BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing
|
|
- Sukarno Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan/Objek Penelitian Objek Penelitian Objek yang digunakan adalah semen yang berasal dari lima kambing peranakan etawah (PE), berumur 2-3 tahun yang berada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Alat dan Bahan Penelitian A. Alat Penelitian 1) Penampungan Semen a. Satu set vagina buatan digunakan untuk menampung semen kambing peranakan etawah b. Termos untuk menyimpan air panas yang digunakan untuk mengisi air pada vagina buatan c. Thermometer untuk menghitung temperatur air yang akan digunakan 2) Evaluasi Semen a. Mikroskop digunakan untuk mengamati semen secara mikroskopis b. Tabung reaksi sebagai tempat atau wadah bagi semen yang didapat dari hasil penampungan c. Rak tabung reaksi untuk menyimpan tabung reaksi yang digunakan d. Objek glass untuk menyimpan media yang akan diamati di mikroskop e. Cover glass untuk menutup media yang ada di objek glass f. Pipet untuk mengambil semen atau larutan lainnya
2 17 g. Pipet haemocytometer batu merah untuk mengambil semen dengan ukuran yang jelas h. Haemocytometer dan Kamar hitung Neubaeur untuk pengamatan konsentrasi total dan motilitas i. Batang pengaduk untuk mengaduk campuran media j. Pembakar Bunsen untuk mensterilkan alat dan sebagai pembakar pada preparat ulas k. Kertas lakmus untuk mengukur ph semen 3) Pengenceran Semen a. Kertas saring digunakan untuk menyaring bahan yang digunakan pada saat pengenceran semen b. Timbangan analitik untuk menimbang bahan c. Alumunium foil untuk menutup tabung Erlenmeyer d. Mikro pipet untuk mengambil bahan dengan lebih akurat e. Tabung Erlenmeyer untuk menyimpan larutan f. Gelas ukur untuk mengukur banyaknya larutan pengencer g. Pinset steril untuk memecahkan kulit telur pada proses pembuatan pengencer h. Beaker glass digunakan untuk pencampuran buffer dan kuning telur 4) Pembekuan Semen a. Straw 0.25 ml sebagai tempat untuk semen beku b. Pinset untuk memindahkan atau mengangkat straw dari N cair c. Goblet sebagai tempat menyimapan straw d. Canister sebagai tempat menyimpan goblet e. Container sebagai tempat menyimpan semen beku
3 18 5) Thawing a. Termos digunakan untuk menyimpan air panas b. Thermometer untuk mengukur suhu air panas B. Bahan Penelitian 1) Penampungan Semen a. Air hangat bersuhu C digunakan untuk penghangat vagina buatan b. Vaselin digunakan untuk melicinkan area depan corong vagina buatan 2) Evaluasi Semen a. Semen kambing Peranakan Etawah (PE) sebagai sampel penelitian b. NaCl fisiologis, NaCl 3% digunakan untuk pengamatan konsentrasi spermatozoa dan motilitas spermatozoa c. Pewarna eosin 2% digunakan untuk membuat preparat ulas ketika melihat abnormalitas sperma d. Aquades untuk membersihkan peralatan yang telah digunakan 3) Pengenceran Semen a. Semen kambing Peranakan Etawah (PE) sebagai bahan untuk diencerkan b. Tris sebagai bahan pengencer yang terdiri dari tris, asam sitrat, fruktosa dan kuning telur c. Natrium sitrat sebagai bahan pengencer d. Kuning telur sebagai anti coldshock e. Gliserol sebagai agen krioprotektan f. Aquabidestilasi untuk melarutkan bahan pengencer g. Streptomycin dan Penicillin sebagai antibiotik
4 19 4) Pembekuan Semen a. N cair dengan suhu -196 C digunakan untuk proses pembekuan semen 5) Thawing a. Air panas dengan suhu 38 C untuk pengenceran kembali atau thawing 6) Motilitas a. Pengencer tris sitrat digunakan untuk pengamatan motilitas spermatozoa 2.2 Metode Penelitian Perlakuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 macam perlakuan dengan 5 kelompok, yaitu : P1 = Semen + (Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur) + Gliserol 5% P2 = Semen + (Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur) + Gliserol 6% P3 = Semen + (Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur) + Gliserol 7% P4 = Semen + (Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur) + Gliserol 8% P5 = Semen + (Larutan pengencer Tris-Sitrat kuning telur) + Gliserol 9% Prosedur Penelitian A. Penampungan Semen 1. Menyiapkan kambing pemancing (teaser) dan kambing yang akan ditampung semennya (pejantan) 2. Menyiapkan vagina buatan yang silindernya sudah diisi air panas bersuhu ºC menggunakan thermometer
5 20 3. Mengoleskan vagina buatan dengan vaselin agar licin 4. Vagina Buatan di pegang oleh operator / penampung dengan tangan kanan, operator siap di sebelah kanan belakang pemancing. 5. Pejantan didekatkan pada pemancing hingga pejantan terangsang 6. Setelah dilakukan 2 3 kali False mount, pejantan diizinkan menaiki pemancing. 7. Operator penampung segera membelokkan arah penis ke arah mulut vagina buatan yang telah disiapkan. 8. Penis yang masuk ke dalam vagina buatan segera dilepaskan setelah terjadi hentakan keras (ejakulasi) 9. Melepaskan tabung penampung dari corong karet dan segera bagian yang terbuka ditutup dengan aluminium foil atau plastik. 10. Semen segera dibawa ke laboratorium untuk segera di evaluasi. B. Penilaian Kualitas Semen Penilaian kualitas semen dilakukan dengan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis. 1. Pemeriksaan Makroskopik a. Volume Semen Volume semen dihitung dengan melihat skala yang tertera pada tabung penampung semen. Volume semen kambing bervariasi setiap penampungan yaitu 0,5 1,0 ml (Devendra dan Burns, 1994). Volume semen kambing PE rata-rata 0,95 ml, volume semen setiap penampungan untuk masing-masing ternak berbeda-beda menurut bangsa, umur, ukuran ternak, dan makanan (Partodihardjo, 1992).
6 21 b. Warna Semen Warna semen dari kambing PE rata-rata adalah putih sampai krem (Tambing dkk, 2001). Apabila terdapat kelainan warna seperti hijau itu terjadi karena adanya kontaminasi dengan feses dan merah terjadi kontaminasi dengan darah. c. Bau Semen Dapat diamati langsung dengan menggunakan panca indra penciuman (hidung) d. Konsistensi atau Derajat Kekentalan Kekentalan diamati dengan cara memiringkan tabung semen lalu ditegakan kembali, perhatikan dinding tabung semen. Apabila semen yang mengalir pada dinding lambat, maka konsistensinya tinggi (kental). Namun jika sebaliknya maka konsistensinya rendah (cair). Konsistensi yang ada pada semen kambing rata-rata memiliki konsistensi tinggi (kental) (Tambing dkk., 2001) e. ph Semen ph semen dapat dihitung menggunakan kertas lakmus, dengan cara meneteskan semen lalu mencocokannya dengan warna pada kemasan kertas lakmus. ph rata-rata pada semen kambing PE berkisar sekitar 7,0 (Partodihardjo, 1992). Standar derajat keasaman semen kambing yang baik untuk dijadikan semen beku adalah 6,2 7,2 (Hafez, 1987) 2. Pemeriksaan Mikroskopik a. Mengamati Gerakan Massa Sperma Gerakan massa diamati dengan melihat adanya kecenderungan bergerak bersama-sama ke satu arah, membentuk gelombang yang tebal atau tipis, dan bergerak cepat atau lambat. Semen hasil penampungan diteteskan sedikit ke atas
7 22 objek glass kemudian amati dibawah mikroskop dengan perbesaran Jika semen yang diamati gerakannya cepat berpindah dan berbentuk gumpalan tebal dan gelap, maka gerakan massanya bernilai (+++). Rata-rata gerakan massa sperma yang dihasilkan oleh kambing PE bernilai +++ (Tambing dkk, 2000). Sementara jika hanya terlihat gerakan sperma saja dan tidak ada gumpalan, maka nilai gerakannya adalah (+) b. Menghitung Konsentrasi Sperma Penilaian konsentrasi spermatozoa bertujuan untuk menghitung jumlah spermatozoa. Perhitungan konsentrasi spermatozoa dilakukan dengan menggunakan Hemocytoeter dan kamar hitung Neubaeur. Mula-mula mengisap semen dengan pipet erythrocyte yang belum di encerkan hingga tanda 0,5, lalu mengisap larutan NaCl 3 % hingga tanda 101. Mengocok pipet dengan gerakan membentuk angka delapan dengan tujuan agar sperma tercampur secara merata dan sel-selnya tidak rusak saat dilakukan pengocokan selama 2-3 menit. Membuang beberapa tetesan pertama. Kemudian menteskan satu tetes semen pada sisi cover glass. Menghitung jumlah sel spermatozoa dalam 5 kamar dihitung menurut arah diagonal. Rata-rata konsentrasi dari sperma kambing PE adalah 2801,43±438,79 (Tambing dkk, 2000), dan sebesar 3720±100x10 6 spermatozoa/ml (Dorado dkk.,2010) c. Menghitung Motilitas Sperma Motilitas spermatozoa adalah kemampuan spermatozoa untuk melakukan gerak maju atau progresif. Motilitas spermatozoa dihitung melalui cara yang sama dengan perhitungan konsentrasi sperma total, tetapi pengencernya menggunakan larutan isotonik, sehingga diperoleh konsentrasi sperma mati.
8 23 Rata-rata motilitas spermatozoa pada kambing PE 72,29 % (Kostaman dan Sutama, 2004) Evaluasi semen yang dilakukan adalah untuk mengetahui kondisi semen yang nantinya akan dibekukan. Semen yang dihasilkan dari penampungan selain digunakan untuk evaluasi semen, digunakan juga untuk 5 perlakuan yang dilakukan dalam penelitian. C. Pengenceran Semen 1. Bahan Pengencer (Buffer) Buffer yang digunakan yaitu tris-sitrat kuning telur dengan bahan sebagai berikut: A. Buffer Tris a) Menyiapkan bahan pengencer tris yang terdiri dari tris 3,634 gr, asam sitrat 1,99 gr dan fruktosa sebanyak 0,50 gr b) Melarutkan bahan pengencer tris ke dalam 100 ml aquades. c) Memindahkan larutan kedalam labu Erlenmeyer 100 ml, lalu menutupnya dengan alumunium foil atau paraffin film B. Buffer Sitrat a) Menyiapkan bahan pengencer sitrat yang terdiri dari 2,9 gr Na-Sitrat dan 0,5 gr fruktosa b) Melarutkan bahan pengencer tris ke dalam 100 ml aquades. c) Memindahkan larutan ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml, lalu menutupnya dengan alumunium foil atau paraffin film Mencampurkan buffer tris dan sitrat kuning telur dengan perbandingan 75:25, selanjutnya memasukkan campuran bahan tris dan sitrat tersebut ke dalam
9 24 labu ukur 100 ml yang bersih. Simpan larutan tersebut dengan baik, untuk digunakan kemudian bila diperlukan. C. Menyediakan Egg Yolk a) Menyiapkan telur segar dan membersihkan kulitnya menggunakan kapas beralkohol 70% b) Memecahkan kulit telur hingga 1/3-1/2 bagian dengan menggunakan pinset steril. Membuang semua cairan putih telur (albumen). Memindahkan kuning telur yang utuh dan terbungkus vitellin ke atas kertas hisap untuk menghilangkan cairan putih telur yang tersisa c) Memecahkan selaput vitellin dan alirkan kuning telur ke dalam gelas ukur melewati dinding tabung d) Menuangkan larutan Tris-Sitrat dan kuning telur, lalu mengaduk hingga merata e) Menambahkan antibiotic Penicillin 1000 IU dan Sterptomycin 1mg ke dalam setiap ml pengencer. Mengaduk larutan hingga merata 2. Pembuatan Pengencer a. Menyiapkan larutan buffer tris-sitrat yang telah dibuat disiapkan sebanyak 80 ml b. Menuangkan kuning telur sebanyak 20 ml ke dalam beaker glass c. Mengaduk kedua bahan tersebut dengan menggunakan batang pengaduk secara perlahan hingga homogen d. Menutup beaker glass dengan alumunium foil 3. Pembuatan Semen Cair Penambahan volume pengencer dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
10 25 Jumlah dosis inseminasi = V x KT x M KSM Keterangan: V KT M KSM = Volume semen = Konsentrasi Sperma Total = Motilitas = Konsentrasi Sperma Motil yang diinginkan Perhitungan volume pengencer dan semen, serta perhitungan volume pengencer adalah sebagai berikut: Volume Pengencer dan Semen = Jumlah Dosis Volume Inseminasi Volume Pengencer = Volume pengencer dan semen Volume semen 4. Gliserolisasi Gliserolisasi dilakukan satu tahap pencampuran dengan cara; 1) Mencampurkan pengencer dengan semen sesuai dengan hasil perhitungan pengencer yang dibutuhkan. 2) Tabung semen yang telah dicampurkan dengan pengencer dibagi menjadi 5 bagian sebagai perlakuan yaitu penambahan gliserol P1=5%, P2=6%, P3=7%, P4=8%, dan P5=9%. 3) Menyimpan di dalam tabung reaksi serta diberi label pada tabung sesuai dengan masing- masing perlakuan. 4) Tabung reaksi masing-masing ditambahkan gliserol dengan cara mengeluarkan jumlah pegencer sesuai dengan jumlah gliserol yang akan dimasukkan, melakukannya secara perlahan pada suhu kamar. 5) Mengaduk secara perlahan hingga homogen
11 26 6) Melakukan proses ekuilibrasi yaitu waktu yang dibutuhkan oleh spermatozoa untuk menyesuaikan diri sebelum dilakukan pembekuan, hal ini dilakukan di dalam lemari dengan temperatur 4-5 C selama 4 jam kemudian dilakukan pengemasan. D. Pengemasan Semen (Filling dan Sealing) Pengemasan larutan semen ini dilakukan di dalam lemari es / tempar yang bersuhu 4-5 C agar temperaturnya tetap sama. Pengemasan dilakukan dengan menggunakan kemasan straw volume 0,25 ml. 1. Menyambungkan ujung straw dengan ujung yang memiliki sumbat kapas dengan selang penghisap 2. Meyambungkan ujung straw yang lainnya dengan pompa penghisap 3. Menuangkan semen dari beaker glass ke dalam cawan plastik khusus untuk pengisian straw 4. Menghidupkan pompa penghisap lalu biarkan cairan semen masuk ke dalam straw hingga penuh 5. Menutup ujung bebas straw dengan tepung polyvinyl alcohol, setelah straw terisi penuh E. Pembekuan (Freezing) Proses pembekuan dilakukan setelah adanya proses pre-freezing, proses pre-freezing dilakukan dengan cara: 1. Meletakkan straw pada uap nitrogen N cair pada container selama 9 menit pada suhu -80 sampai dengan C 2. Gas nitrogen akan menguapi straw dengan jarak antara straw dan permukaan cairan sekitar 4 cm
12 27 Setelah dilakukan proses pre-freezing, kemudian masuk pada proses pembekuan (freezing), dengan cara 1. Memasukan semen dalam straw yang telah membeku ke dalam goblet dengan menggunakan pinset. Memasukkan goblet yang telah bersi straw kedalam canister. 2. Menyimpan canister kedalam container yang berisi cair yang bersuhu C untuk dibekukan. F. Pencairan Kembali Semen Beku (Thawing) Mencairkan kembali (thawing) semen yang telah dibekukan pada keesokan harinya dengan air hangat bersuhu 38 0 C selama detik. G. Pemeriksaan Post Thawing Semen yang telah di thawing, diteteskan pada objek glass lalu di evaluasi kembali. Khususnya evaluasi mengenai motilitas dan abnormalitas spermatozoa sebagai parameter dalam penelitian ini Peubah yang Diamati a. Motilitas Motilitas spermatozoa adalah kemampuan spermatozoa untuk melakukan gerak maju atau progresif. Motilitas merupakan salah satu parameter dalam penilaian kualitas sprematozoa, karena mudah dan cepat dilakukan. Perhitungan motilitas pada spermatozoa dilakukan dengan mengamati spermatozoa yang hidup dan mati. Spermatozoa yang tidak bergerak progresif dan diam ditempat dapat dikategorikan sebagai spermatozoa yang mati. Mengisap semen dengan menggunakan pipet haemocytometer batu merah sampai pada tanda 0.5 kemudian isap pengencer tris-sitrat sampai tanda 101.
13 28 Menghomogenkan dengan membentuk angka delapan selama 2 3 menit, kemudian buang 2 3 tetes, lalu homogenkan kembali. Meneteskan larutan pada celah kamar hitung Neubauer, lalu tutup dengan cover glass. Melakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40 dan hitung jumlah sel spermatozoa sebanyak lima lapang pandang. Perhitungan persentase motilitas spermatozoa sebagai berikut: Motilitas = spermatozoa total - spermatozoa mati spermatozoa total b. Abnormalitas Pengamatan abnormalitas spermatozoa yang diamati dalam penelitian ini adalah abnormalitas sekunder. Bentuk abnormalitas sekunder meliputi bagian ekor yang melipat, selubung akrosom yang terlepas dari kepala tanpa adanya ekor dan ekor yang terputus. Abnormalitas dihitung dengan menggunakan eosin 2 % (Toelihere,1993b). Jumlah spermatozoa yang abnormal dihitung bersama dengan spermatozoa yang normal. Mengambil semen dengan menggunakan pipet kemudian meneteskannya diatas gelas objek, lalu mengambil pewarna eosin 2% dan meneteskannya diatas gelas objek yang sama, lakukan pencampuran, kemudian membuat preparat ulas dan melayangkan diatas nyala api bunsen hingga kering. Melakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 40 atau 10 x 10, lalu menghitung jumlah spermatozoa yang abnormal dalam spermatoa yang berjumlah 200. Persentase sel spermatozoa yang abnormal adalah spermatozoa abnormal Abnormalitas = x100% spermatozoa abnormal + spermatozoa normal
14 Analisis Data Analisis data yang digunakan yaitu dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) karena memiliki 5 perlakuan dan 5 kelompok, sehingga diperoleh 25 unit percobaan. Model matematika yang digunakan adalah : Y ijk = µ + γ i + β j + ε ijk Keterangan: Y ijk : respon hasil pengamatan perlakuan ke-i kelompok ke- j µ : rataan umum γ i β j ε ijk : pengaruh aditif perlakuan ke- i : pengaruh aditif dari kelompok ke-j : galat percobaan i : banyaknya percobaan (1,2,3,4,5) j : banyaknya kelompok (1,2,3,4,5) Hipotesis : Motilitas H 0 H 1 : P 2 P 1, P 3, P 4, P 5 Berarti tidak ada perlakuan yang berpengaruh nyata. : P 2 > P 1, P 3, P 4, P 5 Berarti ada minimal satu perlakuan yang berpengaruh nyata. Abnormalitas H 0 H 1 : P 2 P 1, P 3, P 4, P 5 Berarti tidak ada perlakuan yang berpengaruh nyata. : P 2 < P 1, P 3, P 4, P 5 Berarti ada minimal satu perlakuan yang berpengaruh nyata. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan penambahan berbagai level glierol terhadap motilitas dan abnormalitas.
15 30 Tabel 1. Analisis Sidik Ragam Sumber variasi db JK KT Fhit F tabel 0,05 Kelompok (r-1) JK k KT k Perlakuan (p-1) JK P KT P KT P /KT G Galat p(r-1) JK G KT G Total (r-1)(p-1) JK T Sumber : Gaspersz, Keterangan: db = Derajat bebas JK = Jumlah kuadrat KT = Kuadrat tengah p = Total Perlakuan r = Ulangan Perbedaan pengaruh perlakuan dapat diketahui dengan menggunakan uji F dengan taraf kepercayaan 5% kaidah keputusan : 1. Apabila F hit F tabel 0,05 maka tidak berbeda nyata (terima H 0 ). 2. Apabila F hit > F tabel 0,05 maka berbeda nyata (tolak H 0 dan terima H 1 ) artinya ada pengaruh perlakuan terhadap respon yang diamati Apabila hasil sidik ragam menunjukan perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan, sebagai berikut: S x = KTG r LSR = SSR x S x Keterangan : S x = Standar error KTG = Kuadrat Tengah Galat r = Ulangan periode LSR = Least Significant Range (Jarak beda nyata terkecil) SSR = Student Significant Range
16 31 Bila selisih antara perlakuan dibanding dengan LSR, kaidah keputusan : 1. Bila d LSR (tidak berbeda nyata) 2. Bila d> LSR (berbeda nyata) Ket : d = selisih antar perlakuan Tata Letak Percobaan Tabel 2. Tata Letak Perlakuan Kelompok Total Kelompok 1 P 1 K 1 P 2 K 1 P 3 K 1 P 4 K 1 P 5 K 1 Y 1 2 P 1 K 2 P 2 K 2 P 3 K 2 P 4 K 2 P 5 K 2 Y 2 3 P 1 K 3 P 2 K 3 P 3 K 3 P 4 K 3 P 5 K 3 Y 3 4 P 1 K 4 P 2 K 4 P 3 K 4 P 4 K 4 P 5 K 4 Y 4 5 P 1 K 5 P 2 K 5 P 3 K 5 P 4 K 5 P 5 K 5 Y 5 Total Perlakuan Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 Rata-rata Berdasarkan tabel tata letak diatas dapat dibuat hasil pengacakan perlakuan adalah sebagai berikut : P 1 K 1 P 3 K 1 P 5 K 1 P 2 K 1 P 4 K 1 P 2 K 2 P 4 K 2 P 3 K 2 P 5 K 2 P 1 K 2 P 3 K 3 P 5 K 3 P 1 K 3 P 4 K 3 P 2 K 3 P 4 K 4 P 1 K 4 P 2 K 4 P 3 K 4 P 5 K 4 P 5 K 5 P 2 K 5 P 4 K 5 P 1 K 5 P 3 K 5
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan yaitu semen yang berasal dari lima ekor kambing PE umur 2-3 tahun. 3.1.2 Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara di Breeding
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah semen yang didapat dari kambing pejantan Peranakan Etawah berumur 1,5-3 tahun dan dipelihara
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian menggunakan semen kambing Peranakan Etawah berumur 2-3 tahun sebanyak lima ekor. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima
15 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Objek Penelitian yang digunakan adalah semen yang didapat dari lima ekor kambing Peranakan Etawah jantan berumur 1,5-3 tahun
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah semen kambing yang berasal 5 ekor kambing Peranakan Etawah yang berumur 1,5-3 tahun yang dipelihara
Lebih terperinciOBJEK DAN METODE PENELITIAN. diberi lima perlakuan. Domba yang digunakan ini adalah domba lokal yang
20 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 TernakPercobaan Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak domba lokal jantan umur 2 tahun sebagai sumber penghasil sperma yang
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh kadar ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia (Teen.) Steenis) dalam pengencer tris kuning telur tehadap kualitas semen kambing Peranakan Etawah
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. breeding station Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Domba jantan yang
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. ` Bahan dan Peralatan 3.1.1. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu semen yang berasal dari domba yang ada di breeding station Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor,
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan bulan Februari Maret 2016 di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Penelitian diawali dengan survey untuk mengetahui
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai dengan Januari 2015 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.2. Bahan dan Alat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Laboratoium Unit
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11--18 April 2014 di Laboratoium Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah Lampung,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai
22 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Unit Pelayanan Tekhnis Daerah Balai Inseminasi Buatan Daerah (UPTD-BIBD) Lampung Tengah. Kegiatan penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung,
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 7 13 April 2014, di BIBD Lampung, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung. B. Alat
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di. Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 013 di Balai Inseminasi Buatan Tenayan Raya, Pekanbaru. 3.. Materi Materi yang digunakan dalam
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder di Laboratorium Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Bandung, Jawa Barat. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder produksi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal April 2014 di Unit Pelayanan
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18--25 April 2014 di Unit Pelayanan Teknis Daerah Balai Insemninasi Buatan Daerah Lampung, Kecamatan Terbanggi
Lebih terperinciInseminasi Buatan (IB)
- J0B202.. 6 JUNI 206 dari 22. MATERI PRAKTIKUM 2 : Inseminasi Buatan (IB) 2. RUMUSAN KOMPETENSI KHUSUS ) Menjelaskan proses Inseminasi Buatan pada ternak dengan benar yang meliputi penampungan semen,
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Perbedaan Kualitas Semen Segar Domba Batur dalam Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal 27 Maret sampai dengan 1 Mei
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Inseminasi Buatan (UPTD BIB) Tuah Sakato, Payakumbuh. 3.2. Materi
Lebih terperinciBAB II JUDUL PRAKTIKUM : INSEMINASI BUATAN [IB]
JUDUL PRAKTIKUM BAB II : INSEMINASI BUATAN [IB] TUJUAN PRAKTIKUM MANFAAT PRAKTIKUM BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM BAHAN : 1. Menjelaskan proses Insemiasni Buatan pada ternak dengan benar yang meliputi penampungan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di
23 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Maret hingga 27 April 2017 di Balai Inseminasi Buatan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah yang bertempat di Sidomulyo
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 19 April 2016, bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta.
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Januari-Februari 2014 di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Tuah Sakato Payakumbuh Sumatra Barat. 3.2. Sampel
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dikandangkan secara individu di Kandang Kambing Perah Fakultas Peternakan
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah semen yang berasal dari kambing Peranakan Etawah (PE) yang berumur 3 tahun. Kambing Peranakan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dari
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di
III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari2015 di Balai Inseminasi Buatan Tuah Sakato Kota Payakumbuh, Sumatera barat. 3.2 Bahan dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah
1 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Hubungan Bobot Badan dengan Konsentrasi, Persentase Hidup dan Abnormalitas Spermatozoa Entok (Cairina moschata), telah dilaksanakan pada bulan Juli -
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai evaluasi kualitas semen beku sapi Brahman post thawing di dataran rendah bertempat di Poskeswan Tayu Kabupaten Pati dan dataran tinggi bertempat di kelompok
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Metode Penelitian
MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011 sampai April 2012 bertempat di Indira Farm Hamtaro and Rabbit House, Istana Kelinci, dan di Unit Rehabilitasi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pemeliharaan ayam dan penampungan semen dilakukan di Kandang B, Laboratorium Lapang, Bagian Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian
LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Penampungan Evaluasi Semen Segar (Makroskopis & Mikroskopis) Proses Awal Sexing Semen + BO (1 ml) BSA 5% (2 ml) BSA 10% (2 ml) Inkubasi pada suhu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna,
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Pemeriksaan semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, ph dan secara mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi sperma,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Rancangan pola faktorial dengan dua faktor, yaitu suhu dan lama thawing, dengan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian 1. Karkas ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam broiler berumur 23-28 hari dengan
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari
6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Karakteristik Semen Kambing Semen adalah cairan yang mengandung gamet jantan atau spermatozoa dan sekresi kelenjar pelengkap saluran reproduksi jantan. Bagian cairan dari suspensi
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH ABSTRACT
PERBANDINGAN KUALITAS SEMEN KAMBING KEJOBONG DAN KAMBING KACANG DI JAWA TENGAH Hanum, A. N., E. T. Setiatin, D. Samsudewa, E. Kurnianto, E. Purbowati, dan Sutopo Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sehingga dapat memudahkan dalam pemeliharaannya. Kurangnya minat terhadap
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang dikenal di Indonesia sebagai ternak penghasil daging dan susu. Kambing adalah salah satu ternak yang telah didomestikasi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak (KTT) Manunggal IV Dusun Wawar Lor, Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada bulan Maret Juni
Lebih terperinciPENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS- KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING THE EFFECT OF GLYCEROL LEVEL ON TRIS-YOLK EXTENDER
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah dipelihara dan dikembangkan di Indonesia. Sistem pemeliharannya masih dilakukan secara tradisional. Salah satu bangsa
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur <1 tahun 3 tahun
14 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini berupa ovarium domba lokal umur
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum
9 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Materi Penelitian.. Bahan Penelitian a. Biji Sorgum (Sorghum bicolor) Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum sebanyak 5 kg dengan umur panen yang
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Semen Segar Kambing PE Semen ditampung dari satu ekor kambing jantan Peranakan Etawah (PE) menggunakan metode artificial vagaina (AV). Semen yang didapatkan kemudian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi Semen Segar
HASIL DAN PEMBAHASAN Semen adalah cairan yang mengandung suspensi sel spermatozoa, (gamet jantan) dan sekresi dari organ aksesori saluran reproduksi jantan (Garner dan Hafez, 2000). Menurut Feradis (2010a)
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh dari
22 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian (1) Daun Singkong Daun singkong yang digunakan yaitu seluruh daun dari setiap bagian tanaman singkong. Daun singkong sebanyak 4 kg segar diperoleh
Lebih terperinciIII BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan
20 III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan/Objek Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian, yaitu 20 ekor Domba Priangan jantan dengan kisaran umur 12-14 bulan dan
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 1. Kelinci Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lapang Bagian Produksi Ternak Ruminansia Kecil Fakultas Peternakan IPB dan Laboratorium Unit Rehabilitasi Reproduksi, Bagian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. kambing Peranakan Etawah (PE). Kambing PE merupakan hasil persilangan dari
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kambing merupakan komoditas ternak yang banyak dikembangkan di Indonesia. Salah satu jenis kambing yang banyak dikembangkan yaitu jenis kambing Peranakan Etawah (PE).
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan
20 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 1) Kulit Pisang Nangka Kulit pisang nangka berfungsi sebagai bahan pakan tambahan dalam ransum domba. Kulit pisang yang digunakan berasal dari pisang
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama berupa daging sapi
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aquades 2. Sarang Lebah 3. Media Nutrien
Lebih terperinciTUGAS AKHIR - SB Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP.
TUGAS AKHIR - SB 091358 Oleh: ARSETYO RAHARDHIANTO NRP. 1507 100 016 DOSEN PEMBIMBING : Dra. Nurlita Abdulgani, M.Si Ir. Ninis Trisyani, MP. Kebutuhan pangan (ikan air tawar) semakin meningkat Kualitas
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK
PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR 2016 PENDAHULUAN Kebutuhan konsumsi daging nasional cenderung meningkat
Lebih terperinciIII MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix
17 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix japonica) sebanyak 100 ekor puyuh berumur 4 minggu yang diperoleh dari Quail
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang ada (Mulyono dan Sarwono, 2004). K isaran volume semen per ejakulat
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Domba Ekor Tipis Domba ekor tipis merupakan domba yang bersifat profilik yaitu mampu mengatur jumlah anak yang akan dilahirkan sesuai dengan ketersediaan pakan yang
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian paha yaitu silver side sebanyak 2
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Daging Sapi Daging sapi yang digunakan ialah daging segar bangsa PO (peranakan ongole) berumur 1,5-2 tahun bagian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
IV. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan pendahuluan dilaksanakan pada bulan November 2011-Februari 2012. Penelitian utama akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012. Penelitian
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015.
8 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2015 sampai 25 Mei 2015. Berlokasi di Laboratorium Reproduksi, Pemuliaan dan Kultur Sel Hewan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Semen Domba Segera Setelah Koleksi Pemeriksaan karakteristik semen domba segera setelah koleksi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pemeriksaan secara makroskopis
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh
1 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian A. Bahan Pembuatan Salami 1) Bahan utama adalah daging kelinci sebanyak 1 kilogram yang diperoleh dari 2 ekor
Lebih terperinciSpermatogenesis dan sperma ternak
J0A09 dari 5. MATERI PRAKTIKUM 3 : Spermatogenesis dan sperma ternak TUJUAN PRAKTIKUM : Mahasiswa dapat menyebutkan tahapan pembentukan spermatozoa dan menjelaskan komposisi semen serta struktur/morfologi
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Percobaan Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Penelitian dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC
J. Agroland 16 (2) : 187-192, Juni 2009 ISSN : 0854 641X PENGARUH PENGENCER SEMEN TERHADAP ABNORMALITAS DAN DAYA TAHAN HIDUP SPERMATOZOA KAMBING LOKAL PADA PENYIMPANAN SUHU 5ºC The Effect of Semen Diluter
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari dengan bobot badan 0,8-1,2
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Objek Penelitian 2.1.1 Ternak Penelitian Penelitian menggunakan itik lokal jantan asal Gunungmanik, Tanjung Sari, Sumedang sebanyak 60 ekor. Itik lokal berumur 35 hari
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kambing Peranakan Etawah (PE) Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Kacang betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR
PENGARUH TINGKAT PENGENCERAN TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING PE SETELAH PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR A. Winarto dan N. Isnaini Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang Abstrak
Lebih terperinciKETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM
KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM Oleh : Dewi Agustin ACC 113 028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PALANGKARAYA
Lebih terperinciBAB II TIJAUAN PUSTAKA. penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan
4 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Semen merupakan suatu produk yang berupa cairan yang keluar melalui penis sewaktu kopulasi. Semen terdiri dari sel-sel kelamin jantan yang dihasilkan oleh testis dan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
23 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Bahan Pembuatan Media Agar 1. Lactobacillus plantarum a. 7 g nutrien agar sebagai media tumbuhnya mikroba b. 2,5 g KH2PO4 c. Aquades sampai
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Wiersma (seperti dikutip dalam Emzir, 2008), eksperimen didiefinisikan sebagai situasi
Lebih terperinciBAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis
BAB III METODE PERCOBAAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis isolat (HJMA-5
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1. Bahan dan Alat Penelitian 2.1.1. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah itik pedaging jantan dengan bobot badan rata-rata 1,3-1,5 kilogram sebanyak
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan Penelitian.. Bahan Pakan Biji Sorgum Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum (Sorghum bicolor) dengan tipe grain sorghum sebanyak 5 kg
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Bagian Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Semen Beku Semen beku merupakan semen cair yang telah ditambah pengencer sesuai prosedur teknis pengawasan mutu bibit ternak kemudian dimasukkan ke dalam straw dan dibekukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Teknologi Inseminasi Buatan (IB) atau dikenal dengan istilah kawin suntik pada ternak sapi telah banyak diterapkan di Indonesia. Menurut SNI 4896.1 (2008),
Lebih terperinciPengaruh Level Gliserol dalam Pengencer Tris-Sitrat... Muthia Utami Islamiati
PENGARUH LEVEL GLISEROL DALAM PENGENCER TRIS-SITRAT KUNING TELUR TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLYSEROL LEVEL IN EGG-YOLK TRIS-CITRATE EXTENDER
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak 100 kg bahan kering dan untuk
16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian 2.1.1 Rumput Brachiaria humidicola Rumput Brachiaria humidicola yang digunakan pada penelitian ini didapat dari kawasan Universitas Padjadjaran sebanyak
Lebih terperinciMATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini sudah dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2014 di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 72-76 ISSN 1693-8828 Pengaruh Pemberian Susu Skim dengan Pengencer Tris Kuning Telur terhadap Daya Tahan Hidup Spermatozoa Sapi pada Suhu Penyimpanan 5ºC Nilawati
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam
BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Metoda Percobaan Rancangan analisis data pada penelitian ini menggunakan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK), desain faktorialnya 4 x 4 dengan tiga kali ulangan.
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu (uji kimia dan mikrobiologi) dan di bagian Teknologi Hasil Ternak (uji organoleptik), Departemen Ilmu Produksi dan
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai 12 minggu sebanyak 100
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak penelitian yang digunakan adalah ayam lokal yang diperoleh dari Jimmy Farm Cianjur. Pemeliharaan dimulai dari 0 sampai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Batur Domba Batur merupakan salah satu domba lokal yang ada di Jawa Tengah tepatnya yang berada di daerah Batur, Banjarnegara (Noviani et al., 2013). Domba Batur sangat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Hasil Evaluasi Karakteristik Semen Ayam Arab pada Frekuensi Penampungan yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil evaluasi semen secara makroskopis (warna, konsistensi, ph, dan volume semen) dan mikroskopis (gerakan massa, motilitas, abnormalitas, konsentrasi, dan jumlah spermatozoa per
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara makroskopis
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Semen Segar Domba Lokal Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap evaluasi semen domba lokal yang digunakan dalam penelitian inibaik secara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan
14 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA EVALUASI SEMEN Hari dan tanggal : Senin, 21 Desember 2015 KELOMPOK 2 KETUA : Deni Setiawan ( 0661 14 187 ) ANGGOTA : Endah Irianti ( 0661 11 115 ) Mira Amalia
Lebih terperinciPENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER
PENGARUH LAMA SIMPAN SEMEN DENGAN PENGENCER TRIS AMINOMETHAN KUNING TELUR PADA SUHU RUANG TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA KAMBING BOER M Fajar Agustian, M Nur Ihsan dan Nurul Isnaini Bagian Produksi Ternak,
Lebih terperinciPengaruh Level Glutathione dalam Pengencer Tris-Kuning... Riga Pradistya Hardian
PENGARUH LEVEL GLUTATHIONE DALAM PENGENCER TRIS-KUNING TELUR TERHADAP MEMBRAN PLASMA UTUH DAN RECOVERY RATE SPERMA KAMBING PERANAKAN ETAWAH POST THAWING EFFECT OF GLUTATHIONE LEVEL IN TRIS-EGG YOLK ON
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
14 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2012 dengan selang waktu pengambilan satu minggu. Lokasi pengambilan ikan contoh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian disusun menggunakan metoda statistika rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor, dimana faktor yang diujikan adalah pengaruh konsentrasi
Lebih terperinci