`BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

Aplikasi Pewarnaan Graf untuk Sistem Penjadwalan On-Air Stasiun Radio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sepasang titik. Himpunan titik di G dinotasikan dengan V(G) dan himpunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

Misalkan dipunyai graf G, H, dan K berikut.

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

LOGIKA DAN ALGORITMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Graf dan Operasi graf

BAB II LANDASAN TEORI

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

merupakan himpunan sisi-sisi tidak berarah pada. (Yaoyuenyong et al. 2002)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi, istilah istilah yang berhubungan dengan materi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Art Gallery Problem II. POLIGON DAN VISIBILITAS. A. Poligon I. PENDAHULUAN. B. Visibilitas

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Pemanfaatan Algoritma Sequential Search dalam Pewarnaan Graf untuk Alokasi Memori Komputer

Penerapan Teori Graf untuk Mencari Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star dan Graf Komplit Bipartit

Teori Ramsey pada Pewarnaan Graf Lengkap

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

BILANGAN RAINBOW CONNECTION DARI HASIL OPERASI PENJUMLAHAN DAN PERKALIAN KARTESIUS DUA GRAF

BAB II LANDASAN TEORI

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

PELABELAN GRACEFUL SISI BERARAH PADA GRAF GABUNGAN GRAF SIKEL DAN GRAF STAR. Putri Octafiani 1, R. Heri Soelistyo U 2

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

Aplikasi Pewarnaan Graph pada Pembuatan Jadwal

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PEWARNAAN SIMPUL GRAF UNTUK MENGATASI KONFLIK PENJADWALAN MATA KULIAH DI FMIPA UNY

Aplikasi Graf pada Penentuan Jadwal dan Jalur Penerbangan

BAB VI PEWARNAAN GRAF.. Gambar 1 memperlihatkan sebuah graf, dengan χ ( G) = 3.

Gambar 6. Graf lengkap K n

DIMENSI METRIK, MULTIPLISITAS SIKEL, SERTA RADIUS DAN DIAMETER GRAF KOMUTING DAN NONKOMUTING GRUP DIHEDRAL

BAB II LANDASAN TEORI

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

APLIKASI ALGORITMA SEQUENTIAL COLOR UNTUK PEWARNAAN PETA WILAYAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TUGAS AKHIR

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

BAB II LANDASAN TEORI

Penerapan Pewarnaan Graf pada Permainan Real- Time Strategy

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

EKSENTRIK DIGRAF DARI GRAF-GRAF KHUSUS

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

G r a f. Pendahuluan. Oleh: Panca Mudjirahardjo. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

Aplikasi Pewarnaan Graf pada Pemecahan Masalah Penyusunan Jadwal

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 3 No.6 Tahun 2017 ISSN

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

APLIKASI PEWARNAAN GRAPH PADA PEMBUATAN JADWAL

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

Penerapan Pewarnaan Simpul Graf untuk Menentukan Jadwal Ujian Skripsi pada STMIK Amik Riau Menggunakan Algoritma Welch-powell

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penyelesaian Teka-Teki Sudoku dengan Didasarkan pada Teknik Pewarnaan Graf

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos BASIS FOR DETERMINING THE WHEEL GRAPH

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

Kode MK/ Matematika Diskrit

KAJIAN BILANGAN CLIQUE GRAF GEAR BARBEL

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

Aplikasi 4-Colour Theorem dalam Teorema Pewarnaan Graf untuk Mewarnai Sembarang Peta

BAB 2 LANDASAN TEORI

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Memanfaatkan Pewarnaan Graf untuk Menentukan Sifat Bipartit Suatu Graf

NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM PELABELAN- γ PADA GRAF LINTANG

Eksentrik Digraf dari Graf Star, Graf Double Star, dan Graf Komplit Bipartit

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

Line Graph dari Graf Kincir dan Graf Kipas

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

Transkripsi:

`BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori yang digunakan sebagai materi pendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahas dalam Bab IV adalah teori graf, subgraf, subgraf komplit, graf terhubung, graf piramida, graf berlian, graf bintang, pewarnaan graf, dan graf perfect. 2.1 Graf Definisi 2.1 (Rinaldi Munir, 2007) Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (, ), ditulis dengan notasi = (, ) yang dalam hal ini adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul (vertices atau node) dan adalah himpunan sisi (edge atau arcs) yang menghubungkan sepasang simpul. Definisi 2.1 menyatakan bahwa tidak boleh kosong sedangkan boleh kosong, jadi sebuah graf dimungkinkan tidak mempunyai sisi satu buah pun, tetapi simpulnya harus ada minimal satu. Graf yang hanya mempunyai satu titik tanpa sisi dinamakan graf trivial. Himpunan titik di dinotasikan dengan ( ) dan himpunan sisi dinotasikan dengan ( ). Perhatikan contoh graf di bawah ini. Gambar 2.1 Titik dan Sisi pada Graf Gambar 2.1 memperlihatkan graf dengan himpunan simpul sebagai berikut : dan himpunan sisi

V v v, v,. 1, 2 3 v4 1 e 2, e 3, 4 E e, e dengan e v, v ), e ( v, ), e v, ) 1 ( 1 2 2 2 v4 3 ( 3 v4 dan e4 ( v1, v3). Jika = (, ) adalah sisi dari graf, maka dan dikatakan adjacent atau terhubung langsung, sedangkan sisi dikatakan terkait langsung atau incident pada titik dan. Banyaknya titik yang dimiliki oleh graf disebut order dari dan ditulis dengan ( ) atau, himpunan sisinya dinamakan size dari dan ditulis dengan ( ) atau, jadi graf memiliki order dan size. Perhatikan contoh graf di bawah ini. Gambar 2.2 Titik dan Sisi yang Adjacent dan Incident Gambar 2.2 menunjukkan bahwa titik dikatakan terhubung langsung dengan titik dan tetapi tidak terhubung langsung dengan titik, sedangkan sisi terkait langsung pada titik dan. Sisi terkait langsung pada titik dan, tetapi sisi tidak terkait langsung pada titik. Graf mempunyai 4 titik sehingga order adalah = 4, graf mempunyai 4 sisi sehingga size graf adalah = 4. Graf disebut finite atau berhingga jika himpunan titik adalah berhingga, atau graf yang jumlah titiknya adalah berhingga. Graf infinite atau tak berhingga adalah graf yang jumlah titiknya tidak berhingga. Graf paling sederhana adalah graf Null atau graf kosong dengan titik, dinotasikan dengan. Graf kosong didefinisikan sebagai suatu graf dengan himpunan sisinya merupakan himpunan kosong. Graf ini hanya terdiri dari II-2

himpunan elemen yang di sebut vertex. Berikut ini adalah contoh graf kosong dan graf tidak kosong. (1) (2) Gambar 2.3 (1) Graf Kosong dan (2) Graf tidak Kosong Definisi 2.2 (Rinaldi Munir, 2007) Derajat (Degree) suatu simpul pada graf takberarah adalah jumlah sisi yang bersisian dengan simpul tersebut. Notasi: ( ) menyatakan derajat simpul. Perhatikan contoh graf di bawah ini. Gambar 2.4 Derajat atau Degree Gambar 2.4 menunjukkan bahwa ( ) = ( ) = 2 dan ( ) = ( ) = 3. Jika setiap titik dalam suatu graf mempunyai derajat yang sama maka graf tersebut disebut dengan graf regular (Reguler Graphs). 2.2 Subgraf Graf dikatakan subgraf dari graf jika himpunan titik di adalah subset dari himpunan titik-titik di, dan himpunan sisi-sisi di adalah subset dari himpunan sisi di, dengan kata lain ( ) ( ) dan ( ) ( ). Jika adalah subgraf dari maka dapat ditulis (Chartrand dan Lesniak, 1986). II-3

Berikut ini, akan diberikan contoh dari subgraf dari graf. Perhatikan graf pada Gambar 5 di bawah ini. Graf memuat himpunan titik dan himpunan sisi seperti berikut : ( ) = {,,,,, } dan ( ) = {(, ), (, ), (, ), (, ), (, ), (, ), (, ), (, ), (, )}. (1) (2) (3) (4) Gambar 2.5 (2) dan (3) Subgraf dari (1), (4) Bukan Subgraf dari (1) Gambar 2.5 menunjukkan bahwa graf dan graf merupakan subgraf dari graf, akan tetapi graf bukan subgraf dari graf. II-4

Subgraf dari graf dapat diperoleh dengan menghapus titik atau sisi. Berikut ini, akan diberikan contoh penghapusan titik dan penghapusan sisi. Perhatikan Gambar 6 di bawah ini : (1) (2) (3) Gambar 2.6 Penghapusan Titik dan Penghapusan Sisi Gambar 2.6 di atas menunjukkan bahwa (1) adalah graf dengan ( ) = {,,, } dan ( ) = {(, ), (, ), (, ), (, )}. Gambar (2) dan (3) merupakan contoh dari penghapusan titik dan penghapusan sisi dari gambar (1). Dapat diperhatikan pada gambar (2) terjadi penghapusan titik sehingga sisi (, ) dan (, ) juga terhapus, sedangkan pada gambar (3) tidak terjadi penghapusan titik, namun dilakukan penghapusan pada sisi (, ). 2.3 Subgraf Komplit Graf dikatakan subgraf komplit dari graf jika himpunan titik di adalah subset dari himpunan titik-titik di dan himpunan sisi-sisi di adalah subset dari himpunan sisi di, yang mempunyai jumlah derjat yang sama dan setiap titik saling terhubung langsung. Berikut ini contoh subgraf komplit dari graf. Perhatikan graf bipartisi komplit, berikut! Gambar 2.7 Graf Bipartisi Komplit, II-5

Subgraf komplit dari graf bipartisi komplit, adalah : = = Gambar 2.8 Subgraf Komplit Graf Bipartisi Komplit, Subgraf komplit maksimum dari graf bipartisi komplit, adalah, maka order maksimumnya adalah 2. 2.4 Graf Terhubung Definisi 2.3 (Chartrand dan Lesniak, 1986) Misalkan dan titik berbeda pada graf. Maka titik dan dapat dikatakan terhubung (connected), jika teradapat lintasan di. Komponen dari graf adalah subgraf terhubung maksimal dari. Setiap graf terhubung hanya mempunyai satu komponen, sedangkan untuk graf tak terhubung memiliki sedikitnya dua komponen. Berikut ini contoh graf terhubung dan tidak terhubung. (1) (2) Gambar 2.9 (1) Graf Terhubung dan (2) Graf tidak Terhubung Gambar 2.9 di atas menunjukkan, (1) merupakan graf terhubung karena terdapat lintasan di antara dua buah titik yang berdekatan, dan hanya mempunyai satu komponen, dapat kita lihat bahwa {( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( ), ( )}, sedangkan (2) bukan merupakan graf II-6

terhubung karena ada satu titik yang tidak terdapat lintasan yang menghubungkan titik tersebut dengan titik yang lainnya dan memiliki dua komponen. Dapat kita lihat bahwa {( ), ( ), ( )}, sedangkan titik tidak terhubung dengan titik lainnya. 2.5 Graf Piramida Misalkan terdapat suatu pengubinan pada bidang menggunakan segitiga sama sisi. Dua segitiga dikatakan terhubung jika ia bersekutu pada satu sisi. Misal adalah kumpulan segitiga segitiga yang terhubung, maka adalah graf planar terhubung dengan sikel terpendek 3 dan masing masing segitiga bersekutu pada paling sedikit satu sisi dengan lainnya. Kumpulan segitiga terhubung disebut triomino. Jadi disebut n-triomino jika adalah pengubinan dari segitiga yang terhubung. Graf ular dengan panjang adalah -triomino, dengan menempatkan segitiga sama sisi dengan cara berikut : Ular Panjang 1 Ular Panjang 2 Ular Panjang 3 (1) (2) (3) Gambar 2.10 Graf Ular dengan Panjang Gambar 2.10 menunjukkan bahwa (1) merupakan graf ular dengan panjan g 1 yang terbentuk dari sebuah segitiga sama sisi, (2) merupakan graf ular dengan panjang 2 yang terbentuk dari dua buah segitiga sama sisi yang terhubung, sedangkan (3) merupakan graf ular dengan panjang 3 yang terbentuk dari tiga buah segitiga sama sisi yang terhubung. Graf piramida dengan tinggi, ditulis adalah -triomino, yang dibentuk dengan menempatkan ular dengan cara berikut : II-7

Perhatikan gambar 2.11 di bawah ini! (1) (2) Gambar 2.11 (1) Graf Piramida Tinggi 1 dan (2) Graf Piramida Tinggi 2 Gambar 2.11 menunjukkan bahwa (1) adalah graf piramida dengan tinggi 1 ( adalah ular panjang 1) dan (2) adalah graf piramida dengan tinggi dua ( adalah ular panjang 1 dan ular panjang 3 yang ditumpuk. (Low Richard M, Lee Sin Min, 2004)). Secara umum dapat diketahui sebagai berikut : ular panjang 1 ular panjang 3... ular panjang 5 ular panjang (2 1) Gambar 2.12 Graf Piramida dengan Tinggi 2.6 Graf Berlian Definisi 2.4 (Yusuf Afandi, 2009) Graf berlian ( diamond) piramida yang kedua titik sudutnya dihilangkan (dihapus). adalah graf II-8

Berikut ini, akan diberikan contoh dari graf piramida tinggi tiga ( ) dan graf piramida tinggi empat ( ) yang kedua titik sudutnya dihilangkan (dihapus) yang akan menghasilkan graf berlian ( diamond) dan graf berlian ( diamond). Contoh : Gambar 2.13 Graf Berlian { { } = 1 1 2 3 2 3 4 6 4 6 7 10 7 10 11 12 13 14 15 11 12 13 Gambar 2.14 Graf Berlian { { 11 15 } = } keterangan : : sisi yang dihapuskan II-9

Secara umum dapat diketahui sebagai berikut :.. : : (1) (2) Gambar 2.15 (1) Graf Piramida dan (2) Graf Berlian 2.7 Graf Bintang Graf bintang yaitu graf bipartit komplit yang berbentuk, dengan adalah bilangan asli (Dina Irawati, 2008). Contoh: 1 1 2 2 3 4 3 4 5,, (1) (2) Gambar 2.16 (1) Graf Bintang, dan (2) Graf Bintang, Graf bintang, adalah graf dengan + 1 titik, dengan satu titik berderajat yang dinamakan titik pusat, dan berderajat satu, yang dinamakan daun. keterangan : : sisi yang dihapuskan II-10

2.8 Pewarnaan Graf Bilangan kromatik sangat dibutuhkan untuk membuktikan graf piramida, graf berlian dan graf bintang merupakan graf perfect atau bukan graf perfect. Bilangan kromatik diperoleh dari nilai minimum pewarnaan pada graf. Pewarnaan Graf adalah suatu pemberian warna pada salah satu elemen-elemennya (titik dan sisi), sehingga elemen-elemen yang saling terhubung langsung mendapatkan warna yang berbeda. Ada tiga macam pewarnaan graf yaitu pewarnaan titik, pewarnaan sisi, dan pewarnaan wilayah (region). 2.8.1 Pewarnaan Titik Pewarnaan titik adalah memberi warna pada titik-titik suatu graf sedemikian sehingga tidak ada dua titik terhubung langsung mempunyai warna yang sama. Dalam pewarnaan titik erat kaitannya dengan penentuan bilangan kromatik. Bilangan kromatik ( ) (chromatik number) adalah banyaknya warna minimum yang diperlukan untuk mewarnai titik-titik pada graf sedemikian sehingga setiap titik yang terhubung langsung mendapatkan warna yang berbeda. Jika kromatik ( ) =, maka titik-titik pada graf dapat diwarnai dengan warna, tetapi tidak diwarnai dengan 1 warna. Beberapa graf tertentu dapat langsung ditentukan bilangan kromatiknya. Graf kosong n memiliki. ( ) = 1 karena semua titik tidak terhubung, jadi untuk mewarnai semua titik cukup dibutuhkan satu warna saja. Graf komplit memiliki ( ) = sebab semua titik saling terhubung sehingga diperlukan warna. II-11

Berikut ini, akan diberikan contoh dari pewarnaan titik pada graf : 1 1 1 2 2 3 2 3 3 4 4 5 1 2 3 Gambar 2.17 Pewarnaan Titik Untuk graf, karena ( ) = 3, maka χ( ) 3. Untuk karena ( ) = 4, maka χ( ) 4 karena semua titik pada dan saling terhubung langsung, akibatnya χ( ) 3 dan χ( ) 4, jadi ( ) = 3 dan ( ) = 3. Untuk graf 3, karena 3 warna untuk mewarnainya seperti pada gambar, karena graf memuat graf Komplit, maka χ( ) 3, Akibatnya ( ) = 3. Berikut ini adalah beberapa bilangan kromatik yang telah diketahui: χ( ) = 1 χ( ) = χ, = 2 ( ) = 2 ( ) = 3 2.8.2 Pewarnaan Sisi (Edge Couloring) Suatu pewarnaan sisi untuk graf adalah suatu penggunaan sebagian atau semua warna untuk mewarnai semua sisi di sehingga setiap pasang sisi yang mempunyai titik persekutuan diberi warna yang berbeda. Jika mempunyai pewarnaan sisi, maka dikatakan sisi-sisi di diwarnai dengan warna. Indeks kromatik dinotasikan dengan ( ) adalah bilangan terkecil sehingga dapat diwarnai dengan warna (Purwanto, 1998:80). II-12

Perhatikan contoh gambar 2.18 di bawah ini, gambar berikut menunjukkan pewarnaan sisi pada graf : 1 2 3 4 5 Gambar 2.18 Pewarnaan Sisi pada Graf Pewarnaan sisi ini dapat ditunjukkan dengan menuliskan warna yang mewakili sisi tersebut pada sisi-sisinya, seperti merah, kuning, hijau, dan biru. Contoh Gambar 2.18 adalah pewarnaan sisi-4. Dengan demikian ( ) = 4. 2.8.3 Pewarnaan Wilayah (Map) Pewarnaan n wilayah merupakan pewarnaan graf yang dapat diwarnai dengan atau warna minimum, sehingga wilayah yang terhubung langsung dapat diwarnai dengan warna yang berbeda. Pewarnaan wilayah dapat disimbolkan dengan *( ). 1 2 1 2 2 Gambar 2.19 Pewarnaan Wilayah pada Graf II-13

2.9 Graf Perfect Graf perfect adalah suatu graf yang mempunyai bilangan kromatik dan bilangan clique yang sama, ( ) = ( ) (Chartrand dan Lesniak, 1996:280). Bilangan clique dinotasikan dengan ( ) didefinisikan sebagai order dari subgraf komplit maksimum yang bisa dibentuk dari graf. Bilangan kromatik suatu graf dinotasikan dengan ( ) didefinisikan sebagai jumlah minimal warna yang diperlukan untuk mewarnai titik pada graf sedemikian sehingga setiap titik yang terhubung langsung mendapatkan warna yang berbeda. Berikut ini contoh dari graf perfect: 4 = Subgraf komplit dari 4 adalah: 1 = 2 = 3 = 4 = (1) (2) (3) (4) Gambar 2.20 Subgraf Komplit dari Graf 4 Subgraf komplit maksimum dari graf 4 adalah 4 sendiri, karena subgraf komplit maksimumnya adalah 4, maka order maksimumnya adalah 4, sehingga ( ) = 4. Karena antara satu titik dengan titik yang lain saling terhubung langsung maka pewarnaan minimum yang diberikan adalah 4, sehingga ( 4) = 4. Karena terbukti ( ) = ( )= 4, maka graf 4 adalah graf perfect. II-14