VI. PERANCANGAN PROGRAM

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM KONDISI PENDIDIKAN GURU SD DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. Setelah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, masih terdapat

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Perkembangan jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia

BAB III METODE KAJIAN

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2015 IMPLEMENTASI SISTEM D UAL MOD E UNIVERSITAS TERBUKA

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VI. PERUMUSAN STRATEGI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SWOT : PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR

III. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan

BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

BAB VI PENUTUP. produktif, adaptasi produk, kapasitas produksi, dokumen ekspor, dan biaya

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

BAB II KERANGKA TEORI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

SASARAN UTAMA PERENCANAAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa

IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA (UT)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Tidak dapat

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

IV. METODE PENELITIAN

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 2 Tahapan Studi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Karakteristik Industri Jasa Konsultan Non Konstruksi

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

METODOLOGI PENELITIAN

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

BAB III METODOLOGI KAJIAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

Gambar 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia 2015 Sumber : Dirjen Pendidikan Tinggi

BAB IV ANALISIS. Peningkatan kualitas..., Priyambodo Nur Ardi Nugroho, FT UI, 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB V ANALISA 5.1 Tahap Analisa 5.2 Analisa Jawaban Kuesioner Dari Hasil Penolahan Data Variabel Produk Variabel Harga

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI DAN PERSAINGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA. Budiyono dan Sri Laksmi Pardanawati STIE AAS Surakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

VI. PERANCANGAN PROGRAM Dalam merancang program kebijakan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendidikan guru di Kota dan Kabupaten Bogor, harus diperhitungkan keadaan yang mendukung agar dapat dilaksanakan pada saat diimplementasikan. Rancangan yang dibuat untuk kedua daerah kajian adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan analisis SWOT akan dilihat kondisi internal baik yang berupa kekuatan maupun kelemahan, dan kondisi ekternal yang meliputi peluang dan ancaman bagi Universitas Terbuka (UT) sebagai penyelenggara PJJ di Indonesia, termasuk di Kota dan Kabupaten Bogor. Dari analisis SWOT dapat dibuat strategi peningkatan pendidikan guru di Kota dan Kabupaten Bogor. Strategi yang dibuat untuk Kota Bogor tentunya akan berbeda dengan strategi yang dibuat untuk Kabupaten Bogor, karena kondisi internal dan eksternal di kedua daerah tersebut berbeda. Dari hasil yang diperoleh terdapat persamaan dan perbedaan kondisi internal dan ekternal yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor. Persamaannya adalah kedua daerah memilih UU Guru dan Dosen sebagai faktor pendorong utama untuk peningkatan pendidikan guru SD, dan dana sebagai kendala utama dalam peningkatan pendidikan guru SD. Sedangkan pelaku yang berperan terhadap peningkatan pendidikan guru SD dan alternatif sistem pendidikan yang dipilih oleh kedua daerah merupakan hal yang membedakan dari Kota dengan Kobupaten Bogor. Kota memilih guru sedangkan Kabupaten memilih Dinas Pendidikan sebagai pelaku utama. Kota memilih PJJ sedangkan Kabupaten memilih PJJ dan PTS sebagai alternatif sistem pendidikan yang paling sesuai untuk peningkatan pendidikan guru SD di daerahnya.

6. 1. KOTA BOGOR Berdasarkan hasil kajian mengenai alternatif kebijakan peningkatan pendidikan guru SD di Kota Bogor yang memilih alternatif menggunakan sistem PJJ dalam meningkatkan pendidikan guru SD, maka dengan menggunakan analisis SWOT disusun rancangan program yaitu strategi peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan sistem PJJ di Kota Bogor. Dalam analisis SWOT kekuatan dan kelemahan yang ada di UT sebagai penyelenggara PJJ termasuk dalam lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman terdapat dalam lingkungan eksternal. Tabel 18 menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki UT sebagai penyelenggara PJJ untuk guru SD di Kota Bogor sebagai berikut. 6.1.1. Lingkungan Internal Dalam lingkungan internal diuraikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh UT sebagai penyelenggara PJJ yang digunakan untuk modal membangun bidang pendidikan untuk guru SD yang ada di Kota Bogor, Selain kekuatan yang dimiliki UT harus dilihat pula kelemahan yang ada untuk mengetahui keadaan yang berpotensi mengganggu tujuan yang direncanakan untuk mengembangkan pendidikan di Kota Bogor a. Kekuatan Kekuatan yang dimiliki oleh UT adalah sangat berpengalaman sebagai penyelenggaraan PTJJ, memiliki jaringan kerjasama yang luas dalam dan luar negeri (termasuk dengan pemerintah Kota Bogor). UT juga memiliki kantor layanan bagi mahasiswa (kantor UPBJJ) yang luas tersebar di 37 daerah di Indonesia, dan salah satunya ada di Kota Bogor yang melayani Kota dan Kabupaten Bogor, serta beberapa daerah di sekitarnya. PJJ UT merupakan sistem belajar yang fleksibel khususnya bagi mereka yang sudah bekerja.

Tabel 18. Hasil Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal UT sebagai Penyelenggara PJJ di Kota Bogor Kekuatan Kelemahan 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerjasama yang luas termasuk dengan Kota Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya di Kota Bogor. 3. Merupakan wadah resmi (ada izin DIKTI) untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap daerah yang ada di UPBJJ seringkali tidak sama kecepatannya Peluang 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru yang belum S1 besar. 3. Respon pemerintah Kota Bogor sangat positif. 4. Perkembangan IT (Jardiknas) 5. Pilihan Kota Bogor adalah PJJ sebagai alternatif utama Ancaman 1. Prioritas pembangunan pendidikan masih untuk Wajar Dikdas dan SD gratis, bukan pada peningkatan pendidikan guru SD 2. Mahasiswa belum terbiasa dengan belajar mandiri sehingga pada sistem PJJ, jumlah yang tidak lulus relatif besar 3. Ketidak pahaman dinas dan guru akan prinsip PJJ Biaya pendidikan di UT termasuk yang sangat murah dibandingkan PTN atau PTS, dan untuk menjadi mahasiswa UT juga tidak sulit, dan UT merupakan PTN yang resmi diijinkan oleh DIKTI untuk menyelenggarakan program PGSD yang dikhususkan untuk guru SD dengan menggunakan sistem PJJ dengan tujuan memfasilitasi para guru yang tersebar di seluruh Indonesia dan tidak dapat dijangkau oleh PTN tatap muka. UT juga memungkinkan menerima mahasiswa dengan kapasitas yang tidak terbatas, karena PJJ-UT dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan massal, sehingga dapat menjangkau mereka yang memerlukan pendidikan dan terkendala oleh dana, ruang, dan waktu.

b. Kelemahan Kelemahan UT sebagai penyelenggara PJJ adalah kualitas sumberdaya yang dimiliki di setiap daerah (UPBJJ) tidak sama. Teknologi penunjang yang merupakan alat bantu utama (misalnya internet) juga tersedia secara tidak merata di setiap wilayah, hal ini dapat menghambat komunikasi dan pelayanan terhadap mahasiswa. Karena tidak semua guru dapat berkomunikasi langsung dengan pengurus UPBJJ, tetapi diwakilkan pada ketua kelompoknya, seringkali informasi tidak cepat sampai ke sasaran disebabkan karena lokasi. 6.1.2. Lingkungan Eksternal Dalam lingkungan eksternal, diuraikan peluang dan ancaman. Peluang adalah seluruh kemungkinan yang ada yang dapat membantu untuk dikembangkannya pendidikan guru SD, sedangkan ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membahayakan pelaksanaan pengembangan pendidikan guru SD di Kota Bogor. a. Peluang Peluang yang dimiliki oleh UT dalam meningkatkan pendidikan guru SD dengan sistem PJJ adalah adanya UU Guru dan Dosen yang dapat digunakan untuk memaksa peningkatan pendidikan guru SD menjadi S1. Populasi guru SD yang belum S1 yang besar, merupakan peluang bagi UT untuk menyediakan program yang dikehendaki yaitu PGSD. Hal ini didukung oleh pemerintah yang merespon keberadaan PJJ dengan sangat baik, dengan sudah dilaksanakannya kerja sama sejak sebelum otonomi. Perkembangan IT yang sangat pesat dan adanya kewajiban untuk menggunakan sistem Jardiknas dapat membantu percepatan penyampaian informasi ke seluruh jaringan UPBJJ. Selain

itu responden Kota Bogor memilih sistem PJJ sebagai alternatif sistem pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan pendidikan guru SD b. Ancaman Prioritas pembangunan pendidikan di Kota Bogor adalah mengentaskan Wajar Dikdas dan SD gratis bukan pada peningkatan pendidikan guru SD, hal ini merupakan ancaman bagi penyelenggaraan PJJ. Selain itu tidak semua guru memiliki kemandirian dalam belajar, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip PJJ yaitu kemandirian. Dalam PJJ para guru dimungkinkan untuk dapat mengatur dan menentukan nasib studinya secara mandiri (kapan dia akan mulai, belajar, dan menyelesaikan studinya). Kondisi ketidakmandirian ini mengakibatkan pada pendidikan dengan sistem PJJ jumlah yang tidak lulus cenderung besar. 6.1.3. Strategi Dari hasil analisis kondisi internal dan eksternal yang ada di UT, disusun rancangan program (Tabel 19) dan hasilnya berupa strategi yang akan digunakan oleh UT dalam peningkatan pendidikan guru SD di Kota Bogor, sebagai berikut. a. Dengan kekuatan UT sebagai PTN yang resmi mendapatkan izin untuk menyelenggarakan program PGSD yang khusus digunakan oleh guru SD dalam meningkatkan pendidikannya, maka UT harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan bagi mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). Peningkatan pelayanan ini akan mudah dilaksanakan oleh UT karena memiliki kantor unit program belajar jarak jauh (UPBJJ) yang berlokasi di Kota Bogor dan sudah memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk sistem manajemen kualitas. Selain itu UT juga harus dapat memanfaatkan perkembangan IT

(Jardiknas) yang disediakan oleh Depdiknas untuk memperluas jangkauan pembelajaran dan dalam upaya meningkatkan jumlah mahasiswa. Tabel 19. Rancangan Program Peningkatan Pendidikan Guru SD dengan Menggunakan Sistem PJJ-UT di Kota Bogor Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) EKSTERNAL LINGKUNGAN LINGKUNGAN INTERNAL 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerja sama yang luas termasuk dengan Kota Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh wilayah Indonesia (termasuk di Kota Bogor). 3. Merupakan wadah resmi (ada izin DIKTI) untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap daerah yang ada di UPBJJ seringkali tidak sama kecepatannya Peluang (Opportunities) 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru belum S1 besar. 3. Respon pemkot Bogor sangat positif. 4. Perkembangan IT (Jardiknas) 5. Pilihan Kota Bogor adalah PJJ sebagai alternatif utama Ancaman (Threats) 1. Prioritas pembangunan untuk Wajar Dikdas dan SD gratis, bukan pada pendidikan guru SD 2. Mahasiswa belum terbiasa belajar mandiri sehingga jumlah yang tidak lulus relatif besar 3. Belum paham prinsip PJJ SO alternatif 1. UT harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan bagi mahasiswa dan calon mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). 2. Meningkatkan penggunaan fasilitas IT (Jardiknas) untuk meningkatkan layanan, memperluas jangkauan dan meningkatkan jumlah mahasiswa ST alternatif 1. UT harus memperkuat promosi untuk menaikkan citra. 2. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, untuk meyakinkan akan pentingnya peningkatan pendidikan guru dengan menggunakan PJJ yang sangat sesuai dengan kondisi guru 3. Sosialisasi tentang PJJ WO alternatif 1. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan SDM UT 2. Meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang lulus WT alternatif 1. Pemberdayaan SDM untuk menggunakan seluruh fasilitas jaringan yang ada untuk antisipasi hambatan komunikasi dan sosialisasi untuk meningkatkan kemandirian mahasiswa

b. UT harus selalu memperkuat promosi untuk meningkatkan citra diri (brand image) dengan menunjukkan prestasi yang sudah dicapai dan diakui secara internasional (sertifikat ISO 9001:2000 Sistem Manajemen Mutu yang diperoleh untuk proses Pengembangan Bahan Ajar dan bahan Ujian, Layanan Bahan Ajar, Layanan Administrasi Akademik, dan Manajemen Layanan di 11 UPBJJ termasuk UPBJJ Bogor dan akreditasi internasional untuk penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dari ICDE: International Council for Distance Education. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, untuk meyakinkan pentingnya peningkatan pendidikan guru dengan PJJ dalam rangka melaksanakan UU Guru dan Dosen. Disamping itu UT harus selalu menyosialisasikan dan meyakinkan perlunya menggunakan sistem PJJ yang sangat sesuai bagi kondisi guru SD. c. Perlunya dilakukan pelatihan untuk meningkatkan fasilitas yang diperlukan serta kemampuan atau kompetensi SDM yang ada di UPBJJ. Selain itu UT harus meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan yang tersedia untuk meningkatkan sosialisasi tentang kemandirian dan jumlah mahasiswa sehingga dapat diharapkan jumlah mahasiswa yang lulus baik yang studinya diberi bea siswa atau secara swadana akan meningkat. d. UT juga perlu untuk melakukan pelatihan SDM-nya untuk menggunakan seluruh fasilitas yang dimiliki guna menanggulangi hambatan komunikasi baik dengan mitra maupun mahasiswa, dan dapat meyakinkan mahasiswa akan dapat meningkatkan cara belajar mandiri yang harus dilakukan oleh mahasiswa, hal ini berdampak pada meningkatkan jumlah kelulusan. 6.2. KABUPATEN BOGOR

6.2.1. Lingkungan Internal dan Eksternal Rancangan program untuk Kabupaten Bogor berupa strategi peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan sistem PJJ-UT di Kabupaten Bogor. Analisis dilakukan setelah melihat lingkungan internal dan eksternal UT. Lingkungan internal UT sebagai penyelenggara PJJ di Kota dan Kabupaten Bogor sebenarnya banyak memiliki kesamaan, yang membedakan dengan Kota Bogor adalah lingkungan eksternal yaitu pada peluang dan ancaman. Peluang untuk mengembangkan pendidikan guru di wilayah Kabupaten Bogor yang sangat luas (lebih dari empat kali luas Kota Bogor, bahkan jumlah desa yang ada di Kabupaten Bogor lebih dari enam kali lipat jumlah kelurahan yang ada di Kota Bogor). Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dalam meningkatkan pendidikan guru SD, dan sangat cocok jika menggunakan sistem belajar jarak jauh, karena dapat mengatasi kendala ruang dan waktu, apalagi para guru dibatasi oleh aturan untuk tidak meninggalkan tugasnya. Ancaman yang ada di Kabupaten Bogor adalah prioritas pembangunan pendidikan tidak untuk peningkatan guru SD, tetapi untuk mengentaskan wajar dikdas dan meningkatkan nilai IPM. Selain itu juga terlihat dari peluang guru untuk memilih PTJJ-UT sama besarnya dengan peluang guru SD memilih PTS, karena meskipun Kabupaten Bogor wilayahnya sangat luas ternyata daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor menawarkan kemudahan akses untuk dapat melanjutkan studi pada PTS yang ada di sana dan PTS ini meskipun tanpa izin dan menyediakan program yang bukan khusus untuk guru SD, namun menawarkan kemudahan dalam kelulusan. Sedangkan pada sistem PJJ terdapat kecenderungan banyaknya mahasiswa yang tidak lulus merupakan ancaman lain yang dapat menjadikan keberadaan PTS menjadi lebih disukai dari pada UT. Selain itu UT sebagai PTJJ tidak begitu baik di mata pemerintah Kabupaten

Bogor, karena mahasiswanya sulit untuk lulus. Tabel 20 menunjukkan hasil analisis linkungan internal dan eksternal yang ada di Kabupaten Bogor. Tabel 20. Hasil Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal UT sebagai Penyelenggara PJJ di Kabupaten Bogor Kekuatan Kelemahan 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerjasama yang luas termasuk dengan Kabupaten Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh Indonesia termasuk di Kota Bogor yang melayani Kabupaten Bogor 3. Merupakan wadah resmi untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap UPBJJ tidak sama 2. Sering terjadi hambatan komunikasi dalam melayani mahasiswa karena jangkauan mahasiswa di Kabupaten Bogor yang luas Peluang 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru yang belum S1 besar 3. Perkembangan IT (Jardiknas) 4. Wilayah Kabupaten Bogor sangat luas sangat cocok dengan sistem PJJ Ancaman 1. Prioritas pembangunan pendidikan di daerah bukan pada peningkatan pendidikan guru SD. 2. Dengan sistem PJJ jumlah yang tidak lulus cenderung besar, karena mahasiswa belum terbiasa mandiri. 3. PTS tanpa izin menyelenggarakan PGSD, menawarkan kelulusan dengan mudah dan cepat, 4. Peluang guru memilih PTJJ UT sama besarnya dengan guru yang memilih PTS 5. Citra UT sebagai PTJJ di mata pemerintah Kabupaten Bogor tidak terlalu baik. 6.2.2. Strategi Strategi yang disusun oleh UT sebagai penyelenggara PJJ, adalah peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan PJJ yang dapat diterapkan di Kabupaten Bogor, dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Rancangan Program Peningkatan Pendidikan Guru SD dengan Menggunakan Sistem PJJ-UT di Kabupaten Bogor

LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN INTERNAL Kekuatan (Strengths) 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerjasama yang luas termasuk dengan Kabupaten Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh Indonesia termasuk di Kota Bogor yang melayani Kabupaten Bogor 3. Merupakan wadah resmi untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah Kelemahan (Weaknesses) 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap UPBJJ tidak sama 2. Sering terjadi hambatan komunikasi dalam melayani mahasiswa karena jangkauan mahasiswa di Kabupaten Bogor yang luas Peluang (Opportunities) SO alternatif WO alternatif 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru yang belum S1 besar 3. Perkembangan IT (Jardiknas) 4. Wilayah Kabupaten Bogor sangat luas sangat cocok dengan sistem PJJ Ancaman (Threats) 1. Prioritas pembangunan bukan pada peningkatan pendidikan guru SD. 2. Jumlah yang tidak lulus pada sistem PJJ besar, karena belum mandiri 3. PTS tanpa izin penyelenggara PGSD, menawarkan kelulusan dengan mudah dan cepat, 4. Peluang memilih PTJJ UT sama besarnya dengan guru yang memilih PTS 5. Citra UT sebagai PTJJ di mata pemerintah Kabupaten Bogor tidak terlalu baik 1. UT harus meningkatkan kualitas pelayanan bagi mahasiswa, mitra dan calon mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). 2. Meningkatkan penggunaan fasilitas IT (Jardiknas) untuk memperluas jangkauan pembelajaran bagi mahasiswa dan upaya meningkatkan jumlah mahasiswa ST alternatif 1. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, untuk sosialisasi pentingnya PJJ sebagai sistem yang legal dan paling sesuai bagi guru seperti yang dikehendaki UU Guru dan Dosen. 2. Sosialisasi secara terus-menerus ke pemda akan keuntungan penggunaan sistem PJJ, sehingga pemahaman akan PJJ dan minat guru akan penggunaan PJJ akan meningkat. 3. UT harus memperkuat promosi untuk menaikkan citra dengan layanan untuk mengurangi kesan buruk pemkab terhadap UT 1. Pelatihan meningkatkan kompetensi SDM 2. Meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan untuk meningkatkan layanan dan jumlah mahasiswa yang lulus WT alternatif 1. UT harus lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dengan melakukan pelatihan untuk menanggulangi hambatan komunikasi dan keterbatasan PJJ.

a. Dengan kekuatan UT sebagai PTN yang resmi mendapatkan izin untuk menyelenggarakan program PGSD yang khusus digunakan oleh guru SD dalam meningkatkan pendidikannya, UT harus lebih meningkatkan kualitas layanan bagi mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). Peningkatan pelayanan ini akan mudah dilaksanakan oleh UT dengan memanfaatkan jaringan IT (Jardiknas) untuk memperluas jangkauan pembelajaran bagi mahasiswa dan upaya menjaring serta meningkatkan jumlah mahasiswa. b. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, terutama dengan pemda untuk sosialisasi pentingnya PJJ sebagai sistem yang paling sesuai dan legal bagi guru SD. UT harus selalu meng-update seluruh informasi yang diperlukan bagi aparat yang bertanggung jawab terhadap pendidikan guru di Kabupaten Bogor, dan melakukan pendekatan kerja sama yang efektif untuk menawarkan program PJJ sebagai pilihan utama dan paling sesuai untuk meningkatkan pendidikan guru SD di Kabupaten Bogor. UT juga harus meningkatkan citra diri dengan menunjukkan prestasi nasional maupun internasional yang sudah dicapai. UPBJJ-UT Bogor sudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 sistem manajemen mutu untuk pengelolaan belajar jarak jauh, serta akreditasi internasional dari ICDE (International Council for Distance Education). UT harus melakukan sosialisasi akan keuntungan menggunakan PJJ, serta pentingnya PJJ sebagai sistem yang diciptakan untuk saling bersubtitusi dengan sistem pendidikan tatap muka, karena kedua sistem tersebut tidak dapat berjalan sendiri, dan PJJ adalah solusi untuk mereka yang terkendala oleh ruang dan waktu dalam meningkatkan pendidikan. c. UT juga harus melakukan promosi untuk meningkatkan citra diri, dengan memberikan pelayanan yang prima bagi mahasiswa serta mitra kerja.

Dengan layanan prima dan akreditasi dari ICDE serta sertifikat ISO 9001:2000 tentang sistem manajemen mutu yang bertaraf internasional, diharapkan citra pemeritah daerah terhadap keberadaan UT dapat dihapus menjadi lebih baik. d. Perlunya dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi SDM yang ada di UPBJJ. Meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dan jumlah yang lulus. 6.3. PELAKSANAAN DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR Dalam meningkatkan pendidikan guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor diperlukan usaha yang berbeda karena adanya perbedaan dalam prioritas yang dipilih oleh guru dalam menggunakan sistem pendidikan, yaitu Kota Bogor memilih PJJ sedangkan Kabupaten Bogor memilih tidak hanya PJJ namun pada prioritas yang sama justru guru lebih memilih PTS. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh kedua daerah adalah sama, menyangkut dana. Untuk mengatasi masalah dana, saat ini dana bea siswa yang dahulu disalurkan lewat Dirjen PMPTK untuk membiayai guru di seluruh Indonesia, sekarang disalurkan lagi lewat dana dekonsentrasi yang disalurkan lewat pemerintah provinsi. Masalah yang muncul berkenaan dengan dana dekonsentrasi ini adalah diperlukan adanya aturan yang jelas tentang penggunaan secara teknis di lapangan. Bila sebagian besar kewenangan bidang pendidikan dasar dan menengah sudah diserahkan ke pemerintah kota atau kabupaten, sudah seharusnya pengalokasian dana dekonsentrasi ini juga mengikuti aturan ini, bukan dikelola oleh provinsi sedangkan dilapangan sebagai

pelaksana adalah kota/kabupaten yang tidak memperoleh bagian dari dana yang dikucurkan hal ini tentunya menimbulkan rasa ketidakadilan. Saat ini penggunaan dana dekonsentrasi untuk membiayai pendidikan guru SD dilaksanakan dengan menggunakan sistem kuota sesuai dengan peta penyebaran guru di setiap provinsi, sampai ke kota dan kabupaten. Bila kuota sudah disepakati, maka dinas pendidikan membagikannya kepada guru yang belum S1 untuk memilih PT yang sesuai dan berizin untuk menyelenggarakan program PGSD. Jadi bagi Kota Bogor, strategi peningkatan pendidikan guru SD menggunakan sistem PJJ dengan kendala dana akan mudah untuk dilaksanakan. Pengalaman Kota Bogor yang selama ini meningkatkan pendidikan guru dengan menggunakan sistem PJJ merupakan fakta yang sangat mendukung penyelesaian masalah pendidikan guru saat ini. Bagi Kabupaten Bogor, masalah dana dapat diatasi dengan menggunakan dana dekonsentrasi, sedangkan penggunaan PJJ masih memiliki keunggulan untuk dijadikan alternatif utama peningkatan pendidikan guru SD di Kabupaten Bogor, hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pelayanan dan peningkatan citra diri, dengan membuktikan diperolehnya pengakuan internasional ICDE serta sertifikat ISO 9001:2000 untuk manajemen sistem kualitas bagi pengelolaan UPBJJ Bogor. Hal lain yang menjadi ciri khas PJJ-UT menyangkut pada keistimewaannya dalam menanggulangi kendala ruang dan waktu, serta biayanya yang sangat murah. Alternatif lain adalah dengan menggunakan dua sistem yaitu tatap muka maupun PJJ. Bila PJJ secata legal memang diperuntukkan untuk menanggulangi masalah pendidikan guru SD dengan program PGSD, dan segala kendalanya, maka untuk PTS yang masih ilegal ini yang paling penting dilakukan adalah

meningkatkan status PTS menjadi PTS yang secara hukum memiliki legalitas sebagai penyelenggara program PGSD.