BAB III PEMBAHASAN MASALAH. kompensasi (PK) beserta lampirannya dari bagian verifikasi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

Checklist mengenai lingkungan sistem pengendalian. No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

BUKTI PENERIMAAN KAS BUKTI SETORAN KAS

Almond Accounting Software

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

LAMPIRAN 1 KUESIONER ICQ. Internal Control Questionaire. Apakah perusahaan memiliki pedoman. penerimaan persediaan secara tertulis?

ICQ. Internal Control Questionaire. No Pertanyaan Y T Keterangan

14. Bagian Gudang memeriksa apakah barang tersebut masih ada stoknya. Sales untuk membuat surat pemberitahuan tidak ada stok barang (langkah

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN P E N J U A L A N P I U T A N G PPN P E R S E D I A A N H P P R E T U R P E N J U A L A N

Trade Debt & Other Debt AUDIT

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

Audit Siklus Pendapatan

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

Surat Perjanjian Supplier Konsinyasi

Lampiran Dokumen Delivery Order Sementara 1 transaksi. Lampiran Dokumen Sales Order 1 transaksi

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

Pengujian Substantif Piutang Usaha

Flowchart Sistem Penjualan Kredit PT Geotechnical Systemindo. Purchase Order. Copy PO. Kalkulasi harga. Memeriksa status customer

APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENERIMAAN TUNAI KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

Irsan Lubis, SE.Ak,BKP

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

1. Transaksi Penjualan dengan cashback berupa pengembalian uang tunai

L 1 LAMPIRAN-LAMPIRAN. I. Lampiran Dokumen. Cash Receipt Voucher

Bab II Elemen dan Prosedur SIA

LAMPIRAN 1. Internal Control Questioner. Penjualan. No Pernyataan Y = Ya

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP PENDAPATAN PT. MEGA TITIAN NUSANTARA

Selain itu beliau menyoroti manajemen dari sudut pandang sebagai berikut :

Lime POS Software. YOLK-IT Surabaya ABOUT THIS PRODUCT FITUR MASTER BARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. IV.1 Perencanaan dan Tujuan Kegiatan Audit Operasional

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan penulis untuk mengetahui jenis usaha yang dijalankan oleh perusahaan,

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

Klien: Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Indeks

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 13 TAHUN 2011 TENTANG

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PT Industri Telekomunikasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN Prosedur Pernyataan Piutang

Bab XII Proses Transaksi Akuntansi

LAMPIRAN 1.1 Internal Control Questioner Penjualan

2. Akuntan yang bekerja di perushaan perusahaan swasta, seperti di bank, perusahaan industri, perdagangan dan lain-lain disebut.

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIKLUS PENDAPATAN. By: Mr. Haloho

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

STRUKTUR PEMETAAN PROGRAM DIKLAT MASUKAN DU/DI KURIKULUM IMPLEMENTASI SPEKTRUM AKUNTANSI SMK 2009

PEMERIKSAAN PIUTANG. 1.Sifat dan contoh Piutang 2.Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Piutang 3.Prosedur Pemeriksaan Piutang

transaksi yang bersifat sama dan sering terjadi atau berulang ulang. Jurnal khusus

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB 4 PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

Modul Mengelola Kartu Piutang dan Kartu Utang

SOAL KASUS & PENYELESAIAN Hal. 1

SIKLUS PENGELUARAN B Y : M R. H A L O H O

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH

BAB II BAHAN RUJUKAN

CDS PLATINUM 4.12 GENERAL LEDGER Master Perkiraan GALAXYSOFT INDONESIA BUKU TRAINING

1. Jumlah penjualan menurut jenis produk dan keseluruhan, baik secara harian maupun periodik.

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX

Chapter 4 Siklus Pendapatan. By Muhammad Luthfi, S.E.M.Si.

TINJAUAN PROSES BISNIS

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-28/PM/1996 TENTANG PENGENDALIAN INTEREN DAN PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN OLEH PERUSAHAAN EFEK

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Pada tanggal 6 Januari 2002 PT Prima Auto Mandiri didirikan di Tebet dengan

LAMPIRAN. Lampiran 1. - Internal Control Questionaire (ICQ) Pertanyaan dalam kuesioner dapat dijawab dengan :

KANTOR PUSAT ( Head Office ) KANTOR CABANG ( Branch Office )

Pertemuan 5 Memasukan Transaksi ke Modul Ar/Ap

ANALISIS MEKANISME & PROSEDUR PEMINJAMAN PIUTANG BISNIS REGULER PADA KANTOR WILAYAH USAHA POS III SUMBAGSEL PT. POS INDONESIA (PERSERO)

Tiga fungsi dasar yang dilaksanakan oleh Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN MASALAH 3.1 Bidang Pelaksanaan Praktek Kerja Berdasarkan pelaksanaan kuliah kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia penulis ditempatkan di departemen akuntansi keuangan. Bagian ini bertugas : 1. Dokumen Transaksi a. Menerima copy dokumen rekapitulasi posisi hutang piutang yang di kompensasi (PK) beserta lampirannya dari bagian verifikasi. b. Menerima dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan (BB) atas penerimaan piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit dari bank dengan mencantumkan nomor Commercial Invoice dan kode pelanggan (customer code) dari bagian perbendaharaan. c. Menerima semua dokumen transaksi dari bagian perbendaharaan dan penagihan di posting sesuai klasifikasinya paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah menerima. 2. Dokumen Konfirmasi dan atau Rekonsiliasi a. Menerima copy hasil rekonsiliasi posisi piutang dengan customer dari bagian penagihan. 22

23 b. Menerbitkan dan mengirimkan posisi piutang secara periodik dalam bentuk rekapitulasi piutang atau aging piutang dan atau subsidiary ledger kepada bagian penagihan. c. Menerima daftar, catatan/penjelasan adanya perbedaan informasi piutang antara catatan akuntansi dengan data monitoring bagian penagihan, dari bagian penagihan. d. Melakukan monitoring setiap akun piutang dan melaporkan sesuai dengan kebutuhan bila ada perubahan informasi atau mutasi nilai. e. Melakuakan posting setelah diketahui adanya perbedaan nilai, perhitungan atau informasi lainnya sesuai data/informasi terkini atau adanya kesalahan posting, klasifikasi atau data lainnya yang belum dicatat. f. Melakukan perhitungan penyisihan secara periodik dan posting sesuai akunakun. Di bagian ini penulis bertugas melakukan mencocokan, menyatukan, mengurutkan dan menyusun, serta mengarsipkan dokumen-dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan dan Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Pengeluaran berdasarkan nomor transaksi dengan menggunakan aplikasi Akuntansi Sistem Nusantara Software.

24 3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek Kuliah kerja praktek dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah disepakati antara pihak penulis dengan pihak perusahaan, dalam pelaksanaan kerja praktek dilakukan dalam suatu periode tertentu yaitu dari tanggal 1 Agustus sampai 31 Agustus 2010. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam melaksanakan kuliah kerja praktek ini dengan melakukan beberapa kegiatan yang ada di PT. Dirgantara Indonesia dan pengamatan di Pencatatan Piutang Usaha. Selama penulisan melaksanakan kuliah kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia penulis diberi tugas yang sekiranya dapat dikuasai oleh penulis. Adapun tugas penulis selama penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Mencocokan dan memeriksa dokumen nomor transaksi, nomor bukti, dan nilai pada Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan. 2. Mencocokan dan memeriksa dokumen nomor transaksi, nomor bukti, dan nilai pada Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Pengeluaran. 3. Menyatukan dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan. 4. Menyatukan dokumen Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Pengeluaran.

25 5. Mengurutkan dan menyusun semua dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Penerimaan dan Bukti Kas/Bank Pengeluaran beserta lampirannya dengan Jurnal Bukti Kas/Bank Pengeluaran berdasarkan nomor transaksi dengan menggunakan aplikasi Akuntansi Sistem Nusantara Software. 6. Mempelajari Prosedur Administrasi (AP) Pengelolaan Akun Piutang. 3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Kebijakan Akuntansi Piutang di PT. Dirgantara Indonesia 3.3.1.1 Pengertian Piutang Bagi beberapa perusahaan, piutang merupakan salah satu unsur terpenting dalam aktiva lancar karena biasanya hanya membutuhkan satu tahapan lagi untuk dapat dikonversikan menjadi kas. Begitu pula dengan PT. Dirgantara Indonesia piutang menjadi salah satu hal yang penting, karena dalam kegiatan operasinya melakukan penjualan secara kredit. Piutang usaha adalah piutang kepada pihak pelanggan (customer) PT. Dirgantara Indonesia yang timbuk dari transaksi penjualan barang dan atau jasa yang belum diterima pembayarannya. Sedangkan piutang lainlain adalah piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan atau jasa yang belum diterima pembayarannya. Imam Santoso (2007:199) menyebutkan bahwa : Piutang dalam pengertian luas merupakan segala bentuk tagihan atau klaim perusahaan kepada pihak lain yang pelunasannya dapat dilakukan dalam bentuk uang, barang, maupun jasa.

26 Sedangkan pengertian untuk tujuan akuntansi adalah segala tagihan atau klaim yang pelunasannya dengan menggunakan uang. PT. Dirgantara Indonesia memberikan penjualan secara kredit selain ke pelanggan juga diberikan kepada anak perusahaannya. Secara umum piutang dihasilkan sebagai akibat dari transaksi penjualan barang atau dalam pelaksanaan jasa kredit dari hasil kegiatan utama perusahaan yang dikenal dengan istilah piutang usaha/account receivable (trade receivable). Selain trade receivable yang merupakan tagihan atau klaim perusahaan yaitu merupakan bukan piutang usaha (nontrade receivable), yang merupakan tagihan perusahaan pada pihak lain yang diakibatkan bukan dari hasil kegiatan penjualan barang atau jasa secara kredit. Nontrade receivable meliputi transaksi-transaksi : 1. Penjualan surat-surat berharga atau aktiva tetap 2. Uang muka kepada pemegang saham, direksi, officers, karyawan, dan perusahaan afiliasi 3. Uang muka kepada kreditur, pembayaran biaya-biaya di muka 4. Pembatalan kontrak pembelian saham (subscription of capital stock default), dan lain-lain. Berdasarkan kebijakan akuntansi piutang di PT. Dirgantara Indonesia nomor 63-KP-002, piutang dicatat dan dilaporkan berdasarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan atau nilai kas yang diharapkan gambaran penyajian piutang bruto

27 sedangkan cadangan penyisihan piutang sebagai unsur pengurang untuk menghasilkan nilai bersih piutang. Piutang bruto disajikan setelah memperhitungkan retur dan diskon yang diberikan. Ada terdapat dua jenis piutang usaha, yaitu : 1. Piutang usaha Piutang usaha timbul pada saat barang atau jasa diserahkan sebagian atau seluruhnya kepada pelanggan (customer) dan telah memenuhi persyaratan untuk ditagihkan sesuai dengan perjanjian/krontrak. Piutang usaha ini disajikan sebagai aktiva lancar dalam laporan neraca. 2. Piutang usaha yang belum difakturkan Piutang usaha yang timbul pada saat barang atau jasa diserahkan ebagian atau seluruhnya kepada pelanggan (customer), namun belum dapat ditagihkan karena masih ada persyaratan yang belum dipenuhi sesuai dengan perjanjian/kontrak. Piutang usaha yang belum difakturkan disajikan sebagai aktiva tidak lancar lainnya dalam laporan neraca. Kebijakan untuk penyisihan dan cadangan penyisihan piutang di PT. Dirgantara Indonesia terhadap piutang kepada anak perusahaan dan piutang usaha yang belum difakturkan tidak dilakukan penyisihan, sedangkan untuk piutang usaha lainnya pada akhir suatu periode akuntansi dilakukan penyisihan dan membentuk cadangan penyisihan piutang usaha dan cadangan penyisihan piutang lainnya. Presentasi penyisihan piutang usaha dan piutang lainnya digolongkan berdasarkan umur sebagai berikut:

28 Tabel 2 Daftar Umur Piutang Umur Piutang % Penyisihan Keterangan 1. 0 s/d 12 bulan 2. 13 s/d 24 bulan 3. 25 s/d 36 bulan 4. Lebih dari 36 bulan 0% 25% 50% 100% Dari saldo piutang Dari saldo piutang Dari saldo piutang Dari saldo piutang yang diyakini tidak tertagihkan Untuk piutang usaha lainnya yang secara yuridis perusahaannya dinyatakan pailit atau secara fakta tidak mungkin dapat ditagih, maka besaran cadangan penyisihan piutang ditetapkan berdasarkan hasil analisis dari fungsi-fungsi terkait, dan untuk meyakini tidak tertagihnya piutang tersebut, perlu dilakukan konfirmasi piutang dan analisa case by case piutang, penggolongan umur piutang. Kebijakan untuk penghapusan piutang di PT. Dirgantara Indonesia adalah piutang yang telah diyakini tidak tertagih, dihapuskan dari pembukuan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila piutang yang telah dihapuskan namun customer dikemudian hari menerbitkan pernyataan sanggup untuk membayar seluruhnya atau sebagian hutangnya, maka kesanggupan tersebut diakui sebagai piutang usaha, dan sebagai tandingannya apabila masih dalam suatu periode akuntansinya maka diakui sebagai akun pendapatan lain. Selain itu juga apabila terdapat penerimaan piutang yang telah dihapuskan (tanpa ada pernyataan kesanggupan lebih dulu), maka penerimaan piutang diakui sebagai akun pendapatan lain-lain.

29 3.3.2 Prosedur dalam pelaksanaan pencatatan piutang pada PT. dirgantara Indonesia Piutang usaha yang belum difakturkan muncul karena adanya penjualan kredit kepada pelanggan. Sebagian besar PT. Dirgantara Indonesia penjualannya dilakukan secara kredit kepada instansi pemerintah, perusahaan swasta, anak perusahaan, dan ke pihak luar negeri. Penjualannya berupa pesawat terbang, spare part pesawat terbang, komponen pesawat terbang, dan jasa pemeliharaan dan perawatan pesawat terbang yang dilakukan oleh technical assistant. Pada umumnya pesawat terbang dan komponen pesawat dibuat berdasarkan pesanan dari pelanggan. Untuk pemerintah, biasanya PT DI mengikuti tender dan untuk yang lainnya perusahaan swasta, anak perusahaan, dan perusahaan luar negeri penjualannya dilakukan berdasarkan pesanan. Setelah terjadi kesepakatan antara PT Dirgantara Indonesia dan pelanggan (customer), maka dilakukan prosedur pencatatan piutang dengan tahapan sebagai berikut : 1. Dibuatkan surat kontrak/perjanjian penjualan yanga salah satunya memuat tentang potongan penjualan (termin penjualan) dan pengiriman barang. 2. Setelah mendapat persetujuan dari bagian verifikasi sesuai dengan kebijakan piutang, selanjutnya akan diproses untuk dikompensasikan sebagai piutang usaha dan menerbitkan daftar piutang tersebut ke bagian penagihan.

30 3. Selanjutnya menyerahkan daftar hutang piutang (PK) yang telah dikompensasikan kepada bagian penagihan. 4. Setelah bagian penagihan menerima daftar hutang piutang (PK), langkah selanjutnya adalah menerbitkan berita acara kemponsasi hutang piutang (BK) beserta lampirannya untuk diserahkan ke bagian akuntansi. 5. Selain itu juga bagian penagihan akan menerbitkan dokumen melalui komputer, yaitu Pra Commercial Invoice (CJ), Commercial Invoice (CI), Credit Note (CR) atas transakasi yang dilampir antara lain Nota Kredit Bank, Berita Acara Kompensasi Hutang PIutang, Hasil konfirmasi piutang, Surat Setoran Pajak (SSP), dan Nota Debet Bank Penghapusan Piutang (sesuai persetujuan pemegang saham) semua dokumen transaksi tersebut dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterbitkan kepada bagian akuntansi. 6. Selanjutnya apabila bagian perbendaharaan menerima pembayaran piutang dari customer, maka bagian ini menerbitkan dan mengirimkan dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan ata penerimaan piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit dari bank dengan mencantumkan Nomor Commercial Invoice (CI) dan kode pelanggan (customer code) kepada bagian akuntansi. 7. Setelah bagian akuntansi menerima dokumen Bukti Piutang beserta lampirannya dan Berita Acara Kompensasi Hutang Piutang (BK) beserta lampirannya dari bagian penagihan dan menerima dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan atas

31 penerimaan piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit dari bank dengan mencantumkan Nomor Commercial Invoice (CI) dan kode pelanggan (customer code) dari bagian perbandaharaan. 8. Selanjutnya dilakukan pencatatan atau posting atas transaksi piutang sesuai klasifikasi piutangnya. Setelah semua selesai, maka dilakukan konfirmasi dan rekonsiliasi dengan tahapan sebagai berikut : 1. Bagian penagihan melakukan rekonsiliasi terhadap posisi piutang dengan customer melalui komputer dan mengirimkan copy hasil rekonsiliasi tersebut ke bagian akuntansi. 2. Selanjutnya hasil copy tersebut akan di input melalui komputer oleh bagian akuntansi dan selanjutnya menerbitkan dan mengirimkan dokumen posisi piutang secara periodik dalam bentuk rekapitulasi piutang dan atau Aging Piutang dan atau Subsidary Ledger kepada bagian penagihan. 3. Selanjutnya oleh bagian penagihan dokumen posisi piutang diperiksa tersebut diperiksa dan dicocokan dengan data master piutang. 4. Setelah memeriksa dan mencocokan dengan data master piutang yang berbeda pada bagian penagihan, dan tidak terdapat perbedaan maka dokumen posisi piutang akan memuat daftar, cacatan/penjelasan adanya perbedaan informasi piutang antara catatan akuntansi dengan data monitoring (data master) pada bagian penagihan untuk dikirimkan ke bagian akuntansi.

32 5. Selanjutnya daftar perbedaan tersebut diperiksa dan dicocokan dengan data master piutang yang berada di bagian akuntansi. 6. Setelah diketahui adanya perbedaan nilai maka bagian akuntansi akan melakukan koreksi/posting perhitungan atau informasi lainnya sesuai data/informasi terkini atau adanya kesalahan posting nilai, klasifikasi atau data lainnya yang belum dicatat. 7. Selain itu juga bagian akuntansi akan melakukan perhitungan revaluasi secara periodik dan posting sesuai akun-akunnya. Contoh-contoh jurnal dalam pencatatan piutang : 1. Timbulnya Piutang dan Akuntansinya a. Penjualan barang/jasa Tgl Akun Debet Kredit Piutang usaha Pendapatan usaha b. Pemberian Pinjaman Tgl Akun Debet Kredit Piutang pegawai Kas

33 2. Kerugian Piutang Transaksi Akun Debet Kredit Membentuk Beban Kerugian Piutang Cadangan Cadangan Kerugian Piutang Menghapus Cadangan Kerugian Piutang Piutang Piutang Menerima Piutang Piutang yang Cadangan Kerugian Piutang telah Kas dihapuskan Piutang Menyesuaikan Akun Cadangan. Pada akhir tahun dilakukan penyesuaian berdasarkan : a. Penjualan b. Saldo piutang Tgl Akun Debet Kredit Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang

34 3.3.2.1 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pelaksanaan Pencatatan Piutang PT. Dirgantara Indonesia Dokumen dan laporan yang digunakan dalam pencatatan piutang PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Pra Commercial Invoice (CJ) Merupakan dokumen untuk mengakui jenis valuta, satuan, jumlah dan informasi penting lainnya, atas prestasi pekerjaan yang telah dicapai namun belum sesuai dengan perjanjian/kontrak. 2. Bukti Jurnal Pra Cmmercial Invoice (JV) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi pengakuan pendapatan yang belum difakturkan. 3. Commercial Invoice (CI) Merupakan dokumen yang digunakan untuk mengakui piutang usaha dan piutang lainnya yang menuat informasi tentang harga, jenis valuta, satuan, jumlah dan informasi penting lainnya, yang telah memenuhi persyaratan untuk ditagihkan sesuai dengan perjanjian kontrak. 4. Bukti Jurnal Faktur (JF) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi atas transaksi penjualan perusahaan terhadap pihak-pihak lain.

35 5. Bukti Bank Penerimaan (BB) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan penerimaan uang ke kas perusahaan atas dasar dokumen-dokumen yang sah antara lain, Nota Kredit Bank, bukti setoran kas atau Advice Bank dari bank. 6. Bukti Jurnal Kas/Bank Penerimaan (JI) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi penerimaan uang ke kas/bank perusahaan atas dasar dokumen-dokumen yang sah antara lain Nota Kredit Bank, bukti setoran kas atau Advice Bank dari bank. 7. Credit Note (CR) Formulir yang memuat informasi tentang jumlah, jenis valuta, nama dan alamat vendor, nomor invoice, nomor referensi dan informasi penting lainnya atas pengurangan, pengembalian dan pembatalan sebagian atau seluruhnya atas penjualan dan atau pengiriman barang dan jasa oleh perusahaan kepada customer. 8. Bukti Memorial Faktur (MN) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan biaya bank yang dipotong oleh bank, uang muka pajak PPh pasal 22 & 23 oleh pelanggan atas penjualan barang dan jasa. 9. Bukti Jurnal Memorial Faktur ACR (JR) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan koreksi atas pembatalan sebagian atau seluruhnya, biaya bank atau uang muka pajak.

36 10. Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) Merupakan formulir Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang yang memuat informasi tentang tanggal, bulan, tahun, nama dan jabatan yang mewakili masingmasing perusahaan untuk melaksanakan kompensasi hutang-piutang, pernyataan kesepakatan kedua pihak, daftar hutang-piutang yang akan dikompensasikan dan informasi penting lainnya terhadap kompensasi hutang-piutang. 11. Rekapitulasi Posisi Hutang-Piutang yang Di Kompensasikan (PK) Merupakan formulir daftar hutang-piutang yang akan dikompensasikan yang memuat informasi tentang daftar nomor Commercial Invoice, tanggal, bulan, tahun, jenis valuta, nomor Bukti Voucher, tanggal, bulan, tahun, nomor invoice dan informasi penting lainnya terhadap kompensasi hutang-piutang. 12. Bukti Memo Kompensasi Hutang-Piutang (MS) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan nilai hutang dengan bukti voucher tagihan dari pihak ketiga dan piutang dengan bukti Commercial Invoice yang ditagihkan kepada pihak ketiga yang dikompensasikan. 13. Bukti Jurnal Memorial (JM) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan catatan akuntansi berdasarkan metode perhitungan yang ditetapkan, reklasifikasi, pembebanan, alokasi sistematika, cut off transaksi dan dasar perhitungan lain.

37 14. Jurnal Kompensasi (JK) Merupakan dokumen yang digunakan untuk pengakuan kompensasi antara hutang dan piutang. 3.3.2.2 Fungsi Unit Yang Terkait Adapun unit organisasi yang terkait dalam piutang PT. Dirgantara Indonesia adalah verifikasi, penagihan, perbendaharaan dan akuntansi. 1. Fungsi Verifikasi 1. Menerbitkan dan menyerahkan daftar hutang yang dikompensasikan kepada Fungsi Penagihan. 2. Menerima copy Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) beserta lampiran daftar hutang piutang (PK) dan copynya dari Fungsi Penagihan. 3. Menerbitkan dan mengirimkan dokumen rekapitulasi posisi Hutang Piutang yang di kompensasi (PK) beserta lampirannya kepada Fungsi Akuntansi. 2. Fungsi Penagihan. 1. Dokumen Transaksi a. Menerbitkan dan mengirimkan dokumen Pra Commercial Invoice (CJ) beserta lampirannya kepada Fungsi Akuntansi. b. Menerbitkan dan mengirimkan copy dokumen Commercial Invoice (CI) beserta lampirannya kepada Fungsi Akuntansi. c. Menerbitkan dan mengirimkan copy dokumen Credit Note (CR) kepada Fungsi Akuntansi.

38 d. Menerbitkan dan mengirimkan Memorial Faktur (MN) kepada Fungsi Akuntansi. e. Menerima daftar hutang yang dikompensasikan dari Fungsi Verifikasi. f. Menerbitkan Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) beserta lampiran daftar hutang piutang (PK) dan menyerahkan copynya kepada Fungsi Akuntansi dan Fungsi Verifikasi. g. Semua dokumen transaksi dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterbitkan kepada Fungsi Akuntansi 2. Dokumen Konfirmasi dan atau Rekonsiliasi a. Melakukan rekonsiliasi terhadap posisi piutang dengan customer dan mengirimkan copy hasil rekonsiliasi beserta lampirannya tersebut kepada Fungsi Akuntansi b. Menerima posisi Piutang secara periodik dalam bentuk rekapitulasi Piutang dan atau Aging Piutang dan atau Subsidiary Ledger dari Fungsi Akuntansi. c. Membuat daftar, catatan/penjelasan jika adanya perbedaan informasi piutang antara catatan Akuntansi dengan data monitoring Fungsi Penagihan, copy daftar catatan/penjelasan perbedaan tersebut dikirimkan kepada Fungsi Akuntansi. d. Semua dokumen konfirmasi atau rekonsiliasi dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterbitkan kepada Fungsi Akuntansi.

39 3. Fungsi Perbendaharaan. 1. Menerbitkan dan mengirimkan dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan (BB) atas penerimaan Piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit dari Bank dengan mencantumkan Nomor Commercial Invoice (CI) dan kode pelanggan (customer code) kepada Fungsi Akuntansi. 2. Semua dokumen transaksi dikirimkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah nota bank diterima kepada Fungsi Akuntansi. Apabila keterangan nomor Commercial Invoice (CI) pada nota tidak ada maka dokumen diserahkan kepada fungsi akutansi paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah konfirmasi nomor Commercial Invoice (CI) diterima dari fungsi penagihan. 4. Fungsi Akuntansi. 1. Dokumen Transaksi a. Menerima dokumen Pra Commercial Invoice (CJ) dari Fungsi Penagihan. b. Menerima copy dokumen Commercial Invoice (CI) dari Fungsi Penagihan. c. Menerima Credit Note (CR) beserta lampirannya dari Fungsi Penagihan. d. Menerima Memorial Faktur (MN) dari Fungsi Penagihan. e. Menerima copy Berita Acara Kompensasi Hutang-Piutang (BK) beserta lampiran daftar hutang piutang (PK) dari Fungsi Penagihan. f. Menerima copy dokumen rekapitulasi posisi Hutang Piutang yang di kompensasi (PK) beserta lampirannya dari Fungsi Verifikasi.

40 g. Menerima dokumen Bukti Kas/Bank Penerimaan (BB) atas penerimaan Piutang yang dilampiri dengan dokumen Nota Kredit atau Advice Credit dari Bank dengan mencantumkan Nomor Commercial Invoice dan kode pelanggan (customer code) dari Fungsi Perbendaharaan. h. Semua dokumen transaksi yang diterima dari Fungsi Perbendaharaan dan Fungsi Penagihan di posting sesuai klasifikasinya paling lambat 2(dua) hari kerja setelah diterima. 2. Dokumen Konfirmasi dan atau Rekonsiliasi a. Menerima copy hasil rekonsiliasi posisi piutang dengan customer dari Fungsi Penagihan. b. Menerbitkan dan mengirimkan posisi Piutang secara periodik dalam bentuk rekapitulasi Piutang dan atau Aging Piutang dan atau Subsidiary Ledger kepada Fungsi Penagihan. c. Menerima daftar, catatan/penjelasan adanya perbedaan informasi piutang antara catatan Akuntansi dengan data monitoring Fungsi Penagihan, dari Fungsi Penagihan. d. Melakukan monitoring setiap akun piutang dan melaporkan sesuai dengan kebutuhan bila ada perubahan informasi atau mutasi nilai. e. Melakukan posting setelah diketahui adanya perbedaan nilai, perhitungan atau informasi lainnya sesuai data/informasi terkini atau adanya kesalahan posting, klasifikasi atau data lainnya belum dicatat.

41 f. Melakukan perhitungan penyisihan secara periodik dan posting sesuai dengan akun-akunnya. Untuk tujuan akuntansi nontrade receivable pencatatannya harus dipisahkan dari account receivable, demikian pula dalam pelaporannya dalam laporan keuangan. Gelinas dan Sutton (2001:355) dalam bukunya yang berjudul Accouting Information Sistem, unit organisasi yang terkait dalam sistem Billing Accounts Receivable/Cash Receipt adalah : 1. Departemen Kredit Departemen ini yang memberikan otoritas pembelian kredit dan merekomondasikan denganpenghapusan piutang. 2. Departemen Piutang Departemen ini yang membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada konsumen, serta yang mengirimkan data yang berhubungan dengan sistem Billing Accounts Receivable/Cash Receipt (penambahan/pengurangan piutang pelanggan) kepada sistem General Ledger. 3. Kasir Menerima kas dari pelanggan yang menyetorkannya ke bank serta menginformasikan penerimaan kas tersebut ke sistem General Ledger.

42 3.3.3 Hambatan-hambatan dalam proses pencatatan piutang pada PT. Dirgantara Indonesia. Beberapa hambatan yang sering muncul dalam proses pencatatan piutang adalah sebagai berikut : 1. Sistem yang berjalan tidak konsisten, seperti perubahan aplikasi pada komputer yang sering berubah-ubah dan menyebabkan eror, sehinga menggangu dalam proses pencatatan piutang. 2. Human error dalam pencatatan, posting, dan lain-lain diantara bagian penagihan dan akuntansi yang disebabkan pegawai kurang teliti. 3. Kendala Perbedaan saldo antara hasil catatan bagian penagihan dan bagian akuntansi, disebabkan karena kurangnya informasi antara setiap bagian. 3.3.3.1 Upaya untuk mengatasi hambatan dalam proses pencatatan piutang pada PT. Dirganta Indonesia. Setelah dianalisis maka harus diadakan upaya atau solusi agar hambatan dapat teratasi,sehingga tidak mengganggu dalam proses pencatatan piutang, upaya-upaya untuk mengatasi hambatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan sebaiknya menggunakan sistem yang tetap. Apabila ada perubahan sistem, hendaknya dikonfirmasikan pada semua bagian yang bertugas mencatat piutang usaha, sehingga tidak terjadi perbedaan dalam mencatat piutang usaha, selain itu komputer harus sering di cek, agar tidak ada kerusakan yang mengakibatkan komputer tiba-tiba mati.

43 2. Sumber daya yang berperan sebaiknya yang berkompeten dan lebih teliti dalam mengerjakan pencatatan, posting, dan lain-lain. 3. Mengirimkan Bukti Kas/Bank dari bagian perbendaharaan tidak hanya ke bagian akuntansi saja melainkan ke bagian penagihan juga. Sehingga akan meminimalisir perbedaan jumlah saldo antara bagian penagihan dengan bagian akuntansi.