BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu analisis peubah ganda, analisis gerombol (cluster analysis),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

*Corresponding Author:

Cluster Analysis. Hery Tri Sutanto. Jurusan Matematika MIPA UNESA. Abstrak

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Analisis statistik multivariat adalah metode statistik di mana masalah yang

Analisis Cluster, Analisis Diskriminan & Analisis Komponen Utama. Analisis Cluster

Universitas Negeri Malang Kata Kunci: cluster, single linkage, complete linkage, silhouette, pembangunan manusia.

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMBAHASAN. survei yang dilakukan BPS pada 31 Oktober Langkah selanjutnya yang

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

TINJAUAN PUSTAKA. bebas digunakan jarak euclidean - sedangkan bila terdapat. korelasi antar peubah digunakan jarak mahalanobis - -

METODE PAUTAN TERBAIK DALAM PENGELOMPOKAN DESA/KELURAHAN DI KOTA DENPASAR MENURUT INDIKATOR PENDIDIKAN KOMPETENSI STATISTIKA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dipaparkan beberapa teori pendukung yang digunakan dalam

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE WARD DAN AVERAGE LINKAGE SKRIPSI

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI KALIMANTAN BARAT BERDASARKAN INDIKATOR DALAM PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE MINIMAX LINKAGE

TINJAUAN PUSTAKA. Matriks adalah suatu susunan bilangan berbentuk segi empat. Bilangan-bilangan

ANALISIS GEROMBOL CLUSTER ANALYSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Komponen Utama (AKU, Principal Componen Analysis) bermula dari

PENENTUAN JUMLAH CLUSTER OPTIMAL PADA MEDIAN LINKAGE DENGAN INDEKS VALIDITAS SILHOUETTE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR

ANALISIS PEUBAH GANDA ANALISIS GEROMBOL HAZMIRA YOZZA JURUSAN MATEMATIKA UNAND LOGO

ANALISIS CLUSTER KABUPATEN/KOTA DI RIAU BERDASARKAN PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) TAHUN 2010 TUGAS AKHIR

PENGELOMPOKKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR KEMISKINAN DENGAN METODE CLUSTER ANALYSIS

BAB III K-MEANS CLUSTERING. Analisis klaster merupakan salah satu teknik multivariat metode

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Biplot Biasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya didasarkan pada

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 7). Analisis ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu analisis dependensi dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H

aljabar geo g metr me i

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis peubah ganda dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Alasan memilih Ciputra Taman Dayu Pandaan dikarenakan Ciputra Taman Dayu

Rotasi Varimax dan Median Hirarki Cluster Pada Program Raskin di Kabupaten Lombok Barat

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

SILABUS PERKULIAHAN METODE STATISTIKA MULTIVARIAT 3 SKS KODE :

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

ANALISIS KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIERARKI UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR BERDASAR INDIKATOR KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dibahas tentang matriks, metode pengganda Lagrange, regresi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STATISTIKA dan PROBABILITAS (MI) KODE / SKS : KK /2 SKS

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

TINJAUAN PUSTAKA. (statistik) dinamakan galat baku statistik, yang dinotasikan dengan

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis

Analisis Klaster untuk Pengelompokan Kemiskinan di Jawa Barat Berdasarkan Indeks Kemiskinan 2016

TEORI ANALISIS KORELASI

BAB III K-MEDIANS CLUSTERING

3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN

PENYEDERHANAAN PEMETAAN STRUKTUR KETERGANTUNGAN VARIABEL MENGGUNAKAN TEKNIK PRINSIPAL KOMPONEN

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Korelasi Kanonik

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Negeri Malang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB III METODE THEIL. menganalisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang dinyatakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

Pertemuan 8 UKURAN PENYEBARAN. A. Ukuran Penyebaran untuk Data yang tidak Dikelompokkan. Terdapat empat ukuran penyebaran absolut yang utama, yaitu:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Pola. Hierarchical Clustering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data dengan lebih dari satu peubah bebas

ANALISIS KELOMPOK METODE HIRARKI UNTUK PENGELOMPOKAN KOTA/KABUPATEN DI JAWA TIMUR BERDASARKAN INDIKATOR KETENAGAKERJAAN,,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

, dengan. Karakteristik dari vektor peubah acak X dan Y sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

ANALISIS KLASTER KECAMATAN DI KABUPATEN SEMARANG BERDASARKAN POTENSI DESA MENGGUNAKAN METODE WARD DAN SINGLE LINKAGE

BAB II LANDASAN TEORI

PENGELOMPOKAN KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE WARD DAN AVERAGE LINKAGE

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Metode Pengumpulan Data

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

Tugas akhir disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Statistika Terapan dan Komputasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep yang menjadi dasar dalam penelitian ini, yaitu analisis peubah ganda, analisis gerombol (cluster analysis), metode penggerombolan hirarki (hierarchial cluster analysis), jarak Euclidean dan jarak Pearson, Korelasi serta Analisis Komponen Utama. Kriteria pemilihan pautan terbaik didasarkan pada Cluster Tightness Measure (CTM). 2.1 Analisis Peubah Ganda Analisis peubah ganda adalah salah satu metode statistika yang digunakan untuk melihat hubungan antara lebih dari satu variabel bebas dan lebih dari satu variabel terikat. Teknik dalam analisis peubah ganda secara umum dapat digunakan dalam penelitian dengan tujuan sebagai berikut(johnson, 2007): 1. Memberikan penjelasan mengenai suatu fenomena dengan cara yang sederhana tanpa menghilangkan informasi penting yang ada di dalamnya. 2. Objek yang memiliki ciri-ciri yang sama dikumpulkan dalam satu kelompok dan akan ditentukan langkah yang tepat dalam pengelompokan tersebut. 3. Untuk mengamati setiap hubungan pada variabel-variabel yang digunakan. 4. Meramalkan suatu variabel atau lebih berdasarkan hubungan masing-masing variabel lainnya. 5. Melakukan pengujian hipotesis statistik berdasarkan penelitian sebelumnya.

Salah satu bagian dalam analisis peubah ganda adalah analisis gerombol. Berikut ini akan dibahas mengenai analisis gerombol. 1.2 Analisis Gerombol (Cluster Analysis) Analisis gerombol merupakan salah satu teknik statistika yang mengelompokkan obyek-obyek dalam satu gerombol.tujuan dari analisis ini adalah untuk mengelompokkan obyek-obyek yang memiliki kesamaan dalam satu gerombol dan yang memiliki perbedaan dengan gerombol lain(hair, 1995).Dalam hal ini, gerombol harus memiliki sifat homogen. Pengamatan dalam analisis gerombol dilakukan dengan mencari kesamaan antar obyek.dalam berbagai kasus, kesamaan antar obyek didasarkan pada hasil pengukuran jarak. Ada beberapa cara mengukur jarak kedekatan yaitu jarak Euclidean, jarak Square Euclidean, jarak Pearson, jarak Korelasi, jarak Mutlak Korelasi, jarak Manhattan dan jarak Minkowski. Dalam penelitian ini digunakan jarak Euclidean dan jarak Pearson. Jarak Euclidean merupakan akar kuadrat dari jumlah perbedaan untuk nilai setiap variabel (Supranto, 2010). Jarak Euclidean antara obyek dan obyek didefinisikan sebagai (Rencher, 2002): (2.1) dengan merupakan nilai pengamatan variabel ke- dan obyek ke-, merupakan nilai pengamatan variabel ke- dan obyek ke-.

Jarak Pearson merupakan perluasan jarak Euclidean yang dirumuskan sebagai (Sutanto, 2009): (2.2) dengan adalah jarak Pearson antara obyek ke- dan obyek ke-, var ( ) merupakan varian dari variabel k, k = 1,2,3,,n. Teknik dalam analisis gerombol sudah banyak diterapkan pada data dalam bidang kedokteran, psikiatri, sosiologi, kriminologi, antropologi, arkeologi, geologi, geografi, riset pasar, ekonomi, dan rekayasa. Salah satu bagian dalam analisis gerombol adalah metode penggerombolan hirarki. 1.3 Metode Penggerombolan Hirarki (Hierarchial Cluster Analysis) Metode hirarki terdiri dari dua metode penggerombolan yaitu metode penggabungan dan metode pemisahan.di antara kedua metode ini, metode penggabungan lebih sering digunakan. Metode penggabungan terdiri dari beberapa metode pautan, yaitu singlelinkage, complete linkage, average linkage, danward. Berikut ini dibahas masing masing metode pautan tersebut. a) Single linkage Metode single linkage pertama kali dikenalkan oleh Florek et al. pada tahun 1951(Everitt, 2011).Metode ini ditentukan berdasarkan jarak minimum. Jarak

minimum antara gerombol dengan gerombol dan gerombol dengan gerombol dinotasikan dan dituliskan sebagai (Johnson, 2007): { } (2.3) dengan dan secara berturut-turut adalah jarak dari gerombol ke gerombol dan dari gerombol ke gerombol.berikut diberikan contoh menghitung jarak minimum. Misalkan diberikan matriks jarak pada 5 buah obyek. 1 2 3 4 5 1 0 2 9 0 D = 3 3 7 0 4 6 5 9 0 5 11 10 2 8 0 Gerombol dengan jarak terdekat adalah antara gerombol 3 dan 5. Untuk itu dilakukan perhitungan jarak dari gerombol (35) ke gerombol yang lain, yaitu:

Sehingga diperoleh matriks jarak baru berikut. (35) 1 2 4 (35) 0 1 3 0 2 7 9 0 4 8 6 5 0 Pada matrik jarak, jarak terdekat adalah (35) dan 1. Dari sini, dihitung jarak antara gerombol 135 dengan 2 dan gerombol 135 dengan gerombol 4. Sehingga diperoleh matriks jarak tereduksi. (135) 2 4 (135) 0 2 7 0 4 6 5 0 Berdasarkan matriks jarak, jarak terdekat selanjunya adalah 2 dan 4. Dari sini kembali dihitung jarak terdekat dari gerombol (135) ke (24).

Oleh karena itu, pada tahap akhir diperoleh matrik jarak tereduksi. (135) (24) (135) 0 (24) 6 0 b) Complete linkage Metode complete linkage memiliki kemiripan dengan metode single linkageakan tetapi jarak yang digunakan adalah jarak maksimum. Jarak maksimum antara gerombol dengan gerombol dan antara gerombol dengan gerombol disimbolkan dengan dan dituliskan sebagai(johnson, 2007): { } (2.4) dengan dan secara berturut-turut adalah jarak dari gerombol ke gerombol dan dari gerombol ke gerombol. Selanjutnya, diberikan contoh perhitungan jarak dengan metode complete linkage. Perhatikan matriks jarak D pada contoh terdahulu.gerombol dengan jarak terdekat adalah gerombol 3 dan 5. Selanjutnya dihitung jarak maksimum antara gerombol (35) dengan gerombol-gerombol lain.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas disusun matriks jarak berikut. (35) 1 2 4 (35) 0 1 11 0 2 10 9 0 4 9 6 5 0 Berdasarkan matriks jarak, jarak terdekat kedua adalah 2 dan 4 Jarak maksimum antara gerombol (24) dengan gerombol-gerombol dapat dihitung sebagai berikut. Dari sini dapat disusun matriks jarak berikut. (35) (24) 1 (35) 0 (24) 10 0 1 11 9 0 Lebih lanjut lagi, berdasarkan matriks jarak diperoleh jarak terdekat ketiga yaitu 1 dan (24). Diperhatikan bahwa:

Sehingga diperoleh matriks jarak. (35) (124) (35) 0 (124) 11 0 c) Average linkage Metode average linkage memiliki kemiripan dengan single linkage dan complete linkage, perbedaannya terletak pada perhitungan yang digunakan yaitu jarak rata-rata. Metode ini memiliki syarat menggabungkan pasangan gerombol dengan nilai varian terkecil. Jarak rata rata antara gerombol dengan gerombol lain yaitu gerombol dituliskan sebagai: (2.5) dengan adalah jarak obyek (pada gerombol dan gerombol dengan gerombol tersebut membentuk gerombol tunggal ), dengan obyek pada gerombol, dan secara berturut turut merupakan obyek dalam gerombol dan (Johnson, 2007). Selanjutnya, perhatikankembali matriks D pada contoh terdahulu gerombol dengan jarak terdekat adalah antara gerombol 3 dan 5.Jarak rata-rata dari gerombol (35) dengan gerombol-gerombol lain adalah.

Dari sini dibentuk matriks. (35) 1 2 4 (35) 0 1 7 0 2 8,5 9 0 4 8,5 6 5 0 Dari matriks jarak dilakukan langkah sebelumnya yaitu mencari jarak terdekat antara gerombol.jarak terdekat adalah antara gerombol 2 dan 4, maka gerombol tersebut dan digabungkan menjadi satu gerombol.selanjutnya dihitung jarak-jarak gerombol (35) dengan gerombol (35), antara gerombol (24) dengan gerombol (24) antara (24) dengan gerombol (35) dan 1. { }

Berdasarkan perhitungan tersebut dibentuk matriks jarak. (35) (24) 1 (35) 1 (24) 8,5 2,5 1 7 7,5 0 Berdasarkan matriks jarak maka diperoleh jarak terdekat yaitu antara gerombol 1 dan (35). Dari sini jarak rata-rata antara gerombol (135) dengan gerombol lain adalah Karena itu diperoleh matriks jarak berikut ini. (35) (124) (35) 0 (124) 11 0 d)ward Metode Ward adalah metode yang menggabungkan dua gerombol dengan banyak pengamatan yang kecil.perhitungan jarak antar gerombol yang digunakan dalam metode ini adalah jumlah kuadrat antara pasangan gerombol tersebut

berdasarkan jumlah semua variabel dari masing-masing gerombol.misalkan gerombol merupakan kombinasi gerombol dan gerombol, jumlah jarak gerombol dituliskan sebagai (Rencher, 2002): (2.6) ( ) ( ) (2.7) ( ) ( ), (2.8) dengan,, secara berturut-turut merupakan jumlah jarak gerombol, dan, merupakan vektor kolom berupa nilai rata-rata obyek, = 1,2,3,,n,, merupakan banyaknya obyek. Pada masing-masing metode pautan setelah semua pasangan gerombol bergabung dalam satu gerombol penggabungan tersebut digambarkan dalam bentuk dendogram. 2.4 Pemilihan Metode Terbaik CTM merupakan ukuran perkiraan efektivitas dalam kelompok, merancang ukuran antar kelompok, dan mengukur pemisahan dalam suatu kelompok (Victor, 2010). CTM diukur berdasarkan simpangan baku pada masing-masing kelompok yang dapat ditulis sebagai (Epps, 2005): ( ) (2.9) dengan r p S tm : banyaknya kelompok : banyaknya variabel : simpangan baku pada kelompok ke-t untuk variabel ke-m

S m : simpangan baku variabel ke-m Pemilihan metode terbaik dilihat berdasarkan nilai CTM terkecil. 2.5 Korelasi Korelasi merupakan suatu nilai yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu X dan Y(Sembiring, 2003). Misalkan terdapat pasangan variabel ( ), ( ),,( ) dengan,,, dan,,, koefisien korelasi X dan Y dapat dihitung dengan(sembiring, 2003): Nilai koefisien korelasi berada pada kisaran interval -1 < (2.10) < 1. Nilai koefisien korelasi dikatakan sempurna apabila = +1 yang artinya hubungan antara variabel X dan Y searah. Jika nilai = -1, maka hubungan antara variabel X dan Y berlawanan. Jika nilai = 0 maka antara variabel X dan Y tidak memiliki hubungan yang linier. Korelasi dapat diklasifikasikan seperti pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Klasifikasi Korelasi Korelasi rendah Sedang Tinggi Tidak ada korelasi Tinggi Sedang Korelasi rendah >-0,4-0,75-(- 0,4) <-0,75 0 >0,75 0,4-0,75 < 0,4 Sumber: Sembiring (1995) 2.6 Analisis Komponen Utama (PCA) PCA merupakan analisis statistika yang digunakan untuk memaksimalkan varian berdasarkan kombinasi linier variabel(rencher, 2002). Analisis PCA dapat dilakukan

apabila terdapat variabel ( bilangan asli) dan akan dicari variabel-variabel baru yang merupakan hasil kombinasi linier dari variabel-variabel sebelumnya tanpa menghilangkan informasi penting dari variabel sebelumnya. PCA tersusun berdasarkan kombinasi linier dari variabel acak. Pemilihan sistem koordinat baru dilakukan dengan merotasi sistem asli dengan sebagai sumbu koordinat.sumbu baru tersebut mewakili arah dan memberikan penjelasan yang lebih sederhana mengenai struktur kovarians.pca hanya bergantung pada matriks kovarian dan matriks korelasi.pembentukannya tidak tergantung pada asumsi distribusi multivariat normal(johnson, 2007). Selanjutnya, misalkan vektor acak [ ] memiliki matriks kovarian dengan nilai eigen Kombinasi linier vektor tersebut sebagai berikut(johnson, 2007): : : (2.11) Untuk memperoleh bentuk PCA dari dengan teknik perkalian lagrange. Teknik tersebut digunakan untuk memaksimalkan dengan sebagai berikut(jolliffe, 1986): (2.12)

merupakan pengali lagrange selanjutnya dari persamaan (2.12) diturunkan terhadap kemudian hasil turunannya dibuat sama dengan 0 seperti pada persamaan (2.13) (2.13) atau ( ) dengan adalah matrik identitas berukuran ( ), adalah nilai eigen. Jika p eigen vektor dimaksimalkan dengan maka dapat dinotasikan, (2.14) Hal ini berlaku juga pada pembentukan komponen sampai dengan komponen. Faktor dengan nilai eigen lebih besar dari 1 yang dianggap signifikan, sedangkan faktor-faktor lain yang memilliki nilai eigen kurang dari 1 dianggap tidak signifikan atau diabaikan(hair, 1995).