I. PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PORTOFOLIO INVESTASII PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA PERIODE Oleh DWI RATIH MUTIARASARI H

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perasurasian, asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjanjian bahwa si pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12211 TENTANG

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jaminan finansial bagi dirinya sendiri dan atau ahli warisnya

KARAKTERISTIK ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. dan dana pensiun. (Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, 2008: 48) (2012), tiga diantaranya merupakan asuransi jiwa syariah.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Persaingan di dalam dunia bisnis berkembang begitu pesat. Persaingan

KATA PENGANTAR FOREWORD

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

Lampiran 1. Perkembangan Jumlah Perusahaan Perasuransian Tahun No Keterangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

KATA PENGANTAR PREFACE

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB II PENGELOLAAN BISNIS ASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mengherankan jika masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa status

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Produk asuransi unit link mulai diperkenalkan di Inggris pada

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja milik pemerintah mengemban misi untuk memenuhi. keluarga. Perlindungan yang layak mutlak dibutuhkan oleh setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya tidak hanya mengelola risiko perusahaan secara korporasi, namun

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

MELATI DAN BUDI HERMANA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

KATA PENGANTAR FOREWORD

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan asuransi di Indonesia untuk asuransi jiwa sebanyak 98

I. PENDAHULUAN. dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut data Departemen Keuangan

Peluang Perusahaan Asuransi di Indonesia Menghadapi ASEAN Economic Community 2015

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)

FAQ (Frequently Asked Question)

Investing Today, Investing Tomorrow.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis keuangan mengakibatkan likuiditas sektor perbankan dan institusi

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya selalu dihadapkan dalam dua hal, yaitu hal-hal baik dan hal-hal

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA


PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PRUlink fixed pay MKT/BRCH082 (03/14)

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASURANSI DHARMA BANGSA OLEH AXA S.A.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Komparasi Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik diantaranya iklim usaha yang kondusif, situasi ekonomi nasional yang stabil

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

TM Maximum Investment Plan Premium

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bulan Januari 2013 seluruh industri keuangan di Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini tingkat persaingan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan

Harian Kontan 23/02/2017, Hal. 24 Target Premi Sinarmas MSIG Life Rp 7,26 Triliun

Manajemen Investasi ANGGIA PARAMITA PUTI KENCANA, SE, MSM UNIVERSITAS GUNADARMA

PRUlink fixed pay 376/DR/BRCH/05/16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. terakhir terus mengalami peningkatan. Puluhan perusahaan lokal maupun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman serta meningkatnya perekonomian

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN EARLY WARNING SYSTEM PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA CABANG PALEMBANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PERASURANSIAN

INDUSTRI ASURANSI INDONESIA DAN POSISI BUMN ASURANSI

Konsep-konsep dasar dalam pembentukan portofolio optimal Perbedaan tentang aset berisiko dan aset bebas risiko. Perbedaan preferensi investor dalam

Administrasi Pajak Bisnis Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas Belanda lainnya (Tandelilin, 2001). Kemudian pada September

PDFill PDF Editor with Free Writer and Tools

Solution for your wealth accumulation needs

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN

BAB I. PENDAHULUAN. seperti: perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, dan lembaga jasa

Solution for your wealth accumulation needs

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN BAB I KETENTUAN UMUM.

PRUmy child. Perlindungan dari sebelum ia lahir MKT/BRCH083 (03/14)

Lampiran Daftar Tabel. Tabel 1.1 Harga Saham Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

PRUlink assurance account

ASET 2018 I. INVESTASI I. U

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERASURANSIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


BAB 1 PENDAHULUAN. megancam perekonomian negara-negara berkembang, termasuk industri asuransi.

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT MSIG (dahulu dikenal sebagai PT Mitsui Sumitomo ) adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di Jepang) dengan Rudy Wanandi. PT asuransi MSIG mempunyai holding company di Jepang. Di sendiri perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan telah memiliki empat kantor cabang yaitu Surabaya, Medan, Bandung, Batam serta empat kantor representatif yaitu Semarang, Denpasar, Palembang dan Bekasi. Di bawah manajemen yang kuat dan dinamis, PT MSIG telah mengalami perkembangan yang baik dari tahun ke tahunnya. Produksi tahunannya terus mengalami peningkatan dan posisi Perseroan di pasar asuransi juga membaik. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunya dari sisi pengelolaan investasi. Pada Tabel 1, perkembangan pengelolaan investasi dilihat dari dana investasi dan hasil investasi yang setiap tahunnya dilakukan oleh perusahaan. Hasil investasi sendiri menjadi penting bagi suatu perusahaan asuransi karena selain dari premi, penghasilan perusahaan asuransi terutama berasal dari investasi yang dilakukan perusahaan dengan dana masyarakat yang dikumpulkan dengan mengeluarkan polis. Tabel 1. Perkembangan pengelolaan investasi PT MSIG dari tahun 2006-2009 (dalam jutaan rupiah) Tahun Investasi Hasil Investasi Total Hasil Investasi Total Pertumbuhan (%) terhadap Investasi (%) Pertumbuhan (%) 2006 390.263,4 6,5% 25.298,3 2007 458.431,3 17,5 5,6% 25.585,6 1,1 2008 589.676,7 28,6 5,5% 32.223,1 25,9 2009 657.201,0 11,5 7,2% 47.222,6 46,5 Sumber : Laporan Keuangan PT MSIG tahun 2006-2009 Pada Tabel 1, pengelolaan investasi PT MSIG terus mengalami peningkatan hasil investasi, seiring dengan peningkatan dana investasinya. Tahun 2008, PT MSIG mengalami pertumbuhan

2 pesat pada dana investasi, hal ini juga diikuti dengan peningkatan yang sangat pesat pada pertumbuhan hasil investasi. Sedangkan di tahun 2009, walaupun pertumbuhan dana investasinya tidak sebanyak di tahun 2008, tetapi pertumbuhan hasil investasi yang didapat jauh melebihi pertumbuhan hasil investasi di tahun 2008. Apabila dibandingkan dengan perusahaan asuransi kerugian joint venture di, dari tahun 2006-2008 PT MSIG memiliki total investasi terbanyak di antara perusahaan asuransi kerugian joint venture lainnya. Sedangkan di tahun 2009, walaupun mengalami kenaikan total investasi tetapi hal tersebut tidak menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan asuransi kerugian joint venture dengan total investasi tertinggi lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 di tahun 2008, terdapat dua perusahaan yang berkurang dari tahun sebelumnya, yaitu PT Aviva Insurance yang sejak tahun 2008 mengalihkan portofolio mereka ke PT Mitsui Sumitomo. PT Aviva Insurance sendiri kemudian bubar. Sedangkan PT Bina Dana Arta Tbk pada laporan perasuransian 2008, tidak lagi termasuk kelompok perusahaan joint venture, melainkan masuk pada kelompok perusahaan nasional swasta. Pada tahun 2009, terdapat satu perusahaan yang bertambah yaitu PT Chartis Insurance, perusahaan ini sebelumnya bernama PT AIU. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di berdasarkan investasi dari tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.

3 Tabel 2. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di berdasarkan investasi pada tahun 2006-2009 (dalam jutaan Rupiah) No. Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1. PT ACE INA Insurance 79.194 94.085,2 113.455,3 105.461 2. PT AIOI 41.482 38.119,1 48.194,7 59.613 3. PT AIU 163.467 170.576,0 157.886,0 C 4. PT Allianz Utama 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. PT Aviva Insurance 34.931 3.930,0 A - 6. PT AXA 7. PT Bina Dana Arta Tbk. 8. PT China Insurance 9. PT Chubb 10. PT Hanjin Korindo 11. PT Kurnia Insurance 12. PT LIG Insurance 13. PT MAA General Insurance 14. PT Mitsui Sumitomo 15. PT Pacific International 16. PT Permata Nipponkoa 17. PT I QBE Pool 18. PT Samsung Tugu 19. PT SompoJapan Insurance 20. PT Tokio Marine 21. PT Zurich Insurance 22. PT Chartis Insurance 107.132 135.806,4 143.711,9 161.800 128.423 141.583,4 B - 28.569 39.200,7 65.993,5 69.334 3.119 3.119,0 3.119,0 6.239 3.402 13.103,3 3.814,8 6.822 31.623 33.861,0 73.661,0 37.240 73.153 60.675,0 67.542,0 70.786 19.892 28.748,0 36.446,4 54.516 404.655 505.953,4 623793,7 637.849 8.243 7.184,4 4.137,3 0,0 138.254 125.556,8 145.897,7 146.910 89.508 91.869,0 130.897,0 124.028 51.271 41.189,0 40.172,0 92.689 87.112 01.642,0 107.157,9 117.810 282.161 343.900,8 507.598,8 500.406 73.652 4.214,0 3.426,1 149.448 - - - 154.418 Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009 Keterangan : A : pengalihan portofolio kepada PT Mitsui Sumitomo B : pada buku perasuransian 2008, masuk ke kelompok perusahaan swasta nasional C : menjadi PT Chartis Insurance

4 Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture tahun 2006 dan 2007 terdapat 21 perusahaan, sedangkan tahun 2008 dan 2009 terdapat 19 perusahaan. Jumlah tersebut tidaklah begitu banyak apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di. kerugian sendiri menempati urutan kedua perusahaan asuransi terbanyak di dari jumlah perusahaan perasuransian di. Data tersebut dapat dihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pertumbuhan jumlah perasuransian di pada tahun 2006-2009 No. Keterangan 2006 2007 2008 2009 1. Jiwa (Life Insurance) 46 46 45 46 2. Kerugian (Non Life Insurance) 94 94 90 89 3. Reasuransi (Reinsurance) 4 4 4 4 4. Penyelenggara Program Sosial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Companies Administering Insurance Social Program and Workers Social Security Program) 5. Penyelenggara untuk PNS dan TNI/POLRI (Companies Administering Insurance for Civil Servants and Armed Forces/Police). 2 2 2 2 3 3 3 3 Jumlah (1 s.d 5) 149 149 144 144 6. Pialang (Insurance Brokers) 145 146 141 142 7. Pialang Reasuransi (Reinsurance Brokers) 23 23 21 22 8. Adjuster (Loss Adjusters) 26 27 27 28 9. Konsultan Aktuaria (Actuarial Consultants) 30 30 28 29 10. Agen (Insurance Agents) 6 8 10 14 Jumlah (6 s.d 10) 230 234 227 235 Total (1 s.d 10) 379 383 371 379 Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009 Pada Tabel 3, tercantum data jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di per 31 Desember 2009, yaitu 379 perusahaan. Dari 379 perusahaan tersebut, perusahaan asuransi kerugian menempati urutan kedua jumlah perusahaan terbanyak, yaitu 89 perusahaan. Dari 89 perusahaan asuransi kerugian di, 19 diantaranya adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture di. Sehingga apabila dibandingkan, jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture hanyalah sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di. PP No 39/2008 yang mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal Rp 40 miliar pada akhir 2008 dan Rp 100 miliar pada akhir 2010, hal tersebut menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan

5 mempunyai modal minimal. Industri asuransi di akan bersaing dengan pemilik modal yang besar dan skala besar, hal ini juga merupakan salah satu ancaman bagi perusahaan asuransi lokal di dari masuknya perusahaanperusahaan joint venture yang walaupun jumlah perusahaannya masih sedikit tetapi memiliki infrastruktur serta modal yang kuat. Berkembangnya industri perasuransian di selain dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah perusahaan perasuransian juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah investasi industri asuransi di. Tabel 4. Perkembangan investasi industri asuransi di tahun 2006-2009 (dalam miliar rupiah) Tahun Jiwa Kerugian Re- Sosial dan Jamsostek PNS, TNI, dan Polri Total 2006 62210,1 16236,4 864,8 50187,6 23439,7 152938,6 2007 91812,8 19061,0 978,2 62039,6 28419,9 2008 90688,1 22727,8 1191,4 64181,4 32670,9 202311,5 211459,6 2009 123438,8 27191,5 1503,7 84355,5 41478,6 277968,1 Pertumbuhan rata-rata investasi/ tahun 20409,6 3651,7 213,0 11389,3 6013,0 41676,5 Proporsi 49,0% 8,8% 0,51% 27,3% 14,4% 100,0% Sumber : BAPEPAM-LK, 2010 Pada Tabel 4, dapat dilihat perusahaan asuransi kerugian memiliki persentase pertumbuhan rata-rata investasi/tahun yang cukup kecil dibandingkan dengan perasuransian lainnya. Walaupun demikian dengan pertumbuhan rata-rata investasi yang cukup kecil, perusahaan asuransi kerugian memiliki jumlah perusahaan asuransi yang banyak, yang seharusnya perusahaan asuransi kerugian memiliki potensi yang cukup besar di. Selain dari banyaknya jumlah perusahaan asuransi kerugian dalam industri asuransi, perusahaan asuransi kerugian juga perlu diperhatikan karena seiring dengan semakin meningkatnya laju pembangunan di pada berbagai bidang kehidupan, maka semakin meningkatnya jenis dan besar risiko pula yang akan dihadapi. Risiko tersebut

6 dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat alat-alat, alat, terganggunya transportasi, rusaknya proyek hasil pembangunan, dan lain lain-lain. lain. Hal tersebut jika tidak dipertimbangkan dapat menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit. Di samping itu, seluruh eluruh pekerjaan yang telah diselesaikan pun perlu dihindarkan dari kemungkinan risiko kerusakan. Perusahaan asuransi kerugian sendiri memiliki pengertian perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaa manfaatt dan tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Perusahaan asuransi pada dasarnya dapat melakukan investasi dalam berbagai cara, baik itu di pasar uang maupun pasar modal bahkan investasi pada aset riil, seperti gedung dan tanah. Tetapi pada umumnya sebagian besar perusahaan asuransi menaruh investasinya pada aset yang aman,, termasuk PT MSIG. Berikut adalah gambar grafik portofolio investasi PT MSIG dari tahun 2006 hingga 20 2009. 120.00% 100.00% 80.00% SBI 60.00% stock bond 40.00% time/obl deposits 20.00% 0.00% 2006 2007 2008 2009 Gambar 1. Portofolio investasi PT MSIG Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa PT MSIG memilih untuk menaruh sebagian besar investasi mereka pada investasi yang berpenghasilan tetap dengan risiko rendah seperti deposito, obligasi dan SBI. Saham yang memiliki risiko tinggi hanya sebagia sebagiann kecil dari penempatan investasi tersebut. Menurut kebijakan investasi di PT MSIG, perusahaan juga tidak diperbolehkan menaruh investasinya pada pinjaman dan real estate yang merupakan investasi murni murni,, karena dianggap memiliki risiko

7 yang tinggi. Selain itu perusahaan juga memiliki tujuan investasi yang berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/kmk.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan investasi. Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan PT MSIG tergolong risk conservative, karena perusahaan tersebut menaruh sebagian besar investasinya pada aset yang aman dan berpenghasilan tetap. Investasi yang berisiko tinggi hanya dipakai pada sebagian kecil penempatan investasi. Agar penempatan dana perusahaan menjadi lebih efisien, maka harus dilakukan perhitungan portofolio optimum Markowitz yang merupakan portofolio investasi efisien yang dapat dibentuk dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, persaingan yang semakin ketat serta peraturan pemerintah di industri perasuransian menuntut perusahaan asuransi untuk memperkuat modalnya, salah satu caranya dengan mengefisiensikan investasi. Oleh karena itu seorang manajer investasi perlu memilih aset serta proporsi alokasi aset investasi yang tepat dalam menyusun portofolionya, hal ini terkait dengan risiko dan tingkat pengembalian. Untuk keperluan tersebut diperlukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam portofolio. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kebijakan investasi yang diambil oleh PT MSIG selama periode 2006-2009? 2. Bagaimanakah PT MSIG menjabarkan tujuan investasinya selama periode 2006-2009? 3. Bagaimanakah PT MSIG melakukan pemilihan aset-aset yang akan digunakan selama periode 2006-2009? 4. Bagaimanakah PT MSIG membuat batasan risikonya selama periode 2006-2009?

8 5. Bagaimanakah kinerja portofolio yang optimal untuk PT MSIG? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT MSIG selama periode 2006-2009. Meliputi tujuan investasi, pemilihan aset dan batasan risiko. 2. Menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien. 1.4. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini hanya difokuskan pada investasi di PT MSIG yang berkantor pusat di Jakarta saja. Selain itu, terdapat keterbatasan dalam hal periode waktu analisis. Periode penelitian berlangsung selama 2006-2009 tetapi bukan berfokus pada analisis dampak krisis, sehingga tidak membandingkan kondisi sebelum, saat, dan sesudah krisis.