BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
2.1 Motif Pembelian Penggunaan internet di masa sekarang semakin hari semakin meningkat di Indonesia, kebutuhan akan internet semakin dirasa penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HAND OUT PERKULIAHAN. Kelompok Mata Kuliah : M P B Nama Mata kuliah : Perencanaan Citra dan Merek

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:7) pemasaran adalah proses sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

LANDASAN TEORI. konsumen untuk mendapatkan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur secara merata. Salah satu aspek pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang lain yaitu Santoso (2007) dengan judul penelitian: Analisis Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. penjualan dan periklanan. Tjiptono (2007 : 37) memberikan definisi pemasaran

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Sesuai dengan Undang-Undang Republik

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global

BAB 1 Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. (customer value delivery) secara menguntungkan. Dalam kondisi persaingan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang dimiliki oleh wanita dapat diketahui potensial pasar yang cukup

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB III TELAAH PUSTAKA. diharapkan dan dikaitkan dengan kedudukan seseorang 28. Seseorang dikatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang di kota Surabaya. Dari data pemerintah kota Surabaya menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Perilaku Konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007:214) perilaku konsumen adalah perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3. Model Perilaku Konsumen

BAB V Perilaku Konsumen pada Pasar Konsumsi dan Pasar Bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen. Menurut Setiadi (2008:415) berpendapat bahwa pengambilan keputusan

BAB II LANDASAN TEORI. maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asih Purwanto (2008) melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan bauran pemasaran yang dimaksudkan untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINAJUAN PUSTAKA. pengertian pendapatan adalah: Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan dalam usahanya. mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagaimana suatu perilaku terbentuk dan factor apa saja yang mempengaruhi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Konsumen. Kepuasan konsumen merupakan salah satu indikator keberhasilan dari suatu usaha.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II LANDASAN TEORI. sistematis segala masalah yang timbul dari masyarakat usaha. Kegiatan pemasaran

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, kegiatan pelayanan jasa sangat mendominasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tangga dapat disimpulkan bahwa tipe rumah tangga 1 (mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arti dan Tujuan Pemasaran

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Motif Pembelian Setiap keputusan pembelian mempunyai motif di baliknya. Motif pembelian (buying motive) dapat dipandang sebagai kebutuhan yang timbul, rangsangan atau gairah. Motif ini berlaku sebagai kekuatan yang merangsang tingkah laku yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan yang timbul. Beberapa keputusan pembelian dipengaruhi oleh lebih dari satu motif pembelian (Manning & Reece 2006:158). Kebutuhan menjadi motif (motive) ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak. Motivasi mempunyai dua arah, kita memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya dan intensitas energi yang kita gunakan untuk mengejar tujuan (Kotler & Keller 2009). Menurut Murti Sumarni (2002:93) manusia dalam bekerja tidak bisa lepas dari suatu siklus motivasi kehidupan manusia yang jika kita amati terdapat empat faktor yang tersusun secara terminologis dan kronologis yaitu: 1. Adanya kebutuhan dalam kehidupan manusia 2. Kebutuhan tersebut mendorong potensi subyek 3. Kemudian subyek melakukan tindakan untuk mencapai suatu tujuan 4. Dari apa yang dilakukan, ia akan memperoleh hasil yang selanjutnya dipakai untuk memenuhi kebutuhan. KEBUTUHAN SUBYEK TINDAKAN TUJUAN/HASIL Gambar 2.1 Siklus Motivasi Kehidupan Manusia Sumber: Murti Sumarni (2002:93) 8

Dari keempat faktor di dalam mekanisme tersebut, nampak bahwa faktor kebutuhan (motivasi) senantiasa mendorong potensi seseorang untuk melakukan tindakan. Sehingga kadar motivasi sangat mempengaruhi tindakan. Selanjutnya, kadar tindakan akan mempengaruhi hasil dan akhirnya kadar hasil akan mempengaruhi kebutuhan. Dengan demikian, dalam mekanisme motivasi kehidupan manusia, senantiasa dipengaruhi minimal oleh empat faktor yang dinamakan Motivation Mix yaitu : - Seberapa besar kebutuhan yang mendorong - Seberapa besar potensial dan macam karakteristik subyek - Seberapa tinggi tindakan yang harus dilakukan - Seberapa besar tujuan/hasil yang harus dicapai Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu rangsangan yang mendorong tindakan seseorang untuk mecapai tujuan yang diinginkan dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. 2.2 Motif-motif Pembelian (Buying Motives) Menurut Alma (2007:97) para pembeli memiliki motif-motif pembelian yang mendorong mereka untuk melakukan pembelian. Mengenai Buying Motives ada 3 macam: 1. Primary Buying Motive, yaitu motif untuk membeli yang sebenarnya. 2. Selective Buying Motive, yaitu pemilihan terhadap barang berdasarkan Rational Buying Motive atau Emotional Buying Motive atau impulse (dorongan seketika). Pembelian yang berdasarkan pada motif pembelian rasional umumnya merupakan hasil dari evaluasi yang objektif dari informasi yang tersedia. Pembeli secara saksama memeriksa informasi produk atau jasa dengan sikap yang secara relatif bebas dari emosi. Pembeli profesional atau agen pembelian biasanya termotivasi oleh motif pembelian rasional, seperti pengiriman tepat 9

waktu, laba finansial, pemasangan yang kompeten, penghematan waktu, peningkatan laba dan durabilitas (Manning & Reece 2006:160). Menurut Kotler & Keller (2009:186) Tidak ada proses tunggal yang digunakan oleh semua konsumen, atau oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian. Ada beberapa proses, dan sebagian besar model terbaru melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi: a. Konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk c. Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. 3. Patronage Buying Motive, adalah salah satu yang menyebabkan calon pelanggan membeli produk dari satu bisnis tertentu. Calon pelanggan biasanya sebelumnya telah memiliki prioritas kontak langsung atau tak langsung dengan bisnis tersebut dan telah menilai kontak ini bermanfaat. Dalam situasi tersebut, dimana sedikit atau tidak ada perbedaan yang berarti antara dua produk, motif patronase dapat menjadi sangat penting. Pada saat produk yang serupa menjadi sangat umum, motif ini merupakan hal baru yang penting (Manning & Reece 2006:161). Patronage buying motives merupakan motif atau pertimbangan yang menyebabkan konsumen membeli barangbarang pada suatu toko atau outlet yang dipengaruhi oleh superior service atau pelayanan yang sangat baik, selection atau seleksi dan competence of sales representative atau kompetensi dari penjual (Manning & Reece, 2004). 10

2.3 Minat Beli Menurut Assael (2002:72) faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen diantaranya: a. Lingkungan, lingkungan disekitar dapat mempengaruhi minat beli konsumen dalam pemilihan suatu produk tertentu. b. Stimulus Pemasaran, pemasaran berupaya menstimulus konsumen sehingga dapat menarik minat beli. Minat beli dibentuk oleh pengaruh sikap konsumen terhadap suatu produk dan keyakinan mereka akan kualitas dan harga. Dalam hal ini pemasar harus mengerti keinginan konsumen. Minat beli konsumen yaitu sikap, minat dan tindakan yang dilakukan konsumen dalam proses pengambilan keputusan dan merencanakan pembelian terhadap jumlah merek. Minat konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik produk, pemilihan terhadap manfaat dari suatu produk dan harga yang ditentukan oleh pemasar. Dua faktor umum dapat mengintervensi antara minat pembelian dan keputusan pembelian. Setelah melalui tahap evaluasi terhadap beberapa alternatif merk atau nama bank maka tiba gilirannya konsumen membentuk minat pembelian untuk memilih Bank yang paling disukai. Dalam hal ini terdapat dua faktor yang turut berperan dalam minat pembelian dan keputusan pembelian (Sumarni, 2002). Sikap Orang lain Evaluasi Alternatif Minat Pembelian Keputusan Pembeli Faktor-faktor Situasional yang tidak diantisipasi Gambar 2.2 Tahap-tahap di antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Sumber : Kotler & Keller (2009) 11

Sejauh mana sikap orang lain dapat mengurangi alternatif yang disukai seorang nasabah akan tergantung pada: 1. Intensitas dari sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai nasabah 2. Motivasi nasabah untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Hal yang berhubungan dengan sikap orang lain adalah peran yang dimainkan oleh perantara informasi yang mengkomunikasikan evaluasi mereka. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diantisipasi yang mungkin muncul untuk mengubah minat pembelian (Kotler & Keller, 2009). Oleh karena itu sebelum konsumen melakukan pembelian yang sebenarnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen sangat berperan penting. Seberapa kuat faktor-faktor tersebut berperan secara dominan maka akan menentukan sikap yang dilakukan konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. 2.4 Hubungan Motif Pembelian dengan Minat Beli Menurut (Solomon, 2002) proses motivasi diawali dari munculnya kesadaran akan suatu kebutuhan. Dimana kebutuhan ini bisa berupa kebutuhan utilitarian ataupun hedonic. Kemudian kebutuhan ini yang akan dinyatakan dalam bentuk suatu pernyataan tujuan. Ketika pernyataan sekarang bertentangan ideal, maka muncul suatu ketegangan. Besarnya ketegangan (tension) akan menimbulkan suatu dorongan (drive) untuk mengurangi ketegangan. Dorongan ini akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku guna memenuhi keinginannya. Keinginan yang muncul dipengaruhi oleh faktor personal dan budaya seseorang. Pada akhirnya jika tujuan dapat tercapai, maka ketegangan dapat berkurang sampai muncul kebutuhan ataupun keinginan yang lain. Rangsangan pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir 12

pembelian. Empat proses psikologi kunci motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori mempengaruhi respons konsumen secara fundamental (Kotler & Keller 2009). Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk dan jasa Harga Distribusi Komunikasi Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian Informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pascapembelian Keputusan Pembelian Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Penyalur Jumlah pembelian Waktu pembelian Metode pembayaran Budaya Sosial Pribadi Gambar 2.3 Model Perilaku Konsumen Sumber: Kotler & Keller (2009) Unsur-unsur yang mempengaruhi konsumen sehingga membentuk sebuah karakteristik diantaranya adalah kebudayaan, kelas sosial, keluarga dan pribadi konsumen tersebut. Saran, pandangan maupun kebiasaan dari lingkungan tersebut dapat membentuk psikologi konsumen. Pemahaman terhadap konsumen dapat dilihat dari rangsangan pemasaran dan rangsangan lain yang masuk ke dalam kesadaran konsumen. Psikologi dan karakteristik konsumen serta proses keputusan pembelian akan menghasilkan keputusan pembelian tertentu. Dan konsumen bisa saja membatalkan dalam setiap tahapan proses sebelum melakukan keputusan pembelian. Karena adanya faktor-faktor yang dapat mengintervensi antara minat pembelian dan keputusan pembelian 13

2.5 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum (selanjutnya disebut PBI 7/2005), Pasal 1 angka 5 (dalam Hariyani & Toruan, 2010), adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. 2.5.1 Fungsi Kredit Fungsi kredit bagi masyarakat menurut Hasibuan (2004:88) adalah: - Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian. - Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat - Memperlancar arus barang dan arus uang - Meningkatkan hubungan internasional - Meningkatkan produktivitas dana yang ada - Meningkatkan daya guna barang - Mempebesar modal kerja perusahaan - Meningkatkan income per kapita masyarakat - Mengubah cara berpikir atau cara bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis. 2.5.2 Jenis Kredit Menurut Subagyo (2010) jenis Kredit dari segi kegunaan dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kredit Modal Kerja Kredit yang digunakan untuk membiayai keperluan modal lancar yang memiliki siklus yang pendek, baik dalam usaha dagang maupun manufaktur, misalnya untuk pembelian bahan-bahan baku, 14

pembelian barang dagangan dan sebagainya. Dana yang dipergunakan dalam modal kerja relatif pendek masa pengembaliannya, namun secara permanen tetap diperlukan untuk mempertahankan tingkat produksi yang dikehendaki. 2. Kredit Investasi Kredit yang digunakan utnuk membiayai pembelian barang-barang modal tetap dan tahan lama seperti mesin, gedung, kendaraan dan barang-barang investasi lainnya. Sedangkan menurut Sholihin (2010:429) jenis kredit dilihat dari tujuannya terbagi menjadi : 1. Kredit produktif Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. 2. Kredit konsumtif Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. 2.6 Pengertian UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) Menurut Guritno (2010), UMKM didefinisikan sebagai berikut: 1. Usaha Mikro Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang atau perorangan. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 per tahun tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000. 15

2. Usaha Kecil Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang atau perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 per tahun tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih besar dari Rp 300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000. 3. Usaha Menengah Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 1.000.000.000 per tahun tidak termasuk tanah dan bangunan atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000. 16