FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pengklasifikasian, penganalisisan dan pelaporan transaksi keuangan dari

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

Oleh : Dewi SPA 1 dan Fadjar Harimurti 2 ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemerintah

KONSEP DAN ARTI AKUNTABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

Oleh: Imam Wahid Pembimbing: Azwir Nasir dan Supriono. Faculty of economics, Riau University, Pekanbaru, Indonesia

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data, hasil uji validitas data, hasil uji asumsi klasik, hasil pengujian hipotesis dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pemerintah Kabupaten Kudus. Visi Pemerintah Kabupaten Kudus yaitu "Terwujudnya Kudus Yang

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BEKASI ETIN RAHMAWATI /

Astari Kalsum. Eny Wahyuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau. Abstrak

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ALAM WISATA RESTO. Ahmad Mustakim

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI MAHASISWA MEMILIH UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Akuntansi Manajemen Lingkungan terhadap Inovasi Produk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Pengaruh Kompensasi Langsung Dan Kompensasi tidak Langsung Terhadap Kinerja Karyawan Apartemen Nifarro

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

IKA NUR MAULIDA AFFIANI B

ANALISIS PENGARUH PRODUK, HARGA, PROMOSI DAN TEMPAT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN RESTORAN RICHEESE FACTORY CABANG DEPOK KELAPA DUA

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mampu memberikan informasi keuangan kepada publik, Dewan Perwakilan. rakyat Daerah (DPRD), dan pihak-pihak yang menjadi stakeholder

BAB V HASIL PENELITIAN. disebarkan ke seluruh sampel. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 45

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

Tiara Puri Yasinta Manajemen Ekonomi 2016 PENGARUH LOKASI DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PADA TOKO LULU KIDS DEPOK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Rumah pada PT. The Green Orchid Park

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (Good Governance). Terselenggaranya pemerintahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 1. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah yang lebih luas, mengakibatkan semakin kuatnya tuntutan masyarakat terhadap

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner. Data yang digunakan untuk mengukur pengaruh persepsi Wajib Pajak atas


PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPONE SAMSUNG (STUDY KASUS MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Oleh: Febriyani Moha 1 Lintje Kalangi 2 Jessy D.L Warongan 3. Universitas Sam Ratulangi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kuesioner sebanyak 30 item pernyataan, yang terdiri dari 20 item pernyataan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan

PENGARUH HARGA, KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK STOMPING GROUNDS COFFEE

Cipmawati Mohune Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus pada McDonald s Kelapa Dua Depok)

BAB 4 ANALISIS DATA. 52 Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan

PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Survey dilakukan dengan menyebar kuesioner sebanyak 277 untuk bagian

: Zerry Olander Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Lies Handrijaningsih., SE.,MM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria

Andry Wirawan Analisis Pengaruh Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Warung Ayam Monyet.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PENGARUH GAJI DAN TUNJANGAN TERHADAP KINERJA GURU SDIT AL IKHLAS 86

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Azwir Nasir dan Ranti Oktari. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru ABSTRAKSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepada 80 responden yang ada di Bank Sinarmas KCP Tanah Abang.

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berkembang dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2004 PT. Bank Danamon

PENGARUH KONDISI KERJA DAN PROGRAM PELAYANAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PERUSAHAAN AIR MINERAL CLIF KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

Nama : Marissa Marla Matulandi NPM : Kelas : 3EA01

penggunaan nilai wajar yang di adopsi oleh IAI yaitu mengenai properti investasi yang diatur dalam PSAK 13 dan IAS 40 pada standar IFRS.

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Pesawaran sebagai sampel Dinas

BAB I PENDAHULUAN. runtuhnya rezim orde baru yang sentralistik dan otoriter. Rakyat bertransformasi

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (Studi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu) Reynaldi Riantiarno & Nur Azlina Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang terdiri dari pengaruh penerapan akuntabilitas keuangan dan ketaatan pada peraturan perundangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis kedua diterima, sedangkan untuk hipotesis pertama ditolak. Hal ini memberikan gambaran bahwa ketaatan pada peraturan perundangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dengan nilai signifikansi sebesar 0,038. Sedangkan untuk variabel penerapan akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Kata Kunci: Penerapan akuntabilitas keuangan,ketaatan pada peraturan perundangan, akuntabilitas kinerja instansi pemerintah PENDAHULUAN Terselenggaranya pemerintahan yang baik (good governance) merupakan kehendak kita bersama. Akuntabilitas diyakini mampu mengubah kondisi pemerintahan yang tidak dapat memberikan pelayanan publik secara baik dan korup menuju suatu tatanan pemerintahan yang demokratis. Penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel akan mendapat dukungan dari publik. Ada kepercayaan masyarakat atas apa yang diselenggarakan, direncanakan, dan dilaksanakan oleh program yang berorientasi kepada publik. Di pihak penyelenggara, akuntabilitas mencerminkan komitmen pemerintah dalam melayani publik. Dalam konteksnya sebagai organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan publik, pemerintahan dalam pengelolaannya harus melakukan transparansi dan akuntabilitas publik. Akuntabilitas kinerja pemerintah daerah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Dalam konteks ini sasaran pengukuran adalah keuangan dan non keuangan (BPKP, 2002 ). Akuntanbilitas publik sesuai dengan karakteristik good governance berkenaan dengan (1) participation; (2) rule of law; (3) transparency; (4) responsiveness; (5) consensus orientation; (6) equity; (7) effectiveness and efficiency; dan (8) strategy vision (Mardiasmo, 2002; UNDP dalam LAN, 2000). Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja atau akuntabilitas kinerja suatu organisasi. Penelitian Soleman (2007) menyimpulkan bahwa penerapan akuntabilitas keuangan, kompetensi aparatur pemerintah daerah, dan ketaatan pada peraturan perundangan 560

Faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Reynaldi Riantiarno & Nur Azlina) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah di Propinsi Maluku Utara. Selain itu oleh Wardini (2008) juga menyatakan bahwa penerapan good corporate governance yang salah satu prinsipnya adalah akuntabilitas akan mempengaruhi kinerja perusahaan, baik sektor publik atau swasta. Ini menyatakan bahwa pentingnya penerapan akuntabilitas dalam sektor publik guna meningkatkan kinerja ataupun akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Disamping faktor-faktor di atas, diperlukan juga suatu landasan hukum agar setiap aparat pemerintah konsisten dan taat dalam menjalankan tugas-tugasnya demi terwujudnya akuntabilitas kinerja. Menurut Soleman (2007) saat ini telah ditetapkan tiga pokok perundangan di bidang keuangan negara yang menjadi landasan hukum bagi reformasi di bidang keuangan negara dalam rangka terwujudnya good governance, yaitu Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor : 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara, dan Undang- Undang Nomor : 17 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara. Mengacu kepada bidang administrasi pemerintahan, maka telah dihasilkan pula peraturan perundangan, berupa Instruksi Presiden Nomor : 7 Tahun 1999, tanggal 15 Juni 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab. Dengan berbagai peraturan perundangan yang telah dikeluarkan tersebut, diharapkan akan terwujud akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Kurangnya ketaatan dan kepedulian atas penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku masih banyak terjadi di daerah-daerah, salah satunya terjadi pada salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari Propinsi Riau, yaitu Kabupaten Rokan Hulu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Atas pemeriksaan tersebut, BPK RI telah menerbitkan Laporan Hasil Pemeriksaan Keuangan atas LKPD Kabupaten Rokan Hulu Tahun Anggaran 2007 yang memuat opini Wajar Dengan Pengecualian dengan nomor 82.a/S/XVIII.PEK/08/2008, tanggal 11 Agustus 2008 dan Laporan atas Kepatuhan dengan nomor 82.c/S/XVIII.PEK/08/2008, tanggal 11 Agustus 2008. Kelemahan dalam sistem pengendalian intern atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu yang ditemukan BPK RI adalah sebagai berikut: 1. Pembukaan rekening kas milik daerah tidak didukung kesepakatan dengan pihak bank yang ditunjuk pemerintah daerah. 2. Terdapat rekening-rekening giro atas nama jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu pada Bank Riau Cabang Pasir Pengaraian yang tidak termasuk dalam Neraca Daerah per 31 Desember 2007. 3. Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu belum menetapkan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah. 4. Administrasi manajemen kas pada beberapa SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu kurang tertib. 561

Dari temuan-temuan BPK tersebut memperlihatkan bahwa tingkat kepatuhan dan ketaatan instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu dalam mengimplementasikan penyusunan LAKIP masih belum maksimal. Hal ini tentu menimbulkan dampak negatif kepercayaan publik terhadap akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu. Oleh karena itu, pemerintah daerah seharusnya dapat menjadikan hasil temuan BPK tersebut sebagai pembelajaran atas kinerja yang menjadi tanggung jawab mereka dalam proses akuntabilitas. Sehingga nantinya ini akan menjadi bahan evaluasi untuk Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu kedepannya, tentunya dalam penerapan akuntabilitas kinerja intansi pemerintah di Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Soleman (2007) di Wilayah Propinsi Maluku Utara untuk mengetahui praktik akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah di Maluku Utara. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada (1) objek penelitian, yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu (2) Variabel kompetensi tidak diteliti dalam penelitian ini, (3) waktu dalam melakukan penelitian dengan peneliti sebelumnya, memungkinkan terjadinya beberapa perubahan dan peningkatan, baik dalam kondisi perekonomian, sosial, politik, dan budaya di Indonesia. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini penulis ingin menguji kembali pengaruh penerapan akuntabilitas keuangan dan ketaatan pada peraturan perundangan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Akuntabilitas Publik Akuntabilitas diartikan sebagai yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian accountability dan responsibility seringkali diartikan sama. Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas yang diberikan atasan untuk melaksanakan suatu kebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut. Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, Sirajudin H Saleh dan Aslam Iqbal (1995) berpendapat bahwa akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang meliputi akuntabilitas internal dan eksternal seseorang.. Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan evaluasi (penilaian) mengenai standar pelaksanaan kegiatan Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individuindividu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya sebagai instrumen untuk kegiatan control terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Ketaatan pada Peraturan Perundangan Dalam hal pembentukan akuntansi pemerintah sesuai dengan karakteristik dan bertujuan untuk memenuhi akuntabilitas keuangan negara yang memadai, maka PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengeluarkan suatu pedoman untuk akuntansi pemerintah (a manual for government accounting) yaitu dapat memenuhi persyaratan undang-undang dan peraturan perundangan. A. Hamid S. Attamimi dalam Rasjidi (2004) memberi batasan peraturan perundangan adalah peraturan 562

Faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Reynaldi Riantiarno & Nur Azlina) negara, yang di tingkat pusat maupun tingkat daerah yang dibentuk berdasarkan kewenangan perundangan, baik bersifat atribusi maupun bersifat delegasi. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih telah mendorong pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, tepat, teratur, dan efektif yang dikenal dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Penerapan sistem tersebut bertujuan agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bertanggung jawab dan bebas dari praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme. Dalam Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dinyatakan bahwa akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui pertanggungjawaban secara periodik. Perencanaan Strategis Pemanfaatan Informasi Kinerja Pengukuran Kinerja Pelaporan Kinerja Pengembangan Hipotesis 563 Gambar 1 Siklus Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individuindividu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan control, terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat (Teguh Arifiyadi, SH, 2008). Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan akuntabilitas berpengaruh terhadap kinerja atau akuntabilitas kinerja suatu organisasi. Penelitian Soleman (2007) menyimpulkan bahwa kompetensi aparatur pemerintah daerah, penerapan akuntabilitas keuangan, dan ketaatan terhadap perundangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Provinsi Maluku Utara. Selain itu oleh Wardini (2008) juga menyatakan bahwa penerapan Good Corporate Governance yang salah satu prinsipnya adalah akuntabilitas akan mempengaruhi kinerja perusahaan, baik sektor publik atau swasta. Ini menyatakan

bahwa pentingnya penerapan akuntabilitas dalam sektor publik guna meningkatkan kinerja ataupun akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H 1 : Terdapat pengaruh penerapan akuntabilitas keuangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pengaruh Ketaatan pada Peraturan Perundangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Sistem hukum yang berlaku di suatu negara tergantung pada sistem yang dianutnya, apakah negara yang bersangkutan menganut civil law atau common law. Dengan civil law maka segala sesuatu aktivitas didasarkan pada peraturan perundangan, termasuk didalamnya aturan-aturan terkait dengan akuntansi terakumulasi dalam suatu perundangan dan aturan ini memiliki kecenderungan sangat terstruktur dan prosedural. Sebaliknya, common law segala kegiatan didasarkan kepada kesepakatan politik yang dikembangkan berdasarkan kasus demi kasus. Dalam sistem ini, membebaskan badan-badan pemerintah menggunakan standar apapun, yang penting berterima umum. Dalam penelitiannya, Soleman (2007) berpendapat bahwa kompetensi aparatur pemerintah daerah, penerapan akuntabilitas keuangan, dan ketaataan terhadap perundangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah. Berdasarkan fakta penelitian yang terkait, Suryadi (2006) dengan penelitiannya tentang model hubungan kausal kesadaran, pelayanan, kepatuhan Wajib Pajak dan pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan pajak : suatu survei di wilayah Jawa Timur menyimpulkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak yang diukur dari pemeriksaan pajak, penegakan hukum dan kompensasi pajak berpengaruh signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis kedua sebagai berikut: H 2 : Terdapat pengaruh ketaatan pada peraturan perundangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Berdasarkan kajian pustakan dan pengajuan hipotesis, dapat digambarkan model penelitian dalam penelitian yakni: Penerapan Akuntabilitas Keuangan (X1) Ketaatan pada Peraturan Perundangan (X2) Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Y) Gambar 2 Hubungan antara Penerapan Akuntabilitas Keuangan dan Ketaataan pada Peraturan Perundangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. METODE PENELITIAN Data dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh instansi wajib LAKIP pada Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu di Propinsi Riau, yang berjumlah 40 unit. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data diperoleh dengan cara memberikan kuesioner (mail quesioner), yang berisi daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden. 564

Faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Reynaldi Riantiarno & Nur Azlina) Pengukuran Variabel Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan akuntabilitas keuangan, dan ketaatan pada peraturan perundangan. Sedangkan variabel dependen adalah akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah terkait. Pengukuran dimensi atau indikator variabel digunakan Skala Likert. Pengujian Data Karena skala pengukuran item pernyataan adalah skala ordinal, maka perhitungan validitas menggunakan korelasi Coefficients Pearson, selain uji validitas dilakukan juga uji reliabilitas Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan terlebih dahulu uji asumsi agar model dalam penelitian ini terbebas dari autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas serta data dalam penelitian ini berdisribusi normal data dalam penelitian ini berdisribusi normal. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan metode analisis regresi berganda dengan bantuan software statistik SPSS 16 dengan persamaan berikut : Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + be keterangan : X 1 = Penerapan Akuntabilitas Keuangan X 2 = Ketaatan pada Peraturan Perundangan Y = Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah 565 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Kuesioner diberikan kepada 40 Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Masing-masing SKPD diberikan tiga kuesioner kepada kepala bagian keuangan, bendahara, dan kepala bagian program instansi pemerintah terkait atau pihak yang ditugasi. Lama Pengembalian kuesioner dalam jangka waktu satu bulan. Pada jumlah kuesioner yang diisi dan dikembalikan sebanyak 72 buah dengan tingkat respon 60%. Semua total kuesioner dapat digunakan karena telah sesuai dengan yang diinginkan penulis. Berikut rekapitilasi tingkat pengembalian kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1 Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Jumlah Persentase (%) Kuesioner yang disebar 120 100% Kuesioner yang kembali 72 60% Kuesioner yang tidak kembali 48 40% Kuesioner yang tidak dapat 0 0% dianalisis Kuesioner yang dapat dianalisis 72 100% Sumber: Data olahan (2010) Hasil Pengujian Data Hasil Uji Validitas & Reliabilitas Untuk pernyataan-pernyataan kuesioner variabel penerapan akuntabilitas keuangan, selain item pernyataan nomor 6, semua pernyataan dinyatakan valid,

untuk variabel ketaatan pada peraturan perundangan, selain item pernyataan nomor 12 dan 13, semua pernyataan dinyatakan valid dan untuk variabel akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, semua pernyataan adalah valid. Kemudian dari uji reliabilitas dapat diketahui bahwa semua variabel reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005). Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarakan hasil uji asumsi klasik disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdisribusi normal dan model terbebas dari autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2 Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan, dan Ketaatan pada Peraturan Perundangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 21.788 3.532 6.168.000 TOTAKT -.016.118 -.017 -.132.895 TOTKTT.129.061.273 2.119.038 a. Dependent Variable: TOTAKP Sumber: Data olahan (2010) Dari Tabel 2 dapat dilihat variabel penerapan akuntabilitas keuangan memiliki nilai p-value 0,895 > 0,05 artinya tidak signifikan. Tidak signifikan di sini berarti H 0 diterima dan H 1 ditolak. Artinya penerapan akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Kondisi ini memperlihatkan bahwa keberhasilan penerapan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu tidak ditentukan langsung oleh penerapan akuntabilitas keuangan, tetapi ada faktor lain yang secara langsung mempengaruhinya. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Soleman (2007) yang menguji pengaruh penerapan akuntabilitas keuangan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan menghasilkan penerapan akuntabilitas keuangan berpengaruh sangat signifikan terhadap AKIP. Pengaruh Ketaatan pada Peraturan Perundangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dari Tabel.2 dapat dilihat variabel ketaatan pada peraturan perundangan memiliki nilai p-value 0,038 < 0,05 artinya signifikan. Signifikan di sini berarti H 3 diterima dan H 0 ditolak. Artinya ketaatan pada peraturan perundangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Kondisi ini memperlihatkan T Sig. 566

Faktor yang Mempengaruhi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Reynaldi Riantiarno & Nur Azlina) bahwa keberhasilan penerapan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu ditentukan langsung oleh ketaatan pada peraturan perundangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Soleman (2007) yang menguji pengaruh ketaatan pada peraturan perundangan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan menghasilkan ketaatan pada peraturan perundangan berpengaruh sangat signifikan terhadap AKIP. Begitu juga Suryadi (2006), dengan penelitiannya tentang model hubungan kausal kesadaran, pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan pajak : suatu survei di wilayah Jawa Timur menyimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak yang diukur dari pemeriksaan pajak, penegakan hukum dan kompensasi pajak berpengaruh signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen yang digunakan dapat menjelaskan variabel dependen. Dalam penelitian yang berhubungan dengan ilmu sosial, biasanya digunakan Adjusted R Square. Berikut Penjelasan mengenai koefisien determinasi. Tabel 3 Adjusted R Square Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.268 a.072.031 2.49791 a. Predictors: (Constant), TOTKTT, TOTKMT, TOTAKT b. Dependent Variable: TOTAKP Sumber: Data olahan output SPSS 16.0 (2010) Berdasarkan hasil pengolahan data, variabel ketaatan pada peraturan perundangan dapat menjelaskan variabel akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebesar 3,1%, sedangkan sisanya 96,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan. Ini berarti, variabel independen yang digunakan kurang sesuai karena tidak dapat menjelaskan lebih dari 50% variabel dependen. KESIMPULAN Dari hasil hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Secara umum hasil pengujian validitas dan reliabilitas telah memberikan hasil yang baik dan patut dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya. Data dalam penelitian ini berdisribusi normal, semua model terbebas dari autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas. 2. Variabel penerapan akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 3. Variabel ketaatan pada peraturan perundangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. 4. variabel independen (ketaatan pada peraturan perundangan) yang digunakan dalam model mampu menjelaskan sebesar 3,1% variasi variabel dependen (akuntabilitas kinerja instansi pemerintah). 567

DAFTAR PUSTAKA Arifiyadi, Teguh. 2008. Konsep tentang Akuntabilitas dan Implementasinya di Indonesia. Pusat Data Depkominfo. BPK RI. 2008. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu Untuk Tahun Anggaran 2007. Auditorat Utama Keuangan Negara V Perwakilan BPK RI di Pekanbaru. BPKP. 2003. Diskusi tentang Akuntabilitas, www.bpkp.go.id Hansen, Mowen R Don dan Maryanne M.1997. Management Accounting. International Thomson Publishing Co. Ohio. Inpres No. 7 Tahun 1999, Tentang Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAN, BPKP. 2000. Pengukuran kinerja instansi pemerintah, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Lembaga Administrasi Negara, Jakarta. Lembaga Adminstrasi Negara. 2003. Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Mardiasmo. 2006. Pewujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Sektor Publik. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol. 2, No. 1, Hal 1-17. Nurkhamid, Muhammad. 2008. Implementasi Inovasi Sistem Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah. Jurnal Akuntansi Pemerintah Vol. 3, No. 1, 45-76. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) Untuk Analisis Data dan Uji Statistik Bagi Mahasiswa dan Umum. Mediakom. Yogyakarta. Sadjiarto, Arja. 2000. Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintahan. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, 138-150. Saleh, Sirajudin H & Aslam Iqbal. 1995. Accountability The Endless Prophecy. Asian and Pacific Develompent Centre. Soleman, Rusman. 2007. Pengaruh Kompetensi, Penerapan Akuntabilitas Keuangan, dan Ketaatan pada Peraturan Perundangan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Disertasi.Unpad. Suryadi. 2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak : Suatu Survei Di Wilayah Jawa Timur. Jurnal Keuangan Publik Vol. 4, No. 1, 105-121. www.wikipedia.com, Mei 2009 568