Lampiran 1 Bagan alir penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

LAMPIRAN. 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l. Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

LAMPIRAN. 3. Pembuatan natriimi tiosulfat 0,02 N Sebanyak 20 ml natrium tiosulfat 0,1 N diencerkan dalam 100 ml aquadest

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA


Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pendahuluan berupa uji warna untuk mengetahui golongan senyawa metabolit

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan komersil (% bobot kering) Lampiran 2. Hasil analisis kualitas air hari pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

KIMIA TERAPAN LARUTAN

MENYARING DAN MENDEKANTASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LEMBARAN SOAL 4. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LAMPIRAN. Lampiran 1. Pembakuan HCl dan Perhitungan Kadar Kandungan Boraks

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

8. ASIDI-ALKALINITAS

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

LAMPIRAN. Data Hasil Penelitian dan Perhitungan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Lampiran 1. Flowsheet pembuatan dry ethanol

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

3 METODOLOGI PENELITIAN

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Transkripsi:

LAMPIRAN 10

11 Lampiran 1 Bagan alir penelitian Botol PET kosong diisi dengan air minum dan didiamkan selama enam jam Sampel botol dan isinya Pengukuran DEHP terlarut awal Isi air dibuang, botol dibiarkan kosong dan diisi kembali pada esok harinya di jam yang sama Dipanaskan pada suhu 32 o C selama 3 jam Proses diulang sampai hari kesembilan 75 ml sampel dinetralkan dengan NaOH atau HCl 0.1 N Pengukuran DEHP terlarut pada hari kesepuluh 20 gram NaCl ditambahkan ke dalam sampel Campuran diekstrak dalam vial tertutup selama 12 jam dengan 3 ml diklorometana Kandungan DEHP dianalisis menggunakan GC/MS

12 Lampiran 2 Analisis karakteristik kimia sampel air untuk isi ulang Sampel air untuk isi ulang Pengukuran ph dan konduktivitas Pengukuran alkalinitas Pengukuran Kandungan Oksigen terlarut Standarisasi HCl 0,1 N Penentuan nilai alkalinitas

13 Lampiran 3 Konsentrasi DEHP blangko, standar, dan sampel Jenis sampel Luas puncak Luas puncak terkoreksi Konsentrasi (ppm) Konsentrasi (ppb) Blangko 6544 - Standar 0.05 ppm 28076 21532 Standar 0.1 ppm 35994 29450 Standar 0.2 ppm 49881 43337 Standar 0.4 ppm 88824 82280 Standar 0.6 ppm 109187 102643 Standar 0.8 ppm 201119 194575 Standar 1 ppm 240855 234311 Air Mineral tanpa pemanasan 59188 52644 0.2812 11.248 Air Mineral setelah pemanasan 26780 20236 < 0.05 < 2 Na-benzoat tanpa pemanasan 64170 57626 0.3013 12.052 Na-benzoat setelah pemanasan 23922 17378 < 0.05 < 2 K-sorbat dan Na-benzoat tanpa 12048 5504 < 0.05 < 2 pemanasan K-sorbat dan Na-benzoat setelah 30166 23622 0.0625 2.5 pemanasan Antioksidan tanpa pemanasan 7485 941 < 0.05 < 2 Antioksidan setelah pemanasan 35052 28508 0.0964 3.856 Blangko air isi ulang 5382 - - - Air Mineral isi ulang 3017 - - - Na-benzoat isi ulang 80827 74283 0.3687 14.748 K-sorbat dan Na-benzoat isi 2407 - - - ulang Antioksidan isi ulang 6625 81 < 0.05 < 2 Contoh perhitungan Luas puncak terkoreksi = Luas puncak sampel luas puncak blangko = 28076 6544 = 21532 Kurva hubungan antara Luas puncak terkoreksi dengan konsentrasi standar (pengukuran sampel dengan luas puncak terkoreksi 21532 43337)

14 Lampiran 3 Lanjutan Hasil perhitungan penetapan DEHP terlarut pada sampel minuman ringan berpengawet K-sorbat dan Na-benzoat setelah pemanasan: y = 144438.571x 14588.50 23622 = 144438.571x 14588.50 x = 0.0625 ppm Konsentrasi DEHP dalam (ppb) = Konsentrasi terukur (ppb)/faktor pemekatan = 62.5/25 = 2.5 ppb Kurva hubungan antara Luas puncak terkoreksi dengan konsentrasi standar (pengukuran sampel dengan luas puncak terkoreksi > 43337) Hasil perhitungan penetapan DEHP terlarut pada sampel minuman ringan berpengawet Na-benzoat tanpa pemanasan: y = 247121.5x 16843.700 57626 = 241721.5x 16843.700 x = 0.3013 ppm Konsentrasi DEHP dalam (ppb) = Konsentrasi terukur (ppb)/faktor pemekatan = 301.5/25 = 12.052 ppb

15 Lampiran 4 Penentuan oksigen terlarut Massa KIO 3 : 0.0466 gram BE = 1/6 BM N KIO 3 = gram/be x 1000/50 = 0.0466/35.67 x 20 = 0.0261 N Massa KI yang ditimbang: 8.3359 N KI = 8.3359/166.01 x 1000/50 = 1.0043 N BE = BM Tabel Standarisasi Na 2 S 2 O 3 dengan KIO 3 0.0261 N Ulangan Volume Volume Na 2 S 2 O 3 (ml) Na 2 S 2 O 3 KIO 3 (ml) awal akhir terpakai (N) 1 10 0.50 11.50 11.00 0.0237 2 10 11.80 22.90 11.10 0.0235 3 10 22.90 34.20 11.30 0.0231 Rerata 0.0234 Reaksi : KIO 3 + 5KI + 6HCl 6KCl + 3I 2 + 3H 2 O Indikator : Amilum Perubahan warna: Biru tua-kuning muda-tidak berwarna Contoh Perhitungan: V 1 N 1 = V 2 N 2 10 ml x 0.0261 N = 11 ml x N 2 N 2 = 0.0237 Pembuatan larutan: Larutan Natrium tiosulfat 0.025N dibuat dengan melarutkan 6.2 gram Na 2 S 2 O 3.5H 2 O (p.a) ke dalam akuades dan kemudian diencerkan sampai 1 liter. Larutan MnSO 4 dibuat dengan cara melarutkan 9.1 gram MnSO 4.H 2 O ke dalam 25 ml air akuades. Larutan Alkali Iodida Azida dibuat dengan melarutkan padatan NaOH sebanyak 50 gram dan 15 gram KI ke dalam akuades sampai 100 ml. Kemudian ditambahkan larutan 1 gram NaN3 dalam 4 ml akuades. Larutan Amilum dibuat dengan melarutkan 2 gram amilum dan 0.2 gram asam salisilat kemudian dilarutkan ke dalam akuades yang telah dididihkan sebanyak 100 ml. Tabel penentuan oksigen terlarut (DO) Ulangan Volume Volume Na 2 S 2 O 3 (ml) DO sampel (ml) awal akhir terpakai (mg/l) 1 50 34.30 36.00 1.70 6.41 2 50 36.00 37.70 1.70 6.41 3 50 37.70 39.40 1.70 6.41 Rerata 6.41 Reaksi: MnSO 4 + 2NaOH Mn(OH) 2 + Na 2 SO 4 Mn(OH) 2 + O H 2 MnO 3 H 2 MnO 3 + 2H 2 SO 4 + 2KI MnSO 4 + 3H 2 O + K 2 SO 4 + I 2 2Na 2 S 2 O 3 + 2I 2 2NaI + Na 2 S 4 O 6

16 Lampiran 4 Lanjutan Indikator : Amilum Perubahan warna : Kuning-kuning muda-tidak berwarna Contoh perhitungan : DO(mg/L) = V tiosulfat x N tiosulfat x BE O 2 x Vb x 1000 Vs x (Vb - 2) = 1.70 x 0.0234 x 8 x 250 x 1000 50 x (250 2) = 6.41 mg/l

17 Lampiran 5 Penentuan nilai alkalinitas Massa boraks yang ditimbang : 1,9353 BE = ½ BM Nboraks = gram/be x 1000/100 = 1,9353/190,685 x 10 = 0,1015 N HCl 1 N di buat dengan cara mengambil 8,25 ml HCl pekat ke dalam labu takar 100 ml HCl 0,1 N dibuat dengan persamaan V 1 N 1 = V 2 N 2 1N V 1 = 100 ml x 0,1 N V 1 = 10 ml Tabel Standarisasi HCl dengan boraks 0,1015 N Ulangan Volume Volume HCl (ml) HCl (N) boraks awal akhir terpakai (ml) 1 10 0.30 14.00 13.70 0.0741 2 10 14.00 28.20 14.20 0.0715 3 10 28.20 42.30 14.10 0.0720 Rerata 0.0725 Reaksi : 2HCl + Na 2 B 4 0 7 + 5H 2 0 2 NaCl + 4H 3 BO 3 Indikator : merah metil Perubahan warna: kuning menjadi merah Contoh perhitungan: V 1 N 1 = V 2 N 2 10 ml x 0.1015 = 13.70 x N 2 N 2 = 0.0741 Tabel penentuan nilai alkalinitas Ulangan Volume Volume HCl (ml) mg sampel awal akhir terpakai CaCO 3 /L (ml) 1 100 10.30 10.70 0.4 14.50 2 100 10.70 11.00 0.3 10.87 3 100 11.20 11.50 0.3 10.87 Rerata 12.08 Reaksi : 2HCl + CaCO 3 CaCl 2 + H 2 CO 3 Indikator : Jingga Metil Perubahan warna : Kuning menjadi Jingga Contoh Perhitungan: mg CaCO 3 /L = A x N x 50000/mL sampel = 0.4 x 0.0725 x 50000/100 ml = 14.50