Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Studi literatur. Pemodelan numerik Plaxis 2D. Input data 1. Geometri model 2. Parameter material

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS. MRT (twin tunnel) dengan shield pada tanah lempung berlanau konsistensi lunak

BAB II DASAR TEORI...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek

BAB III METODE KAJIAN

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : TITIK ERNAWATI

Naskah Publikasi Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DAFTAR ISI PERNYATAAN ABSTRAK. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR NOTASI

BAB IV METODE PERHITUNGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

ANALISIS PONDASI JEMBATAN DENGAN PERMODELAN METODA ELEMEN HINGGA DAN BEDA HINGGA

BAB III METODE ANALISIS PLAXIS

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

DAFTAR ISI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN 1 1.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.1 Konstruksi jalan rel

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

LANGKAH-LANGKAH PEMODELAN MENGGUNAKAN PLAXIS V8.2. Pada bagian ini dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan untuk memodelkan proyek

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI. Adapun yang termasuk dalam tahap persiapan ini meliputi:

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM 3.2. METODE PENGUMPULAN DATA

DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA TANAH LEMPUNG BERLAPIS MENGGUNAKAN METODE "MEYERHOF DAN HANNA" DAN METODE ELEMENT HINGGA (PLAXIS)

ANALISA PONDASI PILE RAFT PADA TANAH LUNAK DENGAN PLAXIS 2D

PENDAHULUAN BAB. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR ANALISIS

ANALISA PONDASI PILE RAFT PADA TANAH LUNAK DENGAN PLAXIS 2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI GERAKAN TANAH AKIBAT PEMANCANGAN TIANG FONDASI (SQUARE PILE) STUDI KASUS PADA PEMBANGUNAN TERMINAL PENUMPANG BANDARA SUPADIO PONTIANAK

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... BERITA ACARA TUGAS AKHIR... MOTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

LAMPIRAN A CONTOH PERHITUNGAN. parameter yang digunakan dalam perhitungan ini adalah:

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR MOTTO PERSEMBAHAN

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

2.2 Data Tanah D. YULIANTO 1. PENDAHULUAN

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

Perhitungan Struktur Bab IV

ANALISA BEBAN GEMPA PADA DINDING BASEMENT DENGAN METODA PSEUDO-STATIK DAN DINAMIK

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. beton bertulang dituntut tidak hanya mampu memikul gaya tekan dan tarik saja, namun

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB III METODOLOGI 3.2. Metode Pengumpulan Data Data Primer

PENGARUH METODE KONSTRUKSI PONDASI SUMURAN TERHADAP KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL (148G)

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

4 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

Analisis Daya Dukung dan Penurunan Fondasi Rakit dan Tiang Rakit pada Timbunan di Atas Tanah Lunak

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

ANALISA DEFORMASI PONDASI TIANG BOR DENGAN MODEL ELEMEN HINGGA PADA TANAH STIFF CLAY

Bab 3 METODOLOGI. penyelidikan tanah di lapangan dan pengujian tanah di laboratorium. Untuk memperoleh

ANALISIS STRUKTUR BENDUNG DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

PERHITUNGAN STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS 2D

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TUNGGAL DIAMETER 100 cm PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL GRANDHIKA, MEDAN TUGAS AKHIR

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI. i ii iii iv

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB IX PERENCANAAN TUBUH EMBUNG

ANALISIS KESTABILAN LERENG DENGAN ATAU TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE DENGAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN Analisis Tekanan Isi Pipa

Oleh : Muhammad Hadi Fadhillah NRP : Dosen Pembimbing : Indrasurya B. Mochtar, Prof., Ir., MSc., PhD

Transkripsi:

Bab 3 3 METODOLOGI Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai Pemilihan tema Pengumpulan data Studi literatur Menentukan parameter tanah Analisis Stabilitas Terowongan Metoda konvensional Program PLAXIS Output/Hasil Desain Linning Selesai Gambar 3.1 Langkah Pengerjaan Adi Kriswanto 1500308 III - 1 Reza Ardiansyah 1500307

3.1 PENGUMPULAN DATA Data-data tanah dan geoteknik yang menunjang tugas akhir ini diperoleh dari hasil pencarian di konsultan dan pelaksana Proyek Terowongan Irigasi Panti Rao di Sumatera Barat. Adapun data-data yang dibutuhkan antara lain: a. Data tanah, meliputi profil lapisan tanah beserta parameter-parameter tanah yang didapat dari lapangan maupun dari tes laboratorium, dan tinggi muka air tanah. N = 3 N = 50 Garvely Clay kn/m sat kn/m Garvely Tuff kn/m sat kn/m N = 47 Garvely Tuff kn/m sat kn/m N = 46 Garvely Sand 18 kn/m sat 18.5 kn/m N = 34 Garvely Clay kn/m sat kn/m MAT Andesit Lava kn/m sat kn/m RQD = 60% N = 51 Garvely Tuff kn/m sat kn/m N = 100 Center Line Of Tunnel N = 40 Garvely Clay =kn/m sat =kn/m Gambar 3. Data Lapangan dan Laboratorium Adi Kriswanto 1500308 III - Reza Ardiansyah 1500307

b. Data terowongan, meliputi dimensi terowongan (potongan melintang), kedalaman terowongan dan material perkuatan yang digunakan untuk terowongan. Gambar 3.3 Typical Potongan Melintang Terowongan Adapun material perkuatan yang digunakan ada dua macam: 1. Untuk desain perkuatan sementara digunakan shotcrete yang memiliki densitas 00 kg/m 3, modulus elastisitas 30 x 10 9 Pa, dan poisson ratio 0,5.. Untuk desain perkuatan permanen digunakan beton bertulang yang memiliki densitas 400 kg/m 3, modulus elastisitas 10,5 x 10 9 Pa, dan poisson ratio 0,5. 3. ANALISIS STABILITAS TEROWONGAN Dalam Tugas Akhir ini analisis stabilitas terowongan dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode konvensional, PLAXIS D dan PLAXIS 3D. Adi Kriswanto 1500308 III - 3 Reza Ardiansyah 1500307

3..1 Metoda Konvensional Single Tunnel Metode konvensional yang digunakan adalah dengan cara membagi terowongan kedalam tiga bagian (crown, dinding, dan invert). Dan perhitungan gaya dalamnya dilakukan dengan cara menggunakan teori mekanika biasa (statika biasa). Langkahlangkah yang dilakukan dalam perhitungan metode konvensional adalah: 1. Menghitung v, dan w Berdasarkan data properties tanah, letak sumbu terowongan, letak m.a.t, maka dihitung tegangan overburden ( v ), dan tekanan air ( w ), dengan persamaan berikut. v = *kedalaman sumbu terowongan w = w.*kedalaman sumbu terowongan. Menghitung h, av dan 0 berdasarkan data K o 3. Perhitungan gaya dalam dengan menggunakan teori mekanika 3.. Langkah-langkah Pemodelan PLAXIS D Untuk Penggalian Single Tunnel Setelah mendapat output dari metoda konvensional kemudian dilakukan pemodelan dengan PLAXIS D melalui langkah-langkah sbb: 1. Model geometri tanah dibuat dengan lebar 0 meter dan kedalaman 30 meter.. Membuat model geometri terowongan. Gambar 3.4 Model Geometeri Terowongan Adi Kriswanto 1500308 III - 4 Reza Ardiansyah 1500307

3. Berikan kondisi batas (boundary condition) terhadap lapisan tanah gunakan standard fixities. Maksud dari standard fixities adalah : Batas kiri dan kanan bersifat horizontally fixed, artinya pada bagian ini lapisan tanah tidak mengalami displacement dalam arah horizontal tetapi dalam arah vertikal saja. Batas bawah bersifat horizontally fixed dan vertically fixed, artinya pada bagian ini tanah tidak mengalami deformasi vertical maupun horizontal Batas atas bersifat free, artinya pada bagian ini dapat mengalami deformasi vertikal maupun horizontal. 4. Input parameter tanah. Parameter tanah yang dimasukkan adalah parameter tanah drained, karena stabilitas terowongan memilik nilai kritis pada saat kondisi drained. Karena data yang dimiliki hanya data parameter tanah undrained maka perlu dilakukan perhitungan dan korelasi untuk mendapatkan parameter drained (c,, dan E ). 5. Input parameter lining. Dalam PLAXIS lining akan dimodelkan sebagai plate dengan Parameter lining yang perlu dimasukan adalah nilai EI, EA, dan nilai Poisson ratio. Lining yang dimodelkan ada dua yaitu: Shotcrete Shotcrete yang dimodelkan memiliki ketebalan 15 cm dengan nilai EA adalah 953.15 kn/m dan nilai EI adalah 1.575 x 10 6 knm /m. Inner Lining Inner lining yang dimodelkan memiliki ketebalan 40 cm dengan nilai EA adalah 1.600 x 10 5 kn/m dan nilai EI adalah 1.00 x 10 7 knm /m. 6. Membentuk mesh lapisan tanah (mesh generation). Mesh Generated merupakan pembagian struktur menjadi elemen-elemen cluster dan titik-titik nodal elemen (nodes). Untuk tanah yang berada di sekitar terowongan dilakukan rifine cluster dan refine line dengan tujuan membentuk mesh yang lebih rapat agar analisis yang dilakukan dapat lebih akurat. Kegunaan mesh ini adalah untuk melakukan perhitungan dalam metode elemen hingga. Mesh lapisan tanah dapat dilihat pada Gambar 3.5. 7. Menentukan tinggi muka air tanah 1 meter dibawah permukaan tanah ( groundwater condition). 8. Menghitung tegangan-tegangan awal (initial stress). Tegangan efektif dan tekanan air pori pada kondisi awal dihitung dahulu. Dalam kasus ini berat air diambil 10 kn/m3. Tegangan air bersifat fully hidrostatic. Permukaan air tanah dimodelkan dengan phreatic line. Adi Kriswanto 1500308 III - 5 Reza Ardiansyah 1500307

Gambar 3.5 Generated Mesh D PLAXIS D 9. Selanjutnya proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan, untuk menggambarkan proses penggalian. Ilustrasi tahap pertama ditunjukkan pada Gambar 3.6 bagian kiri. Tahap ke- mengaktifkan dinding terowongan yang menggambarkan pemasangan lining. Ilustrasi tahap pertama ditunjukkan pada Gambar 3.6 bagian kanan. Gambar 3.6 Stage Construction Tahap Pertama dan Tahap Kedua pada PLAXIS D Adi Kriswanto 1500308 III - 6 Reza Ardiansyah 1500307

3..3 Langkah-langkah Permodelan PLAXIS 3D Untuk Penggalian Single Tunnel Adapun permodelan yang dilakukan dengan menggunakan PLAXIS 3D dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Dalam melakukan analisis menggunakan PLAXIS 3D pada proses penggalian terowongan tunggal permodelan tanah dan geometri terowongan dilakukan cara yang sama dengan PLAXIS D. Hanya saja dalam PLAXIS 3D dilakukan mesh 3D (mesh lapisan tanah dalam arah sumbu-z) ditunjukkan dalam Gambar 3.7 Mesh dalam arah sumbu-z dibuat model sepanjang 0 meter yang dibagi menjadi 10 slice (bagian), dimana setiap slice menggambarkan proses penggalian tunnel sedalam meter. Gambar 3.7 Generated Mesh 3D PLAXIS 3D. Menentukan tinggi muka air tanah 1 meter dibawah permukaan tanah ( groundwater condition). 3. Menghitung tegangan-tegangan awal (initial stress). Tegangan efektif dan tekanan air pori pada kondisi awal dihitung dahulu. Dalam kasus ini berat air diambil 10 kn/m3. Tegangan air bersifat fully hidrostatic. Permukaan air tanah dimodelkan dengan phreatic line. Adi Kriswanto 1500308 III - 7 Reza Ardiansyah 1500307

4. Proses perhitungan pada PLAXIS 3D dibagi menjadi dua, yaitu: a. Yang pertama adalah memodelkan proses penggalian secara bertahap setiap meter. Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan pada slice 1. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian dilakukan sedalam meter dalam kondisi kering. Tahap ke- mengaktifkan dinding terowongan pada slice 1 yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian meter dilakukan. Tahap ke-3 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan pada slice. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian dilakukan sedalam 4 meter dalam kondisi kering. Tahap ke-4 mengaktifkan dinding terowongan pada slice yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 4 meter dilakukan. Tahap selanjutnya dilakukan seperti pada tahap ke-1 dan tahap ke- sampai kedalaman 0 meter. Gambar 3.8 Stage Construction Tahap ke- dan Tahap ke-11 pada PLAXIS 3D b. Yang kedua adalah memodelkan proses penggalian secara langsung 0 meter. Proses penggalian ini dimaksudkan untuk membandingkan hasilnya pada proses penggalian dengan menggunakan PLAXIS D secara planstrain. Adi Kriswanto 1500308 III - 8 Reza Ardiansyah 1500307

Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan pada slice 1 sampai slice 10. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian dilakukan sedalam 0 meter dalam kondisi kering. Tahap ke- mengaktifkan dinding terowongan pada slice 1 sampai slice 10 yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 0 meter dilakukan. Gambar 3.9 Stage Construction Penggalian Langsung 0 meter pada PLAXIS 3D 3..4 Langkah-langkah Permodelan PLAXIS 3D Untuk Penggalian Double Tunnel Adapun permodelan yang dilakukan dengan menggunakan PLAXIS 3D dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Modelkan geometri tanah dengan lebar 80 meter dan kedalaman 40 meter dengan jarak antar terowongan 15 meter dan 3 meter.. Membuat model geometri terowongan. 3. Berikan kondisi batas (boundary condition) terhadap lapisan tanah gunakan standard fixities. 4. Membentuk mesh D lapisan tanah (mesh generation). Mesh Generated merupakan pembagian struktur menjadi elemen-elemen cluster dan titik-titik nodal elemen (nodes). Untuk tanah yang berada di sekitar terowongan dilakukan rifine cluster dan Adi Kriswanto 1500308 III - 9 Reza Ardiansyah 1500307

refine line dengan tujuan membentuk mesh yang lebih rapat agar analisis yang dilakukan dapat lebih akurat. Kegunaan mesh ini adalah untuk melakukan perhitungan dalam metode elemen hingga. Gambar 3.10 Generated Mesh D untuk Double Tunnel pada PLAXIS 3D 5. Membentuk Mesh 3D (mesh lapisan tanah dalam arah sumbu-z) ditunjukkan dalam Gambar 3.11 Mesh dalam arah sumbu-z dibuat model sepanjang 0 meter yang dibagi menjadi 10 slice (bagian), dimana setiap slice menggambarkan proses penggalian tunnel sedalam meter. Gambar 3.11 Generated Mesh 3D untuk Double Tunnel pada PLAXIS 3D Adi Kriswanto 1500308 III - 10 Reza Ardiansyah 1500307

6. Menentukan tinggi muka air tanah 1 meter dibawah permukaan tanah ( groundwater condition). 7. Menghitung tegangan-tegangan awal (initial stress). Tegangan efektif dan tekanan air pori pada kondisi awal dihitung dahulu. Dalam kasus ini berat air diambil 10 kn/m3. Tegangan air bersifat fully hidrostatic. Permukaan air tanah dimodelkan dengan phreatic line. 8. Proses perhitungan pada PLAXIS 3D dibagi menjadi dua, yaitu: a. Yang pertama adalah memodelkan proses penggalian secara bertahap setiap meter, yang diselesaikan satu sisi terlebih dahulu (sisi kiri). Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan sisi kiri pada slice 1. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri dilakukan sedalam meter dalam kondisi kering. Tahap ke- mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri pada slice 1 sampai kedalaman meter, yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian meter selesai. Tahap ke-3 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan sisi kiri pada slice. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri dilakukan sedalam 4 meter dalam kondisi kering. Tahap ke-4 mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri pada slice sampai kedalaman 4 meter yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 4 meter dilakukan. Kemudian tahap ke-5 sampai fase ke-10 dilakukan seperti pada tahap ke-1 dan tahap ke- sampai kedalaman 0 meter untuk terowongan sisi kiri. Tahap ke-11 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan sisi kanan pada slice 1. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kanan dilakukan sedalam meter dalam kondisi kering. Tahap ke-1 mengaktifkan dinding terowongan sisi kanan pada slice sampai kedalaman meter yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian meter dilakukan. Adi Kriswanto 1500308 III - 11 Reza Ardiansyah 1500307

Tahap ke-13 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan sisi kanan pada slice. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kanan dilakukan sedalam 4 meter dalam kondisi kering. Tahap ke-14 mengaktifkan dinding terowongan sisi kanan pada slice sampai kedalaman 4 meter yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian 4 meter dilakukan. Gambar 3.1 Stage Construction Terowongan Secara Bertahap (Tahap ke-1) b. Yang kedua adalah memodelkan proses penggalian secara bersamaan setiap kedalaman meter yang diselesaikan bersamaan pada terowongan sisi kiri maupun terowongan sisi kanan. Proses perhitungan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahap ke-1 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan pada slice 1. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan dilakukan sedalam meter secara bersamaan dalam kondisi kering. Tahap ke- mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan pada slice 1 sampai kedalaman meter, yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian meter selesai. Adi Kriswanto 1500308 III - 1 Reza Ardiansyah 1500307

Tahap ke-3 dengan menonaktifkan cluster material tanah dan water pressure yang berada di dalam terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan pada slice. Hal ini menggambarkan bahwa proses penggalian pada terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan dilakukan sedalam 4 meter secara bersamaan dalam kondisi kering. Tahap ke-4 mengaktifkan dinding terowongan sisi kiri dan terowongan sisi kanan pada slice sampai kedalaman meter, yang menggambarkan pemasangan lining dilakukan setelah penggalian meter selesai. Kemudian tahap ke-5 sampai fase ke-10 dilakukan seperti pada tahap ke-1 dan tahap ke- sampai kedalaman 0 meter. Gambar 3.13 Stage Construction Terowongan Secara Bersamaan 3.3 PERENCANAAN PERKUATAN STRUKTUR LINING Dalam mendesain struktur lining digunakan bantuan Program PCACOL dimana lining terowongan akan di modelkan sebagai kolom yang menerima beban aksial dan momen. Adapun parameter-parameter yang dimasukan dalam Program PCACOL adalah: 1. Momen ultimit. Beban aksial ultimit 3. Konfigurasi tulangan 4. Dimensi kolom Adi Kriswanto 1500308 III - 13 Reza Ardiansyah 1500307