BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA"

Transkripsi

1 BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat,tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga sampailah pada saat pertanggung jawaban pemerintah daerah untuk menjelaskan kepada pemberi amanat mengenai hasil yang dicapai atas pelaksanaan tugas atau amanah yang diembannya. Simpangan yang terjadi antara realisasi dengan hasil yang diharapkan akan tercapai, menuntut penjelasan yang sistematik, logis dan transparan dalam kerangka anggaran berbasis kinerja. Simpangan inilah yang kemudian kita menyebutnya dengan istilah kinerja diperoleh dengan melalui tahapantahapan pengumpulan data kinerja, pengukuran data kinerja, dan terakhir analisa atas setiap pencapaian kinerja baik positif maupun negatif. Pada Laporan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 menyajikan hasil pengukuran dan analisis indikator kinerja sasaran strategis yang ditetapkan pada Penetapan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun A. Capaian Kinerja Organisasi 1. Pengukuran Capaian Kinerja dan Analisis Capaian Kinerja Tahun 2017 Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indikator Kinerja sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (performance gap). Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 59

2 akan datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut: a. Tingkat Realisasi Positif. Membandingkan antara target dengan realisasi. Apabila semakin tinggi realisasi maka menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik atau semakin rendah realisasi menunjukan pencapaian kinerja yang semakin buruk/jelek dengan rumus: Realisasi Capaian indikator kinerja = x 100% Target Untuk penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian indikator kinerja dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) kategori sebagai berikut : Tabel 3.1. Klasifikasi penilaian keberhasilan/kegagalan Pencapaian Sasaran Startegis dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 No. Klasifikasi Predikat 1. 85% % Sangat Baik % - 84 % Baik 3. 53% - 68 % Cukup 4. Kurang dari 53 % Kurang Hasil Pengukuran Kinerja Sasaran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut: DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 60

3 TABEL PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI * % Meningkatnya Pendapatan Pelaku Usaha Perikanan 2 Terwujudnya Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (SDKP) yang berkelanjutan - Jumlah Pendapatan Nelayan (Rp/org/Th) - Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan - Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) 33,600, , ,800,000 40,800, Meningkatnya Pemasaran hasil Perikanan 4 Meningkatnya Tata Kelola Organisasi - Nilai Ekspor Hasil Perikanan (milyar) - Tingkat Konsumsi Ikan (Kg/Kap/Th) - Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja - Persentase capaian realisasi keuangan pengelolaan program/kegiatan tepat waktu sesuai dengan anggaran kas BB BB 101,93 > 95% 95,55 100,57 Angka Sementara 2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis OPD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun capaian kinerja dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut: 2.1 Tujuan I Terselenggaranya Pembangunan Kelautan dan Perikanan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara rasional, efisen dan berkeadilan DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 61

4 Keberhasilan tujuan ini diukur melalui 3 (tiga) indikator kinerja yaitu 1).Jumlah pendapatan nelayan (Rp/org/th), 2) Jumlah pendapatan pembudidaya ikan (Rp/org/th), 3) Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%).Target indikator kinerja 1 (satu) yaitu jumlah pendapatan nelayan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2021 sebesar Rp ,- org/th 2).Target indikator kinerja 2 (dua) yaitu jumlah pendapatan pembudidaya ikan diharapkan dapat tercapai pada tahun 2021 adalah sebesar Rp ,- org/th, 3). Target indikator kinerja 3 (tiga) yaitu persentase kapal nelayan yang tidak melakukan Illegal Fishing diharapkan dapat tercapai pada tahun 2021 adalah sebesar 80%. Perkembangan capaian indikator kinerja tujuan adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Tujuan No. Tujuan 1. Terselenggaranya Pembangunan Kelautan dan Perikanan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara rasional, efisien, berkelanjutan Angka sementara Indikator Kinerja 1. Jumlah pendapatan nelayan (Rp/org/th) 2. Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan (Rp/org/th) 3. Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan Illegal Fishing Target Tahun 2021 Realisasi Tahun 2017* Capaian% , , ,80 79, Sasaran 1 Meningkatnya Pendapatan Pelaku Usaha Perikanan Sektor Kelautan dan Perikanan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sektor lain, khususnya sumberdaya perikanan laut yang pada hakekatnya tidak dapat dibatasi berdasarkan wilayah administrasi dan bersifat terbuka dalam pemanfaatannya. Sumberdaya perikanan laut tropis memiliki banyak spesies yang relatif terbatas jumlahnya. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 62

5 Pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan kedepan akan dikembangkan melalui berbagai industri kelautan dan perikanan yang berorientasi pasar dan berbasis pada kelestarian lingkungan. Untuk itu diperlukan adanya dukungan IPTEK, sumberdaya manusia yang berkualitas, kerja sama antar instansi / lembaga pemerintah lainnya, kemitraan pemerintah dan swasta, serta pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan. Dengan potensi yang besar, kelautan dan perikanan mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan perekonomian nasional, terutama dalam meningkatkan perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan peningkatan taraf hidup masyarakat kelautan dan perikanan yang meliputi nelayan, pembudidaya ikan dengan pelaku usaha perikanan lainnya dengan tetap memelihara lingkungan, kelestarian dan ketersediaan sumberdaya ikan. Kegiatan perikanan tangkap memberikan konstribusi yang cukup besar terhadap perekonomian daerah melalui penyediaan peluang kerja dan ekspor hasil perikanan. Sumatera Barat juga memiliki potensi untuk pengembangan Perikanan Budidaya, baik perikanan air tawar, payau maupun laut. Hal ini didukung oleh adanya empat danau yang menyebar di Kab/Kota diantaranya Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau di atas dan Danau di bawah, ditambah dengan kolam, waduk, embung dan sungai. Selain itu potensi budidaya payau dan laut yang terbentang dari Pasaman Barat sampai ke Pesisir Selatan. Potensi perikanan budidaya di Sumatera Barat yaitu potensi budidaya laut Ha, potensi lahan budidaya di kolam Ha, potensi budidaya ikan di sawah seluas Ha, potensi lahan budidaya tambak Ha, potensi jaring apung Ha dan potensi kolam air deras ha yang terdiri dari komoditi unggulan nila, mas, lele, gurami dan kerapu. Beberapa tahun terakhir program utama di Sumatera Barat adalah pengadaan benih unggul dan induk unggul yang dimaksudkan untuk DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 63

6 memperbaiki mutu induk dan benih. Sehingga menghasilkan induk unggul dan benih bermutu dengan pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap serangan penyakit. Teknologi perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya ikan telah berkembang dari waktu ke waktu. Berbagai program dan kegiatan telah dilakukan baik melalui APBD maupun APBN untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya Kelautan dan Perikanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan di Sumatera Barat, sehingga mampu menarik masyarakat Kelautan dan Perikanan dari garis kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang mandiri disektor ekonomi. Salah satu bentuk nyata keseriusan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan adalah menjadikan salah satu target capaian kinerja baik pada RPJMD dan menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Sasaran 1 yang ditetapkan dalan Revisi Rencana Strategis yaitu Meningkatnya Pendapatan Pelaku Usaha Perikanan dengan 2 (dua) indikator kinerja yaitu: 1. Jumlah pendapatan nelayan dengan target : Rp ,- org/th 2. Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan dengan target : Rp ,- org /thn Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.4. sebagai berikut : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 64

7 Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Pencapaian Target Indikator Kinerja Sasaran 1 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 No. Indikator Kinerja Target Realisasi 1. Jumlah pendapatan nelayan Rp/org/th Capaian % 108,09 Kategori Sangat Baik 2. Jumlah Pembudidaya Ikan Rp/org/th Sangat Baik Dari tabel 3.4 diatas terlihat bahwa pada tahun 2017 target dari indicator kinerja jumlah pendapatan nelayan sebesar Rp /org/th dapat terealisasi sebesar Rp /org/th dengan tingkat capaian sebesar 108,09% capaian ini sangat baik. Indikator kinerja sasaran I yaitu jumlah pendapatan nelayan (Rp/org/th) merupakan besarnya jumlah total pendapatan yang diterima oleh nelayan dibagi dengan jumlah seluruhnya (berdasarkan jumlah nelayan dan pendapatan per jenis alat tangkap) yang dipengaruhi oleh sistem bagi hasil yang berlaku, jenis alat tangkap yang dipergunakan dalam operasi penangkapan dan jumlah nelayan yang terlibat dalam usaha penangkapan, dimana sistem bagi hasil yang berlaku melembaga dalam kehidupan masyarakat. Capaian indikator kinerja jumlah pendapatan nelayan dampak dari produksi perikanan laut, perairan umum dan peningkatan kapasitas kapal penangkapan ikan. Dengan produksi perairan laut sebesar ,72 ton dan perairan umum sebesar ,18 ton dengan total jumlah produksi perikanan tangkap sebesar ,9 ton. Untuk pendapatan nelayan diambil dari produksi perikanan laut alat tangkap, maka diperoleh hasil rata rata harga ikan per kg dikali total produksi pertahun, maka didapat nilai produksi pertahun dan dibagi dengan jumlah nelayan maka diperoleh hasil setahun. Dari hasil setahun dihitung berdasarkan hasil nelayan pemilik 60% dan buruh DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 65

8 40%. Kegiatan ini didukung melalui pengembangan sarana dan prasarana penangkapan ikan baik yang berasal dari APBD dan APBN. Untuk indikator kinerja peningkatan pendapatan pembudidaya dari target Rp /org/th terealisasi sebesar Rp /org/th dengan capaian 100% nilai ini diperoleh sangat baik dengan menghitung jumlah pendapatan pembudidaya perjenis usaha perbulan dibagi jenis usaha yang ada. Jenis usaha diperoleh dari jenis produksi, nilai produksi, jumlah pembudidaya dan biaya produksi menurut jenis usaha kolam, keramba, sawah, jaring apung, KAD, Tambak, Budidaya Laut dan lain-lain. Adapun jumlah produksi budidaya sebasar ,52 ton pada tahun 2017, jumlah pembudidaya ikan orang. Capaian indikator kinerja pendapatan pembudidaya ikan merupakan dampak dari pencapaian jumlah produksi budidaya dan luas lahan budidaya diantaranya melalui program pengembangan perikanan budidaya baik APBD maupun APBN. Hal ini tentunya mempengaruhi pendapatan pembudidaya ikan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidya ikan Perbandingan antar Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun ini dengan Capaian Kinerja Tahun Sebelumnya Capaian Indikator sasaran 1 ini jika dibandingkan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 akan memperlihatkan hasil sebagaimana tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5. Hasil Pengukuran Pencapaian Target Indikator Kinerja Sasaran 1 Tahun No. 1. Indikator Kinerja Jumlah Pendapatan Nelayan (Rp/org/th) Target Realisasi Capaian % Target Realisasi , Capaian % 108,09 2. Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan (Rp/org/th) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 66

9 Karena tiadak adanya pengukuran indicator kinerja jumlah pendapatan nelayan dan jumlah pendapatan pembudidaya ikan dari tahun lalu, maka dari tabel di atas tidak dapat dilihat capaian kinerja sasaran dan tidak dapat dibandingkan antara tahun 2017 dengan tahun Hal ini disebabkan, karena target tahun awalnya tidak ada sasaran meningkatnya pendapatan pelaku usaha perikanan yang terdiri dari 2 indikator kinerja, karena terjadinya revisi sasaran dan indikator kinerja dari tahun Tetapi walaupun tidak ada data targetnya, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat mempunyai data tentang jumlah pendapatan nelayan dan jumlah pendapatan pembudidaya ikan Membandingkan realisasi capaian kinerja dengan target jangka menengah Tabel 3.6. Perbandingan capaian kinerja dengan target akhir Renstra No. Indikator Kinerja Realisasi 1. Jumlah Pendapatan Nelayan (Rp/org/th) Target Akhir Renstra Capaian s/d 2017 terhadap ,58 2. Jumlah Pendapatan pembudidaya Ikan (Rp/org/th) ,93 Jumlah pendapatan nelayan tahun 2017 sebesar Rp ,- org/th dengan capaian sebesar 94,58% dari target akhir Renstra tahun Sedangkan Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan tahun 2017 sebesar Rp ,- org/thn dengan capaian 100% dari target akhir Renstra tahun Analisis Keberhasilan Pencapaian Kinerja Keberhasilan pencapaian kinerja untuk indikator kinerja jumlah pendapatan nelayan sebesar Rp ,- org/th dengan tingkat capaian 108,08% dan jumlah pendapatan pembudidaya ikan yaitu sebesar DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 67

10 Rp ,- org/th dengan capaian 100% hal ini adalah karena berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat antara lain: melakukan pembinaan dan fasilitasi kepada nelayan dan pembudidaya ikan, melakukan koordinasi dengan Kab/Kota dan Meningkatkan kemampuan SDM masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan Analisis Efiensi Penggunaan Sumber Daya. Pencapaian indikator kinerja yaitu Jumlah pendapatan nelayan (Rp/org/th) dan jumlah pendapatan pembudidaya ikan (Rp/org/th) yang mendukung sasaran meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dicapai dengan adanya beberapa faktor sumberdaya yang berperan penting dan didukung oleh 5 program yaitu 1) Program Pengembangan Ekonomi Maritim, 2) Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas, 3)Program Peningkatan Sarana dan Prasarana, 4) Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi dan Agribisnis serta 5) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM dengan uraian tabel.3.6 dibawah ini: Indikator Kinerja Program/Kegiatan yang mendukung Alokasi Realisasi (%) 1. Jumlah Pendapatan Nelayan (Rp/org/th) 2. Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan (Rp/org/th) Program Pengembangan Ekonomi Maritim 1. Peningkatan penggunaan alat tangkap Gillnet 2. Peningkatan Penggunaan Alat tangkap Trammel Net ,91 99,39 83,55 3. Peningkatan Penggunaan Alat Tangkap Jaring dasar ,07 4. Peningkatan Penggunaan Sarana Mesin Tempel Bagi Nelayan Tradisional ,71 5. Peningkatan Penggunaan Sarana Mesin Longtail bagi Nelayan Desa Terpadu (GPEMP) ,67 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 68

11 6. Pembinaan dan penyediaan Jaring Langli, Mesin Tempel dalam rangka pengendalian sumberdaya ikan di perairan umum ,58 7. Peningkatan Sarana Bantu Penangkapan Ikan ,83 8. Peningkatan Penggunaan Kapal Latih Mini Longline ,72 9. Pemilihan Putra Putri Bahari , Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sikakap , Peningkatan sarana dan Prasarana Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Carocok Tarusan , Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ,65 Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas ,10 1. Peningkatan dan penguatan induk ikan unggul ,85 2. Peningkatan produksi ikan lele ,20 3. Peningkatan produksi ikan mas ,07 4. Peningkatan produksi ikan gurami ,51 5. Pengembangan daerah sumber benih ikan ,83 6. Gerakan Pensejahteraan Petani Terpadu ,52 7. Pengendalian Hama Penyakit Ikan ,25 8. Pengawasan Obat Ikan Kimia dan Biologi (OIKB) ,29 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 69

12 9. Pengembangan budidaya ikan di kawasan Tentara Manunggal Masuk Nagari (TMMN) , Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) , Pengembangan dan penerapan CPIB pada unit perbenihan , Peningkatan Produksi Benih dan Teknologi UPTD BBIP , Peningkatan produksi induk ikan unggul, benih ikan air tawar, ikan hias dan Teknologi budidaya ikan air tawar BBI , Peningkatan Produksi Ikan Sidat ,80 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana ,14 1. Pengembangan Balai Benih dan UPTD Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) ,57 2. Pengembangan sarana dan prasarana UPTD BBI (DAK) Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi dan Agribisnis ,74 98,86 1. Pengembangan Ikan Kerapu pada kawasan sentra produksi ,17 2. Pengembangan Ikan Nila pada Kawasan Sentra Produksi ,40 3. Pengembangan Kawasan Agroekowisata Perikanan ,93 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM 1. Peningkatan Pelayanan Pengawasan Pelabuhan Perikanan , Gerakan Pakan Ikan Mandiri DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 70

13 3. Sosialisasi Kartu Nelayan Penguatan Kelembagaan Forum Koordinasi Perairan Umum daratan (FODILAPETA) ,30 5. Peningkatan SDM Aparat BBIP dan Pelaku Usaha Perikanan ,04 6. Rapat Pengelolaan Sumberdaya Ikan di Perairan Umum Daratan ,23 7. Peningkatan Akses Permodalan Bagi Peserta Sehat Nelayan ,30 8. Pemberdayaan Kelompok Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil ,04 9. Pelatihan TEknis SDM Aparat Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) dan Pelaku Usaha Perikanan , Bintek Cara Penanganan Ikan Yang Baik di Atas Kapal ,40 Total ,51 Sesuai dengan tabel di atas program yang mendukung sasaran 1 (satu) Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan terdiri dari 5 program yaitu 1). Program ; Pengembangan ekonomi maritim dengan jumlah dana sebesar Rp ,-, realisasi keuangan sebesar Rp ,- (97,91%), 2). Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas dengan dukungan dana sebesar Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- (97,10), 3). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana dengan dukungan dana sebesar Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- (98,14), 4). Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi dan Agribisnis dengan dukungan dana sebesar Rp ,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- (98,86%) dan 5). Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM dengan dukungan dana sebesar Rp ,- dan realisasi keuangan sebesar Rp ,- (94,45%) DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 71

14 Dampak yang dilihat dari pencapaian sasaran 1 (Satu) ini adalah meningkatnya kesadaran, kesejahteraan dan kepedulian masyarakat dan aparat pemerintah terhadap sumberdaya kelautan dan perikanan. Tabel 3.7 Effisiensi Penggunaan Sumberdaya Sasaran Indikator Kinerja % Capaian Kinerja Meningkatnya Pendapatan Pelaku Usaha Perikanan - Jumlah Pendapatan Nelayan (Rp/org/th) - Jumlah Pendapatan Pembudidaya Ikan (Rp/org/th) Persentase Penyerapan Anggaran % Tingkat Efisiensi 108,09 97,91 110, ,35 102,72 Dari tabel di atas realisasi program/kegiatan yang mendukung sasaran 1 (satu) yaitu meningkatnya pendapatan pelaku usaha perikanan dengan capaian indikator kinerja jumlah pendapatan nelayan (Rp/org./th) sebesar 108,09% dan persentase penyerapan anggaran sebesar 97,91 telah mengefisiensi penggunaan sumberdaya sebesar 110,40%. Indikator kinerja jumlah pendapatan pembudidaya ikan (Rp/org/th) dengan capaian kinerja 100% dan persentase penyerapan anggaran sebesar 97,35% telah mengefisiensi penggunaan sumberdaya sebesar 102,72% Sasaran 2 Terwujudnya Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (SDKP) yang berkelanjutan Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator kinerja yaitu persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) dengan target 57%. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang merupakan perubahan dari Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 terjadi perubahan Kewenangan dimana Kewenangan Pengelolaan Wilayah Laut 0-4 mil yang semula merupakan Kewenangan Kab/Kota, berdasarkan Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 pengelolaan wilayah laut dan pengawasan 0-12 mil menjadi Kewenangan Provinsi, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 72

15 sehingga seluruh pengelolaan wilayah laut di perairan Provinsi Sumatera Barat menjadi Kewenangan Provinsi dalam hal ini menjadi tanggung jawab Dinas Kelautan dan Perikanan Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Indikator kinerja, target dan realisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.8 sebagai berikut : Tabel 3.8 Hasil Pengukuran Pencapaian Target Indikator Kinerja Sasaran 2 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 No. Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kategori % 1. Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) 57 63,80 111,93 Sangat Baik Indikator kinerja sasaran 2 yaitu persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) dari target 57 % terealisasi sebesar 63,80% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 111,93% nilai ini diperoleh sangat baik. Capaian kinerja diatas diperoleh dari jumlah kapal yang diperiksa melalui kegiatan operasional pengawasan baik di laut maupun perairan umum. Realisasi indikator kinerja persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing pada tahun 2017 dihitung sebagai berikut : Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) = Realisasi Target x 100 = = 63, ,93 % x 100 Selama Tahun 2017 telah dilakukan pemeriksaaan terhadap pelanggaran tindak pidana perikanan di Perairan Sumatera Barat dan Pantai Barat Sumatera Barat, dimana jumlah kapal yang diperiksa sebanyak 688 kapal DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 73

16 baik yang diperiksa dilaut maupun diperairan umum. Pelanggaran yang dilihat adalah pelanggaran alat dan kapal penangkap ikan, pelanggaran terhadap ketidak sesuaian izin dan daerah penangkapan, serta pelanggaran administrasi dimana yang dilihat adalah kelengkapan surat-surat yang di perlukan. Pengawasan dilakukan diwilayah perairan Sumatera Barat bebas illegal fishing dan kegiatan yang merusak Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Pengawasan ini dilakukan di wilayah perairan laut Provinsi Sumatera Barat dilakukan dengan menggunakan KP. Tenggiri, KP Todak, KP Baracuda dengan mengawasi wilayah laut 7 Kab/Kota wilayah pesisir sedangkan SP. Cinta Laut khusus di Pasaman Barat. Dari 688 kapal yang diperiksa, diperoleh 439 kapal yang mempunyai dokumen lengkap dan yang melakukan pelanggaran administrasi yaitu dokumen yang dimiliki tidak lengkap sebanyak 249 kapal. Dengan demikian persentase nelayan yang tidak melakukan illegal fishing yaitu kapal yang mempunyai dokumen lengkap sebanyak 439 dibagi dengan jumlah kapal yang diperiksa secara keseluruhan sebanyak 688 kapal (63,80%) dengan capaian 111,93%. Tabel 3.9. Data kapal yang di periksa tahun 2017 No. Triwulan Jumlah Kapal Yang di Periksa Dokumen lengkap Yang tidak memiliki dokumen lengkap 1. Triwulan I 112 kapal 57 kapal 55 kapal 2. Triwulan II 134 kapal 82 kapal 52 kapal 3. Triwulan III 184 kapal 136 kapal 48 kapal 4. Triwulan IV 258 kapal 164 kapal 94 kapal Jumlah 688 kapal 439 kapal 249 kapal Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja tahun ini dengan Capaian Kinerja Tahun Sebelumnya Capaian Indikator sasaran 2 ini jika dibandingkan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 akan memperlihatkan hasil sebagaimana tabel berikut : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 74

17 Tabel Hasil Pengukuran Pencapaian Target Indikator Kinerja Sasaran 2 Tahun No. Indikator Kinerja 1. Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) Target Realisasi Capaian% Target Realisasi Capaian % 52 54,41 104, ,80 111,93 Untuk indikator kinerja persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing capaian yang sangat bagus terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 111,93%, dari sasaran yang telah ditargetkan, sementara realisasi capaian tahun 2016 rendah. Dilihat dari target dan realisasi dari tahun 2016 s/d 2017 bahwa persentase kapal yang tidak melakukan illegal fishing dengan capian sangat baik. Dapat dilihat pada grafik 3.4. berikut: Perbandingan ini dapat dilihat pada grafik 3.1 dibawah ini: DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 75

18 Membandingkan realisasi capaian kinerja dengan target jangka menengah Tabel Perbandingan capaian kinerja dengan target akhir Renstra No. Indikator Kinerja Realisasi Target Akhir Capaian s/d 2017 Renstra 2021 terhadap Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing % 63,80% 80% Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing tahun 2017 sebesar 63,80% dengan capaian sebesar 79,75% dari target akhir Renstra tahun Capain ini masih termasuk yang sangat baik Analisis Keberhasilan Pencapaian Kinerja Keberhasilan pencapaian kinerja untuk indikator persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing yaitu sebesar 111,93% hal ini adalah karena upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat yaitu: a. Pembinaan kepada nelayan b. Melakukan sosialisasi aturan perundang-undangan di bidang perikanan yaitu sosialisasi UU 31 Tahun 2014 tentang peraturan perubahan UU 45 dan Permen PP No.22/men/2011 tentang jalur penangkapan ikan dan penumpukan alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan di wilayah NKRI c. Pengawasan di perairan umum dan laut d. Melakukan Sosialisasi Perizinan penangkapan ikan dan koordinasi tentang perizinan usaha perikanan dengan Kab/kota e. Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota wilayah pesisir f. Meningkatnya SDM masyarakat kelompok pangan Pelaksanaan konkrit dilapangan adalah dengan Program Rehabilitasi, Konservasi, Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Dimana kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah melalui DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 76

19 kegiatan APBD seperti: 1). Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan dengan melakukan operasional pengawasan dilaut dan perairan umum secara terpadu dengan Instansi terkait. Dengan adanya operasional ini maka berkurangnya kegiatan penangkapan yang menggunakan bahan dan alat yang dilarang sehingga persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) sebanyak 111,93% dengan keterangan kapal yang diperiksa sebanyak 688 kapal (Yang memiliki dokumen lengkap 439 kapal, yang tidak mempunyai dokumen lengkap sebanyak 249 kapal) hal ini menggambarkan meningkatnya sistem pengawasan dan pengendalian sumberdaya Kelautan dan Perikanan serta kesadaran nelayan dalam melengkapi surat-surat izin penangkapan (SIUP,SIPI,SIKPI) hal ini disebabkan oleh tindakan yang kita berikan pada nelayan yang melanggar aturan. Dari pelaksanaan pengawasan yang kita laksanakan hasil yang ditemukan yaitu telah diperiksa kapal sebanyak 522 kapal dari kegiatan APBD, sedangkan untuk kegiatan didanai dari APBN di Perairan Laut yaitu telah diperiksa 166 kapal. Kegiatan pengawasan di atas dilakukan untuk meningkatkan kesadaran pelaku usaha perikanan baik nelayan maupun pengusaha perikanan akan pentingnya pengurusan dokumen-dokumen kapal dalam melakukan operasional penangkapan ikan dan pentingnya pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Wilayah pesisir pantai Sumatera Barat merupakan wilayah yang sangat rawan dengan bencana baik gempa bumi, tsunami, mapun akibat degradasi pantai yang kerap terjadi karena ulah manusia sendiri, maka peningkatan kesiapsiagaaan dalam menghadapi bencana sangat diperlukan. Dari program dan kegiatan yang dilaksanakan untuk pencapaian sasaran ini maka dampak yang terlihat adalah meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengurus izin penangkapan sehingga makin tertibnya administrasi nelayan dalam menangkap ikan sehingga Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di Sumatera Barat tetap terjaga dari kegiatan-kegiatan yang merusak, Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dapat dimanfaatkan secara DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 77

20 optimal. Selain itu juga dirasakan adanya peningkatan kesadaran kelompok masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian SDKP 2.1,2.5 Analisis Efiensi Penggunaan Sumber Daya. Pencapaian indikator kinerja persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing yang mendukung sasaran 2 ini dicapai dengan adanya beberapa faktor sumberdaya yang berperan penting di dukung oleh 2 program dan beberapa kegiatan APBD dengan pagu anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran mencapai 94,30% atau sebesar Rp ,- dengan tabel dibawah ini: Tabel Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Indikator Kinerja Program/Kegiatan yang mendukung Alokasi Realisasi (%) 1. Persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing (%) Program Rehabilitasi, Konservasi, Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan ,21 1. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan ,89 2. Pengelolaan Konservasi Kawasan Perairan Daerah Pesisir dan pulau-pulau Kecil ,66 3. Pembahasan Ranperda Rencana Zonasi Wilayah Pesisisr dan Pulau-Pulau Kecil ,27 4. Gerakan Bersih Pantai ,48 5. Sosialisai penerbitan perizinan kapal perikanan (SIUP,SIPI/SIKPI) dan pearturan perizinan kapal ,14 6. Koordinasi Perizinan Usaha Perikanan Tangkap ,69 7. Pelayanan Terpadu penerbitan dokumen kapal penangkap ikan kapal perikanan ,72 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 78

21 8. Peningkatan pemberdayaan masyarakat pesisier dalam menghadapi bencana ,36 9. Restocking ikan perairan umum , Transplantasi terumbu Karang , Penanaman Pohon Pelindung Pantai , Penyidikan Tindak pidana Kelautan dan Perikanan Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM ,27 96,81 1. Coaching Clinic Petugas Cek Fisik Kapal Perikanan Provinsi Sumatera Barat ,57 2. Forum koordinasi dan pembinaan Pokmaswas Tingkat Provinsi Sumatera Barat ,31 3. Forum Koordinasi Tindak Pidana Perikanan dan Peningkatan Kerjasama Aparat Penegak Hukum ,44 Total Sesuai dengan tabel di atas program yang mendukung sasaran 2 (Terwujudnya Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (SDKP) yang berkelanjutan terdiri dari 2 program yaitu 1). Program Rehabilitasi, Konservasi, Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dengan jumlah dana sebesar Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- (94,21%) dan 2). Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM dengan jumlah dana sebesar Rp ,- realisasi keuangan sebesar Rp ,- (96,81%). Dampak yang dilihat dari pencapaian sasaran 2 ini adalah meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dan aparat DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 79

22 pemerintah dalam mewujudkan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan. Sehingga sistem pengawasan dan pengendalian sumberdaya Kelautan dan Perikanan serta kesadaran nelayan dalam melengkapi suratsurat izin penangkapan (SIUP,SIPI,SIKPI) hal ini disebabkan oleh tindakan yang kita berikan pada nelayan yang melanggar aturan dapat terwujud. Hal ini juga dapat dilihat dari tabel effisiensi penggunaan sumberdaya: Sasaran Indikator Kinerja % Capaian Kinerja Persentase Penyerapan Anggaran % Tingkat Efisiensi Terwujudnya - Persentase kapal 111,93 94,30 118,69 Pemanfaatan nelayan yang Sumber Daya tidak melekukan Kelautan dan ilegal fishing (%) Perikanan (SDKP) yang berkelanjutan Dari tabel di atas realisasi program/kegiatan yang mendukung sasaran 2 (dua) yaitu Terwujudnya Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) yang berkelanjutan tergolong baik dengan tingkat efisiensi 118,81% dengan persentase capaian kinerja yaitu persentase kapal nelayan yang tidak melakukan illegal fishing 111,93% dan persentase penyerapan anggaran 94,21% dengan tingkat efisiensi sebesar 118,6*%, dari indikator ini tampak adanya efisiensi penggunaan sumber daya pada upaya pencapaian sasaran 2. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT 80

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja adalah perwujudan suatu kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/pimpinan kolektif

Lebih terperinci

Sumatera Barat sebagai Sentra Kelautan dan Perikanan terkemuka di Pulau Sumatera tahun 2015.

Sumatera Barat sebagai Sentra Kelautan dan Perikanan terkemuka di Pulau Sumatera tahun 2015. BAB II. PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Dinas Kelautan dan Provinsi Sumatera Barat untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, menyusun perencanaan kinerja berupa Rencana Strategis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB.III AKUNTABILITAS KINERJA Sebagai salah satu pilar good governance, akuntabilitas menempati posisinya sebagai media penghubung kedua pilar lainnya yaitu transparansi dan partisipasi masyarakat. Sesuai

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dan kinerja aparatur KP dengan sasaran adalah meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat kelautan dan serta kompetensi SDM aparatur

Lebih terperinci

4/3/2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017

4/3/2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMBANGUNAN PERIKANAN & KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 1 SUMBER PAGU REALISASI % Keterangan APBD (termasuk DAK) Rp. 529,9 M Rp. 7,7 M 14,64 Rencana Pemotongan 5 10% APBN Rp. 15,8 M Rp. 193 juta

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BAB.IV PENUTUP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 BAB.IV PENUTUP BAB.IV PENUTUP A. Kesimpulan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk pertanggung jawaban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat yang disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB.IV PENUTUP A. Kesimpulan Laporan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2015 merupakan pertanggungjawaban atas kinerja Dinas dalam rangka mencapai tujuan dan

Lebih terperinci

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten.

a. Pelaksanaan dan koordinasi pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan kabupaten. Sesuai amanat Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. Serta Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

Lebih terperinci

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Terlaksananya kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan. Terlaksananya penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. B. URUSAN PILIHAN 1. KELAUTAN DAN PERIKANAN a. KELAUTAN 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan

Lebih terperinci

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah. II. URUSAN PILIHAN A. BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Kelautan 1. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan sumber daya kelautan dan ikan di wilayah laut kewenangan 2. Pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2014 2.1.5 Analisis Efiensi Penggunaan Sumber Daya. Pencapaian indikator kinerja kasus illegal fishing yang mendukung sasaran Berkurangnya kegiatan yang merusak Sumberdaya Kelautan dan Perikanan serta Illegal

Lebih terperinci

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN

C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN Yang dimaksud dengan urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selatan dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun Povinsi Kalimantan Selatan) dan Peraturan Gubernur Kalimantan

I. PENDAHULUAN. Selatan dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun Povinsi Kalimantan Selatan) dan Peraturan Gubernur Kalimantan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Pembentukan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalimantan Selatan dilatarbelakangi oleh Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 (tentang Pembentukan, Organisasi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) APBD tahun 2015 disusun untuk memenuhi kewajiban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sesuai Perpres RI No.

Lebih terperinci

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut. - 602 - CC. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN 1. Kelautan 1. Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah

Lebih terperinci

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN LAMPIRAN XXIX PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kelautan 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2015

RENCANA KERJA ANGGARAN PERUBAHAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2015 RENCANA KERJA ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Formulir RKAP SKPD 2.2 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU Tahun Anggaran 2015 Urusan Pemerintahan : 2 Urusan Pilihan Bidang Pemerintahan : 2. 05 Kelautan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana Strategis (RENSTRA) 20142019 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF Rencana program indikatif dimaksudkan sebagai pedoman bagi aktifitas pembangunan yang

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : 1 Tahun 2016 3 Februari 2016 PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN Forum SKPD RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 Forum SKPD oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Yogyakarta, 28 Maret 2016 Outline 1. Potensi dan Permasalahan Pembangunan Sektoral 2. Isu Strategis

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN P erencanaan Strategis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadhirat Allah SWT atas berkat dan karunia-nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI PROGRES IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI GUBERNUR BALI 1 KONDISI GEOGRAFIS DAN WILAYAH ADMINISTRASI

Lebih terperinci

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Peraturan Daerah Nomor Tanggal : : Tahun 2015 28 Desember 2015 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Tahun 2014 diharapkan dapat:

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Tahun 2014 diharapkan dapat: BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kelautan dan perikanan DIY Tahun 2014 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 NAMA SKPD : Dinas Perikanan Dan Kelautan NO KODE USULAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROGRAM/KEGIATAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR

Lebih terperinci

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil

URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DAERAH PROVINSI Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MERUPAKAN NO 1. Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil di luar minyak gas bumi Penerbitan izin pemanfaatan ruang laut di bawah 12 mil

Lebih terperinci

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013

Tabel IV.C.1.1 Rincian Program dan Realisasi Anggaran Urusan Perikanan Tahun 2013 C. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PERIKANAN Pembangunan pertanian khususnya sektor perikanan merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi, dalam hal ini sektor perikanan adalah sektor

Lebih terperinci

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT/ SATUAN KERJA APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN REKAPITULASI KEMAJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT/ SATUAN KERJA APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2017 Realisasi Sasaran Sisa Anggaran Pagu Anggaran Fisik () Keuangan No. Program / Kegiatan / Tolok Ukur Target Kinerja Ket Tertimbang Nama Kelompok Lokasi Tertimbang Kegiatan Rp. (Rp.) Instansi 1 2 3 4 5 6

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang selaku pelaksana tugas dan fungsi otonomi daerah di bidang

Lebih terperinci

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011

Tabel Capaian Kinerja Sasaran Urusan Kelautan Dan Perikanan. Tahun 2012 INDIKATOR SASARAN. Realisasi Tahun 2011 URUSAN PILIHAN. Kelautan dan Perikanan Pembangunan daerah tahun 20 pada urusan kelautan dan perikanan, Pemerintah Kabupaten Temanggung hanya melaksanakan urusan di bidang perikanan darat dilaksanakan dalam

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibuat sesuai ketentuan yang terkandung dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH HALAMAN JUDUL GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PERANGKAT DAERAH CONTOH KETERKAITAN RPJMD PERUBAHAN PROVINSI JAWA TIMUR 2014 2019 DENGAN RENSTRA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014-2019 RPJMD PERUBAHANTAHUN

Lebih terperinci

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN

TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN TABEL 5.1 TABEL RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KABUPATEN SUMENEP DINAS PERIKANAN KONDISI CAPAIAN KINERJA PROGRAM PRIORITAS DAN KERANGKA PENDANAAN

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PENETAPAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam produksi komoditi yang bersumber dari kekayaan alam terutama dalam sektor pertanian. Besarnya

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 37 NOMOR 37 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 37 NOMOR 37 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 37 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG Menimbang : DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Imam Bonjol No.134 Telp. 3546469 3546607 Fac. (024) 3551289 Web. : www.diskanlut-jateng.go.id, e-mail : diskanlutjateng@yahoo.com SEMARANG

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA UTARA

PROVINSI SUMATERA UTARA 2 PROVINSI SUMATERA UTARA VISI Menjadi Provinsi yang Berdaya Saing Menuju Sumatera Utara Sejahtera MISI 1. Membangun sumberdaya manusia yang memiliki integritas dalam berbangsa dan bernegara, religius

Lebih terperinci

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

B A B I V U r u s a n P i l i h a n K e l a u t a n d a n P e r i k a n a n URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir, Kota Semarang memiliki panjang pantai 36,63 km dengan

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81

PERSEN TASE (%) Dinas Kelautan dan Perikanan ,81 JUMLAH ,81 05. A. KEBIJAKAN PROGRAM Arah kebijakan program pada Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan diarahkan pada Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Optimal, dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 1. Visi Menurut Salusu ( 1996 ), visi adalah menggambarkan masa depan yang lebih baik, memberi harapan dan mimpi, tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Berkaitan

Lebih terperinci

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015 NAMA SKPD : Dinas Peran Dan Kelautan NO KODE TOLOK UKUR TARGET CAPAIAN KINERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 2.05.01 1 2.05.01.19 2.05.02 PROGRAM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas keseluruhan sekitar ± 5,18 juta km 2, dari luasan tersebut dimana luas daratannya sekitar ± 1,9 juta

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2016

RANCANGAN RENCANA KERJA PERUBAHAN (RENJA-P) TAHUN 2016 RANCANGAN RENCANA KERJA (RENJA-P) TAHUN 2016 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Landasan Hukum Penyusunan. 2 1.3 Maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Welly Yulianti, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas sekitar enam juta mil persegi, 2/3 diantaranya berupa laut, dan 1/3 wilayahnya berupa daratan. Negara

Lebih terperinci

Daftar Isi BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Realisasi Anggaran...

Daftar Isi BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Organisasi Realisasi Anggaran... Daftar Isi DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii PENGANTAR... iv RINGKASAN EKSEKUTIF... v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Visi dan Misi... 1 1.1.1 Visi.... 1 1.1.2 Misi... 2 1.2 Tujuan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEMAPARAN PROGRES IMPLEMENTASI FOKUS AREA RENCANA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA (GNP

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 109 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 2.4. Sasaran 4 Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat memiliki potensi untuk pengembangan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, baik perikanan air tawar, payau maupun

Lebih terperinci

4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN 2014 4.2.5 URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 4.2.5.1 KONDISI UMUM Sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang terletak di wilayah pesisir yang memiliki luas

Lebih terperinci

BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA. Perikanan Provinsi Sumatera Utara masih bernama LAND BOW dan sesudah

BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA. Perikanan Provinsi Sumatera Utara masih bernama LAND BOW dan sesudah BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Pada waktu penjajahan Belanda dan Jepang, dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara masih bernama LAND BOW dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDI DAYA IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA SKPD TAHUN 2015 KABUPATEN PANDEGLANG

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA SKPD TAHUN 2015 KABUPATEN PANDEGLANG Penanggung Jawab: Kode /Kegiatan RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RENJA TAHUN 2015 KABUPATEN PANDEGLANG Indikator /Kegiatan Kelompok Sasaran Lokasi Kegiatan Capaian Sumber Dana 2 PILIHAN 2.320.700.000,00

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DA TAHUN 2018-2021 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANA No Tujuan OPD Indikator Tujuan Sasaran OPD Indikator Sasaran (impact) Program/ Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu

Lebih terperinci

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21 DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 21 Dinas Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN ANGGARAN 2014 Tanggal : 25 Maret 2014

PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN ANGGARAN 2014 Tanggal : 25 Maret 2014 PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BENGKAYANG TAHUN ANGGARAN 2014 Tanggal : 25 Maret 2014 mengumumkan Rencana Umum /Jasa untuk pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Kata Pengantar 1 Daftar Isi... 2 BAB I. PENDAHULUAN... 3 1.1. Latar Belakang 3 1.2. Landasan Hukum. 5 1.3. Maksud dan Tujuan. 7 1.4. Sistematika Penulisan. 7 BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 I 1.1. Latar Belakang Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Terselenggaranya good governance menjadi prasyarat

Lebih terperinci

4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN

4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN 4 PEMBANGUNAN PERIKANAN DI WILAYAH PENELITIAN 4.1 Program Pembangunan Perikanan 4.1.1 Provinsi Banten Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten (2007) menyebutkan bahwa visi institusi tersebut untuk

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 13/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013 Halaman 1 dari 26 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 03 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 03 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 03 TAHUN 2001 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 40 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA MOR 16/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PROGRAM LEGISLASI KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018

RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018 RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2018 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2017 PERAN DISLAUTKAN DIY Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sektor kelautan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun

BAB I PENDAHULUAN. karena termasuk dalam Zone Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI). Namun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ± 17.504 pulau, dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 Km dan luas laut sekitar 3.273.810 Km². Sebagai negara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN

LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG Daftar Isi DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN SUMATERA UTARA. Perikanan Darat Daerah Sumatera Utara ini berlaku sampai dengan Tahun

BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN SUMATERA UTARA. Perikanan Darat Daerah Sumatera Utara ini berlaku sampai dengan Tahun BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Pada awal berdirinya Dinas Kelautan dan Perikanan adalah Dengan nama Jawatan Pertanian yang terdiri dari Seksi Perikanan Darat dan

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN. PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dana Alokasi Khusus. Tahun Penggunaan Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dana Alokasi Khusus. Tahun Penggunaan Petunjuk Teknis. No.180, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dana Alokasi Khusus. Tahun 2013. Penggunaan Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci