Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap Oleh: Hedhi Sugrito Kuncoro

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo)

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

Penguatan Minapolitan dan Merebut Perikanan Selatan Jawa

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAWASAN LUMBUNG IKAN NASIONAL MALUKU AKAN DI KEMBANGAKAN

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kiat Kiat Jurus Jitu Pengembangan Minapolitan

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan merupakan daerah yang berada pada jalur pantai utara,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, aktivitas mikroorganisme atau proses oksidadi lemak oleh udara

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

UPAYA PENGEMBANGAN MINAPOLITAN KABUPATEN CILACAP MELALUI KONSEP BLUE ECONOMY

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode survei, yaitu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

PERIKANAN BUDIDAYA (AKUAKULTUR) Riza Rahman Hakim, S.Pi

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.27/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dari laut pesisir, laut lepas, teluk dan selat. Dari luas laut sebesar itu di dalamnya

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perikanan Tangkap

1. Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Desentralisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Laut

SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT/ SATUAN KERJA APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

BERITA NEGARA. No.955, 2011 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Juknis. DAK. Tahun 2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republ

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

RUMUSAN RAPAT KERJA TEKNIS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN Sejarah Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Namun potensi tersebut. dengan pasokan produk kelautan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KINERJA. VISI DAN MISI SKPD

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa karena keanekaragaman hayati dan agroekosistem Indonesia

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG. 2.1 Profil Singkat Dinas Kelautan Dan Perikanan Kota Semarang

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebijakan Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Menuju Industri Perikanan Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

BAB 4 ANALISIS. Hulu. Hilir

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan

Kebijakan Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

PERANCANGAN PROGRAM. 6.5 Visi, Misi dan Tujuan Pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN Pelabuhan Perikanan. Pengertian pelabuhan perikanan berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia Provinsi Kalimantan Utara

KEPMEN NO. 96 TH 1998

Transkripsi:

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap Oleh: Hedhi Sugrito Kuncoro Pendahuluan Kabupaten Cilacap merupakan daerah pesisir di selatan Provinsi Jawa Tengah. Posisi strategis Kabupaten Cilacap menjadikan kabupaten ini diperhitungkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dalam sektor kelautan dan perikanan. Menurut data BPS Jawa Tengah (2013), produksi perikanan laut dari Kabupaten Cilacap telah memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor perikanan laut telah berkontribusi sebesar 22.963,1 ton (8,9%) dengan nilai Rp. 279.236.742.000, sedangkan untuk produksi perikanan ikan tambak sebesar 1.106,1 ton (1,01%) dengan nilai produksi sebesar Rp. 28.677.372.000,-. Usaha perikanan telah menjadi sumber kehidupan sebagain masyarakat Kabupaten Cilacap. Usaha perikanan laut dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di bagian selatan atau daerah pesisir pantai. Keberadaan pelabuhan perikanan dari skala kecil (Pangkalan Pendaratan Ikan) hingga skala besar (Pelabuhan Perikanan Samudera) berada di wilayah selatan Cilacap menjadi bukti adanya aktifitas perikanan laut. Namun, aktivitas penangkapan ikan oleh sebagian nelayan Cilacap dilakukan dengan sistem one day fishing, penggunaan alat tangkap dan teknologi tergolong sederhana dengan daerah penangkapan (fishing ground) hanya sekitar 3 mil dari pantai. Potensi perikanan darat diidentikkan dengan adanya usaha perikanan budidaya oleh masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi atau jauh dari daerah pesisir seperti kecamatan Dayeuhluhur, Majenang, Wanareja, Maos dan Sampang. Usaha budidaya perikanan telah dilakukan masyarakat Cilacap sejak lama dengan memelihara ikan mas Page 1

(Cyprinus carpio), nilem (Osteocilus hasselti), tawes (Puntius javanicus), mujair (Oreochromis mossambicus) dan gurami (Osphronemus gouramy). Usaha budidaya tidak hanya dilakukan melalui usaha budidaya ikan air tawar. Saat ini potensi budidaya perikanan laut atau air payau seperti budidaya rumput laut (Spinifex littoreus) dan budidaya ikan kerapu (Epinephelus pachycentru) mulai dilirik oleh masyarakat. Potensi perikanan yang dimiliki meliputi perikanan laut dan perikanan darat (budidaya) belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya serius oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap untuk mengembangkan potensi sumber daya ikan tersebut. Salah satu upaya pengembangan yang dapat dilakukan dalam pemanfaatan sumber daya perikanan budidaya maupun perikanan laut melalui program Minapolitan. Kebijakan Minapolitan Potensi perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Cilacap dapat dioptimalkan melalui pendekatan pengembangan wilayah dengan menciptakan konektivitas hulu hilir usaha perikanan. Minapolitan menjadi salah satu alternatif solusi untuk pengembangan wilayah dengan memperhatikan rencana tata ruang wilayah. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor : PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan, Minapolitan dimaknai sebagai konsep pembangunan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan dengan berbasis kawasan yang terintegrasi, mengoptimalkan keunggulan komparatif dan kompetitif daerah sesuai dengan potensi yang ada dengan memperhatikan asas demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan yang pro rakyat, keberpihakan pemerintah pada masyarakat kecil, serta penguatan peranan ekonomi daerah. Minapolitan bertujuan untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan kualitas produk kelautan dan perikanan. Disamping itu dapat meningkatkan pendapatan bagi masyarakat atau pelaku usaha dibidang Page 2

kelautan dan perikanan; serta pengembangan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. Pengembangan kawasan minapolitan dimulai dari pembinaan unit produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran yang terkonsentrasi di sentra produksi, pengolahan dan/atau pemasaran di suatu kawasan yang diproyeksikan atau direncanakan menjadi kawasan minapolitan yang dikelola secara terpadu. Partsipasi Masyarakat dalam Pengembangan Minapolitan Secara etimologis partisipasi berasal dari kata inggris participation yang artinya pengambilan bagian. Sedangkan dalam bahasa Belanda disebut dengan participatie yang artinya penyertaan. Bahasa Indonesia (KBBI) kemudian menerjemahkan partisipasi sebagai perihal turut berperan serta dalam suatu kegiatan, keikutsertaan. Dengan demikian ada dua hal pokok dalam partisipasi yakni mengambil bagian dan penyertaan atau berperan serta. Pemberlakuan desentralisasi saat ini merupakan peluang untuk membuka ruang partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan dan implementasi kebijakan. Partisipasi menuntut adanya pemahaman yang sama atau objektif dari pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut. Dukungan aktif masyarakat menjadi bagian dari pembangunan berbasis manusia. Konsep ini menjadi dasar dari pembangunan yang diwadahi dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Dimana masyarakat tidak lagi dianggap sebagai obyek pembangunan namun sebagai subyek pembangunan. Sebagai contoh dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, menyebutkan bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan kelautan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat) dan pemerintah daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat dilakukan dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kelautan. Page 3

Pengembangan kawasan dalam konsep minapolitan juga memberikan kesempatan untuk masyarakat ikut berpartipasi dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Partisipasi ini diperlukan karena masyarakat sendiri yang paling mengerti dan memahami situasi dan kondisi yang terjadi di dalam masyarakat itu sendiri. Dengan melibatkan masyarakat dalam program pembangunan dapat meningkatkan dukungan terhadap pelaksaanaan program sehingga tujuan progam dapat tercapai. Demikian halnya dalam program minapolitan, partisipasi masyarakat hendaknya dilibatkan dari proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program minapolitan. Berdasarkan kondisi di lapangan menunjukkan bahwa penerapan partisipasi masyarkat dalam program minapolitan belum berjalan maksimal yang diperkuat dengan adanya beberapa penelitian. Berdasarkan penelitian Rudiono, dkk (2013), menunjukkan bahwa rendahnya partisipasi masyarakat dalam program minapolitan di Kabupaten Banyumas menyebabkan terjadinya permasalahan dalam proses pelaksanaan minapolitan seperti dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan. Hasil perencanaan tidak menggambarkan kebutuhan dari masyarakat pengguna, sehingga program yang ditawarkan tidak mampu menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat pengguna. Penelitian Yulidhin Khoirul, dkk (2013) menunjukkan tahap implementasi pelaksanaan program pengembangan kawasan minapolitan perikanan tangkap di PPN Brondong Lamongan belum sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang telah ditetapkan. Baik mengenai proses jalannya program maupun waktu pelaksanaanya, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu keterbatasan dana, kurangnya koordinasi dan kerjasama antar stakeholder dan kurangnya partisipasi masyarakat nelayan. Partisipasi dapat ditingkatkan melalui komunikasi dua arah untuk mendorong masyarakat menjadi aktif dan saling berinteraksi melalui Page 4

konsultasi dan dialog (Mefalopulos, 2008). Wadah konsultasi dan dialog bagi masyarakat salah satunya diakomodir melalui musyawarah perencanaan pembangunan yang dimulai dari tingkat desa hingga tingkat pusat (nasional). Di samping itu, menurut Abu Huraerah (2008), bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa partisipasi finansial, kekuatan fisik, material dan moril. Partisipasi masyarakat pada program minapolitan dalam bentuk finansial misalnya partisipasi pemberian iuran kelompok, pinjaman, dll. Partisipasi dalam bentuk sarana dan prasarana misalnya bantuan dalam sarana produksi perikanan. Bentuk tenaga atau keahlian misalnya partisipasi dalam diseminasi dan difusi inovasi teknologi perikanan dll. Bentuk moril misalnya partisipasi pendapat/ ide, saran, dan pertimbangan dan lain sebagainya terkait dengan penentuan kebijakan, pengambilan keputusan dan penyelenggaraan program minapolitan. Dengan demikian makna partisipasi masyarakat menjadi sangat luas sehingga memungkinkan adanya kontrol oleh masyarakat dalam setiap tahap atau proses pelaksanaan minapolitan. Penutup Besarnya potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki oleh Kabupaten Cilacap hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal guna terciptanya kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah dianggap lebih mengetahui persoalan dan kebutuhan masyarakat di daerahnya sendiri dibandingkan dengan pemerintah pusat. Hal ini sejalan dengan semangat desentralisasi, dimana pemerintah daerah memiliki hak, wewenang dan kewajiban untuk mengatur daerah dan mengelola urusan dan kepentingan masyarakatnya. Kebijakan Minapolitan yang digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan hendaknya menjadi salah satu sinyal yang harus ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten Cilacap. Karena dengan program ini membuka peluang partisipasi bagi masyarakat dalam rangka peningkatan Page 5

produksi, produktivitas dan kualitas produk kelautan dan perikanan. Dengan adanya keterlibatan masyarakat dapat mendorong terciptanya perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam. Oleh karena itu partisipasi masyarakat sebagai salah satu strategi pengembangan dalam pelaksanaan program minapolitan di Kabupaten Cilacap. Daftar Pustaka Aswanah, Y. K., Efani, A., & Tjahjono, A. (2013). Evaluasi Terhadap Implementasi Program Pengembangan Kawasan Minapolitan Perikanan Tangkap di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Jurnal ECSOFiM, 1(1), 97-108. Badan Pusat Statistik Prov. Jawa Tengah dan Bappeda Prov. Jawa Tengah. 2013. Jawa Tengah dalam Angka 2013, Semarang. Huraerah, A. (2008). Pengorganisasian & Pengembangan Masyarakat: Model & Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora. Mefalopulos, P. (2008). Development Communication Sourcebook: Broadening Bounderies of Communication. Washingthon: World Bank. Rudiono, Harsasto, P., & Taufiq, A. (2013). Evaluasi Pelaksanaan Program Minapolitan Tahun 2009-2011 di Kabupaten Banyumas. Jurnal Ilmu Pemerintahan-UNDIP, 1-8. Page 6

Daftar Riwayat Hidup Nama : Hedhi Sugrito Kuncoro Tempat, Tanggal Lahir : Cilacap, 17 September 1984 Pekerjaan : Pegawai pada Instansi Pemerintah Pusat dan sekarang sebagai peserta Tugas Belajar pada Magister Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alamat Tempat : Griya Citra Radhifa No 15, Jl SDN, RT.05/ Tinggal RW.01 Kp. Pondok Benda, Kel. Jatirasa, Kec. Jatiasih, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat Alamat di Cilacap : Jl. Dr. Sutomo No. 29 Gg. Riau RT 03/RW 03, Kel. Gunungsimping, Kec. Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Email/No. HP. : hdkuncoro@gmail.com/ 08157678251 Kategori Kepesertaan : Masyarakat Umum Tema Artikel : Pengembangan Minapolitan (budidaya perikanan perairan dan atau perikanan tangkap) di Kabupaten Cilacap. Judul Artikel : Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Minapolitan di Kabupaten Cilacap Page 7