DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Transkripsi

1 Keynote Speech DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Pada acara: Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Slum Alleviation Pada Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2017 Jakarta, 22 Mei 2017 Grand Sahid Jaya Hotel 1

2 Yang saya hormati, 1. Direktur Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 2. Direktur Pelaksanaan Anggaran, Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan; 3. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya; 4. Para Kepala Bappeda Kabupaten; 5. Para Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten; 6. Para Kasubdit dan Kasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya; 7. Para Kasatker PKP Provinsi; 8. Para Kasatker PIP dan PPK PKPBM Kabupaten/Kota; 9. Jabatan Fungsional di lingkungan Dit.PKP; 10. Bapak/Ibu Peserta Rapat Koordinasi serta hadirin sekalian. 2

3 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastyastu Pertama-tama, marilah kita mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-nya kita diberikan nikmat kesehatan dan kesempatan untuk hadir pada acara Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Slum Alleviation pada Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2017, yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 22 hingga 24 Mei Isu dan tantangan pengembangan kawasan permukiman antara lain: 1) urbanisasi, 2) ketimpangan wilayah, dan 3) desentralisasi. Pertumbuhan permukiman kumuh perkotaan dan penurunan kualitas permukiman di kawasan perdesaan karena ketidaksiapan kota menghadapi urbanisasi. 2. Peningkatan kualitas permukiman harus mempertimbangkan keterkaitan pembangunan antara kawasan perkotaan dengan kawasan perdesaan (Urban-Rural Linkage), untuk mewujudkan keserasian dan keseimbangan antara kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaan yang saling mendukung. 3

4 3. RPJMN yang dituangkan dalam Renstra Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PUPR Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan dilaksanakan melalui penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan seluas Ha dan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan dilaksanakan melalui peningkatan kualitas permukiman perdesaan seluas Ha. 4. Dalam rangka pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan, Direktorat Jenderal Cipta Karya mencanangkan Gerakan yaitu dengan menyediakan 100% akses air minum, mengurangi luasan kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan 100% akses sanitasi. 5. Gerakan dilakukan dengan pendekatan : 1) membentuk sistem yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang, 2) Pemerintah pusat memberikan fasilitasi kepada pemerintah kota/kabupaten sebagai nakhoda pembangunan dan pengembangan permukiman di daerah, dan 3) Pembangunan dan pengembangan permukiman dilakukan dengan memberdayakan komunitas dan para pemangku kepentingan. 4

5 6. Upaya perwujudan Gerakan salah satunya dilaksanakan melalui program nasional pengentasan permukiman kumuh (Slum Alleviation), dengan kegiatan antara lain: 1. Kota tanpa kumuh (KOTAKU), untuk menangani kawasan kumuh, yaitu: a. National Slum Upgrading Program (NSUP) b. Neighborhood Upgrading and Shelter Project Phase-2 (NUSP-2) 2. Regency Settlement Infrastructure Development (RSID), yang bertujuan untuk mencegah tumbuh berkembangnya permukiman kumuh di kawasan perkotaan dengan meningkatkan kualitas kawasan permukiman perdesaan di kawasan peri urban melalui pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) permukiman perdesaan. 7. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program KOTAKU dan RSID: 1. Pengembangan kawasan permukiman melalui penyediaan infrastruktur dilakukan secara terpadu, terintegrasi antar sektor, berbasis pada rencana tata ruang, dan berprinsip pada pembangunan berkelanjutan baik secara lingkungan, sosial, dan ekonomi. 5

6 2. Pembangunan infrastruktur di kawasan permukiman dilakukan dengan melibatkan peran aktif (pemberdayaan) masyarakat pada setiap tahapannya, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemanfaatan dan pemeliharaan. 3. Pembangunan infrastruktur di kawasan permukiman harus dilakukan dengan kolaborasi, komitmen, dan peran aktif dari para pemangku kepentingan baik pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Saya meyakini acara ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam pelaksanaan pembangunan dan pengembangan infrastruktur di kawasan permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-nya bagi kita semua dalam melaksanakan tugas dan kegiatan yang bermanfaat bagi negara. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrahiim, Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Slum Alleviation pada Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan Tahun 2017, secara resmi saya nyatakan dibuka. Wabillahitaufik wal hidayah Wassalamu alaikum Wr. Wb., Om shanti shanti shanti om Jakarta, 22 Mei 2017 Direktur Jenderal Cipta Karya Ir. Sri Hartoyo, Dipl.SE., ME 6