KERJASAMA DAN SISTEM JARINGAN PERPUSTAKAAN UMUM

dokumen-dokumen yang mirip
JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

Perpustakaan Elektronik: Definisi, Karakteristik dan Penanganannya

Rangkuman Materi Mata Kuliah Kerjasama dan Jaringan Perpustakaan Terkait dengan Penerapan Teknologi Informasi

PENGANTAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

PERPUSTAKAAN DIGITAL Implikasinya Terhadap Perpustakaan di Indonesia

PEMBINAAN PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTITUSI PERTANIAN: Observasi terhadap Perpustakaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. RIDWAN SIREGAR. Program Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. Abstract

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

Resources Sharing Perpustakaan melalui konsorsium: manfaat dan tantangan

Jaringan Online Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ataupun gudang penyimpanan buku yang hanya berfungsi untuk menampung. buku-buku tanpa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Perpustakaan perguruan tinggi

PERAN PERPUSTAKAAN UMUM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

Income Generating Activities di Perpustakaan Perguruan Tinggi 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip. Lib., M.Sc. 2

Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan Perpustakaan Sebagai Pendukung Pembangunan Masyarakat Berkualitas dan Produktif

KERJASAMA PENGEMBANGAN KOLEKSI E-RESOURCES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI DAN INFORMASI PERPUSTAKAAN Oleh: Nurhanifah (Dosen Fak. Dakwah IAIN-SU)

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

Perpustakaan umum kabupaten/kota

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Visi Misi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

PEMANFAATAN KERJASAMA LUAR NEGERI UNTUK PENINGKATAN KEPENTINGAN NASIONAL

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

AKTIVITAS PUSTAKAWAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

TANTANGAN PUSTAKAWAN INDONESIA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Sri Suharmini Wahyuningsih 1 Abstrak

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

Bab I. Pendahuluan. Teknologi merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kehidupan

Pengembangan Koleksi Modul 3

PEMANTAPAN JARINGAN PEMBINAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL TERHADAP PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH: Pembudayaan Literasi Informasi di Kalangan Siswa

ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA. Oleh : Deby Julia Laurena ( ))

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Perpustakaan umum kabupaten/kota

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

E-learning dan Aspek-aspek Penting dalam Penerapannya

Jalan Basuki Rachmat No. 76, Surabaya - Indonesia. Phone: Fax:

PENGENALAN MANAJEMEN INFORMASI. Data : gambaran / fakta secara relative yang belum berarti bagi penerimanya.

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PEMASARAN

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pengembangan keterampilan melalui publicprivate partnership (PPP)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ERA GLOBALISASI INFORMASI / Visibility of global research resources. PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ; TEKNOLOGI dan BUDAYA / Proliferation of resources

WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

Lampiran 1. Kuesioner Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

OUTSOURCING DALAM SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERUSAHAAN

Cooperation Between Teachers with Librarian Service of in Hikmah Teladan Elementary School

SISTEM PEMBINAAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DAN PERMASALAHANNYA. Pendahuluan

PERAN PUSTAKAWAN DALAM LITERASI INFORMASI BAGI PEMUSTAKA. Oleh: Ismanto Pustakawan Penyelia Universitas Islam Indonesia

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS 10/E (O BRIEN/MARAKAS) CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

Kemitraan dan kerjasama perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri. Asmaul Husna. Abstracts

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2004, hlm. 196.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Infotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dipresentasikan pada acara Seminar dan workshop nasional: Perpustakaan dan pustakawan inovatif dan kreatif Diselenggarakan oleh Perpustakaan

BAB III PERANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PENGGUNA DALAM MENELUSUR INFORMASI PADA LAYANAN REFERENSI PERPUSTAKAAN USU

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dunia tersebut. Upaya upaya pembangunan ini dilakukan dengan banyak hal,

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI OUTSOURCING DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA CIMSA (PERUSAHAAN OUTSOURCING) Nicky Jaka Perdana (P

Kebutuhan Pustakawan Profesional di Propinsi Sumatera Utara

Rantai Pasokan Global (Global Supply Chains)

PUBLIC SECTOR DAY: CONVERGENCE COMMUNICATION UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN GOOD GOVERNANCE DALAM PEMERINTAHAN

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

STRATEGI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN NAGARI DI PERPUSTAKAAN NAGARI KELURAHAN KAMPUNG JAWA KOTA SOLOK

Internet: Strategi Penggunaannya Di Perpustakaan Perguruan Tinggi

Asesmen Gender Indonesia

THE ORGANIZATION OF SUPERVISION SERVICES. Oleh: LUKY KURNIAWAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KERJASAMA DAN SISTEM JARINGAN PERPUSTAKAAN UMUM A. Ridwan Siregar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract Cooperation and networking systems of public libraries that can be accessed by every citizen is very significant in order to generate energy in pursuing a success. It facilitates vast access toward collection, improving user and technical services, increasing activities in resources sharing, decresing duplication, and creating an efficient service. Some aspects should be considered in creating a fondation to achieve the establishment of cooperation and networking in public libraries environment. Keywords: Public Library, Library Cooperation, Library Networking Pendahuluan Kerjasama dan jaringan perpustakaan berfungsi untuk memberikan akses yang lebih luas terhadap koleksi, memperbaiki pelayanan pengguna dan teknis, meningkatkan aktivitas dalam berbagi sumber daya, mengurangi duplikasi, dan menciptakan pelayanan yang efisien. Dalam masyarakat informasi, membangun jaringan informasi dan komunikasi yang dapat diakses oleh setiap penduduk adalah penting untuk menggerakkan energi dalam mencapai keberhasilan. Tulisan ini bertujuan untuk mengemukakan berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam upaya untuk membangun suatu fondasi untuk mewujudkan pembentukan suatu kerjasama dan sistem jaringan di lingkungan perpustakaan umum. Peran Perpustakaan Umum Sebelum mendiskusikan tentang kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan, kita perlu melihat kembali apa sesungguhnya peran yang dilakukan oleh suatu perpustakaan umum. Setidaknya ada tiga peran utama yang ditugaskan oleh banyak pemerintahan negara kepada suatu perpustakaan umum yaitu: (1) membantu masyarakat terutama remaja dan anak-anak menjadi melek informasi termasuk di dalamnya mengajarkan bagaimana cara menelusur informasi dan mengembangkan kebiasaan membaca; (2) membantu orang dewasa untuk belajar sepanjang hayat dan belajar kembali untuk perubahan atau peningkatan karier; dan (3) memelihara dan mempromosikan kebudayaan. Peran tersebut termasuk unik karena tidak dapat dipenuhi oleh lembaga jenis lainnya. Dengan menyediakan informasi, masyarakat dapat memberitahukan kepada diri mereka sendiri tanpa suatu paksaan tentang berbagai isu mutakhir. Masyarakat dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan mendapatkan berbagai informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesi dan bidang tugas atau pekerjaan masing-masing. Dengan kata lain, melalui perpustakaan diharapkan akan terbentuk suatu masyarakat yang terinformasi dengan baik, berkualitas, dan demokratis (Siregar, 2004:76). Perpustakaan umum juga berperan sebagai pelengkap pendidikan formal dengan menyediakan suatu pusat sumber daya dan platform bagi masyarakat dari semua usia untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar sepanjang hayat. Oleh karena itu, perpustakaan umum sesungguhnya adalah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Membantu orang-orang muda untuk belajar bagaimana belajar merupakan salah satu fungsi penting dari perpustakaan umum. Dengan memberi dukungan bagi anak-anak dan para remaja dalam pemerolehan keterampilan dasar, membangun dasar pengetahuan personal, dan mengembangkan kompetensi dalam hal Halaman 12

penelusuran dan analisis informasi berarti melengkapi pembelajaran formal yang mereka peroleh di sekolah (New Library: The People s Network, 1997:2). Sumber daya multimedia yang kaya yang disediakan setelah jam sekolah, dalam bentuk yang aman dan lingkungan yang kreatif secara kultural, akan membantu mengatasi ketidaksetaraan peluang atau kesenjangan ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap teknologi baru baik di rumah maupun di sekolah. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa anak-anak bisa memperoleh manfaat yang bersifat edukasi dan sosial melalui penyediaan akses informasi yang dikelola dengan baik (Denham, 1977). Perpustakaan umum mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anak-anak terhadap informasi dalam berbagai bentuk media termasuk buku. Perpustakaan harus menyediakan informasi dalam berbagai media yang tepat disertai dengan teknologi yang diperlukan untuk menyampaikannya. Perpustakaan umum juga harus menyadari bahwa jumlah anak-anak yang literat komputer akan terus meningkat dan mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap penggunaan komputer dan akses terhadap informasi melalui perpustakaan (LISC[E], 1995:9). Mengapa Perlu Bekerjasama Pertumbuhan sumber daya dan fasilitas baru yang dapat disebarluaskan melalui jaringan, digabungkan dengan aset yang telah tersedia saat ini di suatu perpustakaan akan membentuk suatu pusat kekuatan pengetahuan. Hal ini memungkinkan suatu perpustakaan terkecil dan terisolir dapat menawarkan berbagai informasi sama seperti yang ditawarkan oleh suatu perpustakaan besar. Selain itu, perpustakaan mampu menyediakan akses setara terhadap informasi global dan lokal, yang dikenal dengan istilah muatan sumber daya informasi dan pengetahuan, imajinasi, pembelajaran, pelayanan dan fasilitas. Sumber daya melalui jaringan juga memberikan peluang bagi orang dewasa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran secara personal, baik untuk mendukung karier maupun minat mereka. Melalui kerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi, perpustakaan umum mampu memberikan fleksibilitas proses pembelajaran baik dalam hal waktu maupun tempat. Sesuai dengan peran yang harus dilakukan oleh perpustakaan umum, eksploitasi dengan teknologi baru melalui jaringan perpustakaan, prioritas harus ditujukan pada upaya untuk: (1) meningkatkan peluang pendidikan dan kegiatan belajar sepanjang hayat bagi anak-anak dan orang dewasa; (2) mendukung pelatihan, pekerjaan, dan wirausaha untuk membantu meningkatkan kemakmuran; dan (3) memelihara kesatuan dan persatuan masyarakat melalui terciptanya masyarakat terinformasi baik secara politik maupun kultural. Selain itu, sejarah komunitas dan identitas komunitas juga perlu dicakup dalam muatan dan pelayanan yang disediakan. Apa yang Dimaksud dengan Kerjasama dan Jaringan Suatu kerjasama dan sistem jaringan dapat didefinisikan sebagai: Sejumlah organisasi yang secara formal saling terhubung atau berpartisipasi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan memiliki suatu struktur organisasi. Kerjasama dan sistem jaringan tersebut dapat bersifat fungsional (misalnya pengatalogan), geografis (misalnya provinsi) dan/atau sektoral (misalnya perpustakaan umum). Berbagai aspek tentang kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan banyak dibicarakan di dalam berbagai literatur. Kerjasama merupakan suatu fenomena sosial di mana sejumlah perpustakaan saling mengikat janji dan dengan suatu kerangka konseptual mengembangkan pelayanan yang efisien. Townley (1988) memandang jaringan sebagai suatu sistem sosial terbuka, di mana peserta memberi, mentransfer dan mendistribusikan energi dalam bentuk informasi bibliografis, perolehan atau teknologi yang disediakan baik oleh perpustakaan peserta, pihak ketiga maupun jaringan lainnya. Jaffe dan Freeman (1993) mendiskusikan peran kerjasama berkaitan dengan isu sosial-ekonomi. Banyak faktor yang mendorong perpustakaan bekerjasama menyediakan akses terhadap berbagai sumber daya dan menciptakan Halaman 13

lingkungan kerjasama bagi pengguna perpustakaan. Hasilnya adalah penghematan baik dalam hal waktu maupun biaya. Bagaimana Situasi di Negara Maju Di dalam berbagai literatur disebutkan bahwa pemanfaatan pelayanan yang disediakan melalui sistem kerjasama dan jaringan perpustakaan di negara-negara maju sangat tinggi. Hasil positif dari sistem kerjasama dan jaringan tersebut adalah perbaikan dalam aspek pelayanan teknis dan pengguna serta memaksimalkan penggunaan sumber daya perpustakaan (The APT Review, 1995). Kerjasama juga berhasil memecahkan sejumlah masalah dengan berbagi risiko, manfaat, tanggung jawab, dan pengalaman (Epelboin, 1994). Aktivitas kerjasama juga telah meningkatkan hubungan yang pada awalnya sangat sederhana menjadi sistem jaringan yang lebih kompleks yang melibatkan berbagai jenis organisasi. Perubahan sosial, ekonomi dan teknologi yang pesat di dalam masyarakat telah menciptakan peluang bagi perpustakaan untuk memperluas dan meningkatkan perannya (Creth, 1995). Sebagai contoh di Inggris, pada tahun 1980-an hingga 1990-an terjadi peningkatan penekanan pada kerjasama dan sistem jaringan untuk memenuhi harapan dan permintaan yang terus meningkat dari masyarakat (Dougherty, 1990). Keberadaan kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan di negara-negara maju dilakukan pada berbagai tingkatan: lokal, regional, nasional, dan internasional, yang mencakup berbagai jenis aktivitas seperti pengawasan bibliografis, pertukaran data, pinjam antar- perpustakaan, dan pelatihan staf. Sistem tersebut memiliki infrastruktur untuk pelayanan yang dapat dikategorikan sebagai fungsional, geografis, dan sektoral (perpustakaan) atau antar-sektoral (perpustakaan dan sektor lain) (Pringle, 1994). Bagaimana di Negara Berkembang Secara umum perkembangan kerjasama dan sistem jaringan di negara-negara berkembang termasuk lambat dan dapat dikatakan tertinggal dibandingkan dengan sektor lain. Kebanyakan sistem kerjasama dan jaringan di negara-negara tersebut miskin pendanaan dan tidak berkembangnya perpustakaan dengan baik. Alasan lainnya adalah miskinnya sumber daya yang dimiliki dan tidak efektifnya peran asosiasi profesi, rendahnya minat terhadap kebijakan informasi di tingkat nasional yang berkaitan dengan perpustakaan dan pelayanan informasi, dan rendahnya pemahaman tentang profesi kepustakawanan baik di dalam maupun di luar profesi. Perubahan pemerintahan dan perubahan kebijakan pemerintah yang sering terjadi juga menjadi rintangan pengembangan sistem seperti penyediaan infrastruktur telekomunikasi dan pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan perpustakaan. Selain itu, sistem kepegawaian perpustakaan juga dipandang lemah. Upaya untuk memecahkan berbagai masalah profesi pustakawan baik di bidang ekonomi, sosial, teknis, maupun teknologi pada umumnya tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini berakibat pada terjadinya duplikasi usaha yang tidak penting dan rendahnya keseragaman standar operasi. Keterbatasan peran profesi dalam bidang sosial dan politik menyebabkan profesi tidak memiliki pengaruh yang besar di luar profesi. Terlepas dari sejumlah kendala yang disebutkan di atas, upaya untuk memperbaiki sistem perpustakaan di negara-negara berkembang selalu ada. Beberapa negara terus berupaya untuk memperbaiki kelemahan yang mereka miliki seperti yang dilakukan di Malaysia dan Saudi Arabia. Di beberapa negara dilakukan kerjasama dengan melibatkan institusi pendidikan tinggi dan sektor telekomunikasi untuk mengembangkan kerjasama dan sistem jaringan. Peran Perpustakaan Nasional Perpustakaan nasional memiliki peran penting dalam pembentukan infrastruktur kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan di suatu negara, terutama untuk melakukan koordinasi di antara perpustakaan. Pada tingkat provinsi peran tersebut dapat dilakukan oleh perpustakaan umum tingkat provinsi. Di Inggris, British Library bertindak sebagai pemeran utama baik dalam mengkoordinasikan pembentukan kerjasama dan sistem jaringan maupun dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan kerjasama di negara tersebut. Peran yang dilakukan antara lain meliputi Halaman 14

berbagai bidang seperti pelayanan bibliografis, pengiriman dokumen, dan pelayanan informasi yang memungkinkan perpustakaan dapat saling berbagi sumber daya. Peran Asosiasi Profesi Asosiasi profesi juga memiliki peran penting dalam pengembangan kerjasama dan sistem jaringan di dalam suatu negara. Asosiasi profesi dapat memfasilitasi pertemuan di antara perpustakaan, menghasilkan literatur, dan membuat kerangka berbagai standar. Di Inggris, berbagai asosiasi profesi seperti LA, ASLIB, dan SCONUL memainkan peran penting dalam sejumlah aspek termasuk membuat perencanaan, menghimpun kelompok peminat dalam subjek tertentu, merancang dan menyelenggarakan program pelatihan dan menerbitkan buletin atau jurnal sebagai media untuk bertukar pengalaman dan pendapat dan sekaligus untuk mempromosikan kerjasama dan sistem jaringan tersebut (Edmonds, 1991). Pengembangan Pemahaman yang Lebih Luas Di negara-negara berkembang perlu dikembangkan pemahaman yang lebih luas tentang potensi kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan dengan mengutarakan berbagai masalah dan perbaikan pelayanan perpustakaan. Pemahaman yang luas dimaksud dapat memberi kontribusi terhadap kebijakan dan proses pembuatan keputusan untuk pengembangan sistem perpustakaan. Perpustakaan peserta juga dapat memainkan peran penting dalam pengembangan kesadaran dengan membuat berbagai program seperti pendemontrasian teknologi dan mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan komunitas pengguna. Aplikasi Teknologi Informasi Penggunaan teknologi informasi memiliki peran penting dalam pembentukan kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan. Teknologi informasi yang meliputi teknologi komputer dan komunikasi telah memperluas peran perpustakaan dalam menjalin hubungan dengan berbagai institusi, mengubah konsep perpustakaan tradisional dari kepemilikan koleksi ke akses dan penyediaan berbagai jenis pelayanan baru. Pemasaran Faktor ekonomi juga menjadi hal penting untuk memastikan kelangsungan keberadaan kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan (Edmonds, 1991). Perubahan sistem sosial dan ekonomi berpengaruh terhadap perpustakaan dan sistem informasi. Masalah pendanaan menjadi kendala besar di negara berkembang dalam membangun kerjasama dan jaringan, sehingga perlu dipikirkan tentang model pendanaan termasuk income generating. Stubley (1991) menyebutkan bahwa sistem kerjasama seharusnya bergantung pada pendanaan sendiri melalui partisipasi setiap perpustakaan peserta. Perpustakaan harus berupaya keras untuk melakukan fund raising dari berbagai sumber. Kesimpulan Upaya untuk pembentukan suatu kerjasama dan sistem jaringan perpustakaan memerlukan kesamaan persepsi di antara para pihak yang akan terlibat termasuk peran perpustakaan peserta, peran institusi lain dan berbagai aspek terkait lainnya. Pengalaman di negara maju dapat dijadikan sebagai benchmarking untuk pengembangan di negara berkembang. Selanjutnya, mengembangkan pendekatan yang realistis untuk membuat perencanaan yang komprehensif dan memilih teknologi yang tepat dalam sistem jaringan merupakan suatu hal yang penting dalam pembentukan lingkungan kerjasama dan jaringan perpustakaan. Rujukan The APT Review (1995). A Review of libraries and information co-operation in the UK and republic of Ireland. Partnership for the Library and Information Co-operation Council, BL. Creth, S.D. (1995). "A changing profession: central roles for academic librarians", in Gooden, I. (Ed.), Advances in Librarianship. Academic Press. Dougherty, R.M. (1990), "Library co-operation", in Carigill, J. and Graves, D.J. (Eds), Advances in Library Resource Sharing. Westport: Meckler. Edmonds, D. (1991). "Function of co-operation", in MacDougall, A. and Prytherch, P. (Eds), Halaman 15

Handbook of Library Co-operation. Chichester: Gower. Epelboin, Y. (1994). "Research and national networking", in Bull, G.M. et al., Information Technology. London: Jessica Kingsley. Jaffe, J.G. and Freeman, M. (1993), "Implementing an integrated library system in a shared consortial environment", in Head, J.W. and McCbe, G.B. (Eds), Insider's Guide to Library Automation: Essays on Practical Experience. New York: Greenwood. Pringle, R. (1994). "Introduction". LIPLINC. Siregar, A. Ridwan. (2004). Perpustakaan: energi pembangunan bangsa. Medan: USU Press. Stubley, P. (1991). "Who Wins? Some issues concerning compound library cooperatives", in MacDougall, A.F. and Prytherch, R. (Eds), Handbook of Library Co-operation. Chichester: Gower. Townley, C.T. (1988). Human Relationships in Library Network Development. Library Professional Development. Halaman 16