Tatap muka ke 4&5 PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

MATERI DAN METODE. Materi

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera

HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar

BAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba

BAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat

UJI KU <klitas SPERMA DAN PENGHITUNGAN JUMLAH PENGENCER DALAM UPAYA MENENTUKAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding

MATERI DAN METODE. Metode Penelitian

PENANGANAN SEMEN DARI TEMPAT KOLEKSI KE LAB HINDARI SINAR MATAHARI LANGSUNG USAHAKAN SUHU ANTARA O C HINDARI DARI KOTORAN TERMASUK DEBU

Kualitas semen sapi Madura setelah pengenceran dengan tris aminomethane kuning telur yang disuplementasi α-tocopherol pada penyimpanan suhu ruang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari

I PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit

Tatap mukake 6 KUANTITAS DAN KUALITAS SPERMA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana

HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kualitas semen yang selanjutnya dapat dijadikan indikator layak atau tidak semen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spermatogenesis dan sperma ternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis

PENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,

PENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap

KAJIAN KEPUSTAKAAN. 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE adalah hasil persilangan antara Etawah dan kambing kacang.

Pengaruh Penambahan Streptomycin dalam Skim Kuning Telur Sebagai Pengencer terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelamin sehingga tidak menimbulkan kematian pada anak atau induk saat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing

BAB VI TEKNOLOGI REPRODUKSI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di

Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC

PENDAHULUAN. masyarakat Pesisir Selatan. Namun, populasi sapi pesisir mengalami penurunan,

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PETERNAKAN MEMBRAN PLASMA UTUH. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik semen

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian

Tatap mukake 8&9. Universitas Gadjah Mada

TUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.

PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAYA HIDUP SPERMATOZOA EPIDIDIMIS KAMBING DIPRESERVASI PADA SUHU 5 C

BAB I PENDAHULUAN. agar diperoleh efisiensi dan efektifitas dalam penggunaan pejantan terpilih,

L.N. Varasofiari, E.T. Setiatin, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRACT ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post

Motilitas dan Daya Hidup Spermatozoa Ayam Dalam Pengencer Glukosa Kuning Telur Fosfat pada Penyimpanan 3-5 C

3. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

PENGARUH PENGHILANGAN RAFINOSA DALAM PENGENCER TRIS AMINOMETHANE KUNING TELUR TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA SIMPAN DINGIN SKRIPSI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. setiap tahunnya, namun permintaan konsumsi daging sapi tersebut sulit dipenuhi.

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL). Perlakuan dikelompokkan menjadi 7 kelompok dengan 5 kali ulangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Volume Semen Domba

MOTILITAS DAN VIABILITAS SEMEN SEGAR KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN PENGENCER CAUDA EPIDIDYMAL PLASMA

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Laju pertambahan penduduk yang terus meningkat menuntut

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Reproduksi Lele dumbo. Tabel 4 Karakteristik fisik reproduksi lele dumbo

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu jenis bangsa sapi asli Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum

PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP MOTILITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA SEMEN CAIR SAPI SIMMENTAL

PRAKTIKUM BIOKIMIA ANALISIS SEMEN (EJAKULAT)

Oleh : dr Hiratna SpPK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal seperti Domba Ekor Gemuk (DEG) maupun Domba Ekor Tipis (DET) dan

PENGARUH SUHU DAN LAMA SIMPAN SEMEN SEGAR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa yang berkembang di Perancis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

PENGARUH JENIS PENGENCER TERHADAP DAYA HIDUP DAN KEUTUHAN MEMBRAN PLASMA SPERMATOZOA ITIK RAMBON

PENDAHULUAN. Domba merupakan salah satu ternak penghasil daging yang banyak diminati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jantan) yang terjadi hanya di tubuli seminiferi yang terletak di testes (Susilawati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi Friesian Holstein. Sapi Friesian Holstein (FH) berasal dari Belanda yaitu dari Provinsi North

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan protein hewani di Indonesia semakin meningkat seiring dengan

PENGARUH AIR KELAPA MERAH YANG MUDA DAN TUA SEBAGAI PENGENCER TERHADAP KUALITAS SEMEN KAMBING BOER SELAMA PENYIMPANAN DINGIN

Transkripsi:

Tatap muka ke 4&5 PokokBahasan: PENILAIAN ATAU EVALUASI SPERMA 1. Tujuan Intruksional Umum Mengerti cara - cara menilai sperma Mengerti sperma yang baik dan buruk 2. Tujuan Intruksional Khusus Mampu melaksanakan penilaian sperma Mampu membedakan sperma yang baik dan buruk 3. Uraian Materi Evaluasi sperma secara makroskopis meliputi volume., wama, bau, ph, konsistensi. Secara mikroskopis diamati mengenai motilitas dan konsentrasi spermatozoa. Secara bakteriologis diamati mengenai abnormalitas dan secara khemis ateu fisis diamati jumlah persentase spermatozoa hidup atau yang mati. Volume sperma dipengaruhi oleh bangsa temak, umur, berat tubuh, pakan kesehatan, besar scrotum, frekuensi ejakulasi dll. Volume sperma pada sapi domba, kambing dan unggas mempunyai volume yang sedikit namun dengan konsentrasi yang tinggi. Sperma kuda dan babi mempunyai volume yang banyak dengan konsentrasi yang rendak Warna sperma biasanya seperti susu atau fcrem keputih - putihan, kekuning - kuningan karena pengaruh riboflavin. Warna kemerah - merahan, kehijau-hijauan, kecoklat - coklatan menunjukkan bahwa sperma mengalami kelainan. Bau sperma biasanya spesifik dengan ph sperma mendekati netral (6,2-7,4), Adapun fconsistensi sperma dapat diketahui dengan melihat atau menggoyangkan sperma dalam tabung reaksi, konsistensi kental apabik geraknya lambat. Konsistensi sperma (misalnya pada sapi) juga berkaitan dengan warna sperma, dengan mengetahui warna sperma (normal) dapat memprediksikan konsentrasi spermatozoa, yaitu:

Kental atau warna krem : 1000-2000 juta spermatozoa / ml Encer atau keruh : 500-600 juta, spermatozoa / ml Cair atu agak keruh : 100 juta spermatozo / ml Jernih : kurang dari 50 juta spermatozoa/ml Motilitas spermatozoa dapat diamati dengan meneteskan satu tetes sperma Segar (undiluted semen) diatas obyek glas lalu diamati dibawah mikroskop, Motilitas akan ditunjukkan dengan adanya gerakan searah, cepat, tampak seperti awan gelap. Motilitas sebaiknya diamati pada suhu 37 C, rendah tingginya motilitas sangat tergantung jumlah spermatozoa hidup dalam sperma tersebut. Motilitas spermatozoa dipengaruhi oleh beberapa hal: Suhu lingkungan, suhu dingin akan menghambat motilitas sedangkan suhu panas meningkatkan motilitas Zat kimia, urine, dan kotoran yang niencemari sperma dapat menurunkan motilitas Ejakulat pertama sesudah istirahat lama, biasanya banyak spermatozoa yang mati sehingga motilitasnya rendah Disamping dengan melihat gerakan massa tersebut, motilitas dapat juga dilihat secara individu, yaitu dengan mengencerkan terlebih dahulu sperma tersebut denganbahan pengencer, lalu diamati dibawah mikroskop. Motilitas spermatozoa dapat aktif progessif, circula, retreat, oscillatoris dll. Penilaian kualitas sperma berdasarkan gerakan massa spermatozoa adalah Sangat baik (+++) bila terjadi gelombang besar, tampak gelap tebal, aktif dan cepat berpindah. Keadaan ini diperkirakan mengandung 76-100 % spermatozoa progresif Baik(++) gelombang tipis, kecil, jarang, kurang jelas, dan lamban gerakannya. Diperkirakan mengandung 51-75% spermatozoa motil Sedang (+) tidak ada gerakan gelombang, gerakan individu aktif dan progresif. Diperkirakan mengandung 25-50 % spermatozoa motil Buruk (neerospermia) bila hanya sedikit atau tidak ada gerakan individu Dipefkirakatt kaiidunganspermatozoa <25% motil

Konsentarsi spermatozoa adalah banyaknya spermatozoa dalam satu mililiter sperma. Konsentrasi spermatozoa dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu dengan: Menggunakan Haemocytometer Metode Nefelmeter (photoelectric calorimeter) Metode Spermiodensimeter Menghitung konsentrasi spermatozoa dengan menggunakan haemocytometer, caranya seperti menghitung sel darah merah (eritrosit). Dengan menggunakan alat haemocytometer, spermatozoa dihitung pada lima kotak arah diagonal atau empat kotak ditiap sudut dan satu kotak ditengah, hasil perhitungan tersebut dikalikan dengan 10 juta sama dengan konsentrasi spermatozoa I ml. Metode Nefelmeter, dengan alat ini berprinsip bahwa cahaya yang melalui suatu larutan atau cairan akan dirubah menjadi arus listrik yang dapat diukur dengan alat galvanometer. Caranya adalah satubagian sperma ditambah dengan 40 bagian larutan penyanggah natrium sitrat kemudian dimasukkan pada tabung khusus pada nefelmeter kemudian hasilnya dapat dibaca pada piringan nefelmeter. Besarnya konsentrasi spermatozoa adalah merupakan kebalikan dari refleksi cahaya atau arus yangterjadijadi semakin besar konsentrasinya semakin kecil arus listrik yang terjadi. Menghitung konsentrasi spermatozoa dengan metode Spermiodensimeter dapat dilakukan dengan menambahkan tetes demi tetes sperma pada tabung reaksi yang telah diisi dengan 10 ml NaCl fisiologis sampai terjadi kekeruhan, sehingga bagian belakang skala tabung tidak dapat dilihat lagi. Ada berapa tetes sperma yang diperlukan? Besarnya konsentrasi spermatozoa dapat dilihat pada tabel yang tersedia Konsentrasi spermatozoa dipengaruhi oleh bangsa teraak, umur, suhu, lingkungan besar testes, pakan dan frekuensi ejakulasi. Menghitung jumlah spermatozoa yang hidup/mati dapat dilakukan dengan cara membuat preparat apus atau pewarnaan differensial. Caranya sperma segar (undiluted} satu tetes ditambah dengan 2-3 tetes zat wama eosin, kemudian dicampur sampai homogen lalu dibuat preparat apus yang tipis saja dan dipanakan diatas api selama kuarng lebih satu menit sambil digerak-gerakan sehingga kering merata. Kemudian periksa dibawah

mikroskop dengan perbesaran 45 x, maka spermatozoa yang telah mati sebelum dibuat preparat berarti akan tampak lebih gelap karena lebih menyerap zat warna, sedangkan spermatozoa yang masih hidup saat dibuat preparat akan berwarna terang atau lebih terang dari pada yang mati. Perhitungan persentase jumlah spermatozoa yang hidup / mati dapat dihitung dengan mengambil sampel 100-200 spermatozoa dalam beberapa obyek pengamatan Dengan preparat apus tersebut dapat pula diamati bentuk - bentuk abnormalitas spermatozoa, baik abnormalitas primer maupun sekunder. Abnormal primer adalah bentuk abnormalitas spermatozoa sebagai akibat adanya gangguan testikuler(tubulus seminiferus ), contohnya: kepala kecil, kepala besar, kepala piriformis, kepala dua, ekor dua, bagian tengah dan ekor melingkar dan pertautan abaxial. Abnormal sekunder adalah bentuk abnormal spermatozoa yang terjadi setelah spermatozoa meninggalkan epithel kecambah pada tubulus seminiferus atau karena kurang matangnya spermatozoa didalam epididymis dapat pula disebabkan oleh pengaruh pendinginan atau pemanasan. Contohnya: kepala dan ekor terputus, leher berbelit, immature. Uji kualitas sperma secara khemis/physis 1. Resistensi terhadap 1% NaCl. Ambil sperma sebanyak 0,02-0,05 ml dan masukkan kedalam tabling erlenmeyer, tambahkan 10ml 1% NaCl kemudian periksa dibawah mikroskop, bila masih ada gerakan spermatozoa tambahkan 10 ml NaCl lalu periksa dibawah mikroskop. Penambahan terus dilakukan hingga tidak ada gerakan spermatozoa lagi (sudah mati). Nilai resistensi dihitung dengan mengetahui perbandingan antara volume NaCl yang digunakan dengan dengan volume sperma yang dipakai. Oleh karena itu semakin banyak volume NaCl yang digunakan semakin baik kualitas sperma. Nilai resistensi sperma sapi berkisar antara 500 sampai dengan 20.000, namun demikian bila nilai resistensi telah mencapai 3000 atau lebih maka sperma tersebut telah memenuhi syarat untuk dapat diproses lebih lanjut dan digunakan untukeb.

2. Resistensi terhadap dingin (cold shock) Ambil 1-2 ml sperma kemudian masukkan kedalam tabung reaksi dan masukkan kedalam air es selama 10 menit. Kemudian ambil satu tetes sperma tersebut lalu tambahkan 2-3 tetes methilen blue (eosin) dan buatiah preparat apus amati dibawah mikroskop dan hitung berapa sel spermatozoa yang mati / hidup hasil perhitungan bandingkan dengan persentase spermatozoa hidup / mati tersebut akibat terjadinya cold shock. Uji kualitas sperma dengan pemeriksaan secara biologis / biochemist Untuk pemeriksaan biologis / biochemis dilakukan percobaan Dehidrogenisasi atau reduksi dari methilen blue. Caranya: Ambil 0,2 ml sperma segar lalu tambahkan 0,8ml kunmg telur sitrat(l:4)ditaruhdidalam tabling reaksi kecil, lalu tambahkan 0,1 methylene blue 0,05 %. Campuran tersebut lalu ditutup dengan minyak mineral 1 tetes, kemudian dimasukkan kedalam water bath (46,5 C). Kemudian catat berapa lama waktu yang diperlukan hingga warna birunya hilang? Dalam percobaan ini methylene blue akan kehilangan warna biru tuanya karena diredusir olehadanya ion Hidrogen pada molekul tersebut Zat yang teredusir adalah tepung berwarna putih yang disebut leucomethylene. Semakin cepat warna biru hilang berarti sperma semakin banyak mengandung spermatozoa yang hidup, Mengapa demikian? Karena spermatozoa yang hidup akan mengadakan aktivitas dehidrogenase dan menghasilkan ion hidrogen yang akan mereduksi methylene blue sehinga warnanya hilang. Sperma yang baik kualitasnya biasanya perubahan warna tersebut memerlukan waktu kurang lebih 3 menit atau lebih.

Bagian - bagian spermatozoa (elektron mikroskop) terdiri dari: 1. Galeacapitis 2. Acrosome 1 3. Nucleus 4. Proximal centriolee 5. Mitochondria 6. Axial filament 7. Helix 8. Ring centriole J&entuk-bentuk spermatozoa pada berbagai species hewan: a. Sapi b. Domba c. Kuda d. Babi e. Tikus f. Ayam 4. Latihan - latihan a. Bagaimanakah volume, warna, bau, ph sperma pada berbagai ternak? b. Bagaimanakah gerakan sperma yang baik itu? c. Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi spermatozoaa? Jelaskan! d. Apakah yang dimaksud dengan abnormal primer itu? berikan tigacontoh 5. Rangkuman singkat Penilaian kualitas sperma sangat perlu dilakukan, untuk menentukan kualitas sperma yang baik. Penilaian meliputi pengamatan secara

makroskopis, mikroskopis, secara khemis / fisis maupun secara bacteriologis. Untuk pejantan yang sudah baik, terutama perlu diamati kengenai volume, motilitas dan konsentrasi spermatozoa sebelum digunakan untuk IB.