GAMBARAN METODE SOSIALISASI SEKSUALITAS YANG DISAMPAIKAN OLEH IBU KEPADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DESA CIKERUH LARAS AMBAR SARI ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

RINGKASAN SKRIPSI GAMBARAN SOSIALISASI SEKSUALITAS YANG DISAMPAIKAN OLEH IBU PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI RETARDASI MENTAL RINGAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak dini sangat berpengaruh dalam kehidupan anak ketika mereka

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. bermain/oddler, masa usia prasekolah, usia sekolah, remaja sampai dewasa. Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN SEKS ANAK* (Pendekatan Praktis Bentuk dan Antisipasi Penyimpangan seks anak)

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

Fenomena Pelecehan Seksual Ini Bagai Gunung Es? Tabu Mengenai Pendidikan Seksualitas Pada Anak Di Usia Dini? Kekerasan Seks Pada Anak?

GAMBARAN KEMANDIRIAN EMOSIONAL REMAJA USIA TAHUN BERDASARKAN POLA ASUH AUTHORITATIVE NUR AFNI ANWAR LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI S.PSI. M.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejahatan terhadap anak kerap kali terjadi di Indonesia. Kondisi ini begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak (S

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HETEROSEKSEKSUAL

PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA REMAJA MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Sikap Remaja

KETIKA ANAK BERTANYA TENTANG SEKS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, seiring harapan untuk memiliki anak dari hasil pernikahan.

Dra. Dyah Puspita, MSi., Psikolog

Melati Ismi Hapsari Pendidikan Guru PAUD-FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian

BAB I PENDAHULUAN. anak akan mengerti dengan sendirinya pada waktunya nanti. Salah satu faktor

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS DINI DI KELOMPOK BERMAIN AISYIYAH REJODANI, SLEMAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

BAB III METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN SEKS DALAM KELUARGA PADA REMAJA DI PUNGGUR KECIL KABUPATEN KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya mengenai misteri seks. Mereka bertanya-tanya, apakah

SEX EDUCATION. Editor : Nurul Misbah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan maka ada beberapa hal

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencangkup. kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. yang bisa dikatan kecil. Fenomena ini bermula dari trend berpacaran yang telah

Developmental and Clinical Psychology

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

Persepsi Guru Taman Kanak-kanak Terhadap Pendidikan Seksual Anak Usia Dini

BAB 2 Tinjauan Pustaka

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN. Paket produk pengembangan ini terdiri dari tiga bagian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa yang berkisar antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Seorang remaja, memiliki tugas perkembangan dan fase

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif lebih menekankan pada cara berfikir yang lebih positifistik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR MENGENAI TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK DALAM ASPEK FISIK, KOGNITIF, PSIKOSOSIAL, DAN SEKSUAL DI SD X

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

R. EL AMANDA DE YURIE ARRAFAJR SURYADIMULYA ABSTRAK

NEED ASSESSMENT MENGENAI PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKSUAL YANG DILAKUKAN IBU UNTUK ANAK USIA 3 5 TAHUN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Kasus kekerasan seksual pada anak (KSA) semakin marak menjadi sorotan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

KUESIONER. 7. Status : a. Menikah. b. Belum Menikah. 8. Pekerjaan : Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

FASE PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beragam permasalahan pada perempuan seringkali muncul dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL FASE FALIK PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA NGROMO NAWANGAN PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan Penelitian; (B) Subjek dan Objek Penelitian ; (C) Lokasi Penelitian; (D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Anak Jalanan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam tiga tahun terakhir ini, jumlah kasus kekerasan seksual terus

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

PETUN JUK PENGERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. Ruben (2006 : 17) berpendapat komunikasi manusia adalah suatu

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SIKAP TERHADAP RELASI LAWAN JENIS

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

Namun dewasa ini terutama di Indonesia masih banyak hak anak yang belum terpenuhi, kesejahteraan mereka terlalaikan dan masih banyak anak yang

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

PROBLEM PSIKOSOSIAL PADA REMAJA YANG ORANG TUA NYA MERANTAU NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGALAMAN KOMUNIKASI REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan. Namun, sangat disayangkan akhir-akhir ini berbagai fenomena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN REMAJA USIA TAHUN UNTUK MELAKUKAN SEX BEBAS DI KAWASAN TRETES KECAMATAN PRIGEN KABUPATEN PASURUAN

Transkripsi:

GAMBARAN METODE SOSIALISASI SEKSUALITAS YANG DISAMPAIKAN OLEH IBU KEPADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI DESA CIKERUH LARAS AMBAR SARI ABSTRAK Manusia senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan sepanjang masa hidupnya, termasuk perkembangan seksual. Anak usia 3 5 tahun berada pada fase psikoseksual Phallic dimana kesenangan terfokus pada alat kelamin. Anak terdorong untuk melakukan ekplorasi genital yang tidak jarang dilakukan di depan umum, maka anak memerlukan sosialisasi seksualitas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran informasi apa yang disampaikan dan metode apa yang digunakan subjek dalam melakukan sosialisasi seksualitas pada anak. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikeruh dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Keempat subjek, yang diperoleh melalui teknik accidental sampling, adalah ibu yang memiliki anak yang berusia 3 5 tahun. Alat ukur yang digunakan berupa wawancara dimana panduannya diturunkan dari teori sosialisasi Berns (2010) serta komponen seksualitas menurut Engel (1997).Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis data tematik menurut Braun & Clarke (2010). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa keempat subjek telah mensosialisasikan kelima komponen seksualitas kepada anak. Komponen nama anggota tubuh, konsep privasi, darimana bayi berasal, dan relasi social & mengidentifikasi perilaku yang membahayakan secara dominan disosialisasikan dengan metode cognitive. Sedangkan komponen membersihkan tubuh secara dominan disosialisasikan dengan metode apprenticeship. Kata Kunci: Sosialisasi seksualitas, metode sosialisasi seksualitas, anak usia pra sekolah.

PENDAHULUAN Saat ini anak terekspos dengan konten konten yang berhubungan dengan seksualitas dari kegiatan sehari hari seperti menonton televisi, membaca buku, bahkan dengan pergaulan anak di lingkungan sekitar. Media ini menyediakan informasi seksual yang tidak terbendung (Engel, 1997).Konten konten yang mengandung unsur seksualitas yang tersedia di media dan sangat mudah diakses juga dapat diamanfaatkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab. Berbagai masalah kejahatan dan pelecehan seksual yang menimpa anak banyak kita dengar di media. Anak menjadi korban pelecehan seksual oleh orang yang justru dikenal baik oleh anak seperti, paman, orangtua (kandung, tiri, atau angkat), kakek, pengasuh, ataupun gurunya. Salah satu penyebab anak menjadi korban adalah karena ketidaktahuan anak itu sendiri akan bahaya kekerasan seksual yang mengancam mereka (Mardi, dkk, 2012).Tanpa pengetahuan yang memadai, anak dapat dengan mudah dijadikan korban oleh oknum oknum yang tidak bertanggung jawab (Asmoro, 2006). Oleh karena itu diperlukan suatu upaya yang nyata sebagai langkah preventif untuk melindungi anak anak dari bahaya pelecehan seksual yaitu dengan memberikan informasi seksualitas yang tepat untuk mereka. Anak usia 3 5 tahun adalah termasuk dalam tahapan prasekolah dimana pada usia ini, menurut Freud anak berada pada tahap phallic yaitu anak telah menyadari perbedaan jenis kelamin dan anak merasa nikmat ketika alat

kelaminnya disentuh atau diraba (Santrock, 2007). Seiring dengan perkembangan peran seks anak yang mulai muncul pada usia 3 tahun, anak mulai terdorong untuk melakukan eksplorasi genital. Perbedaan alat kelamin antara seorang anak dengan temannya atau dengan saudara yang berlainan jenis, perbedaan fisik dirinya dengan ibu atau ayahnya, mendorong anak untuk bertanya dan mengeksplorasi alat kelaminnya. Kemunculan perilaku seksual ini menandakan bahwa anak juga memerlukan informasi mengenai seksualitas. Salah satu cara untuk menyampaikan informasi mengenai seksualitas adalah melalui sosialisasi. Sosialisasi adalah suatu proses individu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang memungkinkan mereka berpartisipasi secara efektif dalam suatu kelompok masyarakat (Brimm, 1966; Maccoby, 2007 dalam Berns, 2010).Terdapat metode sosialisasi yang dapat digunakan agar pada prosesnya sosialisasi dapat berjalan dengan baik. Metode sosialisasi seksualitas adalah berbagai cara dimana pengetahuan dan keterampilan mengenai seksualitas disampaikan kepada individu agar dapat berpartisipasi secara efektif di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui empat metode,yaitu operant, observational, cognitive, serta apprenticeship (Berns, 2010). Informasi mengenai seksualitas yang perlu disampaikan oleh orangtua kepada anak usia prasekolah memiliki lima komponen, yaitu nama anggota tubuh (bagaimana anak mengenal anggota tubuh, khususnya yang berfungsi secara seksual), membersihkan tubuh (bagaimana anak merawat dirinya secara mandiri), konsep privasi (meliputi cara berpakaian yang pantas dan melindungi tubuh agar

tidak dilihat oleh orang lain), darimana bayi berasal (informasi mengenai proses kelahiran bayi), dan relasi social & mengidentifikasi tindakan yang membahayakan (mengajarkan tingkah laku yang sesuai dengan jenis kelamin anak dan mengidentifikasi perilaku yang membahayakan) (Engel, 1997). Orang tua adalah agen sosialisasi yang penting. Keluarga khusunya orangtua, memiliki peran yang paling awal dan terus berkelanjutan dalam sosialisasi seksualitas pada anak anaknya (L Engledan Jackson, 2008). Meskipun sosialisasi seksualitas merupakan kewajiban orangtua, pada kenyataannya masih banyak orangtua yang merasa tabu untuk menyampaikan informasi mengenai seksualitas kepada anaknya. Dari data awal yang telah didapatkan, secara sekilas dapat dilihat bahwa sebenarnya kedua ibu sudah berusaha mensosialisasikan hal hal terkait seksualitas pada anaknya. Akan tetapi, metode yang digunakan maupun informasi yang disampaikan berbeda beda. Perbedaan informasi danmetode yang digunakan ibu dalam melakukan sosialisasi seksualitas membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran metode sosialisasi seksualitas yang dilakukan orangtua pada anak usia pra sekolah. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan non eksperimental dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, tindakan, motivasi, dan

sebagainya secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2005 dalam Herdiansyah, 2010). Pada penelitian ini, metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus. Metode penelitian kualitatif dengan model studi kasus kolektif diterapkan untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai metode sosialisasi seksualitas pada beberapa anak usia pra sekolah, dimana kemudian data yang didapat dapat di deskripsikan dengan mendalam. Partisipan Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang ibu yang memiliki anak usia 3 5 tahun yang bertempat tinggal di DesaCikeruh. Keempat subjek diperoleh teknik accidental sampling. Peneliti memilih subjek berdasarkan keberagaman pendidikan dan pekerjaan yang dimiliki subjek. Dalam hal ini 2 orang subjek adalah ibu rumah tangga, dan dua orang subjek lagi adalah ibu yang bekerja. Pendidikan subjek pun beragam dari SMP hingga D3. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keberagaman data agar dapat dibandingkan persamaan dan perbedaannya. Pengukuran Alat ukur yang digunakan berupa wawancara dimana panduannya diturunkan dari teori sosialisasi Berns (2010) serta komponen seksualitas menurut Engel (1997).Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis data tematik menurut Braun & Clarke (2010).

HASIL Berdasarkan hasil analisis pembahasan data yang telah diperoleh mengenai metode sosialisasi seksualitas yang disampaikan oleh ibu kepada anak usia pra sekolah di Desa Cikeruh, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Sosialisasi seksualias terhadap kelima komponen yaitu, nama anggota tubuh, membersihkan tubuh, konsep privasi, darimana bayi berasal, dan relasi social & mengidentifikasi tindakan yang membahayakan telah dilakukan oleh keempat subjek. 2. Metode yang digunakan oleh keempat subjek bervariasi pada setiap komponen. Namun terdapat metode sosialisasi yang dominan digunakan oleh keempat subjek. Komponen nama anggota tubuh disosialisasikan dengan menggunakan metode cognitive Komponen membersihkan tubuh disosialisasikan dengan menggunakan metode apprenticeship Komponen konsep privasi disosialisasikan dengan menggunakan metode cognitive Komponen dari mana bayi berasal disosialisasikan dengan menggunakan metode cognitive Komponen relasi sosial dan mengidentifikasi tindakan yang membahayakan disosialisasikan dengan menggunakan metode cognitive 3. Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa subjek 1, 2 dan 3 belum mengetahui bagaimana seharusnya sosialisasi dilakukan pada anak usia prasekolah. Subjek perlu mendapat pelatihan bagaimana penerapan metode

metode tersebut pada anak. Subjek juga perlu meningkatkan pemahaman mengenai perkembangan seksual anak dan informasi seksualitas berdasarkan usia anak khususnya pada usia prasekolah. 4. Dari hasil penelitian ini, didapatkan temuan bahwa subjek dengan anak laki laki mengajarkan mengenai khitan kepada anaknya sejak usia prasekolah. Sedangkan subjek dengan anak perempuan telah mengajarkan mengenai menstruasi kepada anak sejak usia prasekolah. Sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana orangtua mempersiapkan anak laki lakinya untuk di khitan kepada anak laki laki serta mempersiapkan anak perempuannya untuk mengahadapi menstruasi. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Asmoro, Guno.2006. Sex Education for Kids.Yogyakarta :KreasiWacana Yogyakarta Berns, Roberta M. 2010. Child, Family, School, and Community : Socialization and Support Eight Edition. USA : Wadsworth Cengage Learning. Engel, Beverly. 1997.Beyond the Birds and the Bees: Fostering Your Child s Healthy Sexual Developement. New York : Pocket Books. Haris Herdiansyah, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta :Salemba Humanika. Mardi, Dian & Lovusa, Gita Dkk. 2014.How to Make a Baby, Mommy?.Bandung :Kaifa Lexy J Moleong. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung :Penerbit Rosda. Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak. Edisi ke-11.jakarta :Erlangga Sumber Laporan Penelitian Braun, V & Clarke, V. 2006. Using Thematic Analysis in Psychology. Diunduh dari http://eprins.uwe.uk/11735/2/thematic_analysis_revised_-_final.pdf L Egle, K. L., & Jackson, C. 2008. Socialization Influences on Early Adolescents Cognitive Susceptibility and Transition to Sexual Intercource. Journal of Research in Adolescence, 353-378. Diunduh dari

http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1532-7795.2008.00563.x/abstract