BAB I PROFIL PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROSES BISNIS

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan PT Trans Retail Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

I. PENDAHULUAN. besar dalam perkembangan pasar di Indonesia. Hal ini terlihat dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk

BAB I PENDAHULUAN. Industri ritel merupakan salah satu industri yang strategis di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri ritel nasional yang semakin berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. negara- negara ASEAN yang lain. Hal ini disebabkan pemerintah Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangan dinamika perekonomian yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang memerlukan barang untuk kebutuhan pribadi dan

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. meramalkan tren yang nantinya akan booming, produsen diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. membuat para pelaku bisnis harus mampu bersaing. Persaingan yang terjadi tidak

1. PENDAHULUAN 1.1. SEJARAH PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis retail di Indonesia berkembang dengan sangat pesat, UKDW

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan outlet-outlet baru oleh para retailer lokal maupun asing

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Mini Market Indomaret. kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan sendiri adalah perasaan senang atau kecewa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan Hypermart

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman khususnya

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan (need) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari bertumbuhnya bisnis-bisnis ritel modern yang bergerak dipusat-pusat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya Negara Indonesia yang dapat dilihat dari segi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia bisnis ritel di Indonesia telah berkembang demikian pesat sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. munculnya pasar tradisional maupun pasar modern, yang menjual produk dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Bisnis ritel modern di Indonesia tetap menunjukkan pertumbuhan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibukanya berbagai macam gerai-gerai baru yang dilakukan oleh investor asing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, perusahaan lebih memperhatikan pengelolaan sumber

BAB V PENUTUP. Penelitian yang diadakan pada dua tempat ritel baru yang akan diteliti,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. analisis data Structural Equation Modelling maka dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis ritel di Indonesia pada saat ini semakin cepat salah

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia telah memacu perusahaan ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran pada pasar moderen di Indonesia mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. modern semakin meningkat. "Perkembangan itu sejalan dengan tumbuhnya Mall

Senayan City, Pondok Indah Mall, Tunjungan Plaza 4 Surabaya, Kuta Beach Walk, Grand Indonesia Shopping Mall, Kota Kasablanka, Kemang Village, dan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

1. Economic Challenges Awards (November 2012) Kategori: Pemenang Perusahaan Kebanggan Indonesia untuk Sektor Ritel (Metro TV)

BAB I PENDAHULUAN. ritel tersebut diakibatkan karena adanya perkembangan usaha manufaktur serta

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

4. RENCANA IMPLEMENTASI DAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi ini dapat memicu bisnis di Indonesia maupun global.

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada yang terkuat yang tetap bertahan. Keberhasilan akan dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

BAB I PENDAHULUAN. memilih untuk melakukan transaksi pembelanjaan kebutuhan sehari-hari di gerai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

dibandingkan dengan pasar swalayan yang lain dalam penelitian ini.

satu yang bisa disebut sukses adalah Hero Supermarket. Dengan jumlah cabang

Workshop Selling and Financing BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan. Industri ritel dibagi menjadi 2 yaitu ritel tradisional dan ritel

Transkripsi:

BAB I PROFIL PERUSAHAAN 1.1. Sejarah Perusahaan Selama lebih dari 50 tahun, group perusahaan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPP) sukses mengembangkan Matahari Department Store, Matahari Supermarket dan yang terakhir Matahari Market Place, yang merupakan supermarket untuk segmen premium di Kelapa Gading, Bogor, Serpong, Metropolis dan GTC di Makasar. Sejak November 2002, MPP juga mengoperasikan 46 kedai Boston Drugs & Pharmacy di dalam supermarketnya guna menunjang konsep berbelanja satu atap (one stop shpping). Hypermart merupakan gerai hypermarket yang tergabung dalam MPP. Gerai Hypermart yang pertama diresmikan pada tanggal 22 April 2004 di WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady. Head Office (HO) Hypermart berada di LIPPO Karawaci Tangerang. Gerai hipermarket MPP ini menambah panjang jaringan ritel Matahari di seluruh Indonesia, menjadikannya salah satu perusahaan ritel terbesar di Asia Tenggara. Hingga akhir tahun 2004, MPP membangun 6 hipermarket baru, dengan alokasi dana Rp15 20 miliar untuk satu hypermarketnya. Hanya dalam waktu dua tahun, gerai Hypermart sudah berjumlah 19 buah, ekspansi hingga ke luar pulau Jawa. Pada tahun 2006 ini direncanakan akan membuka 12 gerai lagi. Hypermart membagi gerainya dalam beberapa kualifikasi berdasarkan luas areanya seperti terlihat pada Tabel 1.1 di berikut ini. 1

Tabel 1. 1. Kualifikasi Gerai Hypermart Berdasarkan Luas Area Kualifikasi Luas Area T1 Gerai Besar > 6000 m 2 T2 Gerai Sedang 3500 6000 m 2 T3 Gerai Kecil < 4000 m 2 Seiring dengan berkembangnya bisnis hypermarket, saat ini Hypermart merupakan tulang punggung dari MPM karena menyumbang 67,4% dari penjualan total Group Matahari. Pada tahun 2010, MPM menargetkan Hypermart akan memiliki 50 gerai di seluruh Indonesia. Pada tahun 2007, Hypermart berencana untuk membuka 17 gerai lagi, termasuk di Jakarta (8 gerai), Yogyakarta (1 gerai), Semarang 1 gerai dan luar pulau Jawa dan pada tahun tersebut. Hypermart diharapkan dapat menyumbang hingga 80% dari pendapatan MPM (saat ini, Hypermart menyumbang sekitar 70% dari revenue MPM). Strategi Hypermart juga didukung oleh strategi bisnis properti milik LIPPO Group. Hypermart di Bandung hadir pada tahun 2006. Hypermart pertama yang berdiri adalah Hypermart BIP terletak di jalan Merdeka pada awal tahun 2006, sementara Hypermart kedua hadir di Mall Trade Center (MTC) di jalan Soekarno Hatta Bandung yang diresmikan tanggal 7 September 2006. 1.2. Lingkup bidang Usaha Konsep ritel yang diajukan Hypermart adalah hypermarket dimana gerai ritel tersebut merupakan suatu tempat pusat perbelanjaan swalayan dengan luas area antara kurang dari 4.000 m 2 sampai dengan lebih dari 6.000 m 2 dan menawarkan sekitar 30.000 produk food dan non food dengan harga yang sangat menarik dan kualitas yang baik yang disuplai dari kurang lebih 1000 pemasok. Hypermart di samping mengembangkan konsep 2

hypermarket juga menjalin kerjasama dengan bank yang menerbitkan kartu kredit Visa, MasterCard, Amex dan Debit BCA untuk memudahkan pembayaran bagi konsumen yang tidak membayar tunai. Hypermart juga melakukan kerja sama dengan bank tertentu yang menerbitkan kartu kredit untuk melakukan promo dalam event tertentu untuk memberikan diskon yang besar bagi pemegang kartu kredit tersebut untuk berbelanja dalam nominal yang besar dan waktu yang disediakan biasanya relatif singkat berkisar 2 hari. Kerjasama tersebut saling menguntungkan baik dari sisi bank maupun dari sisi Hypermartnya sendiri. Pihak bank bertujuan memberikan fasilitas bagi pemegang kartu kreditnya, mengelola pelanggannya dan untuk menarik pelanggan baru. Pihak bank juga akan memperoleh keuntungan dari setiap transaksi pembayaran yang menggunakan kartu kreditnya di Hypermart karena Hypermart akan membayarkan kepada pihak bank sejumlah persenan dari setiap transaksi yang terjadi berkisar 0,5% 1,5% tergantung dari bank nya tanpa dibebankan ke pelanggan. Sementara dengan adanya promo tersebut Hypermart akan kebanjiran pengunjung yang akan membelanjakan uangnya di Hypermart. Hypermart sendiri juga memberikan poin belanja melalui kartu Matahari Member Card (MMC) dimana untuk setiap berbelanja sebesar Rp 10.000 akan mendapat satu poin dan setiap 100 poin akan mendapat kupon belanja sebesar Rp 10.000. Point belanja yang telah terkumpul dapat ditukarkan dengan kupon belanja yang dapat digunakan untuk berbelanja di seluruh grup Matahari. Semakin banyak konsumen berbelanja maka semakin banyak pula poin yang terkumpul untuk ditukarkan dengan kupon belanja. 3

1.3 Visi dan Misi Perusahaan 1.3.1. Visi dari Hypermart Visi Hypermart adalah: Menjadi pilihan utama konsumen di bidang retail 1.3.2. Misi dari Hypermart Misi Hypermart adalah: Memberikan value, barang barang dan service untuk meningkatkan kualitas konsumen dan gaya hidup secara konsisten. 1.3.3. Strategi Hypermart Strategi Hypermart akhirnya bermuara pada peningkatkan revenue yang berkesinambungan dengan pelayanan yang melebihi harapan konsumen. Hal ini dapat dicapai dengan menerapkan strategi yang tepat. Strategi yang diterapkan tentunya disesuaikan dengan perkembangan dan situasi yang selalu berubah termasuk di dalamnya adalah strategi pemilihan lokasi, strategi promosi untuk menggaet konsumen sebanyak banyaknya, strategi mendesain interior dan menciptakan suasana gerai yang menarik sehingga membuat konsumen betah dan akhirnya berbelanja lebih banyak, startegi pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas, strategi pemilihan vendor dan strategi pemilihan sistem teknologi penunjang operasional. Hal tersebut juga tak lepas dari positioning yang ditetapkan oleh Hypermart sebagai one stop shopping. Strategi harga yang selama ini dilakukan oleh Hypermart adalah dengan menerbitkan katalog dwi mingguan dengan mottonya Low price and more yang berisi tampilan barang yang didiskon untuk periode tertentu dengan kode Cek Harga dimana harga barang tersebut sudah paling murah bila dibandingkan di tempat lain dan bila konsumen dapat menemukan ditempat lain yang lebih murah maka Hypermart akan membayar 2X selisih dari harga barang tersebut. Di samping itu Hypermart juga menyediakan jasa layanan antar gratis untuk setiap pembelian produk elektronik dengan harga minimal 2,5 juta rupiah. Hypermart juga membuat iklan di surat kabar lokal 4

maupun nasional setiap akhir pekan yang berisi beberapa barang yang didiskon untuk menarik pembaca berbelanja. Semua pembuatan iklan pada media cetak (koran, katalog) maupun audio visual menjadi wewenang HO. Head Office pulalah yang menetapkan harga dan jenis suatu barang yang akan didiskon dan tentunya sudah disepakati oleh vendor. Strategi operasional Hypermart dimana jam buka gerai setiap harinya pukul 09.00 22.00 kecuali setiap hari Sabtu awal bulan, gerai buka hingga jam 02.00 pagi. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang lebih lama kepada pelanggan untuk berbelanja bulanan di akhir pekan. Strategi yang dipilih Hypermart dalam menentukan lokasi adalah selalu menyatu di dalam mall yang menjadikannya lebih efisien dan juga ditujukan untuk membendung laju ritel asing, Carrefour yang merupakan saingan utama Hypermart. 1.4. Struktur Organisasi Hypermart merupakan salah satu ritel nasional yang berkembang pesat serta memiliki ribuan karyawan baik yang statusnya permanen maupun yang kontrak. Semua kebijakan dan peraturan perusahaan diatur oleh HO baik yang menyangkut karyawan maupun vendor dimana cabang hanya menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh HO tersebut. Permasalahan yang berhubungan dengan vendor dipusatkan di HO dan ditangani oleh Merchandising Manager (MD). Struktur organisasi Hypermart BIP dapat dilihat seperti Gambar 1.1 di bawah ini : 5

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Hypermart Dari struktur organisasi tersebut maka dapatlah dikembangkan variabel kinerja dari keluaran organisasi Hypermart BIP yang dapat diringkas seperti tertera pada Gambar 1.2 di bawah ini: Gambar 1.2. Keluaran Organisasi Hypermart BIP 6

Dari Gambar 1.2 diatas variabel kinerja dari keluaran organisasi di Hypermart dapat dijabarkan sebagai berikut: Investor Perusahaan dalam hal ini Hypermart harus dapat memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan investor yang akan meningkatkan profitabilitas, aset, likuiditas dan pertumbuhan bisnis. Dengan adanya pertumbuhan bisnis yang ditandai dengan penambahan jumlai gerai yang ekspansif per tahun baik di Jawa maupun luar Jawa akan meningkatkan profitabilitas dan aset serta likuiditas perusahaan. Hal ini tentunya akan menambah kepercayaan investor untuk menanamkan atau menambah modal investasinya. Pelanggan: Dari keluaran organisasi Hypermart menghasilkan varibel layanan yang dianggap penting oleh pelanggan meliputi hal yang dapat dilihat (tangibles) berupa tampilan secara fisik (misalnya fasilitas gerai), keandalan (realibility) yang dapat ditunjukkan dengan kasir yang cekatan dalam melayani pelanggan, daya tanggap (responsiveness) ditandai dengan kemauan membantu pelanggan dan melayani dengan benar, assurance ditandai dengan adanya jaminan keamanan dan keraguan selama berbelanja di dalam gerai, emphaty ditandai dengan adanya perhatian individual yang diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Pemasok: Merupakan salah satu pihak yang turut menentukan kinerja perusahaan. Pemasok sebaiknya memiliki nilai nilai yang sama dengan yang dimiliki perusahaan. Fondasi kemitraan, profit sharing, etika dan kepercayaan, keterlibatan, inisiatif pengembangan dan harga merupakan dasar kerja sama yang baik yang harus dikembangkan 7

bersama. Perusahaan sebaiknya memiliki pemasok dengan ukuran yang kecil tetapi banyak sehingga mengurangi aspek birokrasi sekaligus meningkatkan aspek kepastian pasokan. Pemerintah dan Masyarakat: Beberapa faktor yang berkaitan dengan aturan pemerintah dapat dilihat dari adanya peningkatan perlindungan terhadap karyawan. Kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja semakin meningkat sejalan dengan tumbuhnya paradigma dimana karyawan merupakan aset paling berharga milik perusahaan. Adanya peraturan antimonopoli mengharuskan perusahaan selalu waspada terhadap pesaing yang ada. Pegawai: Setiap karyawan/pegawai Hypermart mendambakan kesejahteraan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya, adanya jenjang karir yang jelas, kenyamanan dalam bekerja, kebutuhan untuk dihargai dan diakui baik dari atasan maupun rekan sekerja dan adanya keadilan dalam menjalankan hak dan kewajibannya. 1.5. Sumber Daya 1.5.1. Sumber Daya Manusia Bagi Hypermart BIP sumber daya manusia merupakan mitra kerja yang sangat penting dan menjadi faktor penentu dari maju tidaknya perusahaan. Sampai bulan November 2006, Hypermart BIP memiliki karyawan sebanyak 160 orang dengan komposisi 72 orang (45%) karyawan tetap dan 88 orang (55%) karyawan tidak tetap (kontrak). Karyawan kontrak adalah karyawan dari luar Hypermart yang bekerja di Hypermart, seperti Clearing Service, SPG/SPM, Trolley boy dan Security. Karyawan kontark tersebut di outsourcing kepada PT MSA. Komposisi karyawan di Hypermart BIP adalah 112 karyawan pria dan 48 karyawan wanita. Tingkat pendidikan 8

karyawan juga beragam, mulai dari SMU/SMK, D1, D3, S1 dan S2. Pada level manajemen tingkat pendidikan karyawan rata rata adalah S1 dan D3, sementara pada level staff tingkat pendidikan karyawan umumnya adalah D1 dan SMU. Perincian jumlah karyawan Hypermart BIP dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Gambar 1.3 di bawah ini: Tabel 1. 2. Tingkat Pendidikan Karyawan Hypermart Tingkat Jenis Kelamin Pendidikan L P Total L & P S2 1 1 S1 12 6 18 D3 10 5 15 D1 34 11 45 SMU/SMK 55 26 81 Total Karyawan 112 48 160 Komposisi Tingkat Pendidikan Karyawan Hypermart BIP S2; 1 S1; 18 D3; 15 SMU/SMK; 81 D1; 45 Gambar 1. 3. Komposisi Tingkat Pendidikan SDM Hypermart BIP 1.5.2 Sumber Daya Teknologi Sampai saat ini Hypermart memiliki sistem informasi manajemen yang mendukung kegiatan operasional perusahaan. Sistem informasi manajemen yang ada di Hypermart antara lain RITEK (Retail Technology) yang merupakan sistem yang terkomputerisasi dan terintegrasi dengan HO yang dimiliki oleh setiap gerai. Sistem RITEK tersebut dapat menampilkan 9

informasi yang berhubungan dengan produk, harga, vendor, personel, inventory on hand, purchasing dan sales secara on line, jumlah transaksi. Dengan menggunakan sistem Ritek tersebut maka Service Level (SL) dari supplier dapat terlihat. Sistem komunikasi internal di Hypermart menggunkan Lotus Notes dan tersedia pula handy talky (HT) untuk memonitor area dan berkomunikasi di area gerai. Handy Talky diperuntukkan bagi Security, Store Manager dan Manager on Duty (MOD). Dalam perhitungan gaji yang dilakukan oleh Human Resource Development (HRD) menggunakan software Foxpro. 1.5.3. Sumber Daya Finansial PT Matahari Putra Prima Tbk yang dulunya bernama PT Matahari Departemen Store, sejak 1997 sahamnya dibeli oleh PT Multipolar, perusahaan di bawah kelompok LIPPO Group. Hingga 31 Desember 2003, PT Multipolar Corporation Tbk menguasai 43,9602% saham MPP, 6,2982% dikuasai oleh PT Lippo E Net Tbk dan sisanya dimiliki oleh publik. Langkah MPP membuka Hypermart ini menjadi tonggak sejarah bagi Matahari Group masuk ke segmen baru ritel hipermarket, menyaingi toko ritel hipermarket yang sudah ada sebelumnya. 1.6. Tantangan Bisnis Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan, pihak manajemen Hypermart BIP tentu saja menghadapi banyak tantangan dan kesempatan baik secara internal maupun eksternal. Sebagai perusahaan ritel hipermarket lokal di Indonesia, Hypermart terus berusaha untuk menjadi tuan rumah di negeri sendiri sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Di kota Bandung, Hypermart juga menghadapi persaingan yang ketat dengan makin banyaknya hipermarket yang bermain seperti Makro, Carrefour, Giant, Super Indo, Yogya dan lain sebagainya. 10

Dengan makin ketatnya persaingan maka masing masing bisnis ritel berlomba lomba menawarkan inovasi dalam produk dan jasa dengan kualitas terbaik dan harga yang kompetitif. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka Hypermart melakukan berbagai usaha agar tetap dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan market share nya begitu juga dengan customer loyaltynya melalui peningkatan kualitas kepuasan pelanggan (customer satisfaction rate) dengan menawarkan produk yang berkualitas, harga yang terjangkau dan konsep belanja yang nyaman. Hal tersebut merupakan tantangan bagi Hypermart untuk mengefisienkan proses produksinya, meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya, pemilihan sistem teknologi yang digunakan dan memiliki promosi yang efektif dan efisien sesuai dengan target market. Di samping itu tak kalah pentingnya adalah peranan strategi operasional pemasaran menjadi sangat penting dalam meningkatkan consumer loyality dan brand awareness dari Hypermart sendiri khususnya strategi pemasaran promosi. Pada dasarnya, dalam menilai kualitas layanan yang diberikan perusahaan, pelanggan akan mengkombinasikan antara informasi dari mulut ke mulut, kebutuhan masing masing individu secara spesifik, pengalaman masa lalu, dan informasi yang merupakan hasil dari komunikasi eksternal dengan pihak pihak lain. 11