EKSPLORASI SUMBER DAYA PERAIRAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

dokumen-dokumen yang mirip
DAYA PERAIRAN. Fisheries Department UMM

JENIS USAHA PERIKANAN

Definisi alat penangkap ikan: sarana dan perlengkapan atau bendabenda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan Pengertian sarana: sarana apung

ALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

PENGANTAR ILMU PERIKANAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 TINJAUAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI MALUKU

Perikanan: Armada & Alat Tangkap

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014

KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2011

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Pengumunan terkait revisi Dosen Pengampu dan Materi DPI

II. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saskia (1996), yang menganalisis

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

KONDISI PERIKANAN TANGKAP DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) INDONESIA. Rinda Noviyanti 1 Universitas Terbuka, Jakarta. rinda@ut.ac.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2004 SERI C NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap

ANALISIS KECENDERUNGAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN LAUT HALMAHERA TAHUN Adrian A. Boleu & Darius Arkwright

DRAFT KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PRODUKTIVITAS KAPAL PENANGKAP IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA. Alat ini umumnya digunakan untuk menangkap ikan menhaden (Brevoortia

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI (OBJEK PENELITIAN)

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2004 TENTANG IZIN USAHA PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

POTENSI SUMBERDAYA LAUT PERAIRAN INDONESIA TIMUR DAN TINGKAT PEMANFAATANNYA KE DEPAN OLEH MASYARAKAT PANTAI DAN NELAYAN SETEMPAT*

Karakteristik Perikanan Laut Indonesia

Status Perikanan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI 571) Laut Andaman dan Selat Malaka 1

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Keragaan dan alokasi optimum alat penangkapan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Selat Makassar

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Informasi tentang kerusakan alam diabadikan dalam Al-Qur an Surah

PENDAHULUAN METODE PENANGKAPAN IKAN TIM

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Jaring Angkat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

rovinsi alam ngka 2011

BAB I PENDAHULUAN. di udara, darat, maupun laut. Keanekaragaman hayati juga merujuk pada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *)

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/KEPMEN-KP/2015 TENTANG RENCANA PENGELOLAAN PERIKANAN TUNA, CAKALANG DAN TONGKOL

MALUKU SEBAGAI LUMBUNG IKAN NASIONAL: TINJAUAN ATAS SUATU KEBIJAKAN

(TCT) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KWANDANG - GORONTALO ARTIKEL RUSTAM ABDULLAH NPM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

Penanggulangan Kegiatan Destructive Fishing dalam Upaya Menjaga Sustainability Sumber Daya Kelautan dan Perikanan

4 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP DI SULAWESI SELATAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PAPER TEKNIK PENANGKAPAN IKAN ALAT TANGKAP IKAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKALAH ALAT TANGKAP DRIVE IN NETS

FISHING GEAR PERFORMANCE ON SKIPJACK TUNA IN BONE BAY DISTRICT LUWU

Transkripsi:

EKSPLORASI SUMBER DAYA PERAIRAN Riza Rahman Hakim, S.Pi

Pendahuluan Kontribusi produksi perikanan nasional sampai saat ini masih didominasi usaha perikanan tangkap, khususnya perikanan laut. Produksi perikanan tangkap periode 2000 2003 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,21% per tahun, yakni 5,107 juta ton pada tahun 2000 menjadi 5,948 juta ton pada tahun 2003. Selama periode tahun 2004 2005 sampai dengan kuartal ke-2, PDB subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar 8,78%, jauh lebih tinggi daripada kenaikan PDB sektor pertanian, peternakan, dan kehutanan sebesar 5,80%. Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDB sektor pertanian dalam arti luas terus meningkat, yakni pada tahun 2004 mencapai sekitar 15%, pada tahun 2005 meningkat menjadi 15,68%.

Berdasarkan data badan pangan dunia FAO tahun 1994, menyebutkan Indonesia menempati urutan ke-7 sebagai produsen perikanan dunia, setelah China, Peru, Jepang, Chile, USA dan India. Maka sejak tahun 2002, dengan produksi 5,6 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara produsen ikan terbesar ke-6 dunia, setelah China, Peru, India, Jepang dan USA

Berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2003, dinyatakan bahwa daya saing industri Indonesia saat ini bergeser ke arah industri berbasis sumberdaya alam, diantaranya termasuk industri berbasis perikanan.

TREND PRODUKSI PERIKANAN DUNIA 120,000,000 100,000,000 Produksi (Metric Tons) 80,000,000 60,000,000 40,000,000 WORLD CAPTURE FISHERIES 20,000,000 WORLD AQUACULTURE - 1980 1990 2000 2002 2010 - - - - - - : Prediksi Sumber : FAO (2004)

POTENSI DAN PEMANFATAN SDA KELAUTAN DAN PERIKANAN

DASAR PEMIKIRAN Dan Dialah yang menundukkan lautan supaya kamu dapat memakan daripadanya daging yang lembut, dan kamu keluarkan dari padanya perhiasan yang dapat kamu pakai; dan engkau lihat bahtera berlayar padanya, dan agar kamu mencari karunia-nya supaya kamu bersyukur. (Al Qur an, Surat An Nahl Ayat 14)

POTENSI SDA KELAUTAN DAN PERIKANAN Al Qur an Surat An Nahl Ayat 14 dan UUD 1945 Ps. 33 (2) Kekayaan Maritim Indonesia Transportasi dan Perhubungan Pelabuhan Laut Perikanan Tangkap Dan Budidaya Pariwisata Bahari Energi dan Mineral Lepas Pantai Pembangunan Ekonomi Maritim Indonesia (Economic Prime Mover) Kesejahteraan Rakyat Harta Karun

PERIKANAN TANGKAP POTENSI PERIKANAN P o t e n s i : 6,7, ton/tahun tahun Dimanfaatkan : 3,9 juta ton/tahun tahun

Kelompok Sumber Daya Wilayah Pengelolaan Perikanan Perairan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Indonesia Ikan Pelagis Besar Potensi (10 3 ton/tahun) 27,67 66,08 55,00 193,60 104,12 106,51 175,26 50,86 386,26 1.165,36 Produksi (10 3 ton/tahun) 35,27 35,16 137,82 85,10 29,10 37,46 153,43 34,55 188,28 736,17 Pemanfaatan (%) >100 53,21 >100 43,96 27,95 35,17 87,54 67,93 48,74 63,17 Ikan Pelagis Kecil Potensi (10 3 ton/tahun) 147,30 621,50 340,00 605,44 132,00 379,44 384,75 468,66 526,57 3.605,66 Produksi (10 3 ton/tahun) 132,70 205,53 507,53 333,35 146,47 119,43 62,45 12,31 264,56 1.784,33 Pemanfaatan (%) 90,15 33,07 >100 55,06 >100 31,48 16,23 2,63 50,21 49,49 Ikan Demersal Potensi (10 3 ton/tahun) 82,40 334,80 375,20 87,20 9,32 83,84 54,86 202,34 135,13 1.365,09 Produksi (10 3 ton/tahun) 146,23 54,69 334,92 167,38 43,20 32,14 15,31 156,80 134,83 1.085,50 Pemanfaatan (%) >100 16,34 89,26 >100 >100 38,33 27,91 77,49 99,78 79,52 Ikan Karang Konsumsi Potensi (10 3 ton/tahun) 5,00 21,57 9,50 34,10 32,10 12,50 14,50 3,10 12,88 145,25 Produksi (10 3 ton/tahun) 21,60 7,88 48,24 24,11 6,22 4,63 2,21 22,58 19,42 156,89 Pemanfaatan (%) >100 36,53 >100 70,70 19,38 37,04 15,24 >100 >100 >100 Udang Penaeid Potensi (10 3 ton/tahun) 11,40 10,00 11,40 4,80 0,00 0,90 2,50 43,10 10,70 94,80 Produksi (10 3 ton/tahun) 49,46 70,51 52,86 36,91 0,00 1,11 2,18 36,67 10,24 259,94 Pemanfaatan (%) >100 >100 >100 >100 0,00 >100 87,20 85,08 95,70 >100 Lobster Potensi (10 3 ton/tahun) 0,40 0,40 0,50 0,70 0,40 0,30 0,40 0,10 1,60 4,80 Produksi (10 3 ton/tahun) 0,87 1,24 0,93 0,65 0,01 0,02 0,04 0,16 0,16 4,08 Pemanfaatan (%) >100 >100 >100 92,86 2,50 6,67 10,00 >100 10,00 85,00 Cumi-cumi Potensi (10 3 ton/tahun) 1,86 2,70 5,04 3,88 0,05 7,13 0,45 3,39 3,75 28,25 Produksi (10 3 ton/tahun) 3,15 4,89 12,11 7,95 3,48 2,85 1,49 0,30 6,29 42,51 Pemanfaatan (%) >100 >100 >100 >100 >100 39,97 >100 8,85 >100 >100 Potensi (10 3 ton/tahun) 276,03 1.057,05 796,64 929,72 277,99 590,62 632,72 771,55 1.076,89 6.409,21 Produksi (10 3 ton/tahun) 389,28 379,90 1.094,41 655,45 228,48 197,64 237,11 263,37 623,78 4.069,42 Pemanfaatan (%) >100 35,94 >100 70,50 82,19 33,46 37,47 34,14 57,92 63,49 Catatan: 1. Selat Malaka, 2. Laut Cina Selatan, 3. Laut Jawa, 4. Selat Makassar dan Laut Flores, 5. Laut Banda, 6. Laut Seram dan Teluk Tomini, 7. Laut Sulawesi dan Samudera Pasifik, 8. Laut Arafura, 9. Samudera Hindia

IKAN PELAGIS BESAR A. IKAN TUNA BESAR Ikan Madidihang (Thunnus albacares) Albakora (T. alalunga) Tuna mata besar (T. obesus) Tuna sirip biru selatan (T. maccoyii) B. IKAN TUNA KECIL Cakalang (Katsuwonus pelamis) Tongkol (Euthynnus affinis) Tongkol kecil (Auxis thazard) Abu-abu (Thunnus tonggol) C. LAIN-LAIN Setuhuk Marlin Bonito dll

PENYEBARAN IKAN PELAGIS BESAR Madidihang dan Mata besar berada di seluruh Indonesia. Albakora di sebelah barat Sumatera, selatan Bali, sampai dengan Nusa Tenggara. Tuna sirip biru di sebelah selatan Jawa sampai perairan Samudera India bagian selatan yang berhawa dingin Ikan Cakalang terdapat di sebagian besar perairan laut Indonesia

Definisi Eksplorasi sumberdaya perairan dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan menghasilkan sumberdaya akuatik sebagai salah satu upaya pemanfaatan potensi sumberdaya perairan secara optimal.

Definisi Penangkapan : kegiatan memproduksi ikan dengan menangkap (capture) dari perairan di daratan (inland capture) seperti sungai, danau, waduk dan rawa, serta perairan laut (marine capture) seperti perairan pantai dan laut lepas. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/ atau mengawetkannya. (UU tentang Perikanan, thn 2004) Penangkapan (fishing) adalah usaha melakukan penangkapan ataupun pengumpulan ikan dan jenis-jenis aquatic resources lainnya, dengan dasar pemikiran bahwa ikan dan aquatic resources tersebut mempunyai nilai ekonomi. (Sudirman & Achmar Mallawa, Teknik Penangkapan Ikan, 2004)

Sekitar 100.000 tahun yang lalu manusia telah melakukan kegiatan penangkapan dengan menggunakan tangan Kemudian berkembang secara berlahan dengan menggunakan alat yang sangat tradisional, yang terbuat dari berbagai jenis bahan seperti batu, kayu, tulang dan tanduk Seiring perkembangan kebudayaan, manusia mulai bisa membuat perahu sampan Setelah ditemukannya mesin uap pada thn 1769, maka penangkapan ikan ikut terpengaruh perkembangannya. Mesin tersebut tidak hanya digunakan untuk menggerakkan kapal, tetapi pada th. 1860 mesin tsb digunakan pula untuk menarik berbagai jenis alat tangkap seperti jaring dan long line Memasuki abad ke-21 berbagai negara telah berlomba dalam melakukan modernisasi teknologi penangkapan ikan

Sejarah Pemanfaatan SDI a. Berburu menangkap/mencari ikan Tujuan: hanya untuk makan keluarga (subsistance type of fisheries) b. Pembudidayaan ikan Tujuan: dikomersialkan (commercial type of fisheries) c. Mengembangkan usaha perikanan yang bersifat Komersial: menangkap ikan, budidaya ikan, menyimpan, mendinginkan, mengawetkan atau pengolahan.

Perkembangan Teknik Penangkapan ikan: 1. Perubahan usaha penangkapan dari seekor demi seekor ke arah usaha penangkapan dalam jumlah yang banyak. Misal: hand line long line 2. Perubahan dari fishing ground ke arah yang lebih jauh dari pantai, sehingga terjadi pula perubahan dari depth perairan (dari perairan dangkal ke perairan yang lebih dalam). Misal: adanya kapal penangkap ikan yang mampu menjangkau ratusan mil. 3. Penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Ketiga hal diatas menunjukkan perkembangan from tradisional fishing to industrial fishing.

Bagaimana dengan perkembangan teknik penangkapan ikan di Indonesia Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan di Indonesia umumnya masih bersifat tradisional? Secara naluri alamiah para nelayan telah banyak mengetahui pemanfaatan behaviour untuk tujuan penangkapan, yang nelayan belum mampu adalah mendeteksi problemanya lalu melakukan improvement (Ayodhyoa, 1981)

Klasifikasi Teknik Penangkapan Ikan Menurut statistic perikanan Indonesia (1975) 1. Trawl (trawl udang ganda, otter trawl, dan trawl lainnya) 2. Pukat kantong (seine nets). Missal: payang, dogol, dan pukat pantai 3. Pukat cincin (purse seine) 4. Jaring insang (gill net). Missal: jaring insang hanyut, dsb. 5. Jaring angkat (lift net). Missal: bagan 6. Pancing (hook and lines). Missal: rawai tuna, pole and line,dsb. 7. Perangkap (traps). Missal: sero, bubu, dsb. 8. Alat pengumpul kerang dan rumput laut (shell fish and seaweed collection with manual gear) 9. Muroami 10. 10. Alat tangkap lainnya misalnya tombak.

Menurut Nomura dan Yamazaki (1975) Nomura dan Yamazaki mengklasifikasikan alat penangkapan ikan menjadi 9 jenis, 7 golongan alat tangkap dikategorikan menggunakan jaring, 1 golongan pancing dan 1 golongan alat tangkap lainnya. a. Alat tangkap yang memakai jaring (netting gear) Gill net yaitu semua jenis jaring (surface gill net, mid water gill net, bottom gill net, dan sweeping gill net) Entangle net yaitu jaring yang menangkap ikan secara terbelit seperti tuna drift net dan tramel net. Towing net yaitu kelompok jaring yang dalam operasinya ditarik atau di dorong dan berkantong. Missal: beach seine, cantrang, trawl Lift net yaitu semua jenis jaring angkat. Missal: floating lift net, bottom lift net.

Surrounding net yaitu menangkap ikan dengan melingkari gerombolan ikan dan ikan masuk ke kantong. Missal: purse seine. Covering net yaitu menangkap ikan dengan menutup dari atas, umumnya dioperasikan di perairan dangkal.missal: jala lempar. Trap net yaitu menangkap ikan dengan perangkap.missal: bubu, sero. b. Alat tangkap pancing Semua jenis alat tangkap pancing. Missal: long line, pole and line, trolling line, drift line, bottom long line. c. Alat penangkapan lainnya Alat tangkap yang tidak termasuk dalam kelompok alat tangkap di atas. Missal: harpoons dan spears (menggunakan panah dan tombak), menggunakan skop, electrical fishing, dll.

Menurut Von Brandt (1984) 1. Penangkapan ikan dengan tidak menggunakan alat (mis. Menangkap dengan menggunakan tangan secara langsung) 2. penangkapan ikan dengan menjepit dan menggunakan alat untuk melukai (mis. Dengan tombak) 3. penangkapan ikan dengan memabukkan. (bisa dengan pemboman, racun, dan arus listrik) 4. penangkapan ikan dengan menggunakan pancing (semua jenis pancing) 5. penangkapan ikan dengan menggunakan perangkap (mis. Sero, bubu) 6. Penangkapan ikan dengan menggunakan perangkap terapung (utk menangkap ikan-ikan yg sedang melompat) 7. Bagnets (mis. Scoop net) 8. penangkapan dengan menarik alat tangkap (mis. Jenisjenis trawl)

Lanjutan.. 9. Seine nets yaitu alat tangkap yg menggunakan sayap kemudian ditarik (pukat pantai) 10. Surrounding nets yaitu alat tangkap yang melingkari gerombolan ikan dengan menutup pada bagian tepi dan bagian bawah jaring (mis. Purse seine) 11. Drive in nets (biasanya alat tangkapnya skala kecil, mis jaring yg ditarik dengan tangan utk menangkap ikan) 12. Lift nets yaitu semua jenis jaring angkat (mis. Bagan) 13. Falling gear yaitu alat tangkap yg cara penangkapannya dilakukan dengan membuang alat dari atas ke bawah (mis. Jala lempar) 14. Gill net yaitu semua jenis jaring insang (mis. Jaring insang hanyut) 15. Tangle nets yaitu penangkapan dengan alat tangkap jaring, dengan maksud agar ikan terbelit, mis. Jaring klitik 16. Harvesting machinnes yaitu semua jenis alat tangkap yg disebutkan di atas yang semua penanganannya dengan mesin.

Manajemen produksi perikanan tangkap Manajemen kapal dan alat tangkap Manajeman operasi penangkapan ikan Manajemen produksi perikanan tangkap Manajemen penanganan ikan dan hasil tangkapan Manajemen daerah penangkapan ikan

Pembangunan perikanan di masa mendatang harus diwujudkan secara terpadu Meningkatkan taraf hidup dan tingkat kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia perikanan dan pendapatan nelayan melalui upaya optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan lingkungan dan penambahan nilai tambah hasil perikanan dengan meningkatkan kegiatan agribisnis dan agroindustri. Meningkatkan penyediaan dan distribusi bahan pangan komoditas perikanan dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat. Meningkatkan dan mendorong lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang produktif terutama di kawasan potensial.

Faktor yang mempengaruhi penangkapan Penangkapan berkaitan dengan stok ikan di suatu perairan Faktor yang mempengaruhi stok ikan: a. reproduksi b. pertumbuhan alamiah c. aktivitas penangkapan d. kematian alamiah Faktor yang sangat mempengaruhi penangkapan adalah musim, sehingga dikenal musim ikan dan musim paceklik

Lanjutan Salah satu penyebab berkurangnya stok ikan di perairan disebabkan oleh upaya penangkapan dengan produksi yang telah melampaui MSY (Maximum Sustainable Yield) MSY : biomassa ikan yang masih boleh ditangkap sehingga stok ikan yang tertinggal di perairan tersebut masih memungkinkan untuk berkembang biak dan tumbuh secara normal. Dalam MSY terjadi keseimbangan antara penangkapan dan kematian alami ikan dengan reproduksi dan pertumbuhan alami sehingga stok ikan selalu tersedia Aktivitas penangkapan dengan hasil tangkapan ikan yang telah melampaui MSY disebut tangkap lebih (overfishing).