IDENTIFIKASI KEGIATAN KSST UNTUK PENYUSUNAN STANDAR BIAYA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PENDAHULUAN KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Reformasi sistem penganggaran telah berjalan sejak disahkan paket. undang-undang keuangan negara yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 17

PANDUAN TEKNIS PELAKSANAAN KUNJUNGAN SUPERVISI PENGEMBANGAN PUSAT UNGGULAN IPTEK TAHUN Nomor : 07/PUI/P-Teknis/Litbang/2016

SISTEMATIKA LAPORAN PENUGASAN TENAGA AHLI INDONESIA KE LUAR NEGERI PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN

Monev Kegiatan Iptek dengan Open Method Of Coordination/OMC (Metode. Koordinasi Terbuka/MKT)

L A P O R A N K I N E R J A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Keuangan

2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu

BAB I PENDAHULUAN. < diakses 16 Juni 2016.

Development (LERD), bersama ini kami informasikan bahwa kami membuka kembali pendaftaran diklat LERD, dengan informasi sebagai berikut:

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

22/09/2007. Manajemen Waktu Proyek

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2016

Dalam Rupiah PERHITUNGAN TAHUN 2016 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMP/AKUN/DETIL VOLUME HARGA SATUAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia T

1. Landasan Berpikir (1)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

10/6/2010. KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 10 Mei 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

2018, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS KABINET TENTANG PEDOMAN PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN TINDAK LANJUT HASIL SIDANG KABINET.

Dalam Rupiah PERHITUNGAN TAHUN 2016 PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/SUBOUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMP/AKUN/DETIL VOLUME HARGA SATUAN

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2017, KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 13 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi menjadi tonggak sejarah perubahan dari tatanan kehidupan

terutama dilakukan dalam perbaikan perangkat lunak pendidikan dalam hal ini penyempurnaan kurikulum berbasis kompetensi yang sesuai dengan visi dan

TOR ASISTENSI TEKNIS TASY#06 CAPACITY BUILDING SUB RECIPIENT (SR) DIBAWAH PRINCIPAL RECIPIENT (PR) TB AISYIYAH

SINERGI. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb)

SISTEMATIKA LAPORAN PROGRAM PELATIHAN INTERNASIONAL PROGRAM KERJA SAMA SELATAN-SELATAN

BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI

TA 2014 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

GUBERNUR SULAWESI BARAT

dalam Pembangunan Nasional;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021 UNTUK KEPERLUAN PENYUSUNAN ANGKA DASAR PAGU INDIKATIF Jakarta, Februari 2018

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA NASIONAL PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DAERAH

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CAL ON PEJABAT FUNGSIONAL PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN NOMOR: 38 TAHUN 2016

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

Mekanisme Diskusi. Sesi 1 Simulasi Penyusunan RPI2JM Sesi 2 Konsultasi dokumen RPI2JM masing-masing Kab/Kota

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I. PENDAHULUAN. Penyusunan rancangan Rencana Kerja SKPD merupakan tahap awal dari proses perencanaan.

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN

Program Kerja 2017 Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi D.I. Yogyakarta

laporan hasil audit internal

BAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa

BAB I PENDAHULUAN. daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya masing-masing. Tujuan

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya tuntutan masyarakat atas terwujudnya good governance di Indonesia

DWI SEPTIAWATI DJAFAR KETUA UMUM DPP KPPI

PMK Nomor 214 Tahun 2017 RKA-K/L. Sosialisasi: tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2012, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KERANGKA NASIONAL PENG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Program Riset Desentralisasi DIKTI

PENYUSUNAN PELAPORAN DAN EVALUASI RENJA (PP 39/2006 APLIKASI E MONEV BAPPENAS DAN EVALUASI RKA-KL (PMK 249/2011 APLIKASI SMART)

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

PENYUSUNAN RENCANA KERJA

RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN Oleh: Wakil Rektor IV

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

ANGGARAN KINERJA. Menetapkan keluaran (output) yang terukur dan hasil (outcome) untuk setiap kegiatan / sub kegiatan

Penyusunan Rencana Kerja dan Pembagian Tugas Pokja Hasil rencana kerja terlampir,

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

MIDTERM REPORT IDENTIFIKASI KEGIATAN KSST UNTUK PENYUSUNAN STANDAR BIAYA dalam rangka KAJIAN PENDANAAN BIDANG KERJASAMA PEMBANGUNAN INTERNASIONAL Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan nasional/bappenas Oktober 2016

1. PENGANTAR Simulasi kegiatan dan pembiayaan digunakan untuk menyediakan contoh penyusunan pembiayaan suatu kegiatan dan menurunkan standar pembiayaan bagi suatu kegiatan atau standar biaya keluaran. Simulasi kegiatan ini disajikan dengan cara mendeskripsikan suatu kegiatan (generic) dalam bentuk proses (tahapan) dan komponen kegiatan yang sesuai. Pada masing-masing tahapan dan komponen kegiatan akan terungkap komponen yang mengandung atau memerlukan pembiayaan. Berdasarkan deskripsi tersebut akan teridentifikasi kebutuhan pembiayaan kegiatan, termasuk pembiayaan komponen kegiatan yang rinci dan bersifat khusus. Secara umum KSST memiliki banyak jenis program dan kegiatan. Pada tahun 2015 teridentifikasi 45 kegiatan yang terkait dengan knowledge sharing, yang umumnya dilakukan dalam bentuk capacity building. Jenis kegiatan dan pengelompokan terbagi sesuai dengan flagship atau bidang prioritas, yaitu: (i) Development Issues, (ii) Economic Issue, dan (iii) Good Governance and Peace Building. Bidang prioritas yang paling banyak dilakukan adalah menyangkut development issues karena menyangkut bidang pembangunan yang cukup luas, dan memperlihatkan sektor-sektor pembangunan dimana Indonesia dinilai mempunyai comparative advantages. 2. PENGELOMPOKAN KEGIATAN KSST Untuk kebutuhan analisis kegiatan dan pembiayaan, maka program dan kegiatan yang ada akan dilihat terutama dari bentuk atau jenis kegiatan. Secara keseluruhan kegiatan yang ada dapat dikelompokkan kedalam beberapa jenis, yaitu (i) Training, (ii) Capacity Building, (iii) Expert Dispatch (Pengiriman Tenaga Ahli), dan (iv) Pemagangan (Internship). Pada masing-masing kelompok kegiatan ini sangat mungkin terdapat variasi kegiatan yang mungkin berbeda. Untuk kebutuhan simulasi kegiatan, maka diambil kegiatan berdasar bentuk/jenis. Hal ini untuk memudahkan dalam mendeskripsikan atau menguraikan kegiatan yang memperlihatkan komponen kegiatan (atau mungkin sub-kegiatan) yang ada, dan kegiatan yang mengandung/ memerlukan pembiayaan. Selanjutnya bentuk umum dari kegiatan yang ada dapat dikembangkan sesuai dengan karakter khusus, termasuk pengembangan kegiatan sesuai issue atau sektor pembangunan. 3. SUMBER PENDANAAN Pendanaan kegiatan KSST dapat berasal dari beberapa sumber, seperti APBN, Pendanaan melalui mitra pembangunan (Triangular Cooperation), Cost Sharing dengan Negara kerjasama, Trust Fund, dan sebagainya. Sumber pendanaan tersebut sangat mungkin memerlukan akuntabilitas yang berbeda (sesuai dengan sumber pendanaan). Untuk kepentingan simulasi kegiatan dan pembiayaan ini diasumsikan dengan pendanaan yang bersumber dari APBN, sehingga bentuk pertanggung jawaban kegiatan juga akan mengikuti APBN. 4. DASAR HUKUM SIMULASI PEMBIAYAAN 2 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

Dasar hukum yang digunakan dalam simulai pembiayaan KSST meliputi: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5 1 78); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 71/PMI.02/2013 tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, dan Indeksasi dalam Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2014; 3. Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2017 5. KERANGKA KERJA Formulasi program dan kegiatan perlu dilakukan agar dapat menjawab tujuan KSST. Selanjutnya input terhadap program dalam bentuk pembiayaan juga perlu dilakukan untuk mendapatkan formulasi pembiayaan yang efektif dalam mendukung program dan kegiatan. Dalam konteks ini kerangka kajian sekaligus dapat mencakup untuk kajian program dan kajian pembiayaan. Kerangka kajian dengan menggunakan kerangka logis untuk penyusunan program dan pembiayaan. Formulasi dengan kerangka logis memastikan bahwa kegiatan dan biaya disusun secara terstruktur dan berorientasi pada tujuan dan (target) kinerja. Dengan memperhatikan kerangka arsitektur kinerja yang ada, maka penyusunan program dan pembiayaan mempunyai keterkaitan dan dilaksanakan dalam satu rangkaian kerangka logis. Outcome Output Program/Kegiatan Formulasi Program Formulasi Biaya Input/Biaya Gambar 1: Formulasi Program dan Biaya dengan Kerangka Logis Dalam hal ini 2 tahapan kegiatan yang saling terkait dilaksanakan, yaitu: a) Formulasi Program b) Formulasi Biaya /Anggaran Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan formulasi dilakukan juga secara berurutan pertama melakukan formulasi program, dan berikutnya adalah formulasi biaya; yang mana formulasi biaya mensyaratkan adanya program/kegiatan. Formulasi program dan pembiayaan, sesuai dengan kerangka dan metodologi, yang ada dilakukan adalah untuk pencapaian tujuan KSST; atau dengan kata lain penyusunan (program dan biaya) dilakukan sesuai target kinerja yang ada. 3 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

6. TAHAPAN KERJA Tahapan pelaksanaan kajian melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu (1) Studi dokumen & pengumpulan data tentang program dan kegiatan KSST (2) Penyusunan kerangka logis program, dan menyusun simulai program/kegiatan dan pembiayaan. Dalam formulasi program, kegiatan utama yang dilakukan meliputi: [i] Penyiapan kerangka logis program, [ii] Penyusunan dan penajaman program/kegiatan sesuai kerangka logis dan indikator kinerja, dan [iii] Review/evaluasi kegiatan dengan indikator kinerja yang memenuhi kerangka logis. Sedangkan dalam Formulasi pembiayaan, kegiatan utamanya meliputi: [i] Pemilihan dan penetapan kegiatan (sesuai hasil kerangka logis), [ii] Melakukan rincian (breakdown) kegiatan dalam komponen/tahapan kegiatan yang mengandung biaya, [iii] Memberikan nilai/biaya pada setiap komponen/tahapan, dan [iv] Melakukan survey pasar atau benchmarking untuk memastikan (evaluasi) pemberian biaya adalah wajar dan mempunyai dasar/rujukan. (3) Melakukan in depth interview, pertemuan dan diskusi dengan stakeholder (narasumber), termasuk development partners untuk verifikasi, pembahasan, perbandingan tentang formulasi program dan pembiayaan. (4) Perumusan tentang formulasi skema program dan pembiayaan melalui workshop/fgd. 7. WORKSHEET PENYUSUNAN SIMULASI PEMBIAYAAN Berikut dipaparkan worksheet penyusunan simulasi pembiayaan beberapa kegiatan KSST, antara lain: [1] Training, [2] Expert Dispatch, [3] Magang (Internship), [4] Capacity Building, dan [5] Kegiatan baru yang didefinisikan. 7.1. WORKSHEET 1: KEGIATAN TRAINING 1. Program/Kegiatan : Training (Third Training Country Program) 2. Hasil : Pelaksanaan sharing knowledge (Penyebaran pengetahuan) kepada Negara partner 3. Indikator Kinerja : Terlaksananya training di bidang Pertanian (Contoh) Kegiatan 4. Gambaran Umum : KSST mempunyai program tetap dalam sharing knowledge, yaitu melalui berbagai kegiatan yang ditargetkan kepada Negara partner kerjasama selatan-selatan. Salah satu kegiatan unggulan yang dilaksanakan secara regular setiap tahun adalah pelaksanaan training yang secara khusus didisain sesuai kebutuhan Negara partner. Kegiatan training tersebut yang disebut TCTP diikuti oleh perwakilan beberapa Negara partners, sesuai topik yang dipilih. Untuk setiap tahunnya, dalam rangka merespon kebutuhan Negara partners, diselenggarakan beberapa training dengan topic yang beragam sesuai kebutuhan, yang diselenggarakan di Indonesia dengan mengundang perwakilan Negara partner. Pada tahun 2017 direncanakan diselenggarakan ada (jumlah kegiatan) training yang 4 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

mencakup topik sesuai flagship: issue pembangunan, demokrasi, dan ekonomi. Dengan terselenggaranya training yang ada maka diharapkan dapat mendukung peran Indonesia dalam kerjasama selatan-selatan, dan menyebarkan ilmu dan pengetahuan kepada Negara berkembang, dan memberi manfaat bagi kerjasama umumnya, dan manfaat bagi Negara peserta khususnya. 5. Penerima Manfaat : Penerima manfaat kegiatan adalah semua Negara dalam lingkup kerjasama Selatan-Selatan 6. Metode Pencapaian Keluaran : 6.1. Metode Pelaksanaan : Penyelenggaraan kegiatan TCTP dilakukan dengan cara memberikan penugasan kepada pihak ketiga, yaitu lembaga pelaksana KSST. Pelaksanaan persiapan perencanaan dilakukan langsung oleh Lembaga KSST 6.2. Tahapan Pelaksanaan : Pelaksanaan TCTP dilakukan meliputi beberapa tahapan kegiatan, yaitu dari persiapan perencanaan, termasuk sosialisasi, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan termasuk evaluasi. 1) Tahap Perencanaan Meliputi perencanaan program training yang dilakukan dengan melakukan identifikasi kebutuhan pada Negara partner Kerjasama Selatan-Selatan, dan dilanjutkan dengan membuat perencanaan program training (sesuai kebutuhan). Identifikasi kebutuhan dilakukan dengan melakukan komunikasi langsung pada Negara-negara yang mempunyai potensi memerlukan pengetahuan atau dukungan dalam topik tertentu yang dipilih. Identifikasi juga dilakukan dari riset/analisis terbatas terhadap pengalaman kerjasama yang pernah dilakukan. 2) Persiapan dan Sosialisasi Persiapan pelaksanaan program dilakukan dengan memilih dan menentukan lembaga pelaksana yang dinilai mempunyai kemampuan dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu dan mampu menyelenggarakan dan mengelola training sesuai program. Persiapan juga termasuk penyiapan bahan untuk sosialiasi promosi, termasuk bahan cetak (booklet) Sosialisasi dilakukan untuk mengkomunikasikan rencana program training kepada Negara-negara target atau Negara partner dalam lingkup kerjasama Selatan- Selatan yang dinilai potensial akan mengirimkan wakilnya mengikuti training. Sosialisasi ini sekaligus untuk memastikan calon peserta training yang nantinya adalah individu yang mewakili Negara. 5 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

3) Pelaksanaan Training Pelaksanaan pada dasarnya dilakukan oleh pihak ketiga (lembaga pelaksana). Dalam pelaksanaan perlu dipertimbangkan pengelolaan terhadap komponen training, meliputi instruktur, teknologi dan sarana prasarana, fasilitasi peserta. Training TCTP adalah training khusus untuk tujuan KSST, sehingga dalam program training selain melibatkan instruktur yang sifatnya teknis, maka juga melibatkan instruktur terkait dengan topik KSST. 7. Kebutuhan Biaya Program 4) Evaluasi Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan training untuk menilai hasil pelaksanaan training. : Rencana Pembiayaan training secara rinci adalah sebagaimana terlampir Tabel 1: Simulasi Pembiayaan Kegiatan Training KSST Jenis Biaya Tahap Pelaksanaan dan No Volume Satuan Komponen Biaya Utama Pendukung ukur Biaya satuan ukur 1 2 3 4 5 6 7 8= (5x7) 1 Perencanaan 1.1. Rapat-Rapat a. Uang Saku b. Transport c. Snack d. Makan 1.2. 1.3. 2 Persiapan dan Sosialisasi 2.1. Penyiapan dan Produksi Bahan (booklet dsb.) 2.2. Modul Pelatihan 2.3. Training Kits 2.4. Banner & Backdrop 2.5. Computer Consumables 2.6. Office Supplies 2.7. Communication Expenses 2.8. Certificate 2.9. General Information (Book) Jumlah Keterangan 9 6 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

2.10. Paspor 2.11. Visa 4 Pelaksanaan 4.1. Airfare KSST Teknis 4.2. In Land Transportation KSST Teknis 4.3. Honor KSST Teknis 4.4. Allowance KSST Teknis 4.5. Accommodation KSST Teknis 4.6. Venue 4.7. 5 Evaluasi 5.1. Rapat-Rapat a. Uang Saku b. Transport c. Snack d. Makan 5.2. Pelaporan 5.3. 5.4. Jumlah Biaya Volume INDEKS BIAYA KELUARAN xxx xxx 7 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

7.2. WORKSHEET 2: KEGIATAN PENGIRIMAN EXPERT (EXPERT DISPATCH) 1. Program/Kegiatan : Pengiriman Tenaga Ahli sebagai Dukungan Teknis bagi Negara Partner/Kerjasama 2. Hasil : Pengiriman Expert pada Negara Partners 3. Indikator Kinerja : Jumlah Penugasan Expert Kegiatan 4. Gambaran Umum : Pengiriman experts adalah salah satu pelaksanaan knowledge sharing dengan cara mengirimkan tenaga ahli ke Negara partner untuk tujuan berbagi pengetahuan atau memberikan dukungan teknis suatu bidang pembangunan. Pengiriman ini dapat merupakan kelanjutan dari program kegiatan yang ada sebelumnya, misalnya kegiatan magang di Indonesia yang kemudian diikuti oleh kunjungan tenaga ahli, tetapi bisa juga pengiriman tenaga ahli merupakan kegiatan mandiri (terpisah). Secara regular Indonesia mengirim beberapa tenaga ahli ke Negara-negara yang membutuhkan, dan terutama atas permintaan dari Negara partner. Kegiatan di Negara tujuan bisa berbagai macam, tetapi utamanya adalah untuk memberikan konsultasi atau dukungan teknis. Mempertimbangkan bahwa pengiriman tenaga ahli bertujuan untuk memberikan konsultasi atau dukungan teknis, maka dalam penugasan ini memerlukan personel yang mempunyai kemampuan dalam bidang (teknis) penugasan yang ada. 5. Penerima Manfaat : Negara kerjasama Selatan-Selatan yang menerima kunjungan/kiriman tenaga 6. Metode : Pencapaian Keluaran 6.1. Metode : Pengelolaan langsung dilakukan dan dikelola oleh KSST Pelasanaan 6.2. Tahapan Pelaksanaan : 1. Tahapan Persiapan Persiapan pada kegiatan pengiriman expert pada dasarnya adalah mengidentifikasi/penilaian kebutuhan (di Negara partners), dan menemukan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan yang ada. Kegiatan identifikasi kebutuhan ini bisa dilakukan melalui misi khusus, atau bisa juga melalui identifikasi berdasar pengalaman kegiatan yang sudah pernah dilakukan. Kegiatan identifikasi diwujudkan dalam bentuk studi terbatas, atau rapat-rapat koordinasi untuk tujuan yang sama. 2. Tahapan Pelaksanaan Dilaksanakan langsung dengan mengirim Tenaga Ahli (TA) yang sudah siap untuk suatu penugasan. Pelaksanaan dilakukan dengan didahului oleh koordinasi terutama untuk menyesuaikan jadwal kegiatan di Negara tujuan, dan 8 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

ketersediaan waktu dari TA yang akan dikirim. Termasuk disini adalah penyiapan bahan, termasuk teknologi yang mungkin diperlukan. Pelaksanaan program pengiriman expert selanjutnya adalah pengiriman atau kunjungan tenaga ahli ke Negara tujuan untuk jangka waktu yang sudah direncanakan. Pelaksanaan dalam arti kegiatan rinci di Negara tujuan dirancang dan dikelola langsung oleh Tenaga Ahli yang mendapatkan penugasan. 7. Kebutuhan Biaya Program : 3. Tahapan Evaluasi Evaluasi adalah bagian penting dari pengiriman expert, terutama dalam bentuk pelaporan kegiatan di Negara tujuan. Keluaran utama dari pengiriman expert ini adalah laporan kegiatan dari tenaga ahli, dan dapat ditindak lanjuti. Tabel 2: Simulasi Pembiayaan Kegiatan Expert Dispatch Jenis Biaya Tahap Pelaksanaan dan No Volume Satuan Komponen Biaya Utama Pendukung ukur Biaya satuan ukur 1 2 3 4 5 6 7 8= (5x7) 1 Persiapan 1.1. Rapat-Rapat a. Uang Saku b. Transport c. Snack d. Makan 1.2. Penyiapan Modul 1.3. Paspor 1.4. Visa Jumlah Keterangan 9 2 Pelaksanaan 2.1. Airfare Tim KSST Technical Expert 2.2. In Land Transportation Tim KSST Technical Expert 2.3. Honor Tim KSST 9 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

Technical Expert 2.4. Allowance Tim KSST Technical Expert 2.5. Accommodation Tim KSST Technical Expert 2 Evaluasi 5.1. Evaluasi Kegiatan 5.2. Rapat Terbatas 5.3. Pelaporan Total Biaya Keluaran Volume INDEKS BIAYA KELUARAN xxx xxx 8. CONTOH PEMBIAYAAN EXPERT DISPATCH Tabel 3. No Pembiayaan untuk Pengiriman Expert ke Laos selama 5 hari. (Angka bersifat hipotetis. Simulasi komponen kegiatan dan biaya harus disesuaikan kembali dengan nilai riil (pasar). Tahap Pelaksanaan dan Komponen Biaya Jenis Biaya Volume Utama Pendukung Satuan ukur Biaya satuan ukur Jumlah Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8= (5x7) 9 1 Persiapan 1.1.Pengumpulan data 1.2. Rapat-Rapat 20 Orang/kali 350,000 7,000,000 a. Uang Saku b. Transport c. Snack d. Makan 1.3. Penyiapan 2 Paket 5.000.000 10.000.000 Modul 1.4. Paspor 2 Orang 850.000 1.700.000 1.5. Visa 2 Orang 1.6. Multiple Entry 2 Orang 2 Pelaksanaan 2.1. Airfare Tim KSST 1 pp 18,460,000 Technical Expert 1 pp 18,460,000 10 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

2.2. In Land Transportation Tim KSST 4 1,000,000 4,000000 Technical 5 1,000,000 5,000000 Expert 2.3. Honor Tim KSST 3 hari 5,000,000 15,000,000 Technical 4 hari 5,000,000 20,000,000 Expert 2.4. Allowance Tim KSST 4 hari 2,262,000 11,310,000 Technical 5 hari 2,262,000 11,310,000 Expert 2.5. Accommodation Tim KSST 3 hari 1.000.000 3.000.000 Technical Expert 4 hari 1.000.000 4.000.000 2.6. Program dan 1 paket 5,000,000 5,000,000 2.7. 2.8. Teknologi 3 Evaluasi 3.1. Rapat terbatas laporan hasil 10 Orang/kali 350,000 3,500,000 Total Biaya 137,740,000 Keluaran Volume 2 INDEKS BIAYA 68,870,000 KELUARAN 2. PEDOMAN WORKSHEET PENYUSUNAN PEMBIAYAAN DAN STANDAR BIAYA Penyusunan standar biaya yang sifatnya khusus dilakukan dengan mengidentifikasi biaya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan suatu keluaran atau untuk melaksanakan kegiatan (yang memberi keluaran tertentu). Oleh karena itu penyusunan standar biaya dilakukan dengan cara membuat deskripsi kegiatan (yang memberi keluaran tertentu) yang dilengkapi dengan pembiayaan untuk kegiatan dimaksud. 2.3. PENGISIAN WORKSHEET Contoh kegiatan dan pembiayaan memperlihatkan deskripsi suatu kegiatan ke dalam tahapan dan komponen, dan pembiayaan direncanakan dialokasikan untuk semua tahapan/komponen yang ada, sehingga memastikan kegiatan bisa terlaksana sesuai dengan konsep dan metode pelaksanaan, dan juga untuk bisa memberikan output sesuai yang direncanakan. Pada bagian metodologi Pelaksanaan atau metode pencapaian keluaran dijelaskan bentuk dan metode kegiatan yang ada, dan hal ini memperlihatkan uraian kegiatan dalam bentuk (kegiatan) yang lebih rinci. Pelaksanaan masing-masing tahapan/komponen tersebut memerlukan pembiayaan, yang berarti setiap komponen kegiatan yang ada harus diberikan alokasi pembiayaan. Bila ada komponen atau beberapa komponen tidak dilakukan atau tidak diberikan alokasi pembiayaan, maka dapat berpotensi keluaran yang direncanakan 11 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

tidak akan diperoleh; atau keluaran yang ada menjadi tidak sempurna seperti yang sudah ditetapkan dan direncanakan. Perhitungan terhadap pembiayaan kegiatan secara keseluruhan akan menghasilkan jumlah pembiayaan. Jumlah ini dapat diperlakukan sebagai biaya keluaran, yaitu jumlah pembiayaan yang diperlukan untuk mendapatkan keluaran sebagaimana yang ditentukan; atau standar biaya keluaran untuk kegiatan dimaksud. Deskripsi kegiatan memperlihatkan tahapan/komponen kegiatan yang lebih rinci; memperlihatkan komponen-komponen yang membentuk kegiatan. Komponen dan pembiayaanya pada dasarnya adalah input yang membentuk kegiatan dan output/keluaran yang ditetapkan. Nilai pembiayaan diisikan berdasar rujukan standar biaya masukan atau berdasarkan nilai pasar (survey pasar). 2.4. DESKRIPSI KEGIATAN Deskripsi kegiatan diberikan dalam bentuk kerangka acuan yang memberi gambaran tentang kegiatan dan metode pelaksanaan kegiatan. Secara umum informasi yang perlu diberikan pada Kerangka Acuan adalah: a) Pernyataan/definisi kegiatan dan keluaran dari kegiatan b) Penetapan indikator kinerja kegiatan c) Penetapan volume keluaran. Volume keluaran bersifat kuantitatif dan terukur. Volume ini akan digunakan dasar untuk menghitung indek d) Gambaran Umum Kegiatan/Keluaran. Menjelaskan gambaran umum dari keluaran (output) kegiatan, dan volume yang akan dicapai. Gambaran umum ini memberikan urgensi dari kegiatan yang ada untuk mendapatkan keluaran sebagaimana dimaksud. e) Menentukan penerima manfaat. Hal ini nantinya untuk menilai hasil/outcome dari kegiatan. f) Metode Pencapaian keluaran. Metode ini terutama menjelaskan sistematika pelaksanaan dalam bentuk tahapan dan komponen kegiatan yang digunakan untuk mencapai keluaran. Berdasar deskripsi tahapan/komponen kegiatan ini maka bisa terungkap rincian kegiatan dan kebutuhan pembiayaan pada setiap tahapan/komponen. Dengan demikian nantinya akan terlihat adanya tahapan/metode yang mungkin bersifat umum atau mengikuti sistematika umum, dan kemungkinan adanya tahapan/komponen yang bersifat khusus. g) Kerangka Acuan juga dilengkapi dengan rencana anggaran/pembiayaan. Anggaran biaya pada dasarnya adalah perhitungan alokasi dana/pembiayaan yang diperlukan untuk mendapatkan keluaran kegiatan yang sudah ditetapkan. 2.5. RINCIAN RENCANA PEMBIAYAAN Penjelasan rencana anggaran diberikan dengan mengalokasi pembiayaan untuk setiap tahapan/komponen kegiatan yang sudah didefinisikan (dalam metodologi). Untuk memudahkan penjelasan dan perhitungan anggaran, disisi rincian anggaran diberikan dalam bentuk matrik/worksheet yang memperlihatkan rinician tahapan/komponen kegiatan yang harus diberikan alokasi pembiayaan. a) Menyusun deskripsi kegiatan secara rinci yang memperlihatkan tahapan dan komponen kegiatan. Hal ini untuk mengidentifikasi kegiatan dan komponen yang memerlukan anggaran/pembiayaan b) Mengisikan pembiayaan yang diperlukan pada setiap tahapan/komponen c) Perhitungan pembiayaan diberikan sesuai kolom dalam worksheet: 12 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST

Volume Satuan Ukur Baiaya Satuan Ukur Jumlah Biaya : frekuensi komponen kegiatan, secara kuantitatif : Satuan yang digunakan untuk masing-masing komponen : Biaya satuan yang berlaku. Biaya satuan merujuk pada standar biaya masukan. Jika biaya masukan tidak ada atau belum diberikan maka bisa digunakan biaya yang diestimasi sesuai nilai pasar : pengalian antara volume dan biaya satuan 2.6. IDENTIFIKASI BIAYA STANDAR Berdasarkan pada deskripsi kegiatan/keluaran dan pembiayaan yang ada akan dapat diidentifikasi jumlah pembiayaan secara keseluruhan untuk mendapatkan keluaran kegiatan. Hal ini bisa dinilai sebagai biaya keluaran atau biaya yang diperlukan untuk mendapatkan keluaran tertentu. Apabila struktur biaya ini bisa berlaku umum, atau dapat digunakan secara berulang, maka biaya keluaran tersebut bisa digunakan sebagai standar, atau standar biaya keluaran. Hal sama juga berlaku untuk biaya pada masing-masing komponen. Pembiayaan pada setiap komponen sudah didefinisikan merujuk pada standar biaya masukan. Apabila biaya pada suatu komponen dibuat dan didefinisikan secara khusus, dengan merujuk pada harga wajar (pasar), dan komponen tersebut bisa digunakan secara berulang (berlaku umum), maka komponen dan biaya komponen tersebut bisa digunakan sebagai standar, atau standar biaya masukan (khusus). 13 RANCANGAN PENYUSUNAN STANDARD BIAYA KEGIATAN KSST