BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

Modul ke: 15Fakultas. 15Ilmu. Patricia Robin, S.I.Kom., M.I.Kom. Komunikasi. Program Studi Broadcasting

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Akhirnya penulis sampai pada bab kesimpulan setelah menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tampilannya yang audio visual, film sangat digemari oleh masyarakat. Film

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diputar sehingga menghasilkan sebuah gambar bergerak yang disajikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

Menulis Skenario Drama. Modul ke: 15FIKOM. Fakultas. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan film yang diangkat dari sebuah novel bukanlah hal baru. Para

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi menjadi semakin canggih. Salah satu perkembangan media informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

CREATIVE THINKING. Mencari dan Menemukan Ide Cerita. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II KAJIAN TEORI. adalah pengubahan karya sastra atau kesenian menjadi bentuk kesenian yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Konsep toleransi seperti yang dapat disimpulkan dalam film ini sangatlah

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra di Indonesia banyak mengalami perkembangan. Perkembangan

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal mau pun non verbal antara si

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Film berperan sebagai komunikasi bahasa. Film mengungkapkan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

KONSTRUKSI DRAMATIK SINEMATOGRAFI

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

DAFTAR ISI ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini lebih variatif dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Bila

BAB 1 PENDAHULUAN. bertanggung jawab saat pra-produksi, produksi dan pasca produksi. dari siapapun, termasuk penulis naskah, sutradara atau produser.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam alur penyajian novel dan film memperlihatkan penyajian yang berbeda, meski sama- sama di dominasi oleh dialog dan peristiwa. Dalam film, banyak peristiwa yang di tiadakan sehingga menimbulkan kesan cepat. Berbeda dengan penyajian di novel yang terkesan lambat, karena adanya penekanan cerita di dalam novel. Pada novel pengarang bebas mengekspresikan apa saja yang ingin di ceritakan karena tidak adanya keterbatasaan waktu pada film. Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini dan sesuai dengan apa yang di deskripsikan dalam hasil penelitian dan pembahasaan, maka di peroleh kesimpulan yaitu : 1. Dari hasil analisa dapat di lihat bahwa dalam setiap sequence film Bangun Lagi Dong Lupus terdapat tema yang berbeda-beda. Tema persahabatan lebih mendominasi dengan persentase 33,3% terdapat pada sequence 4,5,10 dan 11. Kecenderunga tema yang terdapat pada novel Bangun Lagi Dong Lupus adalah tema percintaan dengan persentase sebanyak 44,7% terdapat pada bab 2,3,5,6,11,12,18,19,20,21,26,27,28,29,35,36 dan 48. 2. Film Bangun Lagi Dong Lupus sebagian besar opening di mulai dengan gawatan atau rising action yakni sebesar 75%. kecenderungan pada opening novel juga sama dengan film yakni dimana persentasi untuk rising action sebesar 79%. 77

78 3. Pada film tiap sequence menampilkan Lupus sebagai tokoh utama dengan persentase 91,7% dan pada sequence ke 9 menampilkan Boim sebagai tokoh utama yang di kejar debt collector. Pada novel tokoh protagonis Lupus mendapat persentase 73,7% dan 36,3% tokoh utama pada bab novel adalah sidekick yaitu teman-teman Lupus. 4. Dari hasil analisis diketahui seluruh sequence yang terdapat pada film dan novel Bangun lagi Dong Lupus menggunakan alur maju dengan persentase 100% 5. Konflik yang terjadi pada film Bangun lagi Dong Lupus merupakan konflik internal dimana persentasenya mencapai 67%. Sedangkan konflik yang terjadi di novel juga cenderung terhadap konflik internal sebanyak 71%, namun beberapa konfliknya tidak dapat di visualisasikan. 6. Dari analisa gaya bahasa yang digunakan pada film cenderung menggunakan bahasa sehari-hari terlihat dari persentasenya sebesar 100% Sedangkan gaya bahasa novel pun yang digunakan tidak jauh berbeda yaitu dengan menggunakan gaya bahasa sehari-hari yang sama-sama mendapatkan persentase sebesar 100%. Yang membedakan hanya pemvisualisasian makna pembaca dan penonton. 7. Closing pada tiap sequence film di dominasi oleh happy ending yang diakhiri Lupus bersama teman-temannya atau keluarga ini terlihat dari persentase yang mencapai 66,6%, Dan closing pada novel cenderung menunjukkan sad ending, biasanya cerita pada tiap bab di tutup dengan ke

79 tidak beruntungan Lupus ataupun orang-orang di sekitarnya.terlihat dari persentasenya yang mencapai 60,5% 8. Hasil penelitian menunjukan pada film lebih beragam pesannya. Isi pesan moral mendominasi sebesar 75%. Dari hasil analisa pada novel, pesan moral juga mendapat persentase lebih banyak yaitu 89,5%. 9. Dari hasil penelitian diketahui bahwa pola yang di gunakan dalam film cenderung menggunakan pola cinta yang mendapat persentase sebesar 75%, sedangkan pola keluarga mendapat persentase sebesar 25%. Pada novel Bangun Lagi Dong Lupus adalah pola cinta juga mendomonasi sebesar 78,9%, pola keluarga memperoleh 15,7% terakhir pola sukses dan pengorbanan mendapat persentase yang sama 2,6%. 10. Dari Analisa menunjukan bahwa novel dan film bangun lagi Dong Lupus si pencerita menempatkan diri sebagai orang ketiga serba tahu dengan persentase 100%. Dimana sang pencerita berada di luar cerita dan tidak terlibat dalam cerita tersebut tapi pencerita menceritakan sampai pada apa yang ada dalam perasaan dan pikiran tokoh. 11. Hasil analisa penulis mengenai unsur dramatik pada film Bangun Lagi Dong Lupus, terdapat unsur dramatik berupa konflik berupa persentase sebesar 75%. Konflik pada novel terjadi pada hampir setiap bab oleh karena itu persentase yang di dapat sebesar 81,6% 12. Berdasarkan hasil analisa di ketahui bahwa tipologi tokoh Lupus pada Film adalah Sanguinis yang mendapat persentase 100% yaitu dimana sang karakter tokoh utama Lupus adalah seorang yang periang, gaul, mudah

80 beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Tipologi tokoh pada novel lebih beragam setiap babnya namun tipe sanguinis mendominasi dengan persentase 68,4% Meski terdapat bagian-bagian yang tidak sepenuhnya sama antara film dan novel, namun adaptasi dalam bentuk teks menjadi visual memang tidak mudah di lakukan. Karena dalam novel pengarang dapat dengan menceritakan apa yang ingin di sampaikan tanpa terbatas waktu dan ruang imajinasi. Sedangkan pada film sutradara dan penulis skenario harus mengubah teks drama yang di buat pengarang menjadi betuk visual yang tidak jauh dari novel dengan keterbatasan waktu, maka dari itu banyak bagian dari novel yang tidak dapan di tampilkan di film. Pada film dan novel pun menampilkan ending yang berbeda agar menimbulkan drama yang menarik untuk penonton. Hasil penelitian membuktikan bahwa film Bangun lagi Dong Lupus merupakan salah satu dari karya satra yang mendapat sedikit perombakan dari novelnya. Selain dari hasil analisis diatas, dimana analisis tersebut berdasarkan dari dua coder yang menjadi peneliti. Penulis pun memiliki analisis sendiri dengan menggunakan Teori Adaptasi Novel ke dalam Film, ddan film Bangun Lagi Dong Lupus ini di kategorikan ke dalam Lose Adaptation karena ada unsur penceritaan yang terdapat dalam teks ditidakan dan tidak di masukan ke dalam film, beberapa unsur dalam film diganti atau di tambahkan. Ini terlihat pada ending cerita yang pada novel dituliskan Lupus memberikan beasiswanya ke Amerika pada Anto namun pada film hanya di

81 ceritakan Lupus dan Poppy berduaan di sebuah lapangan. Pada ending ini jelas bahwa perubahan yang di lakukan oleh sutradara untuk membuat film ini menjadi lebih menarik dengan menambahkan unsur percintaan romatis. 5.2 Saran Sebagai bahan masukan, penulis akan mengungkapkan beberapa hal yang terkait dengan pengangkatan novel Bangun Lagi Dong Lupus ke dalam film: 1. Ekomando Production bersama sutradara hendaknya tidak mengurangi ke jahilan Lupus si tokoh utama yang sudah melekat pada masyarakat 2. Sutradara hendaknya lebih mengikuti naskah yang di tulis penulis skenario yang sekaligus penulis novel agar cerita pada novel dapat di visualiasaikan dengan baik pada film. 3. Sutradara hendaknya tidak merubah beberapa cerita yang terdapat pada novel dan film terlalu berbeda dengan novel agar penonton yang sebelumnya sudah membac a novel tidak kecewa setelah memonton filmnya 4. Selalu melahirkan karya-karya sinematografi nasional yang lebih berkualitas untuk memajukan industri perfilman nasional, baik dari segi penceritaan, peokohan maupun visual gambar.