SAMBUTAN KADISTAN ACEH PADA ACARA WORKSHOP/PERTEMUAN PERENCANAAN WILAYAH (REVIEW MASTER PLAN) PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH DI GRAND NANGGROE HOTEL BANDA ACEH TANGGAL 10 AGUSTUS 2016 Assalamualaikum Wr. Wb HAMDAN SYUKRAN LILLAH, SHALATAN WA SALAMAN ALA RASULILLAH. Yang terhormat : 1. Narasumber Pusat dari Biro Perencanaan Kementrian Pertanian Jakarta. 2. Narasumber Provinsi dari Bappeda, BPS dan Bainprom Aceh. 3. Sekretaris, Kepala Bidang dan Kepala UPTD lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh. 4. Seluruh Peserta Workshop yang berhadir para Kepala Bidang/Kepala Seksi yang membidangi Perencanaan, Produksi, Usahatani dan Pengembangan Lahan Kabupaten/Kota 5. Seluruh hadirin undangan yang saya muliakan. 1 Pertama-tama marilah kita mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, atas Karunia dan limpahan Rahmat-Nya, sehingga kita dapat hadir di tempat yang berbahagia ini dalam rangka mengikuti Acara Workshop/Pertemuan Perencanaan Wilayah (Review Master Plan) Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Aceh Aceh. di Banda Shalawat dan salam marilah kita sanjung sajikan keharibaan Rasulullah SAW, beserta keluarganya dan para sehabat beliau sekalian. Hadirin yang kami muliakan. Selama kurun waktu Pemerintahan Zikir mencapai tahun keempat pada 2016 ini berjalan, banyak keberhasilan yang telah kita capai dalam tiga tahun terakhir ini. Berdasarkan angka tetap 2015 BPS, produksi padi tahun 2015 untuk Aceh mencapai 2,33 juta ton GKG, meningkat 510.984 ton atau 28,08% dari tahun sebelumnya. Capaian ini merupakan prestasi terbesar yang kita capai sepanjang sejarah pembangunan pertanian di Aceh terutama padi. Jagung meningkat 2.807 ton pipilan kering atau sekitar 1,39% dari tahun sebelumnya. Sedangkan Kedelai minus 2
15.442 ton atau turun 24,37% dari capaian tahun sebelumnya Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa selama ini kita mengenal istilah sentra pertanian sebagai bagian dari kawasan yang memiliki ciri tertentu yang di dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk pertanian unggulan. Selanjutnya, guna mendukung tercapainya Empat Target Sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1) Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan; 2) Peningkatan Diversifikasi Pangan; 3) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Ekspor; serta 4) Peningkatan Kesejahteraaan Petani, pendekatan sentra pertanian dikembangkan menjadi pendekatan kawasan pertanian. Sejalan dengan strategi pembangunan nasional Kementerian Pertanian telah menginisiasi pendekatan kawasan pertanian sejak tahun 2012 dengan terbitnya Permentan 50/2012 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian yang mengamanatkan pemerintah provinsi untuk menyusun Masterplan dan pemerintah 3 kabupaten/ kota menyusun Rencana Aksi pengembangan kawasan sesuai potensi daerah masing-masing. Kawasan pertanian merupakan gabungan dari sentra-sentra pertanian yang terkait secara fungsional, baik dari sisi faktor sumber daya alam, sosial budaya, maupun infrastruktur, sehingga memenuhi batasan luas minimal skala efektivitas manajemen pembangunan wilayah. Pendekatan pengembangan kawasan merupakan salah satu upaya optimalisasi perencanaan pembangunan pertanian, serta dirancang untuk meningkatkan efektivitas kegiatan dan efisiensi anggaran, serta mendorong keberlanjutan kawasan komoditas unggulan. Melalui pendekatan ini diharapkan berbagai program dan kegiatan pertanian dapat dipadukan menjadi suatu kesatuan yang utuh, baik dari perspektif sistem maupun kewilayahan, sehingga dapat mendorong tercapainya peningkatan daya saing komoditas, wilayah, serta kesejahteraan petani sebagai pelaku usahatani. Bapak Ibu Hadirin Peserta Workshop serta Undangan yang berbahagia. 4
Keberhasilan pengembangan kawasan pertanian dapat diukur dari pencapaian dua indikator outcome, yaitu dari perspektif manajemen dan teknis, yang ditandai dengan 1) Tersusunnya master plan dan rencana aksi pengembangan kawasan pertanian secara komprehensif di daerah; 2) Adanya kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan pertanian di daerah; 3) Tersedianya alokasi anggaran non APBN Kementerian Pertanian yang mendukung pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan. Menurut Aspek Teknis ditandai dengan 1) Meningkatnya produksi, produktivitas, dan mutu komoditas unggulan yang dikembangkan; 2) Meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas produk; 3) Meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk; 4) Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas; 5) Meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas; 6) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha; 7) Meningkatnya aksesibilitas pelaku usaha komoditas terhadap sumber pembiayaan, pasar input dan output, teknologi dan informasi yang dalam administrasi 5 pengelolaannya, terdiri dari: (1) kawasan pertanian nasional, (2) kawasan pertanian provinsi dan (3) kawasan pertanian kabupaten/kota, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Kawasan Pertanian Nasional: a. Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi terhadap pembentukan produksi nasional; b. Mendapat fasilitas dukungan pendanaan dari APBN serta APBD provinsi/kabupaten/kota; c. Mengembangkan 40 komoditas unggulan nasional sesuai dengan Recana Strategis Kementerian. Pertanian. 2. Kawasan Pertanian Provinsi a. Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi terhadap pembentukan produksi provinsi; 6
b. Difasilitasi oleh APBD provinsi dan/atau didukung APBN sebagai pendamping (untuk provinsi yang mengembangkan 40 komoditas unggulan nasional); c. Mengembangkan komoditas unggulan provinsi dan/atau 40 komoditas unggulan nasional. 3. Kawasan Pertanian Kabupaten/Kota a. Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi terhadap pembentukan produksi kabupaten/kota; b. Difasilitasi oleh APBD kabupaten/kota dan/atau didukung APBN sebagai pendamping (untuk kabupaten/kota yang mengembangkan 40 komoditas unggulan nasional), serta dapat didukung oleh APBD provinsi (untuk kabupaten yang mengembangkan komoditas unggulan provinsi); c. Mengembangkan komoditas unggulan kabupaten/kota dan/atau komoditas provinsi dan/atau 40 komoditas unggulan nasional. Bapak Ibu Undangan serta peserta Workshop yang kami muliakan Kawasan Pertanian dibagi juga berdasarkan kelompok komoditas, yaitu: (1) kawasan tanaman pangan, (2) kawasan hortikultura, (3) kawasan perkebuna n, dan (4) kawasan peternakan. Strategi umum pengembangan kawasan diawali optimalisasi potensi komoditas unggulan yang telah berkembang di wilayah tertentu, dan kemudian secara terfokus dan terarah dikembangkan dengan basis kawasan dengan memperhatikan keterkaitan hulu-hilir secara berkesinambungan. Pengembangan kawasan komoditas unggulan tidak berdiri sendiri, namun lebih merupakan keterpaduan dari berbagai program dan kegiatan pengembangan antar sektor/sub sektor, antar institusi, dan antar pelaku usaha yang telah ada di wilayah kawasan. Pada hakekatnya pengembangan kawasan memerlukan kerjasama dari setiap pelaku usaha, serta kontribusi berbagai sektor terkait, seperti perindustrian; perdagangan; 7 8
koperasi, usaha kecil dan menengah; pekerjaan umum, pusat penelitian; perguruan tinggi; swasta; asosiasi; perbankan; dan berbagai pemangku kepentingan lainnya. Secara garis besar strategi pengembangan kawasan pertanian, yaitu: (1) penguatan perencanaan, (2) penguatan kerjasama dan kemitraan, (3) penguatan sarana dan prasarana, (4) penguata n SDM, (5) penguatan kelembagaan, (6) percepatan adopsi teknologi, dan (7) pengembangan industri hilir. Selain penerapan keenam strategi tersebut, diperlukan pula dukungan dari Pemerintah, pemda provinsi dan pemda kabupaten/kota terkait dengan penyediaan anggaran, kemudahan ijin usaha, akses permodalan, insentif pajak, pengembangan infrastruktur, insentif bagi pelaku usaha kecil, dan lain-lain. Hadirin yang berbahagia. Diharapkan dari hasil Workshop/Pertemuan ini dapat tersusun rencana strategis pertanian secara konfrehensif, terukur dan terencana dalam bentuk Master plan untuk tingkat provinsi dan Action Plan (rencana aksi) untuk tingkat Kabupaten/Kota, sehingga dapat menghasilkan dokumen perencanaan yang dapat dijadikan sebagai acuan dan dasar hukum dalam merencanakan program kegiatan pembangunan pertanian kedepan. Mengingat pentingnya dokumen perencanaan Masterplan dan Action Plan dalam rangka mempercepat implementasi dan operasionalisasi kawasan pertanian, daerah harus benar-benar memahami bagaiman menyusun kedua dokumen tersebut dengan baik. Action Plan yang disusun oleh kabupaten merupakan penjabaran operasional dari Masterplan yang disusun provinsi. Dengan demikian Action Plan berisi rencana detail yang berorientasi pada tujuan dan sasaran, sehingga sudah mempertimbangkan aspek jadwal, jenis kegiatan, calon lokasi (kecamatan dan desa), unit organisasi dan penanggung jawab pelaksanaannya. Dokumen Action Plan kemudian dapat menjadi acuan dalam penyusunan E-Proposal yang lebih baik berdasarkan need assessment di daerah sehingga menghindari proposal yang 9 10
bersifat shopping list. Dengan demikian diharapkan perencanaan pembangunan pertanian kita lebih berkualitas. disempurnakan di daerah masing-masing berkoordinasi dengan Bappeda, Bappeluh dan instansi terkait lainnya. Hasil evaluasi kami terhadap perkembangan usulan e- proposal yang diajukan oleh Kabupaten/Kota masih adanya Kabupaten/kota yang belum sinergi antara bidang teknis dengan bidang program. Hal mana dapat dilihat dari usulan yang harus diverifikasi oleh provisi, keterwakilan bidang teknis yang berpotensi malah tidak mengajukan program/kegiatan. Dengan demikian akan berakibat pada tidak terakomodirnya kegiatan dan penganggaran bagi daerahnya. Untuk itu kami mintakan kepada seluruh jajaran yang terlibat dalam proses perencanaan Program Pembangunan Pertanian kedepan agar membina hubungan baik dan sinergitas antar bidang, sehingga beban kerja berat sekalipun akan terasa ringan apabila kita kerjakan secara bersama-sama. Akhirnya dengan mengucap Bismillahirrohmaanirrohiim, acara Workshop/Pertemuan Perencanaan Wilayah (Review Master Plan) Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura secara resmi saya buka. Semoga pertemuan/workshop ini bermanfaat bagi kita semua dalam membangun pertanian ke depan yang berbasis kawasan. Wabillahitaufiq wal hidayah Wassaalamualaikum Wr. Wb KADISTAN ACEH, Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS Besar harapan kami juga dari Workshop ini peserta dapat memahami langkah-langkah penyusunan dokumen Action Plan dan menyusun draft Action Plan untuk kemudian 11 12