MENGGAMBAR MISTAR I. PENGERTIAN MENGGAMBAR MISTAR

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

MATA KULIAH PROYEKSI & PERSPEKTIF

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebelum peneliti membahas tentang landasan teori, peneliti

PROYEKSI PROYEKSI. Proyeksi Ortogonal (Posisi Pemproyeksian) - Sebuah titik - Sebuah garis - Sebuah bidang - Sebuah benda.

MATA KULIAH PROYEKSI DAN PERSPEKTIF. Arsianti Latifah, S.Pd., M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa FBS UNY

Berikut ini adalah materi pembelajaran mengenai Proyeksi,Sebagai. salah satu bagian dari materi mata pelajaran Membaca gambar mudahmudahan

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

PENGGUNAAN ALAT DAN STANDARISASI GAMBAR

Bab 4 SISTEM PROYEKSI 4.1. PENGERTIAN PROYEKSI GAMBAR PROYEKSI

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

Proyeksi Eropa, Aksonometri, dan Gambar Perspektif

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

DASAR-DASAR MENGGAMBAR TEKNIK

matematika K-13 PERSAMAAN GARIS LURUS K e l a s

BAB 3 GAMBAR PERSPEKTIF

TRANSFORMASI. Kegiatan Belajar Mengajar 6

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

Bab. Persamaan Garis Lurus. Pengertian Persamaan Garis Lurus Gradien Menentukan Persamaan Garis lurus

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR TEKNIK

PERTEMUAN 2 GARIS, HURUF DAN KONSTRUKSI GEOMETRIS

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

KEGIATAN BELAJAR SISWA

ATURAN-ATURAN DASAR UNTUK MEMBERI UKURAN

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyaratan. C. Petunjuk Penggunaan Modul


yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan. yang sejajar dengan garis yang diberikan tersebut.

MENGGAMBAR PROYEKSI AKSONOMETRI

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

BAB.IV PERMULAAN DAN SUSUNAN GAMBAR-KERJA.

BAHAN AJAR MENGGAMBAR TEKNIK KODE :

MODUL MATEMATIKA KELAS 8 APRIL 2018

Geometri (bangun ruang)

JOB SHEET Menggambar Proyeksi Isometrik. B. Kompetensi Dasar Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan dan potongan

Geometri Ruang (Dimensi 3)

MODUL TUGAS BESAR MENGGAMBAR TEKNIK

BAB I. SISTEM KOORDINAT, NOTASI & FUNGSI

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

Pertemuan 13 GARIS SINGGUNG DAN GARIS NORMAL

Sketsa BAB I PENDAHAULUAN

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

HANDOUT GAMBAR TEKNIK

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

PP' OP = OP' PERSAMAAN UMUM LINGKARAN

yang tak terdefinisikan dalam arti keberadaannya tidak perlu didefinisikan.

Dosen: Haryono Putro, ST.,SE.,MT. Can be accessed on:

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

PERTEMUAN 7 ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

TEKNIK MEMBACA GAMBAR

Modul 3 SIMETRI, PERSEGIPANJANG, PERSEGI, DAN KESEJAJARAN GARIS

KESETIMBANGAN MOMEN GAYA

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

MATEMATIKA. Sesi PROGRAM LINEAR CONTOH SOAL A. BENTUK UMUM PERTIDAKSAMAAN LINEAR B. MENGGAMBAR DAERAH PERTIDAKSAMAAN. ax + by c

Datar Sederhana. Bab 4 Unsur-Unsur Bangun. Tema 9 Negara Kelas Dewi

ANALISA VEKTOR. Skalar dan Vektor

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

Bab 7. Bangun Ruang Sisi Datar. Standar Kompetensi. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya

A. KUBUS Definisi Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi enam sisi berbentuk persegi yang kongruen.

Sumber:

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

Pencerminan dan Simetri Lipat

C. y = 2x - 10 D. y = 2x + 10

Modul ini berisi teori tentang ELIPS dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang.

4. VISUALISASI DAN GAMBAR SKET

BAB I SISTEM KOORDINAT

KONSEP DASAR PERKAPALAN RENCANA GARIS C.20.02

C. 9 orang B. 7 orang

UN SMA IPA 2007 Matematika

PENGANTAR GAMBAR PERSPEKTIF

LATIHAN UJIAN AKHIR SEKOLAH

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

GAMBAR PERSPEKTIF SATU TITIK HILANG

BANGUN RUANG BAHAN BELAJAR MANDIRI 5

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BAB I PRA KALKULUS. Nol. Gambar 1.1

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN

Modul Matematika X IPA Semester 2 Dimensi Tiga

Modul Matematika Semester 2 Dimensi Tiga

MEMBACA GAMBAR TEKNIK MESIN

Menggambar Teknik ASRI WULAN, ST., MT

Ujian Akhir Nasional Tahun Pelajaran 2002/2003

MEMBACA GAMBAR TEKNIK

PS. DESAIN INTERIOR FDIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Modul ini berisi teori tentang Hiperbola dan praktek menggambarnya dengan bantuan lingkaran maupun dengan bantuan persegi panjang.

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN MATEMATIKA BAB VIII ALAT UKUR, ALAT HITUNG DAN ALAT LUKIS DALAM GEOMETRI RUANG

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

PENDAHULUAN KALKULUS

Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

MENGGAMBAR TEKNIK DASAR MENGGAMBAR KONSTRUKSI GEOMETRIS A.20.02

SOAL-JAWAB MATEMATIKA PEMINATAN DIMENSI TIGA. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 4 cm. P adalah titik tengah CD. Tentukan panjang EP!

SISTEM KOORDINAT. Berikut ini kita akan mempelajari bagaimana menentukan sistem koordinat dibidang dan diruang.

BAB. I PENDAHULUAN. A. Deskripsi. B. Prasyarat. C. Petunjuk Penggunaan Modul

Transkripsi:

MENGGAMBAR MISTAR I. PENGERTIAN MENGGAMBAR MISTAR Menggambar mistar sebenarna hampir mirip dengan menggambar bentuk. Menggambar bentuk adalah menggambar kemiripan bentuk/model suatu benda dengan mengunakan keterampilan tangan (tanpa bantuan m istar), ukuran-ukuran perbandingan dari benda ang kita gambar hana dibuat berdasarkan perkiraan kemampuan pengamatan. Mengenai menggambar mistar adalah menggambar ketepatan bentuk suatu benda dengan menggunakan penggaris (mistar) dan alat bantu lainna seperti jangka, trekpen, rapido, dll. Perbandingan ukuran skala sangat diperhatikan dalam menggambar mistar, selain itu juga harus memperhatikan ketepatan ketebalan garis, kerataan garis dan juga sambungan atau hubungan garis. Dengan demikian gambar mistar dapat diartikan membuat suatu gambar baik berupa hiasan atau bangun-bangun geometris melalui konstruksi matematis dengan bantuan mistar. II. FUNGSI DAN TUJUAN MENGGAMBAR MISTAR Berdasarkan fungsina, menggambar mistar juga sering disebut dengan menggambar teknik, menggambar konstruksi, atau gambar kerja, hal itu karena gambar mistar memiliki fungsi atau tujuan untuk : 1. Membuat hiasan berupa bangun-bangun geometris ang banak digunakan dalam kegiatan perancangan tekstil dan tata ruang. 2. Sebagai gambar kerja ang dapat menjelaskan bagian-bagian konstruksi dari suatu bangun atau benda secara terperinci, misalna gambar konstruksi bangunan, rancangan furniture, rancangan mesin, dan sebagaina. 3. Sebagai gambar penjelasan dari wujud suatu benda atau bangun dengan perbandingan ukuran ang akurat sehingga mendekati wujud ang sebenarna. 1

III. MEDIA MENGGAMBAR MISTAR Media ang diperlukan dalam menggambar mistar adalah sebagai berikut: 1. Kertas Kertas ang digunakan biasana kertas gambar putih atau kertas kalkir. Ukuranukuran atau format kertas ang lazim dipakai adalah sebagai berikut: KERTAS GAMBAR/KALKIR Ukuran Satuan dalam mm A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297 148 x 210 105 x 148 74 x 105 2. Penggaris (mistar) Penggaris ang paling sering diperlukan dalam menggambar mistar adalah sepasang penggaris segi-tiga ang terdiri dari segi-tiga siku sama sisi dengan masing-masing sudut miringna 45 0 dan pengaris segi-tiga siku dengan masing-masing sudut miringna 30 0 dan 60 0. Selain itu diperlukan juga penggaris dengan tepi atau sisi miring, siku, atau sisi lebih tipis dari tengah mistar. Penggaris ini diperlukan untuk menggambar garis dengan rapido atau trekpen agar tidak terjadi rembesan tinta. 3. Pinsil, rapido dan trekpen a. Pensil ang baik untuk menggambar mistar ialah : H untuk kertas gambar putih dan 2H untuk kertas kalkir. b. Rapido, adalah alat tulis/gambar bertinta. Rapido tersedia ukuran dari 0,1 mm sampai 1,2 mm. 2

c. Trekpen merupakan perlengkapan jangka ang gunana sama dengan rapido. Trekpen dapat diatur penggunaan tebal-tipisna tinta sesuai dengan keperluan. Hana saja dalam menggunakan alat ini harus lebih hati-hati karena riskan terhadap rembesan tinta. Tetapi kalau mampu menguasai terkpen tersebut maka hasil gambarna lebih rapi. 4. Jangka Selain digunakan untuk membuat garis lingkaran, jangka juga dapat digunakan untuk membagi sudut, memindahkan panjang garis tertentu dan sebagaina. Jangka ang baik memiliki bagian-bagian ang dapat diatur/distel sesuai dengan keperluan penggambaran dan juga dengan jarum penusuk ang kecil dan runcing. Gambar trekpen, jangka, dan perlengkanna. 3

IV. MENGGAMBAR PROYEKSI Gambar Proeksi adalah gambar baangan atau konstruksi suatu benda ang mana dapat kita ketahui tentang kejelasan suatu objek secara matematis. Dalam menggambar proeksi dituntut keterampilan menggunakan alat-alat seperti mistar, jangka, pinsil, rapido/trek-pen, dan alat-alat matematis lainna. Di samping itu, juga harus mampu menarik garis secara terukur seperti ketebalan garis, kerataan garis dan sambungan garis. Pada prinsipna gambar proeksi dapat dibedakan menjadi dua kelompok aitu proreksi sentral dan proeksi ortogonal. Proeksi sentral disebut juga teknik perspektif aitu benda diproeksikan dengan mempergunakan garis-garis ang berpusat pada satu titik. Gambar benda ang dihasilkan secara proporsional sangat mirip dengan benda/objek aslina. Sedangkan proeksi ortogonal adalah gambar proeksi suatu benda mempergunakan garis-garis sejajar dan tegak lurus. GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proeksi ortogonal ang lazim digunakan ada dua cara aitu cara Eropah dan cara Amerika. Pada cara Eropah mempergunakan tiga bidang proeksi saling berpotongan tegak lurus satu sama ang lain, di mana benda ang diproeksikan berada di antara ketiga bidang tersebut. Sedangkan cara Amerika mempergunakan enam bidang proeksi aitu benda dipandang dari enam sisi. Berikut ang dibahas hana gambar proeksi cara Eropah. Perpotongan di antara tiga bidang proeksi cara Eropah akan membentuk sebuah ruangan ang disebut dengan ruang nata. Bidang-bidang proeksi tersebut adalah : 1. Bidang mendatar, disebut Bidang Proeksi 1 (benda dilihat dari arah atas) 2. Bidang tegak, disebut Bidang Proeksi 2 (benda dilihat dari arah depan) 3. Bidang samping, disebut Bidang Proeksi 3 (benda dilihat dari samping) Perhatikan gambar berikut ini! 4

z P2 P3 o x P1 Selanjutna, dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa perpotongan tiga bidang proeksi tersebut membentuk tiga buah sumbu, masing-masing adalah : 1. Sumbu o-x, sebagai perpotongan bidang P1 dan P2. 2. Sumbu o-, sebagai perpotongan bidang P1 dan P3. 3. Sumbu o-z, sebagai perpotongan bidang P2 dan P3 Susunan bidang-bidang proeksi seperti di atas ang membentuk ruang nata disebut dengan bidang gambar proeksi stereometri. Dalam gambar stereometri ini, di samping menampilkan gambar proeksi 1, 2, dan 3 juga menampilkan gambar ruang objekna. Dari bentuk gambar stereometri akan disederhanakan menjadi bentuk gambar proeksina saja. Perhatikan bentuk gambar berikut. z Gambar A P2 P3 o x P1 5

Gambar B P3 z P2 o x z P1 Penjelasan gambar Untuk mendapatkan bidang-bidang proeksi ang datar, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Sumbu o-x dan o-z dianggap sebagai engsel, sedangkan sumbu o- dianggap dapat dibagi menjadi dua bilah. 2. Bidang P1 diputar ke bawah hingga datar dengan bidang P2. 3. Bidang P3 diputar ke samping hingga datar dengan P3 (perhatikan Gam bar. B). Setelah memahami bagaimana terbentukna bidang-bidang proeksi dan sumbusumbu proeksi, sekarang kita mulai membuat gambar proeksi itu sendiri. Kita akan mempelajarina secara bertahap, dimulai dari proeksi sebuah titik, kemudian garis, bidang, baru selanjutna memproeksikan suatu benda (benda geometris tiga dimensi). A. Proeksi Sebuah Titik Untuk membuat gambar proeksi dari sebuah titik, atau juga objek lainna, sebaikna dilakukan dua tahapan kerja, ang pertama membuat gambar stereometrina dan kedua membuat gambar proeksina. Berikut ini perhatikan gambar proeksi titik 6

A ang terletak 2 cm di atas bidang P1, 1 cm di depan bidang P2 dan 3 cm di samping bidang P3. Gambar Stereometri z P2 A2 P3 A3 A o x x A1 P1 Gambar proeksi z P3 P2 A3 A2 o x A1 P1 7

Penjelasan gambar 1) Titik A1 adalah proeksi titik A pada bidang P1 dengan koordinat (x,) dengan nilai (3,1). Tarik garis proeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai dan sebalikna. 2) Titik A2 adalah proeksi titik A pada bidang P2 dengan koordinat (x,z) dengan nilai (3,2). Tarik garis proeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai z dan sebalikna. 3) Titik A3 adalah proeksi titik A pada bidang P3 dengan koordinat (,z) dengan nilai (1,2). Tarik garis proeksi dari nilai tegak lurus sumbu o- dengan jarak nilai z dan sebalikna. 4) Titik A pada gambar stereometri adalah benda ang sebenarna dengan koordinat (x,,z) dengan nil ai (3,1,2). Titik A didapat dengan menarik garis proeksi dari titik A1, A2 dan A3 tegak lurus dengan bidang-bidang proeksina. Latihan Soal : 1. Diketahui titik B ang terletak pada koordinat (4,3,5). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proeksina! 2. Diketahui titik C dengan koordinat (4, 6, 0). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proeksina! B. Gambar Proeksi Sebuah Garis Menggambar proeksi sebuah garis dapat diartikan menggambar proeksi dua buah titik. Namun dalam membuat gambar proeksina harus kita pandang sebagai sebuah garis ang utuh, hal itu menebabkan terdapatna beberapa kemungkinan hasil gambar proeksi sebah garis, antara lain : Proeksi dari sebuah garis lurus akan berupa garis lurus juga, tetapi bila garis tersebut tegak lurus dengan bidang proeksina maka hasil proeksina berupa sebuah titik. Proeksi dari sebuah garis ang sejajar dengan bidang prieksina maka hasil proeksina akan sama panjang dengan garis tersebut, dan bila sebuah garis ang tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang proeksina maka hasil proeksina lebih pendek dari garis tersebut. 8

Perhatikan dan pelajari gambar-gambar berikut. Gambar Stereometri z P1 A2 B2 P3 B3A3 A B o x A1 B1 P2 Gambar Proeksi z P3 P2 B3A3 A2 B2 o x A1 B1 P1 9

Gambar Stereometri z D3 D D2 C3 o D1 C C2 x C1 Gambar Proeksi D3 z D2 C3 C2 o D1 x C1 Latihan Soal : 1. Diketahui garis BC dengan koordinat titik B (1,2,3,). Garis BC panjangna 5 cm dan sejajar dengan sumbu o- Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proeksina! 2. Diketahui garis CD dengan koordinat titik C (2,2,1). Garis CD = 6 cm ang semula sejajar dengan sumbu o-z, kemudian diputar kekanan hingga membentuk sudut 45 0 dengan sumbu o-x Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proeksina! 10

C. Gambar Proeksi Sebuah Bidang Sebuah bidang dibentuk oleh tiga buah garis atau lebih. Oleh karena itu, untuk membuat gambar proeksi sebuah bidang sama dengan memproeksi beberapa buah garis. Kemungkinan-kemungkinan ang terjadi pada proeksi garis dapat berlaku juga pada proeksi bidang. Perhatikan dan pelajari gambar berikut. Gambar Proeksi Gambar Stereometri z z D2 C2 C3D3 C3D3 D D2 C C2 A2 B2 x B3A3 A2 B2 o x B3A3 A o B D1A1 C1B1 D1A1 C1B1 Penjelasan Gambar Bidang ABCD gambar proeksina pada bidang P1 berupa sebuah garis ang sama panjang dengan sisi AB, sejajar sumbu o-x atau tegak lurus sumbu o-. Proeksi bidang ABCD pada bidang P2 berupa bidang ang sama besar dengan bidang asalna, bidang tersebut sejajar dengan bidang P2 dan tegak lurus dengan bidang P1 dan P3. Proeksi bidang ABCD pada bidang P3 berupa sebuah garis ang sama panjang dengan sisi BC, sejajar sumbu o-z dan tegak lurus sumbu o-. 11

Gambar Stereometri z G3 G G2 E3 F3 o E E1 G1 E2 F1 F F2 x Gambar proeksi z G3 G2 E3 F3 E2 F3 x o G1 F1 E1 Penjelasan gambar Gambar Proeksi pada bidang P1, P2 dan P3 berupa bidang segitiga. Ketiga segitiga pada masing-masing bidang proeksi tidak ada ang ukurana dengan segitiga asalna aitu segitiga EFG, ini disebabkan karena letak dari 12

segitiga EFG tidak sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang-bidang proeksina. Latihan Soal : 1. Diketahui bidang berbentuk T dengan koordinat titik A (3,2,1,). Garis AB // dengan sumbu o-x dan garis BC // dengan sumbu o-z Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proeksina! 8 cm 2 cm 2 cm D C 2 cm 6 cm A B 4 cm 2. Diketahui Bidang segi-empat ABCD dengan koordinat titik A (2,2,1). Garis AB = 6 cm // dengan sumbu o- dan garis BC = 7 cm // sumbu o-z. Bidang ABCD semula sejajar dengan bidang P3, kemudian diputar ke kanan dengan garis AB sebagai sumbu putar hingga membentuk sudut 45 0 dengan bidang P1. Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proeksina! D. Gambar Proeksi Sebuah Benda Tiga Dimensi Memproeksikan sebuah benda tiga dimensi seperti kubus, balok, limas dan sebagaina sama artina memproeksikan beberapa buah bidang. Kemungkinan gambar proeksina pada bidang P1,P2 dan P3 berupa sebuah bidang. Perhatikan gambar berikut dan pelajarilah. 13

Gambar Stereometri z P2 H2E2 F3E3 E F D2A2 P3 B3A3 A B G2F2 C2B2 G3H3 H o G x E1A1 F1B1 C3D3 D C H1D1 P1 G1C1 Gb. Proeksi Balok z G3H3 F3E3 H2E1 G2F2 C3D3 B3A3 D2A2 C2B2 o x x E1A1 F1B1 H1D1 G1C1 14

Ketentuan gambar proeksi balok di atas adalah sebagai berikut. EFGH Ditentukan proeksi balok dengan kordinat titik A (1,1,1), Garis AB ABCD panjangna 5 cm sejajar dengan sumbu o-x dan tegak lurus sumbu o-. Garis BC panjangna 4 cm sejajar sumbu o- dan tegak lurus sumbu o-x. Alas balok adalah bidang ABCD sejajar dengan bidang P1. Tinggi balok 2,5 cm. Latihan Soal: 1. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut : Titik A terletak pada koordinat (3,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o -x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar deng an bidang P 1. Buatlah gambar proeksina! F G E H 3 cm 5 cm B C 2 cm A D 5 cm 6 cm 2 cm Ketentuan garis : Garis tepi Garis sumbu Garis gambar proeksi Garis konstruksi : 0,8mm tinta hitam : 0,6mm tinta hitam : 0,8 mm tinta hitam : 0,1 mm tinta merah 15

2. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut : Titik A terletak pada koordinat (2,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o -x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P 1. Buatlah gambar proeksina dan diarsir rapi dengan pensil tipis! E F H G 3 cm 1,5 cm 2,5 cm 4 cm A B D C 1cm 6 cm 3,5 cm 4 cm 0,5cm Ketentuan garis : Garis tepi Garis sumbu Garis gambar proeksi Garis konstruksi : 0,8 mm tinta hitam : 0,6 mm tinta hitam : 0,8 mm tinta hitam : 0,1 mm tinta merah 16

3. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut : Titik A terletak pada koordinat (1,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o -x dan bidang alas bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P 1. Buatlah gambar proeksina dan diarsir rapi dengan pensil tipis! 1 cm E F 1,5 cm H G 5,5 cm 1 cm 2 cm 1 cm A B 4 cm 1 cm D 1 cm 1 cm 2 cm 2,5 cm 2 cm 1 cm 1 cm C Ketentuan garis : Garis tepi Garis sumbu Garis gambar proeksi Garis konstruksi : 0,8 mm tinta hitam : 0,6 mm tinta hitam : 0,8 mm tinta hitam : 0,1 mm tinta merah 17

GAMBAR PROYEKSI SENTRAL (PERSPEKTIf) Di dalam teori perspektif garis-garis proektor berpusat atau menuju pada satu titik. Hasil gambar perspektif berupa gambar bangun ang mendekati bangun sesungguhna ang berkesan tiga dimensi. Dengan kata lain perspektif berusaha menampilkan gambar bangun sesuai dengan kemampuan penglihatan manusia. Perhatikan gambar berikut ini : Garis Tanah Dengan ilmu perspektif kita akan mendapatkan kesan ruang, di mana jarak suatu benda dengan benda lainna akan nampak secara realistis dan visual, selain itu kita akan mendapatkan kesan kewajaran proporsi pada ruang semu ang terjadi. Demikian juga dengan tempat posisi atau letak dari benda ang akan kita gambar nampak benar dan wajar. Dalam teori menggambar perspektif dikenal beberapa istilah ang umum, antara lain : 1. Bidang Tanah (BT) Ialah suatu bidang ang merupakan tempat kita berpijak atau tempat dari suatu benda. Pada bidang tanah kita dapat menentukan letak suatu benda. 2. Bidang Gambar (BG) 18

Ialah suatu bidang vertikal ang terletak di depan mata, disebut juga taferil. Bidang ini merupakan daerah gambar perspektif suatu benda. 3. Bidang Mata (BM) Ialah suatu bidang ang terletak di depan mata atau sejajar mata. Pada bidang mata kita dapat menentukan jarak pandangan mata ke suatu benda. 4. Garis Tanah (GT) Garis ang terbentuk antara Bidang Tanah dan Bidang Taferil. Garis ini menatakan tempat kedudukan pengamat dan jarak benda ang diamati. 5. Garis Cakrawala atau Garis Horison (GH) Ialah Garis setinggi mata pengamat ang letakna ditentukan oleh posisi pengamat, apakah pengamat dalam keadaan berdiri, duduk atau jongkok. 6. Titik Hilang atau Titik Lenap (TL) Ialah titik ang terletak pada garis horison dan merupakan pusat dari garis-garis proektor, pada titik ini semua benda dianggap tidak terlihat lagi. 7. Proeksi Mata (PM) Terletak pada garis horison dengan menentukan jarak mata pengamat ke garis horison. Perhatikan gambar berikut. BG BM P M GH BT P 1 GT 19

A. GAMBAR PERSPEKTIF TITIK Untuk membuat gambar perspektif sebuah titik terlebih dahulu kita tentukan letak dari titik tersebut, misalna diketahui titik A ang terletak 2 cm di kanan P 1 dan 2 cm di belakang taferil/di bawah garis tanah. Perhatikan gambar berikut. GH P M GT A P 1 A 1 Langkah-Langkah Penggambaran : 1. Ukur jarak 2 cm dari P 1 ke arah kanan pada Garis Tanah (GT). 2. Tarik garis dari 2 cm di kanan P 1 ke belakang taferil sepanjang 2 cm sejajar dengan tepi bidang tanah. Pada ujung garis tersebut adalah letak dari titik A. 3. Tarik garis proektor dari titik mata (M) menuju titik A dan tarik garis proektor dari proeksi mata (P) di garis horison menuju sumbu titik A ang terletak 2 cm di kanan P 1. Perpotongan kedua garis proektor tersebut adalah letak dari perspektif titik A. 20

Penederhanaan Bentuk Gambar di Atas (Perhatikan gambar berikut). M M P A 1 GH GH P P 1 A 1 GT GT P 1 A A Bidang Tegak Langkah-Langkah Penederhanaan : 1. Lipat ke atas bidang mata hingga berimpit dengan bidang gambar/bidang taferil. 2. Lipat ke bawah bidang tanah hingga berimpit dengan bidang gambar/bidang taferil. 3. Setelah bidang mata dan bidang tanah menjadi satu dengan bidang gambar/bidang taferil, sederhanakan lagi bidang tersebut menjadi bidang ang tegak seperti gambar di atas. 21

CARA LAIN UNTUK MEMBUAT GAMBAR PERSPEKTIF SUATU BENDA Misalkan diketahui titik A seperti tersebut di atas, sebut saja cara berikut ini cara kedua. Perhatikan gambar berikut. M GH P A 1 GT P 1 A Langkah-Langkah Penggambaran : 1. Ukur letak titik A sepanjang 2 cm di kanan P 1 dan tarik garis ke bawah dari GT sepanjang 2 cm, ini merupakan letak dari titik A. 2. Putar titik A atau tarik garis dari titik A ke kiri atau ke kanan (dalam hal ini diputar atau ditarik ke arah kanan) menuju GT dengan jarak 2 cm dari sumbu titik A di GT (panjangna sama dengan letak titik A ang ditarik dari GT ke bawah). 3. Putar atau tarik garis melalui titik M menuju ke GH ke arah ang berlawanan dengan lipatan garis sumbu titik A dengan jarak dari titik P ke kiri sama dengan tinggi PM. 4. Tarik garis proektor dari sumbu titik A di GT menuju titik P dan tarik garis dari lipatan garis sumbu titik A di GT menuju ke garis lipatan PM di GH. Perpotongan kedua garis proektor tersebut merupakan perspektif titik A. 22

Cara ketiga. Perhatikan gambar berikut. M GH P A 1 GT P 1 A Langkah-langkah penggambaranna sama dengan cara kedua, bedana cara ketiga ini aitu : 1. Garis sumbu titik A di GT diputar atau dilipat ke kiri dan ke kanan pada GT. 2. Garis PM juga diputar atau dilipat ke kiri dan ke kanan pada GH. 3. Garis proektor dari sumbu titik A di GT menuju ke titik P tidak diperlukan. 4. Tarik garis melalui kedua lipatan sumbu titik A di GT menuju kedua lipatan garis PM di GH dengan arah ang berlawanan. Perpotongan kedua garis proektor tersebut merupakan perspektif titik A. Cara keempat Menggunakan sudut lipat < atau dan > dari 45 o di sebelah kiri atau dan disebelah kanan. Perhatikan gambar berikut. 23

M GH P GT P 1 A 1 A Langkah-Langkah Penggambaran : 1. Ukur dan gambar letak titik A seperti cara sebelumna. 2. Tentukan dan ukur sudut lipat titik A di GT melalui titik A ke kiri atau ke kanan. 3. Gambar di atas lipatan titik A dengan garis tidak putus-putus menggunakan sudut lipat 30 o ke kiri. Lipat PM di GH ke arah berlawanan dengan lipatan titik A dengan besar sudut sama dengan lipatan titik A. Tarik garis proektor dari lipatan titik A di GT menuju garis lipat PM di GH. Tarik juga garis proektor melalui sumbu titik A di GT ke titik P, kedua perpotongan garis proektor tersebut merupakan perspektif titik A. 4. Gambar di atas lipatan titik A dengan garis putus-putus mengunakan sudut 60 o ke kanan. Ikuti petunjuk nomor 3(Lipat PM ). 5. Perspektif titik A dapat digambar dengan menggunakan lipatan ke kiri dan ke kanan dengan sudut < dan > misalna sudut 30 o dan 60 o. Garis proektor melalui sumbu titik A di GT menuju ke titik P tidak diperlukan karena perspektif titik A sudah dapat dicari dengan perpotongan dua garis proektor dengan sudut 30 o dan 60 o. 24

B. GAMBAR PERSPEKTIF GARIS Membuat gambar perspektif garis pada dasarna sama dengan membuat gambar perspektif dua buah titik. Misalna diketahui garis AB dengan panjang 4 cm, titik A terletak 3 cm di kiri P 1, 2 cm di bawah GT dan garis AB ditarik ke bawah tegak lurus dengan GT. Perhatikan dan pelajari gambar berikut (dikerjakan dengan cara kedua). M GH P B 1 A 1 GT P 1 A B Membuat gambar perspektif garis ang berdiri tegak di tanah. Misalna diketahui titik CD ang berdiri tegak lurus dengan bidang tanah, titik C terletak 2 cm di kanan P 1, 3 cm di bawah GT dan tinggi garis 6 cm. Perhatikan gambar berikut. 25

M GH D D 1 D P C 1 GT C C P 1 DC Langkah-Langkah Penggambaran : 1. Gambar di atas menggunakan cara kedua. Gambar titik C dan D di bawah GT tergambar sebuah titik karena garis CD berdiri tegak di atas tanah sehingga gambar proeksi 1atau dilihat dari atas terlihat sebuah titik. 2. Setelah perspektif titik C dapat dicari lanjutkan mencari/membuat perspektif titik D. Tarik garis tinggi garis CD melalui lipatan titik C di GT dan atau melalui sumbu titik C di GT tegak lurus dengan GT kemudian tarik garis melalui ujung atas garis tinggi tersebut menuju garis lipat PM kalau garis tinggi itu dibuat pada lipatan titik C dan menuju titik P kalau garis tinggi itu dibuat pada sumbu titik C. 3. Tarik garis melalui perspektif titik C sejajar dengan tinggi sebenarna atau tegak lurus dengan GT sampai batas atas garis proektor ang ditarik melalui ujung atas tinggi sebenarna. Perpotongan garis tersebut adalah perspektif titik D. 4. Garis dari C 1 ke D 1 adalah perspektif garis CD. 26

C. GAMBAR PERSPEKTIF BIDANG Bidang di bentuk oleh beberapa garis, maka membuat gambar perspektif bidang sama halna membuat gambar perspektif beberapa garis. Bidang segitiga terdiri dari 3 garis, bidang segiempat terdiri dari 4 garis dan sebagaina. Contoh gambar perspektif bidang misalna diketahui bidang segiempat ABCD, titik A terletak 1 cm di kiri P 1 dan 1 cm di bawah GT. Panjang garis AB = 5 cm ditarik ke arah kanan sejajar GT dan BC = 4 cm ditarik ke bawah tegak lurus GT. Perhatikan dan pelajari gambar berikut. M GH P TL D 1 C 1 GT A 1 B 1 A P 1 B D C Membuat gambar perspektif bidang ang berdiri tegak di atas bidang tanah. Misalna diketahui bidang segitiga sama kaki ABC ang berdiri tegak di tanah. Titik A terletak 2 cm di kanan P 1 dan 1 cm di bawah GT. Garis AB = 5 cm ditarik ke arah kiri membentuk sudut 45 o dengan GT dan tinggi segitiga ABC 7 cm. Perhatikan dan pelajari gambar berikut. 27

M C 1 C GH TL P B 1 GT A 1 BA P 1 A C B Latihan Soal : 1. Ditentukan Tinggi Horison (TH) 7 cm dan tinggi PM 8 cm. Diketahui bidang berbentuk palang seperti berikut. A B 1 cm 4 cm 1 cm H C 4 cm 4 cm G 1 cm 4 cm 1 cm D F E 28

Titik A terletak 1 cm di kanan P 1 dan 1 cm di bawah GT, garis AB ditarik ke kiri sejajar GT dan garis CD ditarik ke bawah tegak lurus dengan GT. Buat gambar perspektifna. 2. Ditentukan Tinggi Horison (TH) 7 cm dan tinggi PM 8 cm. Diketahui bidang ang berbentuk huruf T ang berdiri tegak di tanah. Titik A terletak 2 cm di kiri P 1 dan 3 cm di bawah GT. Garis AB ditarik menerong ke kanan membentuk sudut 40 0 dengan GT. Buat gambar perspektifna. D C 7 cm 2 cm 1,5 cm 1,5 cm 6 cm A 4 cm B D. GAMBAR PERSPEKTIF BENDA TIGA DIMENSI Benda 3 dimensi atau bangun ruang dibentuk oleh beberapa bidang aitu bidang horizontal dan vertical atau bidang tidur dan bidang berdiri, maka dalam membuat gambar perspektifna sama dengan membuat gambar perspektif bidang tidur dan EFGH bidang berdiri. Misalna diketahui bangun balok segiempat, titik A terletak ABCD 1 cm di kiri P 1 dan 1 cm di bawah GT. Garis AB = 4 cm ditarik ke arah kiri membentuk sudut 45 o dengan GT dan BC = 6 cm ditarik ke arah kanan membentuk sudut 45 o dengan GT. Tinggi balok 8 cm. Perhatikan dan pelajari gambar berikut. 29

M GF E 1 F 1 H 1 G 1 TL P TL GH C 1 B 1 D 1 CB A 1 P1 GT EA FB HD Soal Latihan : 1. Ditentukan Tinggi Horison (TH ) 7 cm dan tinggi PM 8 cm. Diketahui bangun limas E segiempat dengan titik A terletak 1 cm di kanan P 1 dan 1 cm di ABCD bawah GT. Alas limas adalah bidang bujursangkar ABCD, garis AB = 6 cm ditarik ke kiri sejajar GT dan garis BC ditarik ke bawah tegak lurus GTdan tinggi limas 8 cm. Buat gambar perspektifna. GC 2. Ditentukan TH = 7 cm dan PM = 8 cm. Diketahui bangun di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut : titik A terletak 1 cm di kiri P 1, 1 cm di bawah GT, garis 30

AB ditarik ke arah kanan membentuk sudut 45 o dengan GT dan BC ditarik ke arah kiri membentuk sudut 45 o dengan GT. Buat gambar perspektifna. E 2,5 cm 5,5 cm DA CB 1,5 cm A B 1,5 cm 1,5 cm E 1,5 cm D C 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 1,5 cm 3. Ditentukan TH = 7 cm dan PM = 9 cm. Diketahui bangun di bawah ini dengan ketentuan sebagai berikut : titik A terletak di P 1 dan 1 cm di bawah G. Garis AB ditarik ke arah kiri membentuk sudut 45 o dengan GT dan BC ditarik ke arah kanan membentuk sudut 45 o dengan GT. Buat gambar perspektifna. 31

1,5 cm 11 cm 1 cm 3 cm DA CB 1 cm A B 1 cm 1 cm 1 cm 0,5 cm 0,5 cm 2 cm 0,5 cm 0,5 cm 1 cm 1 cm 1 cm D C 1 1 1 0,5 0,5 2 0,5 0,5 1 1 1 32

DAFTAR PUSTAKA Ario Kartono. 2004. Berkreasi Seni untuk SMA Jakarta : Ganeca Excat Arono Suono. 1985. Menggambar Mistar untuk SMTA. Jakarta : Cv Baru. Atisah Sipahelut. 1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta : Depdikbud. Dharmawan. 1988. Pendidikan Seni Rupa untuk SMA. Bandung : Armico Mulono. 1986. Pendidikan Seni Rupa untuk SMA. Surakarta : Wida Duta 33