Pembangkitan Suara Sintetik Berbasis Spectrum Density pada Gamelan Kelompok Balungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pembangkitan Suara Sintetik Berbasis Spectrum Density pada Gamelan Kelompok Balungan"

Transkripsi

1 1 Pembangkitan Suara Sintetik Berbasis Spectrum Density pada Gamelan Kelompok Balungan Biyan Oscar, Yoyon Kusnendar Suprapto, Stevanus Hardiristanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya yoyonsuprapto[at]ee.its.ac.id dan hardi[at]ee.its.ac.id Abstrak Gamelan adalah salah satu alat musik tradisional di beberapa daerah di Indonesia. Satu set gamelan mempunyai nada dasar yang berbeda dari set gamelan yang lain, tidak seperti alat musik modern yang mempunyai standar. Ini dikarenakan nada dasar gamelan disesuaikan dengan nada dasar lagu yang dinyanyikan penyanyi daerah setempat. Gamelan di Indonesia memiliki banyak jenis. Perbedaan jenis-jenis gamelan terletak pada frekuensi nada dasar antara suatu set gamelan dengan gamelan yang lain. Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan alat musik tertentu digunakan sebagai media dalam membangkitkan suara alat musik lain. Teknologi ini dapat diterapkan juga dalam menghasilkan suara buatan dari gamelan sehingga suara gamelan yang bermacam-macam dapat mudah didapatkan. Dalam tugas akhir ini dibangkitkan suara sintetik berdasarkan analisis spektrum suara gamelan. Gelombang dasar yang digunakan adalah gelombang sinusoidal, gelombang ini dimodifikasi agar sesuai dengan suara gamelan asli. Dari hasil penelitian diketahui bahwa parameter frekuensi adalah parameter utama dalam membentuk suara sintetik. Parameter frekuensi terdiri atas frekuensi fundamental dan partial. Frekuensi fundamental mendefinisikan pitch. Lalu bila ditambah frekuensi partial akan membentuk warna suara gamelan. Hasil pembangkitan suara sintetik sangat mendekati suara asli. Output mempunyai perbedaan frekuensi sebesar 1Hz dan error magnitudo rata-rata sebesar 4,107 dari sinyal asli. Nilai Mean absolute Error hasil sintetik kedua parameter frekuensi adalah 0, Kata Kunci digital signal processing, musik sintetik, gamelan. G I. PENDAHULUAN amelan adalah salah satu alat musik tradisional beberapa daerah di Indonesia. Gamelan tidak mempunyai nada dasar seperti alat musik umumnya, karena nada dasar gamelan disesuaikan dengan nada dasar lagu yang dinyanyikan penyanyi daerah setempat. Hal ini membuat alat musik gamelan memiliki beberapa jenis. Perbedaan jenis-jenis gamelan ini terletak pada frekuensi nada dasar antara suatu set gamelan dengan gamelan yang lain. Jenis gamelan berdasarkan sifat kedaerahan disebut gagrak. Ada beberapa macam gagrak, antara lain Gagrak Surakarta, Gagrak Yogyakarta (Mataraman), Gagrak Banyumasan, Gagrak Semarangan dan lain sebagainya. Selain itu, gamelan juga memiliki perbedaan jenis berdasarkan sifat-sifat yang berbeda dari setiap daerah. Ada gamelan yang bersifat lembut, rancak, dan mendayu-dayu. Saat ini harga gamelan mahal dan tidak mudah dipindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal ini akan menghambat orang yang ingin mempelajari gamelan. Suara gamelan juga menjadi tidak mudah diperoleh. Pengolahan sinyal gamelan sekarang sangat bergantung pada rekaman suara asli gamelan, sehingga input gamelan yang digunakan terbatas. Selain itu, penggunaan input dari rekaman suara gamelan asli tidak praktis karena memperberat proses pengolahan sinyal. Di sisi lain, perkembangan teknologi saat ini memungkinkan penggunaan alat musik tertentu sebagai media untuk membangkitkan suara alat musik lain, contohnya synthesizer. Alat tersebut dapat menghasilkan suara sintetis dengan mengatur beberapa parameter. Parameter diatur agar suara sintetik menyerupai sinyal suara yang diinginkan. Hal ini dapat diterapkan untuk menghasilkan suara buatan dari gamelan yang mempunyai bermacam-macam frekuensi dasar. Dalam tugas akhir ini dibangkitkan suara sintetik berdasarkan analisis spektrum suara gamelan. Parameter utama dari spektrum suara gamelan yang digunakan adalah frekuensi, amplitudo, dan phasa. Hasil penelitian ini akan menunjukan bagaimana bentuk perubahan amplitudo, frekuensi yang terkandung, dan fase dalam sinyal suara gamelan. Input Rekaman Nada Asli Analisis Frekuensi Estimasi nilai frekuensi/ pitch dengan menggunakan FFT Output: Frekuensi, Amplitude Envelope, Sudut fasa Yes Gambar. 1. Alur Program Analisis Spektrum Menentukan Panjang Window Melakukan analisis Amplitudo dan fasa Tiap windownya Analisis Amplitudo Mengambil Amplitude Envelope sinyal dari nada asli. Analisis Fase Estimasi titik mulai dari nada asli Menunjuk Window selanjutnya Seluruh Sinyal telah dianalisis No

2 II. DESAIN SISTEM DAN IMPLEMENTASI A. Tahapan Analisis Spektrum Dengan menganalisis Spektrum suatu sinyal, akan diperoleh informasi tentang apa yang terkandung dalam suatu sinyal. Alur program analisis spektrum dapat dilihat pada gambar 1. Analisis yang pertama dilakukan adalah analisis frekuensi. Selanjutnya ditentukan panjang window untuk melakukan analisis amplitudo dan fase. Tiap panjang window dilakukan sampling pada sinyal tersebut dan dilakukan analisis amplitudo dan fase. 1) Analisis Frekuensi Frekuensi mendefinisikan suatu pitch atau tinggi rendah suatu nada. Dalam sinyal suara dari alat musik terdapat frekuensi fundamental dan frekuensi partials.[] Frekuensi fundamental adalah frekuensi dasar yang mendefinisikan suatu pitch, dan frekuensi partials adalah potongan-potongan frekuensi yang mempunyai magnitudo lebih kecil. Untuk dapat melakukan estimasi frekuensi, sinyal harus dianalisis dalam domain frekuensi. Dalam tugas akhir ini digunakan Fast Fourier Transform (FFT) untuk mengestimasi nilai frekuensi. Prinsip kerja Pencarian Frekuensi dalam Spektrum Bagan alur dapat dilihat pada gambar. Setelah didapatkan spektrum FFT, selanjutnya dicari spektrum frekuensi yang mempunyai magnitudo terbesar. Nilai frekuensi pada spektrum tersebut disimpan. Berikutnya spektrum frekuensi tersebut dihapus dan mencari frekuensi lainnya. Input Nada Asli Fast Fourier Transform ) Analisis Amplitudo a) Amplitudo Amplitudo adalah puncak tertinggi suatu gelombang.[3] Apabila suatu gamelan dipukul, suara yang dihasilkan perlahan-lahan melemah. Dalam pembangkitan suara sintetik diperlukan nada sintetik yang mempunyai volume berubahrubah sesuai dengan nada asli. Perubahan amplitudo ini disebut juga sebagai envelope dari suatu sinyal.[] Tahap analisis amplitudo menggunakan metode Least square. Metode ini digunakan karena dapat menemukan amplitudo beberapa gelombang sinyal yang berbeda frekuensi. b) Least Square Metode Least Square ini berbasis dari persamaan bentuk rectangular gelombang sinusoidal (persamaan (1))[4]. Metode ini digunakan untuk mencari amplitudo dari sinyal input. Hasil dari analisis akan menghasilkan amplitude envelope. Bentuk rectangular sinusoidal A cos( t + ) = A cos( ) cos( t) - A sin( ) sin( t) (1) = C cos( t) - Dsin( t) dengan C = A cos( ) dan D = -A sin( ) Dengan mengambil bentuk kuadrat dari parameter C dan D didapat C = A cos ( ) dan D = A sin ( ).[4] Setelah kuadrat C dan D dijumlahkan didapat nilai untuk parameter A, hal ini ditunjukkan pada persamaan () dan (3).[4] C D A cos sin () A C D A C D (3) Selanjutnya diilustrasikan implementasi metode pada gelombang sinusoidal biasa. Mencari spektrum frekuensi yang punya magnitudo terbesar a) b) Nilai frekuensi disimpan Spektrum pada frekuensi tersebut dihapus c) d) Ya Masih ditemukan kandidat frekuensi Tidak Proses pencarian frekuensi berakhir Gambar.. Bagan pencarian nilai frekuensi dengan FFT Gambar. 3. Pencarian Frekuensi dengan FFT (a)loop pertama; (b) loop kedua; (c) loop ketiga; (d) loop keempat

3 3 Tahapan Least Square: Berikut metode dilakukan pada sinyal sinusoidal satu frekuensi. 1. Mengambil potongan sinyal input yang akan dianalisis Di sini diilustrasikan Least Square digunakan pada Sinyal Y. Sinyal Y adalah sinyal sinusoidal dengan frekuensi 131 Hz. Di mana besar amplitudo diatur sama dengan dua (gambar 4). ada pada persamaan (4).[4] C tan 1 D (4) B. Tahap Resynthesis-Modifikasi Sinyal Bila tahap analisis spektrum sudah selesai dilakukan, maka selanjutnya suatu sinyal baru dibangkitkan. Spektrum sinyal yang baru ini kemudian diatur supaya sesuai informasi yang diperoleh dari analisis spektrum sinyal input. Parameter yang diatur yaitu frekuensi, amplitudo, dan fase. Input dari tahap analisis (Frekuensi, Amplitude Envelope, sudut fase) Membangkitkan sinyal sinusoidal Resynthesis Frekuensi Resynthesis Fase Resynthesis Amplitudo Gambar. 4. Plot Sinyal Y gelombang satu frekuensi. Membentuk sinyal komponen sinus dan cosinus Lalu dibentuk matrix A yang terdiri atas sinyal Sinus dan Sinyal Cosinus. Frekuensi sinyal A diatur besarnya sama dengan frekuensi nada C. Pada gambar 5, komponen sinyal sinus digambarkan dengan garis putus-putus berwarna hijau dan komponen sinyal cosinus digambarkan dengan garis berwarna biru. Output Sinyal Sintetik Gambar. 6. Alur tahap resynthesis- modifikasi sinyal 1) Membangkitkan sinyal sinusoidal Pada tugas akhir ini digunakan sinyal sinusoidal karena sinyal sinusoidal adalah sinyal harmonik sederhana yang paling dasar. Persamaan sinyal sinus ditunjukkan pada persamaan (5).[3] y ( t) A.sin.. f. t (5) Tabel 1. Parameter sinyal Sinus Parameter Deskripsi Gambar. 5. Matrix sinyal komponen (dua sinyal) A Amplitudo (contoh -1.0 sampai +1.0) f Frekuensi dalam Hertz (Hz) t Waktu dalam sekon Fase awal dalam radian a) b) 3. Menghitung besar amplitudo Konsep yang digunakan di sini adalah dihitung nilai C dan D dari persamaan (3). Nilai C dan D yang dihitung dari gelombang masing-masing nada. Hasil perhitungan disimpan dalam matrix x. Pada contoh ini ditemukan komponen C dan D sebesar: xx = Dan dengan menggunakan persamaan 3 akan ditemukan nilai amplitudo yaitu: amp = ) Analisis Fase Analisis fase dilakukan dengan perhitungan lanjutan dari bentuk rectangular sinyal sinusoidal. Persamaan perhitungan c) d) Gambar. 7. Resynthesis Frekuensi pada sinyal Sinus (a) Resynthesis Frekuensi fundamental(581 Hz); (b) Resynthesis Frekuensi partial(3443 Hz) ; (c) Resynthesis Frekuensi partial (585 Hz);(d) Resynthesis Frekuensi partial(3061 Hz)

4 4 ) Resynthesis Frekuensi Pada tahap ini dilakukan modifikasi frekuensi pada sinyal sinus. Hasil yang diharapkan yaitu suara sinus yang mempunyai pitch yang sama dengan nada asli. Resynthesis frekuensi ini dilakukan dengan memasukkan parameter frekuensi yang ditemukan tahap analisis frekuensi ke dalam persamaan sinyal sinus Dari tahap analisis frekuensi diketahui bahwa ada frekuensi fundamental dan frekuensi-frekuensi partials dalam suatu nada. Selanjutnya dibangkitkan sinyal sinus sejumlah fundamental dan partial yang disintetik. Nilai frekuensi pada sinyal-sinyal sinus disesuaikan. Tahap ini digambarkan pada gambar 7. AmpMod t = C t x M t (8) (a) Gambar. 8. Sinyal Sinus (a) dan sinyal Envelope (b) (b) 3) Implementasi Pitch Shift Dari satu nada gamelan dapat dibangkitkan suara sintetik suatu nada gamelan lain dengan menggunakan Pitch Shift. Cara yang digunakan yaitu menghitung frekuensi baru dari suatu nada referensi. Perhitungan kenaikan dilakukan berdasarkan kenaikan cents dalam tangga nada gamelan. Tangga nada gamelan slendro adalah tangga nada pentatonik, dalam satu oktaf ada 5 nada, di mana antar nada berbeda 40 cents.[5] Untuk mencari frekuensi nada lain dari 1 nada dihitung dengan persamaan (6).[6] j. m 5 i f f (6) f f. 5 (7) saron saron1 di mana j adalah saron nada berapa yang dicari, i adalah saron referensi, dan m adalah interval antara i ke j.. Misal persamaan digunakan untuk menghitung nilai frekuensi saron maka besar kenaikan interval adalah 1 (m=1) dan j= karena saron yang dicari adalah saron ke-. Hal ini ditunjukan pada persamaan(7) Sedangkan cara yang digunakan untuk menghitung kenaikan Pitch saron pelog berbeda. Hal tersebut dikarenakan jarak antar nada yang tidak seragam seperti Slendro. 4) Resynthesis Amplitudo Gelombang sinus dari terbangkitkan pada tahap resynthesis sebelumnya mempunyai amplitudo yang tetap. Pada tahap analisis telah diperoleh envelope (perubahan amplitude) dari nada gamelan tersebut. Envelope ini digunakan pada sinyal sintetik yang dibuat agar bunyi yang dihasilkan mempunyai perubahan volume yang sama dengan nada yang asli. Teknik yang digunakan pada tahap ini yaitu Amplitude Modulation.[7] Pertama diambil sinyal sinus hasil Resynthesis frekuensi dan envelope dari tahap analisis. Pada tahap ini, sinyal sinus itu dimodifikasi supaya besar amplitudo sesuai dengan Envelope nada. Sinyal sinus dan envelope dapat digambarkan pada gambar 8. Pada amplitude modulation ini, envelope berperan sebagai sinyal modulator(m). Sinyal sinusoidal berperan sebagai sinyal carier(c).[7] Dengan mengalikan kedua gelombang C dan M (gambar 8), sebuah Envelope akan diaplikasikan ke dalam sinyal. Proses ini berasal dari persamaan 8. Hasil amplitude envelope ini berada pada gambar 9. 1 Gambar. 9. Sinyal hasil Sintetik 5) Resynthesis Fase Tahap ini dimasukkan sudut fase yang diperoleh saat tahap analisis ke sinyal sinusoidal. Ini akan membuat titik mulai gelombang sinyal sinusoidal sintetik sesuai dengan titik mulai gelombang suara asli. A. Spectrum Domain Waktu a) III. HASIL PENGUJIAN Pada bagian ini dilakukan analisis spektrum domain waktu dari hasil sintetik. Ada dua kondisi yang diujikan yaitu sintetik frekuensi fundamental saja, dan sintetik frekuensi fundamental bersama frekuensi-frekuensi partial dari suatu nada. Pengujian dilakukan pada keseluruhan sinyal dan bagian attack sinyal dari saron asli dan sintetik, dalam hal ini diambil bagian 30ms awal sinyal. Gambar 10 menunjukan spektrum sinyal keseluruhan sinyal. Hasil sintetik baik melakukan sintetik pada fundamental saja b) c) Gambar. 10. Perbandingan Spektrum sinyal keseluruhan dalam domain waktu (a) Saron 1 asli; (b) Saron 1 Sintetik(fundamental); (c) Saron 1 sintetik (fundamental dan partial)

5 5 dan sintetik pada fundamental dan partial menunjukkan amplitude envelope yang dihasilkan sama. Jadi dengan membuat sintetik hanya pada frekuensi fundamental saja, amplitude envelope sudah serupa. Dari perbandingan fase attack sinyal pada gambar 11, Spektrum menunjukkan bentuk gelombang hasil sintetik fundamental masih seperti bentuk sinyal sinusoidal biasa. Sehingga warna suara yang dihasilkan belum menghasilkan warna suara seperti gamelan asli. Sedangkan spektrum sinyal sintetik yang dilakukan pada frekuensi fundamental dan a) b) c) frekuensi-frekuensi partial akan menghasilkan spektrum pada frekuensi tinggi. Sedangkan pada fundamental, spektrum hanya terdapat pada frekuensi fundamental saja. Hasil fft ada pada gambar 1. C. Pengujian sudut fase Untuk proses pengujian ini, dilakukan perubahan fase pada saat pembangkitan sintetik. Fase dirubah-rubah agar mengetahui pengaruh fase terhadap hasil sintetik. Di sini sintetik kondisi awal adalah saat suara sintetik paling mendekati suara asli yaitu sintetik nada fundamental dan partial-nya. Kemudian fase pada sinyal tersebut dirubah 1) Pergeseran fase dari gelombang fundamental sebesar 40 o Dari hasil analisis spektrum domain waktu menunjukkan ada pergeseran gelombang. Tetapi bila didengarkan, suara sintetik yang dihasilkan mempunyai bunyi yang sama. a) b) a) Gambar. 11. Perbandingan bagian 30ms awal Spektrum sinyal keseluruhan dalam domain waktu (a) Saron 1 asli; (b) Saron 1 Sintetik(fundamental); (c) Saron 1 sintetik (fundamental dan partial) partial menunjukkan bentuk gelombang hasil sintetik menghasilkan bentuk gelombang yang lebih menyerupai sinyal asli. Selain itu warna suara yang dihasilkan menyerupai warna suara gamelan asli B. Pengujian Frekuensi Pengujian Frekuensi dilakukan dengan menggunakan FFT. Sintetik yang dilakukan pada frekuensi fundamental bersama Gambar. 13. Perbandingan attack sinyal bergeser 40 o (a) sebelum digeser; (b) setelah digeser 40 o ; ) Pergeseran fase dari gelombang sebesar 135 o Gambar 14 menunjukkan gelombang saat fase digeser 135 o. Hasil sintetik kembali menunjukkan adanya pergeseran gelombang. Kali ini lebih besar daripada saat digeser 40 o. Tetapi bila didengarkan, suara sintetik mempunyai bunyi yang sama. D. Pengujian Pitch Shifting Gambar. 14. Bagian attack sinyal yang bergeser 135 o 1) Pengujian frekuensi Hasil sintetik Pitch Shift pada saron Slendro dapat dilihat di tabel. Output sintetik yang dihasilkan ternyata menunjukan hasil yang cukup baik. Dapat dilihat selisih frekuensi antara yang asli dengan yang sintetik adalah kecil, b) Gambar. 1. Perbandingan plot FFT Saron asli dan sintetik (a) 0 sampai 000Hz ; (b) 000 Hz sampai 5000 Hz; Gambar. 15. Grafik kenaikan frekuensi Saron Slendro(SARONSL)

6 6 tidak ada yang selisihnya lebih dari 1Hz. Grafik kenaikan frekuensi antara saron slendro asli dan sintetik dapat dilihat pada gambar 4.43 dan Tabel 3. Tabel kenaikan Pitch Saron Slendro dalam ukuran cents Frekuensi Sinyal Frekuensi Sinyal Asli Sintetik Error SARON1SL 581 Hz 58 Hz 1 Hz SARONSL 668 Hz 668 Hz 0 Hz SARON3SL 763 Hz 768 Hz 5 Hz SARON5SL 873 Hz 88 Hz 9 Hz SARON6SL 1013 Hz 1013 Hz 0 Hz s1pa 465 Hz 466 Hz 1 Hz spa 531 Hz 535 Hz 4 Hz s3pa 613 Hz 615 Hz Hz s4pa 701 Hz 706 Hz 5 Hz s5pa 799 Hz 811 Hz 1 Hz langsung dari lagu. Gambar 18 adalah gambar plot STFT lagu sintetik. Lagu hasil sintetik mempunyai kekuatan yang konstan antara satu nada dengan nada lainnya, sedangkan pada rekaman lagu asli, intensitas tidak sama antar nada. Gambar. 17. Plot STFT rekaman lagu gamelan asli ) Pengujian dengan survey dan Mean Opinion Score (MOS) Pada pengujian ini sintetik semua nada satu set Saron dibuat dari input satu nada saja yaitu s1pa. Setelah menghasilkan output, dilakukan survey terhadap 33 orang responden untuk membandingkan kemiripan sinyal sintetik yang dibuat dengan yang asli. Tabel 4. Tabel kenaikan Pitch Saron Pelog dalam ukuran cents Kualitas Saron Tidak Kurang Cukup Mirip (4) Sangat Mirip(1) mirip() Mirip(3) Mirip(5) s1pa spa s3pa s4pa s5pa Gambar. 18. Plot STFT lagu gamelan sintetik IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan hasil pengujian dari keseluruhan sistem pembangkitan suara sintetik dalam Tugas Akhir ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Untuk membangkitkan suara sintetik, parameter frekuensi terdiri dari fundamental dan partial. Keduanya digunakan untuk membuat timbre suara asli. Bila hanya dilakukan sintesis frekuensi fundamental saja, maka suara khas gamelan belum terbentuk. Nilai Mean Absolute Error(MAE) saat keduanya disintetik adalah Sedangkan nilai MAE dari sintesis frekuensi fundamental saja adalah Jadi nilai error tersebut lebih kecil 0, Suara sintetik yang dihasilkan sudah mempunyai pitch yang sangat mendekati suara asli, dengan error frekuensi=1 Hz dan error magnitudo=4,107. Gambar. 16. Grafik MOS Pitch Shift E. Implementasi Sintetik dalam bentuk satu baris lagu Dalam pengujian ini, suara sintetik dibuat dalam bentuk lagu. Notasi yang digunakan adalah notasi pada satu baris awal lagu Manyar Sewu. Notasi: i. 6. i Untuk rekaman lagu asli adalah permainan lagu yang direkam secara langsung. Sedangkan untuk sintetik, menggunakan rekaman nada saron 1 saja selanjutnya membangkitkan satu baris lagu tersebut. Setelah didengarkan, hasil sintetik yang dihasilkan cukup sama. Gambar 17 adalah plot STFT dari suara rekaman DAFTAR PUSTAKA [1] Wawancara dengan ahli pembuat gamelan di bali di desa Klungkung, Oktober 013. [] Loy, D. Gareth. Musimathics : a guided tour of the mathematics of music, The MIT Press, United States of America, Ch dan Ch. 3, 006. [3] Park, Tae Hong. Introduction To Digital Signal Processing, World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd, Ch. 1, 010. [4] Gunawan, Dadang dan Juwono, Filbert Hilman, Pengolahan Sinyal Digital dengan Pemrograman MATLAB, Graha Ilmu, Yogyakarta, 01. [5] Sumarsam, Cultural Interaction and Musical Development in Central Java The University of Chicago Press, ISBN , [6] Suprapto, Yoyon Kusnendar, Spectral Density Based on Phase Shifting for Music Notation, Jurnal Ilmiah Kursor Vol. 6, No. 3, Januari 01. [7] Roads, Curtis [et.al] The computer music tutorial. London, England: The MIT Press.

Deteksi Nada dan Perangkat Gamelan Menggunakan Filter Adaptif Least Mean Square(LMS)

Deteksi Nada dan Perangkat Gamelan Menggunakan Filter Adaptif Least Mean Square(LMS) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Deteksi Nada dan Perangkat Gamelan Menggunakan Filter Adaptif Least Mean Square(LMS) Vonda Bri Valdo Ary 1, Dr. Ir. Yoyon K Suprapto, M.Sc. 2, dan Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal yang bisa didengar manusia melalui sensor bunyi berupa gendang telinga. Manusia dapat mendengarkan bunyi disebabkan sumber

Lebih terperinci

Ekstraksi Suara Saron Mengunakan Cross Correlation Untuk Transkripsi Notasi Gamelan

Ekstraksi Suara Saron Mengunakan Cross Correlation Untuk Transkripsi Notasi Gamelan Ekstraksi Suara Saron Mengunakan Cross Correlation Untuk Transkripsi Gamelan Zumrotul Hana, Yoyon K. Suprapto, Surya Sumpeno. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Penelitian musik gamelan sedikit sekali

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan

BAB III METODOLOGI. dari suara tersebut dapat dilihat, sehingga dapat dibandingkan, ataupun dicocokan dengan 23 BAB III METODOLOGI 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini ingin membangun sistem yang dapat melakukan langkah dasar identifikasi, yaitu melakukan ektraksi suara Gamelan Bonang, dengan ekstrasi ini,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN SUPERPOSISI GELOMBANG BUNYI BONANG BARUNG SECARA SIMULTAN DAN MIXING BERBANTUAN AUDACITY DAN MATLAB

PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN SUPERPOSISI GELOMBANG BUNYI BONANG BARUNG SECARA SIMULTAN DAN MIXING BERBANTUAN AUDACITY DAN MATLAB DOI: doi.org/10.21009/spektra.021.09 PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN SUPERPOSISI GELOMBANG BUNYI BONANG BARUNG SECARA SIMULTAN DAN MIXING BERBANTUAN AUDACITY DAN MATLAB Lusi Widayanti 1,a), Yudhiakto Pramudya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB Supriansyah 1, Dr. Yeffry Handoko Putra, MT 2 1 Jurusan Teknik Komputer Unikom, 2 Jurusan Magister Sistem Informasi Unikom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gamelan merupakan produk budaya tradisional telah berusia ratusan tahun. Gamelan sebagai alat musik memiliki keunikan terutama dalam laras (sistem nada) dan proses

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Manusia dianugrahi oleh Tuhan dua telinga yang memiliki fungsi untuk menangkap sinyal-sinyal suara. Namun untuk mengoptimalkan dari fungsi telinga tersebut manusia harus belajar

Lebih terperinci

Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android

Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (SEMANTIK) 2015 537 Aktifasi Peralatan Elektronik Berbasis Suara Menggunakan Android Regilang Monyka Putra *), Firdaus **), Mohammad Hafiz Hersyah

Lebih terperinci

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz

Hubungan 1/1 filter oktaf. =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Hubungan 1/1 filter oktaf f 1 f 2 f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2 1/2f c f 1 = 2f c1 = frekuensi tengah penyaring =Frekuesi aliran rendah (s/d -3dB), Hz =Frekuesi aliran tinggi (s/d -3dB), Hz Analisis oktaf sepertiga,

Lebih terperinci

Rebab Instrumen Gesek Gamelan: Analisis Hubungan Antara Posisi Gesekan dan Komponen Penyusun Sinyal Suara

Rebab Instrumen Gesek Gamelan: Analisis Hubungan Antara Posisi Gesekan dan Komponen Penyusun Sinyal Suara Rebab Instrumen Gesek Gamelan: Analisis Hubungan Antara Posisi Gesekan dan Komponen Penyusun Sinyal Suara FIKROTURROFIAH SUWANDI PUTRI 1), AFFA ARDHI SAPUTRI 2) 1) Pascasarjana Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

MODEL ANALYSIS-BY-SYNTHESIS APLIKASI PEMBANGKIT SUARA GAMELAN SINTETIK

MODEL ANALYSIS-BY-SYNTHESIS APLIKASI PEMBANGKIT SUARA GAMELAN SINTETIK MODEL ANALYSIS-BY-SYNTHESIS APLIKASI PEMBANGKIT SUARA GAMELAN SINTETIK Aris Tjahyanto 1, Yoyon K Suprapto 2, Diah Puspito Wulandari 3 1 Manajemen Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI PIANO MENGGUNAKAN METODE SINE, KARPLUS, DAN WAVETABLE Design Application Of Piano Using Sine, Karplus, And Wavetable Method

RANCANG BANGUN APLIKASI PIANO MENGGUNAKAN METODE SINE, KARPLUS, DAN WAVETABLE Design Application Of Piano Using Sine, Karplus, And Wavetable Method Dielektrika, ISSN 286-9487 97 Vol. 2, No. 2 : 97-14, Agustus 215 RANCANG BANGUN APLIKASI PIANO MENGGUNAKAN METODE SINE, KARPLUS, DAN WAVETABLE Design Application Of Piano Using Sine, Karplus, And Wavetable

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masing-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A. Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017

SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A. Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017 SIGNAL & SPECTRUM O L E H : G U TA M A I N D R A Rangkaian Elektrik Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik 2017 TUJUAN PERKULIAHAN Memahami berbagai pernyataan gelombang sinyal Memahami konsep harmonisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pemotong an Suara. Convert. .mp3 to.wav Audacity. Audacity. Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Suara Burung Burung Kacer Burung Kenari Pengambil an

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Data dan Sinyal Data yang akan ditransmisikan kedalam media transmisi harus ditransformasikan terlebih dahulu kedalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bit 1 dan 0 akan diwakili oleh tegangan listrik dengan

Lebih terperinci

KAJIAN SPEKTRUM WARNA BUNYI SARON RICIK GAMELAN KANJENG KYAHI NAGAWILAGA DARI KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT

KAJIAN SPEKTRUM WARNA BUNYI SARON RICIK GAMELAN KANJENG KYAHI NAGAWILAGA DARI KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 KAJIAN SPEKTRUM WARNA BUNYI SARON RICIK GAMELAN KANJENG KYAHI NAGAWILAGA

Lebih terperinci

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB IV SINYAL DAN MODULASI DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB IV SINYAL DAN MODULASI IF Pengertian Sinyal Untuk menyalurkan data dari satu tempat ke tempat yang lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal. Sinyal adalah

Lebih terperinci

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny Modulasi Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal

Lebih terperinci

Pengaruh Resonator Terhadap Bunyi Slenthem Berdasarkan Sound Envelope

Pengaruh Resonator Terhadap Bunyi Slenthem Berdasarkan Sound Envelope JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 10, NOMOR 2 JUNI 2014 Pengaruh Resonator Terhadap Bunyi Slenthem Berdasarkan Sound Envelope Agung Ardiansyah, Lila Yuwana, Suyatno, Didiek Basuki Rahmat, Susilo Indrawati,

Lebih terperinci

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu

PRINSIP UMUM. Bagian dari komunikasi. Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu TEKNIK MODULASI PRINSIP UMUM PRINSIP UMUM Bagian dari komunikasi Bentuk gelombang sinyal analog sebagai fungsi waktu PRINSIP UMUM Modulasi merupakan suatu proses dimana informasi, baik berupa sinyal audio,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: biola, Fast Fourier Transform, konversi, nada, not balok. vi Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Musik merupakan suatu sarana yang dapat membantu manusia dalam menyimpan dan mengapresiasi karyanya dan biasanya digambarkan dalam bentuk notasi balok dengan unsur-unsur paranada, garis birama,

Lebih terperinci

Spektrum dan Domain Sinyal

Spektrum dan Domain Sinyal Spektrum dan Domain Sinyal 1 Sinyal dan Spektrum Sinyal Komunikasi merupakan besaran yang selalu berubah terhadap besaran waktu Setiap sinyal dapat dinyatakan di dalam domain waktu maupun di dalam domain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu

Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Perilaku Kesalahan Puncak Spektrum Akibat Penggunaan Fungsi Jendela Kotak, Hanning, dan Flattop pada Sinyal Sinus Waktu Kontinu Khuschandra dan Zainal Abidin Laboratorium Dinamika PPAU-IR, Institut Tteknologi

Lebih terperinci

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto

Modulasi. S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Modulasi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto 1 AM Analog FM Modulasi PM ASK Digital ASK FSK PSK voltage Amplitudo, Frekuensi, Phase 180 0 +90 0 B A C -90 0 0 0 C A cycle (T) B 0 π 2π Amplitude (V) (t)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Musik sudah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Melalui berbagai catatan sejarah maupun dalam kitab-kitab suci berbagai agama, dapat diketahui bahwa manusia

Lebih terperinci

ABSTRACT. Nowadays, speech coding technology that encode speech with a minimum

ABSTRACT. Nowadays, speech coding technology that encode speech with a minimum ABSTRACT Nowadays, speech coding technology that encode speech with a minimum number of bits while maintaining its quality is very required. This final project uses Multi Band Excitation (MBE) to encode

Lebih terperinci

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER

REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER REPRESENTASI ISYARAT ISYARAT FOURIER Ridzky Novasandro (32349) Yodhi Kharismanto (32552) Theodorus Yoga (34993) Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 3.

Lebih terperinci

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER

APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER APLIKASI SPECTRUM ANALYZER UNTUK MENGANALISA LOUDSPEAKER Leo Willyanto Santoso 1, Resmana Lim 2, Rony Sulistio 3 1, 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik

Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Analisa dan Sintesa Bunyi Dawai Pada Gitar Semi-Akustik Eko Rendra Saputra, Agus Purwanto, dan Sumarna Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PERBAIKAN NADA SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PHASE VOCODER TERHADAP NADA REFERENSI MUSIK

PERANCANGAN SISTEM PERBAIKAN NADA SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PHASE VOCODER TERHADAP NADA REFERENSI MUSIK PERANCANGAN SISTEM PERBAIKAN NADA SUARA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PHASE VOCODER TERHADAP NADA REFERENSI MUSIK Rudi Prasetio *), Achmad Hidayatno, and Imam Santoso Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya: Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan

Lebih terperinci

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV

PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV PENGENALAN NADA SULING REKORDER MENGGUNAKAN FUNGSI JARAK CHEBYSHEV Marianus Hendra Wijaya 1), Linggo Sumarno 2) 1) Program Studi Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi Universtas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Experimen Pada dasarnya tahapan yang dilakukan pada proses pengambilan sampel dari database dan database query, secara keseluruhan menggunakan cara yang sama. Berdasarkan

Lebih terperinci

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( )

LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA. Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana ( ) LAPORAN APLIKASI DIGITAL SIGNAL PROCESSING EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA Disusun Oleh : Inggi Rizki Fatryana (1210147002) Teknik Telekomunikasi - PJJ PENS Akatel Politeknik Negeri Elektro Surabaya 2014-2015

Lebih terperinci

SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM

SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM SOUND CONVERSION USING FAST FOURIER TRANSFORM ALGORITM Tan FerrdyHendrawan Program Studi Teknik Informatika, Universitas Katolik Soegijapranata f3rrdy.hendrawan@gmail.com Abstract The goal of voice conversion

Lebih terperinci

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi :

ILMU KOMPUTER. Daftar Isi : Jurnal ILMU KOMPUTER Volume 7 Nomor 1, April 2014 Daftar Isi : PURWARUPA APLIKASI PERANGKAT BERGERAK UNTUK ALIHBAHASA KALIMAT BAHASA INGGRIS KE BAHASA BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN...1-6

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 2 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Data/Message Data yang dihasilkan oleh manusia atau aplikasi tidak dalam bentuk yang dapat langsung

Lebih terperinci

Kondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o.

Kondisi seperti tersebut dapat dikatakan bahwa antara flux (Ф) dan tegangan (e) terdapat geseran fasa sebesar π / 2 radian atau 90 o. Bila dua buah gelombang dengan persamaan Ф = Фm cos ωt dan e = Em sin ωt dilukiskan secara bersama dalam satu susunan sumbu Cartesius seperti pada Gambar 1, maka terlihat bahwa kedua gelombang tersebut

Lebih terperinci

PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER

PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER PERANCANGAN TUNABLE BAND PASS FILTER AKTIF UNTUK APLIKASI ANALISIS SINYAL DENGAN DERET FOURIER F.X. Hendra Prasetya Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi tentang pemasangan iklan di suatu radio (antara lain mengenai, jam berapa suatu iklan ditayangkan, dalam sehari berapa kali suatu iklan ditayangkan dan berapa

Lebih terperinci

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial Modulasi sudut / Modulasi eksponensial Sudut gelombang pembawa berubah sesuai/ berpadanan dengan gelombang informasi kata lain informasi ditransmisikan dengan perubahan

Lebih terperinci

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA

MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA MODUL 5 EKSTRAKSI CIRI SINYAL WICARA I. TUJUAN - Mahasiswa mampu melakukan estimasi frekuensi fundamental sinyal wicara dari pengamatan spektrumnya dan bentuk gelombangnya - Mahasiswa mampu menggambarkan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI Apabila suatu besaran y memiliki nilai yang tergantung dari nilai besaran lain x, maka dikatakan bahwa besaran y tersebut merupakan fungsi besaran x. secara umum ditulis: y= f(x)

Lebih terperinci

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari

Lebih terperinci

Electronic Tone Development of Gamelan Guntur Madu. Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, Yogyakarta, Telepon 0274.

Electronic Tone Development of Gamelan Guntur Madu. Universitas Negeri Yogyakarta, Kampus Karangmalang, Yogyakarta, Telepon 0274. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 15 Mei 2010 PENGEMBANGAN ELECTRONIC TONE GAMELAN GUNTUR MADU Electronic Tone Development

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pembahasan pada bab ini berisi penjelasan cara pengujian beserta hasil pengujian untuk melihat apakah hasil perancangan sistem penyama beserta analisisnya memenuhi sasaran

Lebih terperinci

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone

Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Aplikasi Teknik Speech Recognition pada Voice Dial Telephone Oleh: Ahmad Irfan Abdul Rahman Tri Budi Santoso Titon Dutono Laboratorium Sinyal, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat BAB I PENDAHULUAN Bab satu membahas latar belakang masalah, tujuan, dan sistematika pembahasan Tugas Akhir yang berjudul Sistem Penyama Adaptif dengan Algoritma Galat Kuadrat Terkecil Ternormalisasi. Pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TUNER GITAR BERBASIS FAST FOURIER TRANSFORM DAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM PADA PLATFORM ANDROID

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TUNER GITAR BERBASIS FAST FOURIER TRANSFORM DAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM PADA PLATFORM ANDROID ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1536 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TUNER GITAR BERBASIS FAST FOURIER TRANSFORM DAN HARMONIC PRODUCT SPECTRUM PADA PLATFORM ANDROID

Lebih terperinci

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44)

s(t) = C (2.39) } (2.42) atau, dengan menempatkan + )(2.44) 2.9 Analisis Fourier Alasan penting untuk pusat osilasi harmonik adalah bahwa virtually apapun osilasi atau getaran dapat dipecah menjadi harmonis, yaitu getaran sinusoidal. Hal ini berlaku tidak hanya

Lebih terperinci

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK ANALISIS VIBRASI UNTUK KLASIFIKASI KERUSAKAN MOTOR DI PT PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK Nirma Priatama NRP. 2210100159 Dosen Pembimbing : Dimas Anton Asfani, ST.,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN LAPANGAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA SEISMOELEKTRIK 4.1 Data Hasil Pengukuran Lapangan Dalam bab ini akan dijelaskan hasil-hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan

Lebih terperinci

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot

Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Jaringan Syaraf Tiruan pada Robot Membuat aplikasi pengenalan suara untuk pengendalian robot dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan sebagai algoritma pembelajaran dan pemodelan dalam pengenalan suara.

Lebih terperinci

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier

Lebih terperinci

Ir. Totok Mujiono, M.Kom

Ir. Totok Mujiono, M.Kom Bagus Rijalul Haq 2207100548 Dosen Pembimbing Ir. Totok Mujiono, M.Kom Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Susunan Presentasi 1. Latar belakang

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya 1 Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya Dimas Setiyo Wibowo, Mochamad Ashari dan Heri Suryoatmojo Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang IV. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang efektif, murah dan ramah lingkungan yang dapat digunakan pada wilayah permukiman.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DSP

LAPORAN PRAKTIKUM DSP LAPORAN PRAKTIKUM DSP MODUL 3 REPRESENTASI SINYAL DALAM DOMAIN WAKTU DAN DOMAIN FREKUENSI Disusun Oleh : Yuli Yuliantini (121014 7021) Teknik Telekomunikasi - PJJ PENS Akatel Politeknik Negeri Elektro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi memungkinkan kita untuk melakukan suatu pengenalan terhadap gelombang suara. Pengenalan gelombang suara yang sudah sering diimplementasikan adalah

Lebih terperinci

Analisis Frekuensi Dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro

Analisis Frekuensi Dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro Analisis Frekuensi Dan Pola Dasar Frekuensi Gender Laras Slendro Ary Nugraha, Sumarna, dan Agus Purwanto Pusat Studi Getaran dan Bunyi, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis

Lebih terperinci

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) Sigit Kusmaryanto http://sigitkus@ub.ac.id I Pendahuluan Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa sehingga menghasilkan sinyal termodulasi.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 1 Alur metode penelitian. akan menggunakan bantuan aplikasi pemrosesan audio (Rochesso 2007). Penambahan Derau Derau merupakan suara-suara yang tidak diinginkan. Munculnya derau dapat menurunkan kualitas suatu berkas audio. Penambahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik sudah menjadi keseharian dalam kehidupan manusia. Hampir di setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik sudah menjadi keseharian dalam kehidupan manusia. Hampir di setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik sudah menjadi keseharian dalam kehidupan manusia. Hampir di setiap tempat kita dapat mendengar musik. Kadang-kadang saat mendengar sebuah lagu, muncul

Lebih terperinci

SPECGRAM & SPECGRAMDEMO

SPECGRAM & SPECGRAMDEMO SPECGRAM & SPECGRAMDEMO Pertemuan 2 Praktikum Pengantar Pemrosesan Bahasa Alami Download materi: http://bit.ly/nlp_8 Syeiva Nurul Desylvia (syeiva.nd@gmail.com) Spectra dan Domain Frekuensi Fourier Analysis:

Lebih terperinci

BAB IV METODE-METODE UNTUK MENURUNKAN NILAI PAPR

BAB IV METODE-METODE UNTUK MENURUNKAN NILAI PAPR BAB IV METODE-METODE UNTUK MENURUNKAN NILAI PAPR Pada bab empat ini akan dibahas mengenai metode-metode untuk menurunkan nilai Peak to Power Ratio (PAPR). Metode yang akan digunakan untuk menurunkan nilai

Lebih terperinci

Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) ABSTRAK

Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) ABSTRAK Perbandingan Estimasi Selubung Spektral dari Bunyi Voiced Menggunakan Metoda Auto-Regressive (AR) dengan Weighted-Least-Square (WLS) Bogerson/0322076 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof.

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 08 Teknik Modulasi Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:08 PengTekTel-Modul:08 Apa itu Modulasi? Modulasi adalah pengaturan parameter

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Untai Elektrik I Waveforms & Signals Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Secara umum, tegangan dan arus dalam sebuah untai elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga jenis

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1 SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track

Lebih terperinci

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016 ANALISIS MULTIUSERORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) BASIS PERANGKAT LUNAK Widya Catur Kristanti Putri 1, Rachmad Saptono 2, Aad Hariyadi 3 123 Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital,

Lebih terperinci

Signal Models {Rangkaian Elektrik} By: Gutama Indra Gandha, M.Eng Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro

Signal Models {Rangkaian Elektrik} By: Gutama Indra Gandha, M.Eng Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Signal Models {Rangkaian Elektrik} By: Gutama Indra Gandha, M.Eng Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Tujuan perkuliahan Mahasiswa mampu membuat model matematis sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar.

udara maupun benda padat. Manusia dapat berkomunikasi dengan manusia dari gagasan yang ingin disampaikan pada pendengar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Suara (Speaker) Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitudo tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM

IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM IDENTIFIKASI KERUSAKAN MESIN BERPUTAR BERDASARKAN SINYAL SUARA DENGAN METODE ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM Seminar Tugas Akhir O L E H : M I F T A H U D D I N P E M B I M B I N G : I R. Y E R R

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap

Lebih terperinci

TEKNIK MODULASI. Kelompok II

TEKNIK MODULASI. Kelompok II TEKNIK MODULASI Kelompok II Pengertian Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah Contoh

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 177-183 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone IDENTIFIKASI SUARA MANUSIA BERDASARKAN JENIS KELAMIN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL EK.353 PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL Dosen: Ir. Arjuni BP, MT : Sinyal dan Pemrosesan Sinyal Tujuan pembelajaran umum : Para mahasiswa mengetahui tipe-tipe sinyal, pemrosesan dan aplikasinya Jumlah pertemuan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL. Ivanna K. Timotius, Adhi Prayogo

SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL. Ivanna K. Timotius, Adhi Prayogo SISTEM PENGENALAN CHORD PADA FILE MUSIK DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN PITCH CLASS PROFILES DAN HIDDEN MARKOV MODEL Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Program Studi Teknik Elektro, Universitas Kristen

Lebih terperinci

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T 2210106006 ANGGA YUDA PRASETYA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, MT : Ir. Titik Suryani, MT Latar Belakang 1 2 Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Musik saat ini tengah menjadi trend setter yang banyak digemari masyarakat. Terbukti dari menjamurnya program-program mengenai musik di media massa dan besarnya antusiasme

Lebih terperinci

Sistem Telekomunikasi

Sistem Telekomunikasi Sistem Telekomunikasi Pertemuan ke,4 Modulasi Digital Taufal hidayat MT. email :taufal.hidayat@itp.ac.id ; blog : catatansangpendidik.wordpress.com 1 I II III IV V VI outline Konsep modulasi digital Kelebihan

Lebih terperinci

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control Denny Prisandi, Heri Suryoatmojo, Mochamad Ashari Jurusan

Lebih terperinci

Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavelet Transform (CWT)

Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavelet Transform (CWT) Jurnal Energi dan Manufaktur Vol. 9 No. 1, April 2016 (33-38) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jem ISSN: 2302-5255 (p) Transkripsi Musik Gong Timor Menggunakan Continous Wavelet Transform (CWT) Yovinia

Lebih terperinci