MODUL 7 TRANSFORMASI FOURIER DISKRIT

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 6 ANALISA SINYAL DALAM DOMAIN FREKUENSI

MODUL 1 Nama Percobaan

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA

MODUL 2 PEMBANGKITKAN SINYAL

MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( )

MODUL 4 SAMPLING DAN ALIASING

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

Bab 1 Pengenalan Dasar Sinyal

MODUL 5 OPERASI KONVOLUSI

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

MODUL 4 SAMPLING SINYAL

MODUL 2 PENGHITUNGAN ENERGI PADA SINYAL WICARA

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

SOAL UAS PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL WADARMAN JAYA TELAUMBANUA

MODUL 1 PROSES PEREKAMAN DAN PENGEDITAN SINYAL WICARA

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

MODUL 4 PEMFILTERAN PADA SINYAL WICARA

Design FIR Filter. Oleh: Tri Budi Santoso Group Sinyal, EEPIS-ITS

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 1 ISYARAT DAN SISTEM

MODUL 3 OPERASI DASAR PADA SINYAL

PEMBANGKITAN SINYAL DAN FUNGSI FFT

10/22/2015 PEMBANGKITAN SINYAL DAN FUNGSI FFT SIGNAL DI MATLAB SAWTOOTH DAN SQUARE

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

Deret Fourier dan Respons Frekuensi

1. Sinyal adalah besaran fisis yang berubah menurut. 2. X(z) = 1/(1 1,5z 1 + 0,5z 2 ) memiliki solusi gabungan causal dan anti causal pada

Bab Persamaan Beda dan Operasi Konvolusi

SPECGRAM & SPECGRAMDEMO

BAB 2 LANDASAN TEORI

SINYAL DISKRIT. DUM 1 September 2014

BAB 2 DASAR TEORI FFT-IFFT

BAB I PENGANTAR PENGOLAHAN SINYAL

SINYAL DAN SISTEM DALAM KEHIDUPAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. yang akan menjalankan perintah-perintah yang dikenali. Sistem ini dibuat untuk

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Bab 2 LANDASAN TEORI

ANALISA SINYAL DAN SISTEM TE 4230

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB III SINYAL DAN SISTEM WAKTU DISKRIT

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

SIGNAL AND NOISE IN COMMUNICATION SYSTEM

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

Kata kunci: Fourier, Wavelet, Citra

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

BAB II PENCUPLIKAN DAN KUANTISASI

Aplikasi Deret Fourier (FS) Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier

Aplikasi Fungsi Sinus Sebagai Pembangkit Sinyal Suara

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 8 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Transformasi Citra ABDUL AZIS, M.KOM

SIMULASI HASIL PERANCANGAN LPF (LOW PASS FILTER) DIGITAL MENGGUNAKAN PROTOTIP FILTER ANALOG BUTTERWORTH

MODUL 2 SINYAL DAN SUARA

Pengolahan Sinyal Digital

TRANSFORMASI CITRA DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Oleh : Krisnawati

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

2. Sinyal Waktu-Diskret dan Sistemnya

SISTEM PENGOLAHAN ISYARAT

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Implementasi Filter FIR secara Real Time pada TMS 32C5402

PENGENALAN KONSEP DASAR SINYAL S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

Case study-1 FOURIER TRANSFM, FFT WITH MATLAB.. Simulasi system Massa Pegas dengan Variasi kekakuan dan Jarak Massa dengan Matlab (fft)

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

KONSEP SINYAL. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani February EL2032 Sinyal dan Sistem

FFT Size dan Resolusi Frekuensi 2012

MODUL I PENGENALAN MATLAB

Pembangkitan Suara Sintetik Berbasis Spectrum Density pada Gamelan Kelompok Balungan

BAB IV SIMULASI DAN UNJUK KERJA MODULASI WIMAX

BAB VI FILTER DIGITAL

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Transformasi Fourier. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

DETEKSI KESALAHAN NADA PADA STRING GITAR DENGAN MENGGUNAKAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM

Modul 1 : Respons Impuls dan Deret Fourier

PRAKTIKUM ISYARAT DAN SISTEM TOPIK 2 SISTEM LINEAR TIME-INVARIANT (LTI)

BAB VI FILTER DIGITAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

MAKALAH TRANSFORMASI FOURIER MATA KULIAH PENGOLAHAN CITRA OLEH: 1. RISKA NOR AULIA ( ) 2. DYA AYU NINGTYAS ( )

BAB III METODE PENGAMBILAN DAN PENGOLAHAN DATA SEISMOELEKTRIK. palu. Dari referensi pengukuran seismoelektrik di antaranya yang dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

LAMPIRAN PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT

MODUL. Nyquist dan Efek Aliasing, dan Transformasi Fourier Diskrit

1.4 KONVERSI ANALOG-KE DIGITAL DAN DIGITAL-KE-ANALOG. Sinyal-sinyal analog di alam:

Simulasi Sistem Pengacak Sinyal Dengan Metode FFT (Fast Fourier Transform)

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

MODUL 7 TRANSFORMASI FOURIER DISKRIT I. TUJUAN - Siswa mampu memahami konsep dasar transformasi sinyal awaktu diskrit dan mampu menyusun program simulasinya. II. TEORI DASAR Sebelum kita berbicara tentang transformasi Foureir Diskrit atau dalam bahasa aslinya disebut sebagai discrete Fourier transform (DFT), marilah kita kembali sejenak tentang sesuatu yangsudah popular di telinga kita yaitu Fourier transform (FT). Transformasi Fourier untuk sebuah sinyal waktu kontinyu x(t) secara matematis dituliskan sebagai X jωt ( ω ) = x( t) e dt dimana (, ) ω (1) Sementara DFT dibentuk dengan menggantikan integral berhingga dengan sederetan jumlahan pada suatu nilai berhingga: N 1 ( ) x( t ) e j ω kt n k =,1, 2,..., N 1 X ω (2) k n= n Simbol memiliki arti equal by definition atau dalam bahasa yang m udah bagi kita adalah bahwa sisi kiri secara definisi akan senilai dengan sisi kanan. Sementara x(t n ) selanjutnya akan kita kenal juga sebagai x(n), yang merupakan notasi sample ke-n pada sinyal input. X(ω k ) juga dapat dijumpai sebagai X(k) yang merupakan spectral sample ke-k. Parameter lain yaitu: j 1 = merupakan dasar dari bilangan komplek. n 1 e lim 1 + = 2,718281828.... n n ω k = kω = merupakan sample frekuensi ke-k. Sedangkan Ω merupakan interval sampling dalam radian dan memiliki nilai Ω =2π/NT. N = merupakan sample frekuensi yang digunakan. T = 1/f s = 1/(sampling rate). Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 1

Dengan melihat persamaan (2) jelas bagi kita bahwa DFT memiliki basis sinyal sinusoda dan merupakan bentuk komplek. Sehingga representasi domain frekuensi yang dihasilkan juga akan memiliki bentuk komplek. Dengan demikian anda akan melihat adanya bagian real dan imajiner, dan bisa juga hasil transformasi direpresentasikan dalam bentuk nilai absolute yang juga dikenal sebagai magnitudo respon frekuensinya dan magnitudo respon fase. Selanjutnya untuk proses pengolahan sinyal digital, kita DFT mutlak diperlukan karena kita akan berhubungan dengan sinyal waktu diskrit, yang merupakan bentuk tersampel dari sinyal waktu kontinyu. Dan dalam praktikum ini kita akan memanfaatkan bentuk dasar library fft yang merupakan pengembangan dari algorithma dasar DFT. Mengapa kita menggunakan fft? Hal ini bisa dijawab dengan anda masuk ke Matlab command like dan ketikkan help fft Akan muncul keterangan: FFT Discrete Fourier transform. FFT(X) is the discrete Fourier transform (DFT) of vector X. For matrices, the FFT operation is applied to each column. For N-D arrays, the FFT operation operates on the first non-singleton dimension. FFT(X,N) is the N-point FFT, padded with zeros if X has less than N points and truncated if it has more. Cukup jelas bagi kita mengapa kita bisa memanfaatkan library fft dalam praktikum kali ini. III. PERALATAN - PC multimedia yang sudah dilengkapi dengan OS Windows - Perangkat Lunak Matlab yang dilengkapi dengan Tool Box DSP Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 2

IV. LANGKAH PERCOBAAN Sebelum memasuki bentuk DFT yang benar-benar representatif dalam pengolahan ke domain frekuensi yang sebenarnya, kita akan memulai dengan langkah yang paling dasar dengan tujuan anda akan merasa lebih mudah memahaminya bagaimana sebenarnya konsep DFT bekeja. 1. Dasar Pembentukan DFT Disni kita mulai dengan mencoba melihat bentuk transformasi Fourier dari sinyal cosinus yang memiliki periode eksak didalam window yang terdapat pada sampel. Langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Bangkitkan sinyal sinus x(t) = 3cos(2πt), pada t = nt. Untuk suatu n = ~ 99, dan T=,1. %File Name: dft_1.m n=:199; T=.1; x_t=3*cos(2*pi*n*t); plot(n,x_t) grid; 2. Untuk sementara anda jangan memperhatikan apakah sinyal yang muncul sesuai dengan nilai sebenarnya. Biarkan axis dan ordinatnya masih dalam angka seadanya. Anda ganti bagian perintah plot(n,x_t) dengan stem(n,x_t). Coba perhatikan apa yang anda dapatkan. 3. Untuk memulai langkah program DFT, kita mulai dengan membuat program baru, yang mengacu pada bentuk persamaan berikut ini. N 1 ( ) = jkω n X k x( n) e k N 1 n= Atau dalam bentuk real dan imaginer: X ( k) = N 1 n= ( 3cos(,2πn) )( cos( kω n) j ( kω n) ) sin %File Name: dft_2.m clear all; N=2; nn=n-1; for k=1:2; x_n=.; for n=1:nn x_n = (3*cos(.2*pi*n)).*(exp(-j*k*2*pi*n/2)) + x_n; end yr(k)=real(x_n); yi(k)=imag(x_n); Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 3

magni_k(k)=sqrt(real(x_n).*real(x_n) +imag(x_n).*imag(x_n)); end figure(1) stem(yr) axis([ 2 8]) xlabel('indek fekuensi') title('bagian Real') grid; figure(2) stem(yi) axis([ 2 8]) xlabel('indek frekuensi') title('bagian Imajiner') grid; 2,2π m 2mπ/2 1 π k ω k Indek Freq Digital (rad/det) Freq Digital (rad) 2π mπ 1π Ω k Freq Analog (rad/det) Gambar 1. Bagian real pada domain frekuensi Anda perhatikan ada dua nilai non-zero dalam domain frekuensi indek, tepatnya pada n=2 dan n=n-2 atau 198, masing-masing bernilai 3. Nilai ini merepresentasikan AN/2, dimana A=3 yang merupakan amplitudo sinyal cosinus dan N = 2 merupakan jumlah sample yang digunakan. Sementara bagian imajiner bernilai nol semua, mengapa? Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 4

Gambar 2. Ba1gian imajiner pada domain frekuensi 4. Coba ulangi langkah 1-3 dengan merubah dari sinyal cosinus menjadi sinyal sinus. Untuk langkah k-1 anda rubah x_t=3*cos(2*pi*n*t); menjadi x_t=3*sin(2*pi*n*t); Demikian juga pada untuk langkah ke-3 bentuk x_n = (3*cos(.2*pi*n)).*(exp(-j*k*2*pi*n/2)) + x_n; menjadi x_n = (3*sin(.2*pi*n)).*(exp(-j*k*2*pi*n/2)) + x_n; Apa yang anda dapatkan? 5. Ulangi langkah 1-3 dengan merubah nilai sample N=2, menjadi N=1. Apa yang anda dapatkan? Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 5

2. Zero Padding Kita mulai dengan sebuah sinyal waktu diskrit berupa sekuen unit step. Gambar 3. Sekuen unit step Apabila kita menggunakan transformasi Fourier pada sinyal ini, akan diperoleh bentuk seperti berikut: Gambar 4. Transformasi fourier sekuen unit Untuk memahami konsep zero padding pada DFT, anda ikuti langkah-langkah percobaan berikut ini. 1. Buat program baru untuk pembangkitan sekuen unit step dan gunakan juga fft untuk memperoleh nilai DFT. 2. Modifikasi program anda dengan menambahkan nilai nol sebanyak 4 angka di belakang sekuen bernilai satu tersebut. 3. Modifikasi program anda sehingga nilai nol dibelakang sekuen unit step menjadi 12, catat apa yang terjadi. Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 6

4. Lanjutkan penambahan nilai nol menjadi 16, dan catat apa yang terjadi. Gambar 5. Sekuen unit step dan hasil DFT Jelaskan konsep zero padding yang telah anda buat simulasinya..(smile) 3. Representasi Dalam Domain Frekuensi Cara yang paling mudah dalam menguji program transformasi ke domain frekuensi adalah dengan menggunakan sinyal bernada tunggal, yaitu sinyal dengan fungsi dasar sinusoida. Untuk itu coba anda perhatikan dengan yang telah anda lakukan pada percobaan ke-1, yaitu pada pemahaman dasar DFT. Disitu sinyal cosinus yang ditransformasikan menghasilkan bentuk dalam tampilan indek frekuensi. Dengan mengkobinasikan percobaan ke-1 dan percobaan ke-2 kita akan mampu menyusun sebuah program DFT yang mampu digunakan untuk pengamatan sinyal waktu diskrit dan melihat tampilannya dalam domain frekuensi. Untuk itu ikuti langkah berikut. 1. Susun sebuah program baru dengan algorithma yang merupakan kombinasi dari percobaan ke-1 dan percobaan ke-2. %prak_ss_7_2.m % zero-padded data: clear all T = 128; % sampling rate zpf = 2; % zero-padding factor Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 7

n = :1/T:(T-1)/T; % discrete time axis fi = 5; % frequency xw = [sin(2*pi*n*fi),zeros(1,(zpf-1)*t)]; nn=length(xw); k=:nn-1; % Plot time data: subplot(2,1,1); plot(zpf*k/nn,xw);%normalisasi absis domain waktu axis([ zpf -1.1 1.1]) xlabel('domain waktu (detik)') % Smoothed, interpolated spectrum: X = fft(xw); spec = abs(x); f_x=length(x) f=:f_x-1; % Plot spectral magnitude: subplot(2,1,2); plot(f/t,spec); axis([ T/T 1]) xlabel('domain frekuensi (x pi), ternormalisasi terhadap frekuensi sampling') Gambar 6. Sinyal sinus dalam domain waktu dan hasil DFT Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 8

2. Lakukan beberapa modifikasi, sehingga tampilannya nilai frekuensi dalam Hz. % Plot spectral magnitude: subplot(2,1,2); plot(f/2,spec); axis([ T/2 1]) xlabel('domain frekuensi') Amati dan catat hasilnya. 3. Lakukan modifikasi kembali untuk mendapatkan nilai magnitudo dalam besaran db % Plot spectral magnitude: subplot(2,1,2); plot(f/2,spec); axis([ T/2 4]) xlabel('domain frekuensi dalam db') grid Amati dan catat hasilnya 4. Sekarang coba bangkitkan sebuah sinyal sinus dan dapatkan nilai frekuensinya dengan memanfaatkan DFT. Dimana sinyal sinus ini memiliki bentuk dasar sebagai berikut. x(n) = (1/64)*(sin(2*π*n/64)+ (1/3)*sin(2*π 15*n/64)) V. ANALISA DATA DAN TUGAS Dari apa yang telah anda lakukan anda catat hasilnya, dan jawab beberapa pertanyaan berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan zero padding? 2. Apa pengaruh perbedaan nilai zero padding pada tampilan sinyal dalam domain frekuensi? 3. Berapa sample yang dipersyaratkan dalam operasi DFT? 4. Apa perbedaan tampilan nilai frekuensi dalam radiant dan tampilan frekuensi dalam Hz? 5. Apa yang dimaksud tampilan nilai magnitudo dalam db? Tri Budi Santoso, Miftahul Huda 9