ANALISIS PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL PADA PT. WAHANA EKA PARAMITRA GKD GROUP

dokumen-dokumen yang mirip
USULAN PERBAIKAN TERHADAP MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) DI PT.

DAFTAR PUSTAKA. Assauri, S Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi. Lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

USULAN RANCANGAN PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL DENGAN PEMELIHARAAN MANDIRI DI PT. XYZ

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN DENGAN OVER-ALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SINAR SOSRO KPB. CAKUNG. Much. Djunaidi 1*, Resti Natasya 2

USULAN PERBAIKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI MESIN FIN FORMING DENGAN MENGGUNAKAN METODE EFEKTIFITAS SELURUH PERALATAN (OEE) DI PT.

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

ANALISIS TOTAL EFEKTIFITAS MESIN CNC HOMAG BAZ 41/K OPTIMAT PADA PT. SARANA INTERINDO MANDIRI. Yohanes Krisostomus Lele

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

Evaluasi Efektivitas Mesin Filter Press

ANALISIS EFEKTIVITAS PERALATAN PRODUKSI PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI KABUPATEN ACEH TAMIANG

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

Tri Yuningsih¹,Refdilzon Yasra²,HeryIrwan³ ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, apabila suatu perusahaan didukung dengan Sumber Daya Manusia

Pernahkah anda merasakan suasana seperti ini? Apa yang anda rasakan jika suasana ruangan seperti ini?

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

Analisis Perhitungan Nilai Overall Equipment Effectivness Pada Mesin Gang Rip Saw. (Studi Kasus CV Cipta Usaha Mandiri)

Analisis Efektivitas Mesin Kiby Dengan Metode Total Productive Maintenance (TPM) Di PP Sinar Tani

ANALISIS ATRIBUT LAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN MODEL KANO UNTUK PENENTUAN SKALA PRIORITAS PERBAIKAN LAYANAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Perbaikan Workshop dengan Menerapkan Budaya Kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Workshop PT. Semen Padang

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CARDING COTTON DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (Studi Kasus: PT. EASTERNTEX - PANDAAN)

Mutmainah, Febriana Dewi Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MATERI III GUGUS KENDALI MUTU (GKM) By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

PENERAPAN SISTEM PERAWATAN TERPADU DALAM UPAYA MENINGKATKAN KONDISI OPERASIONAL PERALATAN WORKSHOP DAN LABORATORIUM

5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan

PENINGKATAN KINERJA MESIN DENGAN PENGUKURAN NILAI OEE PADA DEPARTEMEN FORGING DI PT. AAP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

ANALISA KEEFEKTIFAN MESIN OVERHEAD CRANE DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT BUKAKA TEKNIK UTAMA DIVISI BOARDING BRIDGE

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

PENGUKURAN KINERJA OPERASIONAL MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT. XYZ

PREVENTIVE MAINTENANCE

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Efektivitas Mesin Rotary Vacuum Filter dengan Metode Overall Equipment Effectiveness (Studi Kasus: PT. PG. Candi Baru Sidoarjo)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

Kesimpulan dan Saran BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi agar perusahaan dapat melakukan proses produksi. Teknologi yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Total Productive Maintenance Pada Mesin Electric Resistance Welding Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DAN USULAN PERBAIKAN DENGAN METODE 5S PADA LINE 8 PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

1. Tingkat efectivitas dan efisiensi mesin yang diukur adalah dengan Metode Overall

Sistem Manajemen Maintenance

Sunaryo dan Eko Ardi Nugroho

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sosialisasi PROGRAM 5R RINGKAS - RAPI - RESIK - RAWAT - RAJIN

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB II LADASAN TEORI 2.1 Defenisi Perawatan Mesin ( Maintenance 2.2 Manajemen Perawatan

Nama : Teguh Windarto NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr.Ir Rakhma Oktavina, MT

Pengenalan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 6 Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB V ANALISIS HASIL

ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIFITAS MESIN FILLER LINE LAB MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) (Studi Kasus di PT.

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

ANALISIS PEMELIHARAAN PRODUKTIF TOTAL PADA PT. WAHANA EKA PARAMITRA GKD GROUP Hotniar Siringoringo Sudiyantoro Jurusan Teknik, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424 hotniars@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAK Beberapa waktu lalu, PT. Wahana Eka Paramitra GKD Group menerapkan sistem Pemeliharaan Produktif Total (PPT). Penerapan sistem ini diberhentikan setelah perusahaan tidak mendapatkan lagi kontrak pekerjaan dari klien utama. Alasan penghentian adalah biaya dan usaha besar yang harus dikeluarkan untuk menerapkan PPT, sedangkan penerimaan berkurang dengan perginya klien utama. Sebagai pengganti sistem PPT, mereka menerapkan perawatan produktifitas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan membandingkan total efektifitas antara PPT dengan perawatan produktifitas. Pemeliharaan Produktif Total (PPT) merupakan suatu sistem pemeliharaan dan perbaikan pada mesin atau peralatan yang melibatkan semua divisi dan karyawan mulai dari operator hingga manajemen puncak berdasarkan komitmen yang telah disepakati bersama dalam suatu perusahaan. Perawatan produktifitas di lain pihak merupakan pengembangan sistem perawatan pencegahan dengan perawatan akibat kerusakan. Total efektifitas diukur menggunakan availabilitas, efektifitas kinerja, laju kualitas dan indeks efektifitas seluruh peralatan (OEE). Data yang digunakan merupakan data sekunder. Kata Kunci : total efektifitas, indeks, nilai keefektifan mesin dan efektifitas seluruh peralatan PENDAHULUAN Mesin merupakan sarana yang sangat penting dalam menjalankan produksi oleh karena itu tingkat keandalannya serta ketersediaannya perlu mendapatkan perhatian yang baik. Semakin seringnya mesin bekerja untuk memenuhi target produksi yang kadang kala melebihi kapasitas dapat menurunkan kemampuan mesin, menurunkan u- mur mesin dan sering membutuhkan penggantian komponen yang rusak. Perawatan mesin dan fasilitas produksi harus dilakukan untuk meningkatkan availabilitas dan reliabilitas fasilitas produksi. Perawatan dibedakan menjadi dua, yaitu pemeliharaan produktif total dan perawatan produktifitas. Manajemen Jurnal Teknologi & Rekayasa, Vol. 9, No. 3, Desember 2004 139

PT. Wahana Eka Paramitra GKD Group memutuskan sejak Agustus 2004 untuk menghentikan pemeliharaan produktif total. Sejak keputusan tersebut, perawatan mesin dan fasilitas produksi kembali kepada perawatan produktifitas. Pemeliharaan produktif total diberhentikan karena pihak manajemen beranggapan bahwa metode ini memerlukan biaya yang cukup besar. Pemeliharaan produkif total sebelumnya digunakan karena perusahaan memproduksi produk untuk PT. Toyota Astra Motor. Tetapi kenyataannya tidak selalu seperti itu. Tanpa pemeliharaan produktif total fasilitas produksi mungkin akan sering rusak sehingga biaya perawatan akan semakin besar. Kerusakan mesin yang mungkin sering mengalami kerusakan juga dapat menunda proses produksi. Mutu produk yang dihasilkan juga bisa turun karena kerusakan mesin. Dapat disimpulkan, tanpa pemeliharaan produktif total tidak selalu lebih menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan dengan pemeliharaan produktif total. Analisis ekonomis harus dilakukan sebelum memutuskan menghentikan pemeliharaan produktif total. LANDASAN TEORI Pemeliharaan Produktif Total Menurut Nakajima [1998] pemeliharaan produktif total adalah suatu pendekatan pembaharuan di bidang pemeliharaan yang mengoptimalkan efektifitas peralatan, mengurangi kerusakan dan meningkatkan pemeliharaan mandiri operator melalui aktifitas sehari-sehari yang mencakup seluruh tingkatan karyawan di seluruh departemen. Pemeliharaan produktif total juga bertujuan memaksimalkan efektivitas peralatan secara menyeluruh. Ada dua kegiatan yang menjadi landasan pelaksanaan sistem total [Kartaazie, 2001], yaitu pemeliharaan mandiri dalam pabrik dan pemeliharaan produktif total di kantor. Kegiatan perawatan mandiri dilaksanakan oleh orang-orang produksi sehingga mampu meningkatkan produktifitas. Keuntungan pelaksanaan kegiatan ini adalah kecepatan deteksi masalah sehingga dapat dicegah kesalahan yang lebih lanjut, kecepatan penyelesaian masalah sehingga meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan kemampuan dari operator produksi. Ada enam faktor yang mendukung pelaksanaan sistem perawatan yang menyeluruh [Kartaazie, 2001], yaitu perbaikan parsial, pelatihan, manajemen peralatan, pemeliharaan kualitas, pemeliharaan terencana, keamanan, keselamatan dan lingkungan. Menurut Shirose dan Kunio [1992] kegiatan pemeliharaan produktif total tidak akan berhasil tanpa ada komitmen dan partisipasi aktif dari semua pihak dalam perusahaan mulai dari manajemen puncak sampai tingkat operator. Manajemen puncak berperan dalam membuat kebijakan dan ketetapan yang mendukung kegiatan pemeliharaan produktif total dan saling menguntungkan antara perusahaan dengan pekerja. Sedangkan operator merupakan ujung kegiatan pemeliharaan produktif total 140 Analisis Pemeliharaan Produktif Total Pada PT. Wahana Eka Paramitra GKD Group (Hotniar S. dan Sudiyantoro)

sebagai pelaksana kegiatan perawatan mandiri yang merupakan ciri khusus kegiatan pemeliharaan produktif total. Pemeliharaan produktif total pada dasarnya berusaha mengurangi enam kerugian besar dalam berproduksi [Shirose dan Kunio, 1992], yaitu kerusakan peralatan; kerugian yang disebabkan oleh kerusakan alat baik fungsi alat berhenti maupun penurunan fungsi; penyetelan dan penyesuaian; kerugian yang disebabkan oleh penggantian item produksi sehingga dibutuhkan waktu untuk melepas pasang peralatan dan penyesuaian hingga layak berproduksi; hambatan dalam proses; kerugian yang disebabkan oleh hambatan-hambatan ringan yang memakan waktu kurang dari 5 menit untuk menanggulanginya, tidak membutuhkan penggantian komponen, maupun fungsi yang berhenti sementara. Inti dari pemeliharaan oleh operator adalah pencegahan dari memburuknya kondisi peralatan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pengoperasian secara baik dan benar, pemeliharaan kondisi peralatan dengan melakukan pembersihan dan pelumasan, penyetelan yang benar, pencatatan data kerusakan dan berbagai gangguan yang terjadi. Selain itu, operator juga diharapkan dapat melakukan pemeriksaan rutin tertentu. Di dalam pemeliharaan ada dua pekerjaan yang paling mendasar, yaitu pembersihan dan pemeriksaan. Pelaksanaan kedua aktivitas tersebut harus didasari moto 5-S [Nakajima, 1998], yaitu seiri (ringkas) merupakan kegiatan memisah-misahkan segala sesuatu yang benarbenar diperlukan dan kemudian menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja. Seito (rapi) merupakan menetapkan tata letak peralatan dan perlengkapan sehingga segalanya selalu siap pada saat diperlukan. Seiso (bersih) adalah memeriksa secara hati-hati untuk kemudian menyingkirkan segala sesuatu yang tidak semestinya ditempat kerja sehingga kondisi tempat kerja selalu dalam keadaan bersih. Seiketsu (rawat) adalah mempertahankan hasil-hasil yang telah dicapai pada 3 S sebelumnya dengan membakukannya (standarisasi) dalam suatu pengendalian. Shitsuke (rajin) adalah membina disiplin atau kebiasaan pribadi karyawan. Perawatan Produktifitas Pada dasarnya perawatan produktifitas terbagi menjadi tiga jenis kegiatan, yaitu pemeliharaan kerusakan, pemeliharaan pencegahan, dan pemeliharaan korektif. Aktifitas pemeliharaan kerusakan adalah dengan melakukan perawatan dan perbaikan jika peralatan telah mengalami kerusakan sehingga tidak dapat melakukan proses produksi [Takutaro, 1994]. Pemeliharaan pencegahan merupakan kombinasi dari pemeliharaan berdasarkan waktu dengan pemeliharaan berdasarkan kondisi peralatan. Kedua metode ini berfungsi untuk menjaga agar kondisi peralatan tetap dapat dikontrol dan tetap dapat berfungsi sesuai dengan ke- Jurnal Teknologi & Rekayasa, Vol. 9, No. 3, Desember 2004 141

mampuannya. Metode ini juga dapat menjaga kondisi material peralatan dan mencegah korosi, fatik, dan kelemahan lainnya yang dapat ditimbulkan akibat proses [Takutaro, 1994]. Pemeliharaan korektif selalu mengembangkan komponen peralatan yang bersifat tidak aman dan nyaman. Aktifitas dalam perawatan korektif adalah dengan membuat rencana perbaikan setelah menemukan masalah agar tidak terjadi kerusakan lagi. Setelah membuat rencana perbaikan, pihak pemeliharaan melakukan perbaikan untuk mencegah terjadinya kerusakan serta memulihkan kembali kondisi agar sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan. Selain itu perlu juga dilakukan uji fungsi untuk mengetahui tingkat ketelitian atau ketepatan dari mesin tersebut [Monden, 1984]. Aktifitas yang dapat dilakukan dalam pemeliharaan korektif adalah merancang atau membuat disain semaksimal mungkin apabila ada pembuatan dan pengembangan peralatan baru, membuat peralatan yang dapat diandalkan, mudah dalam perawatan dan pengoperasiannya [Takutaro, 1994]. Total Efektifitas Perawatan Keberhasilan kegiatan pemeliharaan produktif total haruslah terukur agar pelaksanaan kegiatannya jelas dan terarah. Parameter untuk mengukur kegiatan ini adalah availabilitas, efektifitas kinerja, laju kualitas dan efektifitas peralatan keseluruhan. Availabilitas menunjukkan jangka waktu dimana mesin dapat dioperasikan dalam kondisi baik. Nilai ini merupakan parameter keberhasilan kegiatan perawatan atau efisiensi mesin. Ada dua parameter yang mempengaruhi nilai availabilitas yaitu rata-rata waktu perbaikan karena rusak dan waktu ratarata antar kegagalan. Semakin lama tenggang waktu antara kegagalan semakin baik kegiatan perawatan [Kartaazie, 2001]. AV = Waktu Bersih Alat Direncanakan - Waktu Kerusakan Tak Terencana Total waktu yang tersedia - Waktu Berhenti Terencana (1) Efektifitas kinerja merupakan rasio antara waktu yang digunakan untuk melakukan proses produksi secara ideal (seharusnya) dengan waktu aktual yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Efektifitas kinerja ini merupakan parameter kualitas kegiatan produksi. Waktu Siklus Hasil Jumlah Produksi PE = (2) Waktu Operasi 142 Analisis Pemeliharaan Produktif Total Pada PT. Wahana Eka Paramitra GKD Group (Hotniar S. dan Sudiyantoro)

Laju kualitas merupakan efisiensi produksi berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan kata lain laju kualitas merupakan ratio antar jumlah produk yang jadi secara langsung (tanpa perbaikan) dengan jumlah total proses yang terjadi. RQ = Jumlah Produk Yang Dihasilkan Jumlah Produk Cacat Jumlah Produk Yang Dihasilkan (3) Menurut Roy [1995] efektifitas peralatan keseluruhan berguna untuk memudahkan dalam pencarian kesalahan untuk dilakukan suatu perbaikan. Oleh karena itu dalam pengisian availabilitas, efektifitas kinerja dan laju kualitas harus tepat (sesuai dengan permasalahan yang terjadi). Adapun rumus untuk menghitung efektifitas peralatan keseluruhan ditunjukkan pada Persamaan (4). ( Jumlah Produk Jumlah Cacat ) Waktu Siklus OEE = (4) Waktu Bersih Alat Direncanakan METODE PENELITIAN Variabel penelitian adalah waktu kerja dalam satu shift, waktu siklus untuk melakukan proses operasi guna menghasilkan satu unit produk, total produksi pada shift 1, total unit cacat yang disebabkan oleh penghentian lini, harga jual produk per unit, biaya untuk satu buah mata peralatan, biaya teknisi per jam untuk melakukan perbaikan, dan total waktu penghentian lini pada shift 1. Data merupakan data sekunder. Pemeliharaan produktif total memiliki tiga buah variabel, yaitu total efektifitas, total sistem, dan total partisipasi. Penelitian ini hanya akan menganalisis variabel total efektifitas dan tidak akan membahas variabel total sistem serta variabel total partisipasi, karena variabel total sistem dan variabel partisipasi hanya berbentuk kesepakatan pihak manajemen yang telah dibakukan dan didokumentasikan serta tidak dapat dianalisis secara ekonomis. Variabel total efektifitas, di lain pihak dapat dianalisis hasil persentasenya yang kemudian dapat dikonversikan dengan biaya yang harus diderita oleh pihak perusahaan. PEMBAHASAN Pemeliharaan produktif total diterapkan sampai Juli 2004, karenanya data penelitian ini menggunakan data bulan Juni dan Juli (saat penerapan sistem pemeliharaan total) serta Agustus dan September (saat pemeliharaan produktifitas diterapkan menggantikan PPT). Data yang digunakan diambil dari shift I Divisi Permesinan lini daihatsu. Perhitungan availabilitas, efektifitas kinerja, laju kualitas dan OEE dilakukan menggunakan data waktu kerja, wak- Jurnal Teknologi & Rekayasa, Vol. 9, No. 3, Desember 2004 143

tu lembur, persiapan, waktu bersih, penghentian lini, waktu operasi, waktu siklus, total produksi dan total unti cacat. Hanya perhitungan bulan Juni yang diberikan sebagai gambaran proses penghitungannya karena keterbatasan halaman dalam jurnal ini. Availabilitas Juni terendah sebesar 93% dan terbesar 100%. A- vailabilitas bulan juli juga sangat bagus, terendah 94.325 dan tertinggi 100%. Availabilitas 100% sangat sering terjadi selama dua bulan itu, dimana sistem PPT masih diterapkan. Bandingkan saat PPT sudah tidak diterapkan, availabilitas sangat turun. Bulan Agustus availabilitas turun, terendah 82.95% dan tertinggi 96.36% dan September terendah 81.82%, tertinggi 95.45%. Dilihat dari efektifitas kinerja, nilai saat penerapan sistem PPT maupun setelah sistem sudah tidak diterapkan lagi tidak terlalu berbeda. Efektifitas kinerja berada pada angka tertinggi, sekitar 100%. Laju kualitas cukup berbeda antara saat penerapan sistem PPT dan setelah tidak menerapkannya. Laju kualitas bulan Juni dan Juli terendah secara berturut-turut adalah 97.67 dan 98.80%; sedangkan tertinggi pada kedua bulan itu sama, yaitu 100%. Laju kualitas bulan Agustus dan September terendah secara berturut adalah 84.34% dan 83.78%; sedangkan nilai tertinggi pada kedua bulan itu secara berturut adalah 97.37% dan 96.36%. Efektifitas keseluruhan peralatan terlihat sangat jauh turun. OEE bulan Juni dan Juli terendah secara berturut-turut adalah 92.05% dan 93.18% dan tertinggi 100%. OEE bulan Agustus dan September terendah secara berturut adalah 77.27% dan 75.00% dan tertinggi adalah 84.09%. Tabel 1. Indeks Availabilitas, Efektifitas, Laju Kualitas dan OEE Selama Bulan Juni Sampai September. September Standar JIPM Indeks Agustus 2004 Juli 2004 Juni 2004 2004 (%) Availabilitas (AV) 89.99 % 92.65 % 98.76 % 98.82 % 90 % Efektifitas kinerja (PE) 100 % 99.92 % 99.95 % 99.97 % 95 % Laju Kualitas (RQ) 89.39 % 89.06 % 99.78 % 99.63 % 99 % Efektifitas Seluruh Peralatan (OEE) 80.41 % 82.35 % 98.48 % 98.42 % 85 % 144 Analisis Pemeliharaan Produktif Total Pada PT. Wahana Eka Paramitra GKD Group (Hotniar S. dan Sudiyantoro)

OEE 90 80 70 60 50 40 120 30 100 20 80 10 600 1 4 7 OEE 40 20 0 1 4 7 10 GRAFIK TPM INDEKS AGUSTUS 2004 GRAFIK TPM INDEKS JULI 2004 13 16 19 TANGGAL 1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 22 25 28 31 Standar JIPM (OEE Greater Than 85%) Nilai OEE Agustus 2004 OEE 100 80 60 40 20 0 1 4 7 GRAFIK TPM INDEKS SEPT 2004 10 13 TANGGAL 16 19 22 25 28 Standar JIPM (OEE Greater Than 85%) Nilai OEE September 2004 Gambar 1. Grafik Indeks PPT Agustus 2004 Gambar 2. Grafik Indeks PPT September 2004 TANGGAL Standar JIPM (OEE Greater Than 85%) Nilai OEE Juli 2004 GRAFIK TPM INDEKS JUNI 2004 OEE 120 100 80 60 40 20 0 Standar JIPM (OEE Greater Than 85%) Nilai OEE Juni 2004 10 TANGGAL 13 16 19 22 25 28 Gambar 3. Grafik indeks PPT Juni 2004 Gambar 4. Grafik Indeks PPT Juli 2004 Jurnal Teknologi & Rekayasa, Vol. 9, No. 3, Desember 2004 145

Tabel 2. Perhitungan Availabilitas, Efektifitas Kinerja, Laju Kulitas dan OEE Bulan Juni 2004 Tgl A B C D E G I J K l M N O Waktu Kerja Waktu Lembur Waktu Bersih a+b+c Persiapan Penghentian Lini Availabilitas d e d Waktu Operasi d - e Waktu Siklus Total Produksi Efekt. Kinerja Total Unit Laju Kualitas (mnt) (mnt) (mnt) (mnt) (mnt) (%) (mnt) (mnt) (unit) (%) (unit) (%) (%) jxk i Cacat k m k OEE g x l x n 1 440 440 15 96.59 425 5 85 100 1 98.82 95.45 2 440 440 10 97.73 430 5 86 100 2 97.67 95.45 3 4 5 440 440-100 440 5 88 100 100 100 6 440 440-100 440 5 88 100 100 100 7 440 440-100 440 5 88 100 100 100 8 440 440 23 94.77 417 5 83 100 1 98.80 93.64 9 440 440-100 440 5 88 100 100 100 10 11 12 440 440-100 440 5 88 100 100 100 13 440 440-100 440 5 88 100 100 100 14 440 440-100 440 5 88 100 100 100 15 440 440 32 93 408 5 81 99.26 100 92.05 16 440 440-100 5 87 100 100 100 17 18 19 440 440 10 97.73 430 5 86 100 2 97.67 95.45 20 440 440-100 440 5 88 100 100 100 21 440 440-100 440 5 88 100 100 100 22 440 440 25 94.32 415 5 83 100 1 98.80 93.18 23 440 440-100 440 5 88 100 100 100 24 25 26 440 440-100 440 5 88 100 100 100 27 440 440-100 440 5 88 100 100 100 28 440 440-100 440 5 88 100 100 100 29 440 440-100 440 5 88 100 100 100 30 440 440-100 440 5 88 100 100 100 31

PENUTUP Availabilitas mesin bulan Juni, Juli, Agustus dan September secara berturut-turut adalah 98.82%, 98.76%, 92.65% dan 89.99%. efektifitas kinerja untuk keempat bulan tersebut secara berturut-turut adalah 99.97%, 99.95%, 99.92% dan 100%. Laju kualitas bulan Agustus dan September di bawah standar JIPM (hanya 89.06% dan 89.39%, kurang dari 99%). Laju Kualitas bulan saat penerapan TPM di atas standar, yaitu sebesar 99.63% untuk Juni dan 99.78% pada bulan Juli. Efektifitas seluruh peralatan saat penerapan TPM di atas standar, yaitu 98.42% bulan Juni dan 98.48% bulan Juli, sedangkan setelah tidak menggunakan TPM, efektifitas seluruh peralatan menurun menjadi 82.35% pada bulan Agustus dan 80.41% pada bulan September. Secara keseluruhan, indeks perawatan saat menerapkan TPM lebih baik dibandingkan setelah tidak menerapkan TPM. Tapi tentu saja tidak cukup hanya melihat indeks, perbandingan harus dilakukan menggunakan kriteria ekonomi; untuk itu terbuka penelitian lanjutan untuk mengkaji kedua metode perawatan secara ekonomis. Motor. Jakarta. Kunio dan Shirose. 1992. TPM For Workshop Leaders. Productivity Press Portlan. Oregon. Jepang. Lawrence, Mann. 1979. Maintenance Manajemen. D.C Heath and Company. Jakarta. Nakajima Seiichi. 1998. Introduction To Total Productive Maintenance. Productivity Press Inc. Tokyo. Davis, Roy K. 1995. Productivity Improvement Through TPM. Prentice Hall. New York. Suzuki, Takutaro. 1994. TPM In Process Industri. Productivity Press Portlan. Oregon. Jepang. Monden, Yusuhiro. 1984. Total Production System. Institute of Industrial Enggineers. Atlanta. DAFTAR PUSTAKA Sofjan, Assauri. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Corder, A.S. 1988. Teknik Manajemen Pemeliharaan, Erlangga, Jakarta. Kartaazie. A. 2001. Planned Maintenance. PT. Toyota Astra