutnya,Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara membuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja ini di lingkungan instansi pemerintah. Dalam pasal 68 dan pasal 69 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 disebutkan bahwa instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat, termasuk jasa pelayanan teknis yang diselenggarakan oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), dapat menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK BLU) yang fleksibel dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Instansi demikian diharapkan menjadi implementasi konkrit dari sistem penerapan manajemen keuangan berbasis kinerja. Dengan penerapan PK BLU, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Seiring dengan itu, perlu sistem kendali ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya. Misi utama BBTPPI adalah melakukan litbang/riset teknologi dan memberikan jasa pelayanan teknis khususnya di bidang teknologi pencegahan pencemaran industri dalam rangka mendukung pertumbuhan dan daya saing industri yang berwawasan lingkungan. Litbang teknologi pencegahan pencemaran industri yang akan dilakukan difokuskan pada tahap Pre Process (berupa Manajemen Pemilihan Bahan Baku dan Bahan Penolong untuk Proses Produksi), Inside Process (meliputi Kata Pengantar i

Good House Keeping, Chemical Management, Energy Management maupun Clean Production), Outside Process (meliputi Desain Pengolahan Limbah Cair, Padat, Udara/Gas dan B3), dan Post Process (meliputi Pengembangan Teknologi Daur Ulang Recycle, Reuse, dan Recovery (3R) terhadap Limbah dari Proses Produksi) serta pemanfaatan perkembangan Teknologi Nano dan Teknologi Bio. Berdasarkan kompetensi inti tersebut, BBTPPI memberikan Jasa Pelayanan Teknis (JPT) kepada industri berupa : (1) Penelitian dan Pengembangan, (2) Pelatihan Teknik, (3) Pengujian Bahan dan Produk, (4) Konsultasi Keteknikan, (5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, (6) Kalibrasi Peralatan dan Mesin, (7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001, dan Produk), (8) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI), (9) Penanganan Pencemaran, dan (10) Audit Energi. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, BBTPPI bermaksud menjadi instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU di lingkungan Departemen Perindustrian dengan menyusun dokumen Rencana Strategis Bisnis sebagaimana dipersyaratkan dalam pasal 4 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Penyusunan Rencana Strategis Bisnis ini berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Rencana Strategis Bisnis ini merupakan rencana yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun terhitung tahun 2010 s.d. tahun 2014. Didalamnya digambarkan secara umum mengenai arah, program dan kegiatan BBTPPI kedepan, sehingga dapat diacu oleh program atau kegiatan yang lebih rinci dalam bentuk Rencana Bisnis dan Anggaran tahunan. Kata Pengantar ii

Selaku Kepala BBTPPI, saya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada segenap pihak yang telah terlibat dalam persiapan dokumen-dokumen tersebut. Saya juga, sangat menghargai partisipasi segenap elemen BBTPPI dan juga dukungan mereka dalam rencana perubahan organisasi ini. Semarang, 30 September 2009 Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri Ir. Tony T. H. Sinambela, MSE NIP. 19600406 198603 1 001 Kata Pengantar iii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 3 D. Sistematika Penyusunan Renstra Bisnis... 4 BAB II. GAMBARAN UMUM ORGANISASI... 5 A. Sejarah Singkat BBTPPI... 6 B. Visi... 7 C. Misi... 8 D. Tugas Pokok dan Fungsi...... 8 E. Nilai - Nilai... 9 BAB III. KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN... 11 A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 2008... 11 B. Pengukuran Kinerja... 57 BAB IV. ANALISIS LINGKUNGAN... 59 A. Analisis TOWS... 59 B. Penentuan Strategi Setiap Aspek Berdasarkan Matrik Internal- Eksternal... 73 C. TOWS Matrix dan Pemilihan Strategi... 77 D. Strategi Terpilih... 80 BAB V. RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN... 83 Daftar Isi iv

A. Perumusan Strategi Bisnis BBTPPI... 83 B. Rencana Aksi dan Penganggarannya... 88 C. Proyeksi Keuangan... 100 BAB VI. PENUTUP... 107 LAMPIRAN... 110 Daftar Isi v

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Hasil Penelitian dan Pengembangan... 112 Lampiran II. Hasil Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri... 119 Lampiran III. Klien Sertifikasi... 121 Lampiran IV. Klien Pengujian, Pengawasan Mutu Produk dan Penanganan Pencemaran... 124 Lampiran V. Matrik TOWS... 131 Daftar Isi vi

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah / Volume Kegiatan JPT Tahun 2005 2009... 11 Tabel 2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Tahun 2005 s.d. 2009... 33 Tabel 3. Realisasi Belanja BBTPPI Tahun 2005 s.d. 2009 Menurut Sumber Dana dan Jenis Belanja... 37 Tabel 4. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2005 s.d. 2009... 39 Tabel 5. Kekuatan SDM BBTPPI Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 42 Tabel 6. Posisi SDM BBTPPI Semarang (per-desember 2009)... 43 Tabel 7. SDM BBTPPI (Honorer/Tenaga Harian Lepas) Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 45 Tabel 8. Pendidikan dan Pelatihan Yang Diikuti Oleh Pegawai Tahun 2007-2009... 46 Tabel 9. Kapasitas Ruangan dan Laboratorium... 49 Tabel 10. Penambahan Peralatan Periode Tahun 2005 s.d. 2009...... 56 Tabel 11. Pengukuran Kinerja Tahun 2008.... 58 Tabel 12. Penentuan Posisi Aspek Layanan Pada Matrik Strategi... 74 Tabel 13. Penentuan Posisi Aspek Keuangan Pada Matrik strategi... 75 Tabel 14. Penentuan Posisi Aspek SDM dan Organisasi Pada Matrik Strategi... 75 Tabel 15. Penentuan Posisi Aspek Sarana dan Prasarana Pada Matrik Strategi... 76 Tabel 16. Pemilihan Strategi... 78 Tabel 17. Sasaran dan Indikator Sasaran Dalam Prosentase... 87 Tabel 18. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan, dan Aspek... 92 Tabel 19. Proyeksi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2010 s.d. 2014... 96 Tabel 20. Proyeksi Belanja Tahun 2010 2014... 100 Tabel 21. Proyeksi Pendapatan Tahun 2010 2014... 101 Tabel 22. Proyeksi Arus Kas Tahun 2010 2014... 102 Daftar Isi vii

Tabel 23. Proyeksi Laporan Aktivitas Tahun 2010 2014... 103 Tabel 24. Proyeksi Neraca Tahun 2010 2014... 104 Tabel 25. Proyeksi Penyusutan Aktiva Tetap Tahun 2010 2014... 106 Daftar Isi viii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis... 4 Gambar 2. Matrik Internal dan Eksternal... 76 Daftar Isi ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri Indonesia pada era globalisasi ekonomi harus mampu menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Pesatnya perkembangan teknologi adalah salah satu perubahan lingkungan yang harus dihadapi dan menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi pembangunan industri dengan menitik-beratkan pada membangun daya saing sektor industri berkelanjutan di pasar domestik dan internasional. Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan, diperlukan upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri. (BBTPPI) sebagai unit pelayanan teknis yang menangani teknologi pencegahan pencemaran industri, berperan dalam melaksanakan kebijakan pengembangan industri nasional untuk menopang pembangunan industri yang berwawasan lingkungan di Indonesia. Dengan melaksanakan tugas tersebut maka diharapkan akan berkembang industri yang berwawasan lingkungan sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dan mendorong percepatan pembangunan industri nasional. Bab I. Pendahuluan 1

Di samping tugas pembangunan yaitu mendorong tumbuhnya industri nasional yang berwawasan lingkungan, BBTPPI secara internal mempunyai tugas untuk meningkatkan kemampuan diri melalui peningkatan kompetensi serta mememberikan jasa layanan teknis kepada industri kecil, menengah dan besar. Pada dasarnya upaya peningkatan kompetensi Balai merupakan inti yang dapat meningkatkan peran BBTPPI dalam menunjang program pembangunan industri yang berwawasan lingkungan maupun meningkatkan jasa pelayanan teknis yang diberikan. B. Maksud dan Tujuan Rencana strategis secara umum dapat dipahami sebagai panduan mengenai apa yang menjadi cita-cita bersama dan merupakan hasil dari proses penyusunan rencana menyeluruh, sistematis dan berkesinambungan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam suatu periode tertentu (5 tahun) dengan memperhitungkan lingkungan internal dan eksternal organisasi serta kebijakan Departemen Perindustrian tentang Pembangunan Industri Nasional. Dari proses perencanaan strategis tersebut akan dihasilkan Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan sasaran, strategi dan program pelaksanaannya. Dengan demikian maksud dan tujuan dari penyusunan Rencana Strategis ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai arah yang hendak dituju BBTPPI dalam 5 tahun ke depan serta langkah-langkah strategis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan cita-cita organisasi. Rencana Strategis yang disusun secara formal akan menjadi panduan atau acuan mengenai arah dan fokus kegiatan, serta langkah-langkah apa yang mesti dilaksanakan. Selain itu masyarakat akan mampu menilai program-program yang dilakukan oleh BBTPPI secara transparan serta manfaatnya bagi pengembangan usaha. Bab I. Pendahuluan 2

C. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang menjadi dalam batasan dan landasan hukum penyusunan Renstra Bisnis BBTPPI ini adalah : 1. Renstra ini disusun untuk jangka waktu 5 tahun mulai tahun 2010 2014. 2. Penyusunan Renstra mengacu kepada pedoman dan peraturanperaturan yang terdiri atas : a. Peraturan Menteri keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif dalam rangka pengusulan dan penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk menerapkan PK-BLU. b. Keputusan Kepala LAN Nomor : 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. c. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. d. Peraturan Presiden RI Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. e. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Departemen Perindustrian Tahun 2006. f. Keputusan Menperind No. 47/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. f. Naskah-naskah lain yang relevan. 3. Renstra Bisnis adalah rencana menyeluruh yang bersifat umum sehingga isinya merupakan garis-garis besar rencana yang akan dijadikan acuan oleh Rencana Kinerja Tahunan yang lebih rinci. 4. Renstra Bisnis mencakup : visi, misi, tujuan, sasaran, formulasi strategi, penyusunan kebijakan, program dan kegiatan berikut indikatornya. Bab I. Pendahuluan 3

D. Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Penyusunan Rencana Strategis Bisnis 2010 2014 BBTPPI dilakukan sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 1. RPJM RI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL RENSTRA DEPPERIN RENSTRA BPPI TUPOKSI BBTPPI VISI MISI TUJUAN SASARAN ANALISIS SWOT KONDISI SAAT INI KONDISI YANG DIINGINKAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR Gambar 1. Pola Pikir Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Sistematika Penyusunan Rencana Strategis Bisnis BBTPPI Semarang adalah sebagai berikut : Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI : Pendahuluan : Gambaran Umum Organisasi : Kondisi Kinerja Tahun Berjalan : Analisis Lingkungan : Rencana Strategis Bisnis 5 Tahun : Penutup Bab I. Pendahuluan 4

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI BBTPPI berlokasi di pusat kota Semarang, dengan menempati tanah seluas 3.637 m 2, dengan tiga buah gedung berlantai tiga yang saling berhubungan satu sama lain, dengan total luas lantai 5.230 m 2. Gedung tersebut berfungsi sebagai ruang laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi, serta ruang kerja, ruang rapat dan aula serta fasilitas pendukung seperti perpustakaan, mushola, gudang, tempat parkir dan lain sebagainya. Berdasarkan design dan lay-out yang ada, tampaknya gedung BBTPPI tidak diperuntukkan sejak awal sebagai laboratorium yang mendukung pengelolaan lingkungan hidup, baik berkaitan dengan pengawasan atau pemantauan kualitas lingkungan, penelitian di bidang lingkungan maupun pembuktian kasus pencemaran lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan fakta yang ada bahwa sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962 dengan nama Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor memiliki tugas pokok dan fungsi untuk melakukan penelitian kimia. Setelah melalui perjalanan panjang, pada tahun 2002 sebagai Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan atau disingkat Baristand Indag Semarang. Berdasarakan SK Menteri Perindustrian No.47/M- IND/Per/ 6/2006 tanggal 26 Juni 2006 ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri. Utilisasi ruang gedung BBTPPI dinilai sudah fully occupied, yang digunakan untuk berbagai keperluan, baik ruang kantor, ruang rapat dan pertemuan, maupun untuk laboratorium. Dari segi kapasitas lahan, sudah tidak Bab II. Gambaran Umum Organisasi 5

memungkinkan lagi untuk dilakukan perluasan atau pembangunan bangunan baru pada tapak lahan yang ada saat ini, karena praktis tidak ada lahan kosong kecuali lahan parkir kendaraan, dan bangunan gedung langsung berbatasan dengan pemukiman penduduk. Adapun sejarah singkat perjalanan BBTPPI, sebagaimana diuraikan di bawah ini. A. Sejarah singkat BBTPPI (BBTPPI) telah menempuh perjalanan panjang, sejak pertama kali didirikan pada tahun 1962 dengan nama Perwakilan Balai Penelitian Kimia Bogor untuk Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogjakarta. Selanjutnya, dalam perkembangannya telah terjadi perubahan nama sebagai berikut: 1964 1971 Unit Pn. Pr. Nupiksa Yasa dengan nama Balai Penelitian Kimia. 1971 1975 Unit Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri dengan nama Balai Penelitian Kimia. 1975 1980 Unit Penelitian dan Pengembangan Industri dan Kerajinan Rakyat dengan nama Balai Penelitian Kimia. 1980 2002 Unit Pelaksanan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Penelitian dan Pengembangan Industri atau disingkat Balai Industri Semarang. 2002 2006 Unit Pelayanan Teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Riset dan Standarisasi Industri dan Perdagangan atau disingkat Baristand Indag Semarang. 2006 kini Unit Pelaksana Teknis Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri dengan nama Balai Besar Bab II. Gambaran Umum Organisasi 6

Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri atau BBTPPI. B. Visi Visi BBTPPI merupakan gambaran masa depan BBTPPI yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan, yaitu : Menjadi pusat unggulan (center of excellence) untuk litbang teknologi dan layanan teknis di bidang pencegahan pencemaran industri untuk mendukung pembangunan industri yang berkelanjutan berorientasi pada kualitas produk dan pelestarian lingkungan. Visi tersebut mengandung arti bahwa Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri akan menjadi institusi yang mampu menangani jasa kebutuhan industri secara professional yang didukung oleh litbang yang handal seiring dengan permintaan pasar yang terus berkembang. Semakin mandiri dan terkemuka berarti peran BBTPPI semakin berkembang dan mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pencegahan pencemaran industri tanpa ketergantungan kepada pihak lain sehingga akan menjadi rujukan bagi lembaga lain yang sejenis. Unggul di bidang teknologi pencegahan pencemaran industri merupakan kompetensi inti yang hendak dikuasai dan menjadi ciri keunggulan teknologi yang dimiliki BBTPPI. Guna mencapai visi tersebut di atas, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri harus menjelaskan peranan serta kegiatan pokoknya yang dapat menunjang visinya dalam bentuk rumusan misi. Bab II. Gambaran Umum Organisasi 7

C. Misi Misi BBTPPI merupakan tugas atau peran yang diemban oleh Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri sesuai Visi yang ditetapkan, meliputi : 1. Melakukan pengkajian, riset, pengembangan dan pendalaman teknologi pencegahan pencemaran industri secara berkesinambungan untuk mendukung pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. 2. Memberikan layanan teknis dalam mendukung pengembangan industri yang berorientasi pada teknologi, jaminan mutu dan akrab lingkungan melalui penelitian dan pengembangan, pelatihan, pengujian, konsultasi, standardisasi dan pengawasan mutu produk, kalibrasi, sertifikasi, rancang bangun dan perekayasaan industri, penanganan pencemaran, dan audit energi. 3. Mendukung Pemerintah Pusat dalam rangka melaksanakan kebijakan pembangunan industri nasional. D. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor : 47/M-IND/PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, tugas pokok BBTPPI adalah melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi dalam teknologi pencegahan pencemaran industri sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, BBTPPI menyelenggarakan fungsi : Bab II. Gambaran Umum Organisasi 8

a. pelaksanaan penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan pencegahan pencemaran industri; b. pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses, alih teknologi dan konsultansi untuk membantu pengembangan industri guna meminimalisasi dan mencegah terjadi pencemaran akibat aktivitas industri; c. pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah industri serta sertifikasi dan kalibrasi; d. pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi; dan e. pelaksanaan pelayanan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBTPPI, serta penyusunan laporan dan evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. BBTPPI dalam melaksanakan tupoksinya maupun melakukan bisnis selalu berpedoman pada visi dan misi yang menentukan arah, tujuan, dan sasaran pengembangan institusi dan peningkatan kompetensi dimasa mendatang. Oleh karena itu BBTPPI harus mempunyai visi dan misi yang jelas. E. Nilai-nilai Dalam usaha mencapai Visi dan Misi, Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri perlu mengembangkan nilai-nilai yang harus ditanamkan dalam setiap pegawai BBTPPI agar pelaksanaan tugas berjalan secara optimal dan sesuai dengan yang diinginkan. Adapun nilai-nilai dimaksud adalah : 1. Pelayanan Prima Dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari setiap karyawan harus selalu mengutamakan kepuasan semua pihak dengan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya (internal dan eksternal) Bab II. Gambaran Umum Organisasi 9

sesuai standar mutu layanan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. 2. Inovatif Pegawai didorong untuk mampu melakukan terobosan baru dan/atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif dalam aspek teknologi maupun aspek manajerial sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan reputasi BBTPPI dimasa depan. 3. Kerjasama Kerjasama secara internal adalah bentuk kesepakatan diantara para pegawai untuk menyelesaikan tugas pekerjaan atau masalah secara bersama dengan melakukan koordinasi dan sinkronisasi serta komunikasi agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan atau tidak jelas siapa mengerjakan apa. Secara eksternal kerjasamapun harus dibangun dengan seluruh stakeholder (pemerintah, industri, lembaga sejenis, perguruan tinggi, LSM dll). 4. Integritas Setiap pegawai berpegang teguh pada komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. 5. Kepemilikan Setiap pegawai merasa menjadi bagian dan ikut memiliki BBTPPI sehingga dalam melaksanakan tugasnya menerima tanggung jawab personal untuk pencapaian kepuasan pelanggan dan sasaran Balai. Bab II. Gambaran Umum Organisasi 10

BAB III KONDISI KINERJA TAHUN BERJALAN A. Kondisi Kinerja Tahun 2005 2009 1. Aspek Layanan BBTPPI memiliki beberapa jasa pelayanan teknis (JPT) yang terdiri dari : Kerjasama Penelitian dan Pengembangan (Litbang), Pelatihan Teknik Operasional (SDM Industri), Pengujian Bahan dan Produk, Konsultasi Keteknikan, Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk, Kalibrasi Peralatan Mesin dan Laboratorium, Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk), Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI), Penanganan Pencemaran, dan JPT lainnya (Audit Energi). Jumlah atau volume kegiatan JPT tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Jumlah/Volume Kegiatan JPT 2005-2009 Jenis Layanan Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 *) 1. Penelitian dan Target Contoh 1300 650 1600 1700 1800 Pengembangan Realisasi 1.378 638 1.605 2.234 1.661 Persentase 106,00% 98,15% 100,31% 131,41% 92,28% 2. Pelatihan Teknik Target Orang 5 5 5 5 8 Operasional Realisasi 6 5 2 2 9 Persentase 120,00% 100,00% 40,00% 40,00% 112,50% 3. Pengujian Bahan dan Target Contoh 600 600 600 600 600 Produk Realisasi 694 582 470 664 508 Persentase 115,67% 97,00% 78,33% 110,67% 84,67% 4. Konsultasi Keteknikan Target Perusahaan 6 12 20 15 30 Realisasi 7 14 18 16 32 Persentase 116,67% 116,67% 90,00% 106,67% 106,67% 5. Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk : Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 11

Jenis Layanan Satuan Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 *) 5.1. Standardisasi Target RSNI 4 6 6 4 6 Realisasi 4 6 6 4 6 Persentase 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 5.2. Pengawasan Mutu Produk 6. Kalibrasi Peralatan dan Mesin Target Contoh 60 60 80 80 90 Realisasi 102 66 78 89 44 Persentase 170,00% 110,00% 97,50% 111,25% 48,89% Target Alat 0 20 30 40 60 Realisasi 0 20 40 50 70 Persentase 0,00% 100,00% 133,33% 125,00% 116,67% 7. Sertifikasi : 7.1. Produk Target Perusahaan 1 5 10 20 25 Realisasi 1 5 13 24 31 Persentase 100,00% 100,00% 130,00% 120,00% 124,00% 7.2. ISO 9001 Target Perusahaan 20 25 30 40 45 Realisasi 23 25 37 44 46 Persentase 115,00% 100,00% 123,33% 110,00% 102,22% 7.3. ISO 14001 Target Perusahaan 0 1 1 2 2 Realisasi 0 1 1 2 2 Persentase 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 8. Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI) Target Paket 0 1 1 1 1 Realisasi 0 1 1 1 1 Persentase 0,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 9. Penanganan Pencemaran Target Contoh 700 1500 1600 1600 1700 Realisasi 745 1.671 665 1.756 1.787 Persentase 106,43% 111,40% 41,56% 109,75% 105,12% 10. Audit Energi Target Kegiatan 0 0 0 0 0 Realisasi 0 0 0 0 1 Persentase 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00% Keterangan: *) Periode Januari-September 2009. Pengembangan jasa layanan teknis tersebut dilakukan secara bertahap, mengikuti perkembangan dan kebutuhan dari industri terkait pelestarian lingkungan. Pengujian bahan dan produk merupakan jasa layanan yang telah dikembangkan sejak awal berdirinya lembaga ini, dan kemampuan pengujian ini terus dikembangkan sampai saat ini, sehingga menjadi laboratorium terakreditasi untuk pengujian Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib maupun pengujian pencemaran industri guna memenuhi persyaratan untuk permohonan sertifikasi produk, pembinaan dan pengawasan pencemaran industri, import,dan sebagainya. Untuk layanan pengujian ini sudah ada pelanggan yang Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 12

tetap dan terus meningkat jumlahnya, seperti terlihat pada Tabel diatas. Selain melakukan pengujian, Balai juga melakukan penelitian dan pengembangan yang memfokuskan kepada teknologi pencegahan pencemaran industri, yang kegiatannya secara lebih intensif dilakukan sejak awal tahun 2006, bersamaan dengan ditetapkannya menjadi. Berbagai penelitian telah dilakukan mencakup: pengembangan proses produksi, efisiensi, dan kualitas produk; penelitian untuk mengatasi masalah teknologi produk dan proses yang dialami oleh industri; pembuatan prototipe dan perekayasaan peralatan dan permesinan pencegahan pencemaran industri; pengembangan produk baru yang dilakukan dengan menggunakan anggaran APBN maupun kerjasama penelitian dengan lembaga litbang sejenis baik di dalam maupun di luar negeri. Pengalaman melakukan penelitian ini selanjutnya digunakan untuk mengembangkan kemampuan untuk memberikan jasa layanan untuk pelatihan, konsultasi dan rancang bangun dan perekayasaan, yang terus berkembang seperti terlihat pada Tabel 1 diatas, namun untuk jasa tersebut, karena terbatasnya kemampuan yang ada jumlah pelanggan yang dapat dilayani terbatas. Jasa layanan kalibrasi dan sertifikasi baru dikembangkan sejak tahun 2006, yang pada awalnya layanan tesebut belum berkembang dengan baik, namun sejalan dengan adanya kebijakan yang terkait dengan SNI wajib, pelestarian lingkungan dan sebagainya, layanan tersebut secara bertahap semakin berkembang dan jumlah pelanggannya meningkat. Untuk menjaga mutu layanan yang prima, sejauh memungkinkan, layanan tersebut diakreditasi oleh Instansi yang berwenang. Lebih rinci layanan jasa yang dapat diberikan serta ruang lingkupnya dapat dijelaskan sebagai berikut : Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 13

1) Penelitian dan Pengembangan BBTPPI merupakan lembaga litbang yang berperan aktif dalam mendukung program pemerintah untuk pengembangan teknologi pencegahan pencemaran industri. Untuk melaksanakan tugas ini, BBTPPI memberikan layanan kepada masyarakat industri dalam bentuk pendekatan pengembangan teknologi yang inovatif berupa pengembangan proses produksi, efisiensi proses produksi, kualitas produk, pengembangan produk dan formulasi, standardisasi (proses dan produk), pengembangan bahan baku dan penolong, yang dilengkapi dengan kajian tekno ekonomi, dan riset pasar. Hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan periode s.d. 2009 sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran I. Berbagai hasil litbang tersebut mampu meningkatkan kompetensi Balai dalam penanganan pencemaran industri, sehingga berpotensi untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat industri dalam bentuk kerjasama litbang. Hasil dari penelitian ini dapat menambah ruang lingkup layanan pengujian, pelatihan, konsultansi, dan jasa lainnya. Dengan demikian dapat menambah keragaman dari jenis pelayanan yang diberikan. Perkembangan kegiatan Litbang dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah : Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 14

Jasa Litbang 2500 Jumlah contoh 2000 1500 1000 500 0 1 2 3 4 5 Tahun 2005 - s e pt 2009 Target Realisasi Kerjasama litbang yang dimaksudkan dalam Tabel 1 diatas adalah kontrak kerjasama yang murni dilakukan dengan perusahaan swasta. Kerjasama litbang ini belum dioptimalkan sebagai jasa layanan BBTPPI, disebabkan komunikasi dan informasi terkait dengan kemampuan teknis dan teknologi antara Balai dan pelanggan masih belum efektif. Ketidakmaksimalan capaian litbang ini juga disebabkan antara lain kurangnya minat calon investor melakukan kerjasama litbang. Permasalahan ini timbul karena struktur industri di Indonesia yang didominasi oleh Industri Kecil Menengah (IKM) yang memiliki dana terbatas sedangkan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan litbang cukup besar. Di sisi lain untuk Industri besar pada umumnya telah memiliki divisi litbang tersendiri. Untuk mengatasi hal ini, pihak litbang akan melakukan pendekatan yang efektif terhadap pelanggan atau investor sebagai upaya untuk meyakinkan kemampuan litbang BBTPPI. Upaya yang akan dilakukan antara lain berupa membangun forum komunikasi, melaksanakan Forum Group Discussion (FGD), komersialisasi, serta diseminasi. Di samping itu BBTPPI juga perlu lebih menjalin jejaring (networking) dengan pihak industri sebagai pengguna untuk menggali informasi mengenai spesifikasi kebutuhan hasil litbang Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 15

oleh dunia industri, khususnya industri kecil dan menengah. Data dan informasi yang diperoleh langsung dari industri tersebut menjadi dasar perencanaan litbang. Selain itu, diperlukan pendekatan Research Business Development (RBD) dengan memanfaaatkan keahlian (spesialisasi penelitian), sarana prasarana, dan jaringan informasi dalam rangka meningkatkan kerjasama litbang dan sejauh memungkinkan dapat ditunjang dengan pendirian pilot project dan riset pasar. Pendekatan RBD juga bisa dilakukan dalam rangka pemanfaatan peralatan litbang, untuk pembinaan inkubator sebagai tahap awal untuk berkembangnya sebuah industri. Untuk menunjang seluruh kerjasama litbang BBTPPI dan mempertahankan mutu layanan sedang dibentuk pranata litbang BBTPPI dan direncanakan akan diakreditasi oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) pada tahun 2010. 2) Pelatihan Teknik Operasional Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM industri bertujuan meningkatkan kemampuan SDM industri dalam penguasaan keterampilan (skill) yang menunjang dalam pekerjaannya masing-masing. Jasa pelatihan teknis terdiri atas pelayanan pelatihan di bidang pengujian, sistem manajemen mutu, teknologi pangan dan non pangan. Untuk dapat melaksanakan jasa pelatihan teknis tersebut, maka pelatihan teknis dikelompokkan dalam pelatihan reguler dan non-reguler. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk pelatihan SDM dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah : Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 16

Jasa Pelatihan Teknik Operasional Jumlah trainee 10 8 6 4 2 0 1 2 3 4 5 Tahun 2005 - Sept 2009 Target Realisasi Pelatihan reguler meliputi pelatihan teknis laboratorium dan sistem manajemen mutu. Pelatihan reguler dilaksanakan setiap tahunnya sesuai dengan program pelatihan yang telah disusun, diantaranya Pelatihan dibidang penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000, Sistem Manajemen Laboratorium ISO/IEC 17025, Cleaner Production Technology; Pelatihan dibidang teknologi proses produksi industri makanan, minuman dan pakan ternak; Pelatihan teknologi proses pengolahan limbah; Pelatihan operator IPAL; Pelatihan analis laboratorium; Pelatihan lain untuk teknisi maupun tingkat manajer dibidang Quality Control, proseccing, finishing end produk berbagai komoditi; dan Pelatihan Kalibrasi Suhu dan Massa. Permintaan pelatihan sistem manajemen mutu semakin meningkat setiap tahunnya karena kesadaran dari industri untuk meningkatkan mutu produknya dan adanya penerapan SNI wajib Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 17

dengan salah satu persyaratannya harus memiliki dan menerapkan dokumen sistem mutu. Pelatihan non-reguler dilaksanakan berdasarkan permintaan konsumen, baik perorangan, perusahaan swasta maupun dari instansi pemerintah. Pelatihan ini dapat dilaksanakan di BBTPPI atau dengan pengiriman tenaga pengajar/instruktur ke perusahaan swasta atau instansi pemerintah di daerah. Frekuensi permintaan pelatihan non-reguler setiap tahunnya bervariasi, baik jumlah maupun jenis pelatihannya. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan dengan pengiriman tenaga pengajar/instruktur ke instansi pemerintah di daerah umumnya merupakan permintaan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi serta Dinas teknis terkait lainnya tingkat propinsi maupun kota/kabupaten. Dengan kegiatan tersebut diharapkan adanya peningkatan kemampuan usaha kecil menengah untuk mengembangkan usahanya dan mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di daerahnya. Jumlah SDM terlatih sebagai peserta pelatihan yang dilaksanakan di BBTPPI setiap tahunnya meningkat, seperti terlihat pada Tabel 1. Kenaikan jumlah peserta pelatihan dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan pelatihan di masa mendatang dengan peningkatan frekuensi pelatihan pada tahun 2010-2014. 3) Pengujian Bahan dan Produk Keberhasilan BBTPPI dalam membangun layanan pengujian yang lengkap dan akurat tidak terlepas dari komitmen terhadap pentingnya mutu layanan. Sistem manajemen yang diterapkan di Balai menjadi perhatian utama, sehingga pada tahun 2003 Balai mulai mempersiapkan diri untuk dapat diakreditasi. Pada tahun Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 18

2004 sistem manajemen mutu laboratorium pengujian telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pada saat ini BBTPPI mampu memberikan layanan pengujian limbah dan lingkungan serta aneka komoditi. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV. Ruang lingkup akreditasi meliputi produk makanan, minuman, pupuk, air, limbah, dan lingkungan. Laboratorium BBTPPI dapat memberikan layanan pengujian untuk SNI wajib pangan yaitu komoditas Air minum dalam kemasan (AMDK), tepung terigu sebagai bahan makanan, gula kristal rafinasi, garam konsumsi beryodium, dan beberapa jenis pupuk. Contoh produk yang diuji ke BBTPPI dari tahun 2005-2009 terus mengalami peningkatan dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun dengan pencapaian realisasi melebihi 100% dari yang ditargetkan. Hal ini didorong berkembangnya industri pangan yang membutuhkan jasa layanan pengujian, persyaratan baku mutu lingkungan oleh KMLH (BOD, COD, emisi, dll), berkembangnya lembaga-lembaga sertifikasi (sertifikasi produk / ISO 14000 / ISO 9000) yang membutuhkan jasa pengujian, dan sub kontrak pekerjaan pengujian dari laboratorium lain yang belum memiliki fasilitas yang cukup. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Pengujian bahan dan produk dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah : Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 19

Jasa Pengujian Bahan dan Produk Jumlah Contoh 800 600 400 200 0 1 2 3 4 5 Tahun 2005-Sept 2009 Target Realisasi Upaya memberikan pelayanan prima untuk mencapai kepuasan pelanggan jasa pengujian BBTPPI terus dilakukan secara berkesinambungan guna mempercepat waktu penyelesaian pengujian dan mempertahankan akurasi hasil uji. Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan tingkat akurasi hasil pengujian, diantaranya dilakukan dengan cara memperbaharui peralatan pengujian, memutakhirkan metode uji dan meningkatkan kompetensi personil. Kendala yang dihadapi dalam pelayanan jasa pengujian saat ini adalah belum diterapkannya sistem teknologi informasi secara optimal sehingga masalah waktu pelayanan dan penyelesaian pengujian belum teratasi dengan baik. Untuk memperoleh informasi yang benar tentang jasa layanan BBTPPI, riset pasar yang dilakukan belum efektif sehingga harus dilakukan survey kebutuhan pelanggan untuk mengembangkan layanan pengujian yang dapat diberikan dan survey kepuasan pelanggan untuk memelihara tingkat kepuasan pelanggan tetap yang dilakukan secara berkala. Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan mengembangkan kompetensinya dalam hal peningkatan kemampuan pengujian yang akurat dan teliti dengan batas deteksi yang rendah sesuai kebutuhan pelanggan atau Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 20

spesifikasi/ regulasi yang dipersyaratkan dan mengembangkan sistem pejadwalan pekerjaan guna menjaga kepuasan pelanggan. 4) Konsultasi Keteknikan Layanan jasa konsultansi bersifat komprehensif dan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lain dengan membuat MoU yang diikuti dengan pelaksanaan pekerjaan konsultansi yang telah disepakati bersama seperti : - Mempersiapkan Dokumentasi Sistem Manajemen Perusahaan sesuai persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan/atau Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001:2004), - Persiapan Akreditasi Laboratorium Pengujian/Kalibrasi sesuai persyaratan Sistem Manajemen Laboratorium sesuai ISO/IEC 17025:2005, - Memberikan konsultasi teknis penerapan Cleaner Production Technology, - Perbaikan teknologi proses produksi industri makanan, minuman dan pakan ternak, - Perbaikan teknologi proses pengolahan limbah industri, dan - Pengoperasian Instalasi Pengolah Air Limbah Industri (IPAL) termasuk commisioning dan trial. Kemampuan dalam pelayanan konsultansi dimulai dengan kepercayaan pelanggan yang ditunjukkan dengan bukti akreditasi laboratorium pengujian dan kalibrasi BBTPPI oleh KAN. Diharapkan jasa pelayanan konsultansi BBTPPI dapat ditingkatkan lagi. Hal ini mengingat peluang pasar yang cukup baik, yaitu dengan adanya : Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 21

- Penerapan SNI Wajib bagi perusahaan tertentu yang jumlahnya cukup banyak. Perusahaan tersebut membutuhkan dokumen pendukung (ISO 9001:2008) untuk dapat disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk. - Adanya layanan konsultansi baru yang dapat dijual yaitu Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14001) dan Audit Energi. - Meningkatnya kesadaran mutu dan lingkungan bagi industri untuk masuk ke pasar global. Saat ini BBTPPI memiliki beberapa tenaga ahli konsultan yang melaksanakan pekerjaan konsultansi, namun fungsi tenaga ahli ini juga merangkap fungsi yang lain. Untuk mengantisipasi hal ini diperlukan upaya penambahan personil dan jasa layanan baru serta peningkatan kompetensi konsultan BBTPPI melalui pendidikan dan pelatihan baik dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini juga diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi dan informasi serta persaingan yang cukup ketat diantara konsultan-konsultan sejenis baik dalam maupun luar negeri. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Konsultansi dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah: Jasa Konsultasi Keteknikan Jumlah perusahaan 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Tahun 2005-Sept 2009 Target Realisasi Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 22

5) Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan, dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak. Standardisasi merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang pembangunan, yang menyangkut jaminan mutu produk dan jasa dalam kegiatan perdagangan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap pengguna produk dan jasa. Dalam rangka menjaga agar SNI selalu bermanfaat bagi masyarakat maka SNI perlu terus dikembangkan dan dikaji ulang sedikitnya sekali dalam lima tahun. Kaji ulang SNI harus dilakukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pemakai dan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengkajian ulang SNI dilakukan oleh panitia teknis (pantek) atau instansi teknis sesuai dengan bidangnya melalui konsensus pihak terkait. Sebagai instansi teknis yang berkompeten dalam perumusan SNI, BBTPPI selalu ditunjuk sebagai konseptor dalam penyusunan / revisi SNI di bidang lingkungan dan industri produk kayu terutama furniture. Di samping itu BBTPPI juga dilibatkan dalam kegiatan standardisasi internasional, di antaranya ikut serta dalam kegiatan penyusunan standar di dalam negeri, sedangkan keterlibatan pembahasan standar di luar negeri belum pernah dilakukan karena keterbatasan dana. Dengan semakin berkembangnya kesadaran industri dan masyarakat terhadap tuntutan mutu dan pelestarian lingkungan maka kebutuhan untuk penyusunan/revisi standar semakin meningkat. Realisasi SNI yang disusun oleh BBTPPI dari tahun 2005-2009 terlihat meningkat dan memenuhi target yang telah ditentukan. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 23

Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah: Dalam hal penyusunan standar yang dilakukan, beberapa kendala yang dihadapi antara lain: penyusunan standar SNI dilakukan atas dasar permintaan dari Pantek RSNI Departemen Perindustrian, Pantek RSNI Kementrian Negara Lingkungan Hidup, kurangnya referensi standar internasional (seperti standar nasional negara lain, asosiasi, dan ISO yang terbaru), cepat berkembangnya metode uji sehingga untuk menerapkan SNI perlu adanya validasi metode uji, serta jadwal penyusunan standar dalam waktu yang bersamaan. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah: Pengawasan Mutu Produk dilakukan oleh BBTPPI dalam kaitan pengujian sampel dalam rangka pengawasan mutu produk yang dilakukan oleh instansi teknis yang berwenang. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk Standardisasi dan Pengawasan Mutu Produk dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Sedangkan daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran IV. Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 24

Jasa Standardisasi 8 Jumlah RSNI 6 4 2 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Tahun 2005- Sept 2009 Pengawasan mutu produk Jumlah contoh 150 100 50 0 1 2 3 4 5 Tahun 2005 - Sept 2009 Target Realisasi 6) Kalibrasi Peralatan dan Mesin BBTPPI selain memiliki laboratorium pengujian juga memiliki laboratorium kalibrasi yang diakreditasi pada tahun 2006 oleh KAN. Laboratorium Kalibrasi melakukan kalibrasi suhu dan massa sesuai ruang lingkup yang terakreditasi oleh KAN. Kalibrasi massa dilakukan terhadap anak timbang dan neraca, dan kalibrasi suhu terhadap oven, tanur, thermometer dan sejenisnya. Untuk mempertahankan status akreditasi yang diperoleh, laboratorium kalibrasi selalu memelihara penerapan sistem manajemen mutu yang akurat antara lain mengikuti program interkomparasi antar laboratorium kalibrasi yang terakreditasi oleh KAN, melakukan uji kompetensi antar personel dan melakukan rekalibrasi peralatan standar ketingkat ketelitian yang lebih tinggi (LIPI). Realisasi jumlah peralatan yang dikalibrasi tahun 2006-2009 sudah memenuhi target yang telah ditetapkan, baik kalibrasi internal (peralatan laboratorium pengujian BBTPPI) maupun eksternal. Bila diamati penerimaan kalibrasi untuk periode tahun Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 25

2005 September 2009 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya seiring dengan semakin banyaknya jumlah pelanggan dan jumlah alat yang akan dikalibrasi sebagaimana terlihat pada Grafik di bawah. Hal ini disebabkan semakin tingginya kebutuhan industri untuk mengkalibrasi peralatan ukur dan ujinya. Jasa Kalibrasi Jum lah alat yang di kalibrasi 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Tahun 2005-Sept 2009 Kendala yang dihadapi adalah kurangnya personil (SDM), ruangan, dan jumlah/jenis peralatan standar. Dalam hal pelayanan kepada pelanggan, penyelesaian pekerjaan diupayakan tepat waktu berdasarkan kesepakatan dengan pelanggan tergantung jumlah dan jenis alat yang dikalibrasi maksimal 10 hari kerja sampai terbitnya sertifikat kalibrasi. Berkembangnya laboratorium sejenis merupakan ancaman bagi BBTPPI. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BBTPPI akan meningkatkan kualitas layanan, serta waktu dan harga yang kompetitif jika dibandingkan dengan pesaing lain. 7) Sertifikasi (Sistem Manajemen Mutu, Sistem Manajemen Lingkungan, dan Produk) Sejalan dengan kebutuhan industri dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah berkaitan dengan pemberlakuan SNI secara wajib, pengawasan barang beredar dan sebagainya, Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 26

secara bertahap BBTPPI mengembangkan Lembaga Sertifikasi dengan lingkup layanan sebagai berikut: LSPro (Lembaga Sertifikasi Produk) BBTPPI diakreditasi KAN sejak tahun 2004 yang melayani industri untuk mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI) dengan lingkup : makanan dan minuman, dan pupuk. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III. BISQA (BIS Quality Assurance) diakreditasi KAN sejak tahun 1999 yang melayani industri untuk mendapatkan Sertikat ISO 9001:2008 (Quality Management System) dengan lingkup : makanan, minuman, tembakau, konstruksi, dan TPT. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III. BRISEMA (BRIS Environment Management Assurance) sudah diakreditasi KAN tahun 2006 yang melayani industri untuk mendapatkan Sertifikat ISO 14001:2004 (Environmental Management System) dengan lingkup : makanan, dan minuman. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran III. Realisasi pelayanan jasa teknis sertifikasi dari tahun 2005 sampai dengan September 2009 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan dapat memenuhi target seperti pada Tabel 1. Ruang lingkup sertifikasi SPPT-SNI yang telah diakreditasi oleh KAN telah meliputi 16 komoditi makanan & minuman dan pupuk, termasuk di dalamnya beberapa komoditi yang telah diberlakukan wajib SNI, seperti Air Minum Dalam Kemasan, Tepung Terigu sebagai bahan makanan, gula rafinasi, dan garam konsumsi beryodium. Untuk mengantisipasi pemberlakuan SNI wajib bagi komoditi lainnya, maka LS-Pro BBTPPI perlu mempersiapkan diri untuk memperluas ruang lingkup komoditi Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 27

yang diakreditasi oleh KAN. Persiapan ini meliputi perbaikan sistem manajemen mutu internal lembaga LS-Pro BBTPPI, peningkatan jumlah & kompetensi auditor, serta peningkatan sarana & prasarana. Selain itu diperlukan peningkatan efisiensi melalui layanan one stop services (layanan satu atap) sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi persaingan dengan lembaga sertifikasi asing yang telah memiliki reputasi dan jaringan di dunia international, terutama dalam hal perolehan klien sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001 dan sertifikasi sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Jasa pelayanan teknis untuk masing-masing sertifikasi dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah: Sertifikasi M utu Produk (SNI) Jumlah Industri 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Tahun 2005 - Sept 2009 Jasa Sertifikasi ISO 9001 Jasa Serifikasi ISO 14001 Jumlah Industri 50 40 30 20 10 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Jumlah Industri 2,5 2 1,5 1 0,5 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Tahun 2005-Sept 2009 Tahun 2005 - Sept 2009 8) Rancang Bangun Perekayasaan Industri (RBPI) Jasa Pelayanan Teknis RBPI didukung oleh peralatan yang cukup memadai untuk membantu industri kecil dan menengah. Pelayanan JPT RBPI dapat berupa gambar desain peralatan, pembuatan peralatan industri, pengawasan pembuatan dan uji Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 28

coba peralatan. Peralatan tersebut diantaranya Unit Pengolah Limbah Cair, Wet Scrubber Ash Collector, Unit Pengolah Gas Buang NH3, Unit Biogas IPAL industri tahu. Daftar klien pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran II. Jasa pelayanan teknis RBPI mempunyai pesaing cukup banyak dengan berkembangnya bengkel dan instansi lain yang juga memberikan jasa sejenis dengan harga yang kompetitif. Selain itu juga jasa pelayanan RBPI terdapat beberapa kelemahan diantaranya makin berkurangnya tenaga teknis yang secara langsung melakukan kegiatan, dan harga yang kurang kompetitif karena tingginya overhead cost. Namun demikian jasa pelayanan teknis RBPI BBTPPI mempunyai keunggulan diantaranya kemampuan SDM dalam rancangan alat/mesin yang terus berkembang, lokasi yang strategis, sudah dikenal hampir di seluruh Indonesia serta adanya pendampingan pelatihan sehingga peralatan tersebut bisa berjalan/beroperasi. Dengan berkembangnya industri di daerah dan program pemerintah pusat dan daerah yang memprioritaskan ke industri berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan daya saing merupakan peluang BBTPPI untuk melakukan kerjasama/bermitra yang sinergis dengan bengkel lokal. Hal ini dilakukan dalam rangka membangun bersama industri prioritas dan kompetensi inti daerah sesuai dengan program pemerintah pusat dan daerah. Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk RBPI dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah. Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 29

Jas a RBPI Jumlah Industri 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Tahun 2005 - Se pt 2009 9) Penanganan Pencemaran Realisasi jasa layanan penanganan pencemaran pada tahun 2005 sampai dengan September 2009 sebagian besar memenuhi target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2007, terjadi penurunan pada jumlah contoh yang dianalisa (lihat grafik dibawah), namun dilihat dari biaya yang didapat telah melebihi target yang ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan penanganan pencemaran pada tahun bersangkutan sebagian besar didasarkan pada pelayanan knowledge base. Sementara untuk jasa layanan penanganan pencemaran ini telah muncul berbagai kendala. Adapun kendala yang dihadapi dalam penanganan pencemaran lingkungan (UKL/UPL) yaitu dari segi pendekatan dan biaya yang tidak dapat bersaing dengan instansi lain (seperti Dinas), selain itu pabrik/perusahaan juga akan lebih intensif/aktif melakukan konsultansi UKL/UPL apabila ada himbauan dari pemerintah. Berdasarkan Laporan Analisis Kepuasan Pelanggan (2008), pada umumnya pelayanan jasa yang diberikan BBTPPI masih berada di bawah harapan pelanggan, meskipun secara umum perbedaan antara harapan pelanggan dengan jasa yang diberikan masih termasuk dalam kategori pelayanan yang baik. Umumnya ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan pelayanan yang diberikan adalah pada kecepatan pelayanan Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 30

pengujian. Daftar klien penanganan pencemaran sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran V. Adapun Perkembangan kegiatan Jasa pelayanan teknis untuk penanganan pencemaran dari tahun 2005 September 2009 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah: Jasa Penanganan Pencem aran 2000 Jumlah contoh 1500 1000 500 0 1 2 3 4 5 Target Realisasi Tahun 2005 - Sept 2009 10) JPT lainnya : Audit Energi Jasa layanan lainnya seperti Audit Energi mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang karena sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran industri dalam pengelolaan energi dalam rangka konservasi energi dan Clean Development Mechanism (CDM), sedangkan yang menjadi kendala adalah belum dikenalnya BBTPPI sebagai lembaga yang dapat melakukan audit energi di dunia usaha, sehingga memerlukan promosi yang lebih aktif. Sementara ini ditinjau dari aspek layanan, kinerja Balai pada tahun 2009 (sampai dengan 30 September) dalam memberikan layanan kepada masyarakat industri berjalan dengan baik. Realisasi pencapaian target sangat bervariasi, masih ada yang kosong, tetapi ada juga sudah mendekati targetnya. Pendapatan PNBP yang tidak proporsional tersebut merupakan kelemahan yang harus segera Bab III. Kondisi Kinerja Tahun Berjalan 31