Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

dokumen-dokumen yang mirip
Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar

JUDUL RUMUSAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN GIANYAR

Penentuan Nilai Insentif dan Disinsentif Pada Pajak Bumi dan Bangunan Sebagai Instrumen Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Sidoarjo

PENENTUAN INFRASTRUKTUR PRIORITAS DI WILAYAH PINGGIRAN KOTA YOGYAKARTA

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi

Tugas Akhir PW Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo (Studi Kasus : Kecamatan Waru)

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Arahan Pengembangan Kawasan Sumbing Kabupaten Magelang sebagai Agropolitan

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

Pengembangan Komoditas Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Karangasem Melalui Pendekatan Agribisnis

Arahan Pengendalian Alih Fungsi Daerah Resapan Air Menjadi Lahan Terbangun di Kecamatan Lembang, Bandung

Analisa Penetapan Harga Jual Perumahan Pondok Permata Suci Gresik

Revitalisasi Desa Bungaya sebagai Desa Wisata Budaya di Kabupaten Karangasem

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: C-52

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian sebagai Upaya Sinergis Program Lumbung Pangan Nasional di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

Arahan Penataan Lingkungan Kawasan Perumahan Swadaya di Kelurahan Tambak Wedi Kota Surabaya

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah pada Proyek Perumahan Soka Park Bangkalan

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

Konsep Land Sharing Sebagai Alternatif Penataan Permukiman Nelayan di Kelurahan Gunung Anyar Tambak Surabaya

KAJIAN PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN AKIBAT PENGARUH PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR SELATAN KOTA SALATIGA

Tingkat Pelayanan Fasilitas Pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas di Kabupaten Sidoarjo

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Penentuan Rute Angkutan Umum Optimal Dengan Transport Network Simulator (TRANETSIM) di Kota Tuban

Analisa Manfaat Biaya Proyek Pembangunan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder Daerah Istimewa Yogyakarta

Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Pangan Menjadi Non Pertanian Berdasarkan Preferensi Petani Pemilik Lahan

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Keterkaitan Karakteristik Pergerakan di Kawasan Pinggiran Terhadap Kesediaan Menggunakan BRT di Kota Palembang

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

Klaster Pengembangan Industri Berbasis Perkebunan dalam Pengembangan Wilayah di Provinsi Aceh

Arahan Pengendalian Penggunaan Lahan di Koridor Jalan Raya Juanda Sidoarjo

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah di Perumahan Griya Agung Permata, Lamongan

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33

Analisis Perpindahan Moda dari Taksi dan Mobil Pribadi ke Bus Damri di Bandar Udara Juanda Surabaya

Optimasi Penggunaan Lahan Perkotaan di Kawasan Perkotaan Mejayan Kabupaten Madiun

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-134

Penentuan Kawasan Agropolitan berdasarkan Komoditas Unggulan Tanaman Hortikultura di Kabupaten Malang

KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.2, (2015) ISSN: ( Print) C-133

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

Arahan Pengendalian Pembangunan Kawasan Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi Tampak Siring Kabupaten Gianyar

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Rute Angkutan Umum Berbasis Transport Network Simulator di Kecamatan Candi dan Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print)

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

Analisa Biaya Dan Permintaan Pada Penetapan Harga Marginal Unit Rumah Di Perumahan Royal Regency, Lumajang

Penentuan Variabel Berpengaruh dalam Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi Pesisir Utara pada Bidang Perikanan di Kota Pasuruan

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

Analisis Jaringan Sosial Pariwisata di Kampung Pesisir Bulak Surabaya

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

INSENTIF EKONOMI DAN ASPEK KELEMBAGAAN UNTUK MENDUKUNG IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi Variabel Berpengaruh pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

PENENTUAN WILAYAH POTENSIAL KOMODITAS JAGUNG DI KABUPATEN KEDIRI

Perencanaan dan Perjanjian Kerja

BAB I PENDAHULUAN. berwawasan lingkungan, transparan, akuntabel, dan berkeadilan. Irigasi

Kriteria Lokasi Industri Pengolahan Pisang di Kabupaten Lumajang

Arahan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian di Kabupaten Gresik

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

Identifikasi Variabel Berpengaruh Pada Peningkatan Keunggulan Kompetitif Industri Alas Kaki di Kabupaten Mojokerto

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

Tipologi Kawasan Bahaya Banjir di Kawasan Perkotaan Kecamatan Sampang

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisis Parkir Kendaraan Mobil Di Ruas Jalan Walikota Mustajab Surabaya

Analisa Penetapan Harga Jual Unit Rumah Di Perumahan Pakuwon City Surabaya

EXECUTIVE SUMMARY PEMETAAN ZONASI POTENSI DAN ALIH FUNGSI LAHAN IRIGASI

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

PEMILIHAN LOKASI RUMAH TINGGAL PADA PERUMAHAN MENENGAH DI SURABAYA TIMUR

PREVIEW II ARAHAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI DAERAH RESAPAN AIR MENJADI LAHAN TERBANGUN DI KECAMATAN LEMBANG, BANDUNG

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. lahan sawah diketahui bahwa kebutuhan lahan sawah domestik dan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan masyarakat di wilayah perkotaan memiliki tingkat mobilitas

Analisa Highest And Best Use (HBU) pada Lahan Bekas SPBU Biliton Surabaya

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

F aktor Pemilihan Lokasi Apartemen Berdasarkan Preferensi Pemerintah di Surabaya Metropolitan Area

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

Arahan Pengembangan Ekonomi Kabupaten Lamongan Berdasarkan Sektor Unggulan (Studi Kasus: Sektor Pertanian)

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang paling efisien dan efektif untuk kegiatan-kegiatan produktif sehubungan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

I. PENDAHULUAN. umum disebabkan dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor

Unisba.Repository.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rumusan Insentif dan Disinsentif Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Gianyar Ngakan Gede Ananda Prawira dan Putu Gde Ariastita Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: ariastita@urplan.its.ac.id Abstrak Pemerintah Kabupaten Gianyar menerapkan pemberian instrumen insentif dan disinsentf untuk mengendalikan konversi lahan pertanian. Namun pemberian instrumen masih belum berhasil untuk menahan konversi lahan pertanian. Hal ini disebabkan karena belum dilibatkannya pemilik lahan secara aktif dalam penentuan insentif dan disinsentif tersebut. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan insentif dan disinsentif lahan pertanian berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah untuk mempertahankan lahan pertanian di Pada penelitian ini dilakukan analisis jenis dan nilai insentif disinsentif yang sesuai untuk diterapkan pada lahan pertanian dengan analisis Probability Unit. Pemberian insentif dan disinsentif dibedakan berdasarkan jenis lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) dan lahan pertanian bukan lahan pertanian berkelanjutan. Dari hasil penelitian dengan menggunakan Probability Unit, diperoleh nilai insentif dan disinsentif pada masing-masing jenis insentif dan disinsentif yang sesuai untuk mempertahankan lahan pertanian di Insentif dan disinsentif untuk lahan pertanian berkelanjutan terdiri dari pengurangan PBB maksimal sebesar 85%, pemenuhan infrastruktur irigasi dan pasar, biaya sarana prasarana maksimal sebesar 84%, subsidi pemeliharaan maksimal sebesar 86%, biaya pendidikan maksimal sebesar 78%, peningkatan PBB minimal 58%, pembatasan infrastruktur listrik dan jalan, peningkatan pajak balik nama minimal 58%, pengaturan perizinan dengan kewajiban penggantian lahan, dan biaya kompensasi minimal sebesar 63%. Sedangkan insentif dan disinsentif untuk lahan pertanian non berkelanjutan adalah pengurangan biaya PBB maksimal 58%, pemenuhan infrastruktur irigasi dan pasar, biaya sarana prasarana maksimal sebesar 59%, subsidi pemeliharaan maksimal sebesar 68%, peningkatan PBB minimal sebesar 58%, pembatasan infrastruktur listrik dan jalan, peningkatan pajak balik nama minimal sebesar 40%, dan pengaturan perizinan dengan kewajiban penggantian lahan. Kata Kunci alih fungsi lahan, insentif - disinentif, pengendalian pemanfaatan lahan. K I. PENDAHULUAN abupaten Gianyar merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah konversi lahan pertanian yang tinggi di Provinsi Bali. Lahan sawah di kabupaten Gianyar saat ini yaitu sebesar 14.729 [1]. Disisi lain Kabupaten Gianyar merupakan salah satu lumbung pangan yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap penyediaan pangan Provinsi Bali, terutama untuk penyediaan beras [2]. Penurunan produksi pertanian disebabkan oleh adanya konversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Tahun 2010 2012 telah terjadi penurunan luas lahan pertanian sebesar 61 Ha [3]. Konversi lahan tersebut sebagian besar disebabkan oleh kedatangan investor yang memberikan penawaran harga tinggi untuk lahan tersebut dan ditambah beratnya beban modal produksi menyebabkan petani melepaskan hak milik sawahnya. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 21 Oktober 2013 dengan Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi di Bappeda Kabupaten Gianyar, konversi lahan pertanian di Kabupaten Gianyar menyebabkan beberapa masalah diantaranya berdampak pada terganggunya sistem resapan air yang mengakibatkan peluang banjir di Kabupaten Gianyar meningkat, menurunnya tingkat pendapatan petani akibat menyempitnya lahan pertanian yang mereka miliki yang menyebabkan lapangan kerja pada sektor pertanian berkurang, dan menurunnya minat wisatawan yang ingin berkunjung pada lahan pertanian di Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan sawah yang indah. Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 22 Oktober 2013 dengan ketua pekaseh (ketua pengelolaan sawah di Bali) di desa Junjungan Ubud dan Desa Pejeng Kawan, untuk saat ini pemerintah Kabupaten Gianyar sudah menerapkan pemberian instrumen insentif dan disinsentf namun keberadaan instrumen masih belum berhasil karena dari tahun ke tahunnya lahan pertanian di Kabupaten Gianyar terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena belum dilibatkannya pemilik lahan secara aktif dalam penentuan insentif dan disinsentif tersebut. Maka dari itu rumusan permasalahan pada penelitian ini adalah belum terumuskannya insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah merumuskan insentif dan disinsentif lahan pertanian berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah untuk mempertahankan lahan pertanian di II. METODE PENELITIAN A. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan survey primer dan survei sekunder. Survei primer adalah survei yang dilakukan melalui tahap observasi lapangan/ identifikasi lapangan secara langsung [4]. Survei primer yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi kondisi eksisting lahan pertanian di Survey primer lainnya adalah melakukan wawancara untuk menentukan faktor yang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 menentukan insentif dan disinsentif dan menentukan jenis insentif dan disinsentif untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar dengan melakukan analisis stakeholder sebagai responden dalam wawancara. Adapun pembagian responden dari analisis stakeholder adalah : 1. Sangat kuat : Bappeda Bidang Fisik Kabupaten Gianyar, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, Pekaseh (Ketua Subak), Pemilik Lahan; 2. Kuat : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Bagian Perencanaan dan Akademisi Bidang Pertanian Subak; 3. Rata-rata : Ketua Adat dan Praktisi (Konsultan Penyusun RTRW Kabupaten Gianyar) Untuk melakukan analisis nilai insentif dan disinsentif ditentukan sampel dengan menggunakan random sampling. Dalam penentuan sampel ini akan dibagi menjadi sampel pemilik lahan pertanian LP2B dan pemilik lahan pertanian bukan LP2B yang menggunakan rumus sampling Slovin dan dengan derajat kesalahan 0,15%. Rumus untuk menentukan sampel pemilik lahan di Kabupaten Gianyar adalah sebagai berikut: N n = (1+N.e 2 ) Dimana : n = Jumlah responden N= Jumlah Populasi pemilik lahan Kabupaten Gianyar (LP2B sebesar 28.091 jiwa dan bukan LP2B sebesar 14.046 jiwa) e = Besarnya toleransi yang digunakan (0,15) Dari rumus tersebut, didapat total sampel pemilik lahan pertanian LP2B adalah 44 jiwa dan pemilik lahan pertanian bukan LP2B adalah 44. Pengumpulan data juga dilakukan melalui survey sekunder yaitu pengumpulan data yang berasal dari instansional. Beberapa data terkait penelitian melibatkan beberapa pemangku kepentingan yaitu Dinas Bappeda Kabupaten Gianyar, BPS Kabupaten Gianyar, Dinas Pertanian dan Pertamanan Kabupaten Gianyar, dan Dinas Cipta Karya B. Metode Analisis Metode analisis untuk mencapai tujuan penelitian terdiri dari 3 tahapan analisis yaitu analisis menentukan faktorfaktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah, analisis menentukan jenis-jenis insentif dan disinsetif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya dan analisis nilai insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan pertanian di 1. Menentukan faktor-faktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah Menentukan faktor-faktor yang menentukan insentif dan disinsentif menggunakan teknik analisis delphi. Tujuan tahap ini untuk menggabungkan hasil persepsi pemangku kepentingan (stakeholder) sehingga menjadi dasar dalam perumusan jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahakan lahan pertaniannya. Teknik Delphi pada dasarnya merupakan rangkaian pertanyaan yang bertahap dan berkelanjutan. Pertanyaanpertanyaan pertama memerlukan jawaban-jawaban yang bersifat umum seperti tentang tujuan program kegiatan belajar, masalah dan pemecahannya. Pertanyaan berikutnya disusun dan dikirimkan kembali kepada responden berdasarkan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan pertama. Proses Tanya jawab ini berakhir apabila kesepakatan antara para stakeholder telah tercapai setelah informasi yang lengkap terkumpul [5].. 2. Menentukan jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya. Menentukan jenis-jenis insentif dan disinsentif dengan menggunakan teknik analisis delphi. Tujuan tahap ini untuk menggabungkan hasil persepsi pemangku kepentingan (stakeholders) sehingga ditetapkan jenis-jenis insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Uji verifikasi ini akan dilakukan pada beberapa responden yang dibagi berdasarkan tingkat pengaruh dan kepentingan. Adapun pembagian yang digunakan untuk pemilihan responden analisis delphi adalah responden yang sama dengan analisis pada sasaran 1. 3. Menganalisis nilai insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Menganalisis nilai dari jenis insentif dan disinsentif ditentukan berdasarkan preferensi pemilik lahan yang didapat melalui wawancara dengan metode SPM (Stated Preference Method). Desain bentuk pilihan dan penyajian survey stated preference pada pokoknya terdiri atas tiga tahap, yaitu desain eksperimental, penyajian form survey yang menarik dan identifikasi preferensi [6]. Kemudian, data yang sudah didapat berdasarkan metode SPM dianalisis dengan menggunakan Analisis Probit (Probability Unit). Analisis ini merupakan salah satu dari analisis regresi kualitatif. Model logit menggunakan fungsi logistic kumulatif. Secara prinsip untuk memperoleh model probit dapat dilakukan dengan mengganti fungsi logistic kumulatif pada persamaan di bawah dengan fungsi normal kumulatif [7] Hasil dari nilai insentif dan disinsentif akan dijadikan dasar dalam penentuan pemberian insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor-faktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar berdasarkan preferensi pemilik lahan dan pemerintah Adapun dari penelitian ini menemukan faktor-faktor yang menentukan insentif dan disinsentif pertanian di Kabupaten Gianyar agar faktor faktor ini dapat digunakan dalam proses

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 penentuan jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya. Faktor-faktor yang didapat berasal dari variabel berdasarkan sintesa tinjauan pustaka. Variabel tersebut ditanyakan kepada responden hingga variabelvariabel tersebut konsensus, maka variabel tersebut dinyatakan sebagai faktor yang menentukan insentif dan disinsentif di Dari proses analisis Delphi mendapatkan beberapa faktor yang menentukan insentif dan disinsentif, yaitu : 1) Pajak bumi dan bangunan pada lahan pertanian Lahan pertanian di Kabupaten Gianyar yang memiliki lokasi strategis menyebabkan tingginya nilai pajak bumi dan bangunan. Sedangkan, pemilik lahan kesulitan untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Maka, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pajak bumi dan bangunan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar maka alih fungsi lahan akan semakin rentan terjadi. 2) Pendapatan pemilik lahan Tingkat pendapatan pemilik lahan yang rendah menyebabkan pemilik lahan kesulitan melakukan pengelolaan yang dapat berimbas kepada keinginan untuk menjual atau menyewakan lahan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin rendah pendapatan pemilik lahan menyebabkan pemilik lahan kesulitan dalam membiayai pengelolaan lahan sehingga lahan tersebut akan semakin rentan untuk dialih fungsikan. 3) Kestrategisan lokasi lahan Lokasi lahan yang strategis yang disekitarnya sudah terdapat infrastruktur yang mendukung cenderung mudah teralih fungsi ditambah lahan pertanian yang berada di dekat tempat wisata sangat rentan teralih fungsi menjadi fasilitas penunjang pariwisata. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin strategis lokasi lahan menyebabkan lahan semakin rentan untuk dialih fungsikan 4) Perubahan struktur ekonomi Kabupaten Gianyar Telah terjadi perubahan main sector pada hampir seluruh wilayah di Dari awalnya main sector pertanian berubah menjadi perdagangan jasa dan pariwisata. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya alih fungsi lahan pertanian di mengelola lahan pertaniannya sehingga mengalami kesulitan dalam proses pengelolaan lahan pertanian. 7) Biaya produksi pertanian Biaya produksi pertanian cukup tinggi sehingga petani kesulitan untuk menutupi biaya produksi. Hal tersebut berdampak pada tidak maksimalnya proses produksi pertanian sehingga menyebabkan lahan pertanian akan rentan teralih fungsi karena beratnya biaya dalam pengelolaan 8) Tingginya pertumbuhan penduduk Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumlah pendatang di Kabupaten Gianyar menyebabkan peningkatan kebutuhan lahan terbangun sehingga kerentanan lahan pertanian teralih fungsi akan meningkat. 9) Pola pikir pemilik lahan yang menginginkan keuntungan lebih cepat Mayoritas pemilik lahan mengalih fungsikan lahan pertaniannya dengan mengembangkan lahannya menjadi fasilitas penunjang pariwisata atau perdagangan jasa karena lebih mendatangkan banyak penghasilan. 10) Kebijakan pemerintah yang belum tersosialisasikan dengan baik Pemerintah sudah memberlakukan beberapa peraturan terkait peraturan mempertahankan lahan pertanian berusaha, namun keadaan dilapangan para pemilik lahan cenderung ingin melakukan alih fungsi lahannya sendiri. Hal tersebut disebabkan peraturan yang ditetapkan pemerintah belum tersosialisasikan dengan baik. B. Jenis-jenis insentif dan disinsentif yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya. Berdasarkan hasil pada sasaran 1 maka dilakukan analisis Delphi untuk menentukan jenis-jenis insenif dan disinsentif pertanian di Penentuan jenis insentif dan disinsentif akan dibedakan berdasarkan jenis lahan pertanian yaitu lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) dan lahan pertanian bukan lahan pertanian berkelanjutan. Untuk pembagian jenis lahan pertanian dapat dilihat pada gambar 1. 5) Ketersediaan infrastruktur penunjang kegiatan perkotaan pada wilayah sekitar lahan pertanian Ketersediaan infrastruktur menyebabkan lahan pertanian tersebut semakin mudah teralih fungsikan. Hal tersebut disebabkan harga lahan pertanian menjadi meningkat dan investor melihat peluang untuk mengalih fungsikan lahan tersebut. 6) Pemenuhan ketersediaan sarana dan prasarana pertanian Pemilik lahan mengalami permasalahan dalam pemenuhan ketersediaan sarana dan prasarana dalam

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 dianalisis menggunakan Probability Unit dengan preferensi pemilik lahan berdasarkan uji Chi Square dengan menggunakan Pearson Godness-of-Fits Test. Dengan analisis tersebut didapat probabilitas preferensi pemilik lahan pertanian. Adapun nilai insentif dan disinsentif yang didapat berdasarkan hasil analisis Probability Unit yaitu : a) Insentif dan Disinsentif LP2B Gambar 1. Peta orientasi wilayah lahan pertanian LP2B dan lahan pertanian bukan LP2B Berdasarkan hasil analisis Delphi yang telah disepakati oleh stakeholders, didapat jenis-jenis insentif dan disinsentif pada lahan pertanian berkelanjutan yang dapat mempengaruhi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertaniannya adalah (1) pengurangan pajak bumi dan bangunan, (2) pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani, (3) bantuan penyediaan biaya pemenuhan sarana dan prasarana produksi pertanian, (4) subsidi biaya pemeliharaan, (5) jaminan bantuan biaya fasilitas pendidikan dan kesehatan dasar, (6) peningkatan pajak bumi dan bangunan, (7) pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik dan jalan, (8) peningkatan pajak balik nama atau jual beli lahan, (9) pengaturan perizinan dan (10) pengenaan kompensasi. Sedangkan insentif dan disinsentif untuk lahan pertanian bukan lahan pertanian berkelanjutan adalah (1) pengurangan pajak bumi dan bangunan, (2) pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil tani, (3) penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian, (4) subsidi biaya pemeliharaan, (5) peningkatan pajak bumi dan bangunan, (6) pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik dan jalan (7) pajak balik nama atau jual beli lahan dan (8) pengaturan perizinan. Jenis-jenis insentif dan disinsentif yang didapat berdasarkan hasil analisis Delphi kemudian dianalisis hingga memperoleh besaran nilai dari masing-masing jenis insentif dan disinsentif. C. Nilai insentif dan disinsentif bagi pemilik lahan untuk mempertahankan lahan pertanian di Kabupaten Gianyar. Nilai insentif dan disinsentif didapat melalui preferensi pemilik lahan berdasarkan hasil kuisioner. Kemudian No Tabel 1. Hasil Analisis Probabilty Unit Nilai Insentif dan Disinsentif Lahan Pertanian LP2B Jenis Insentif dan Disinsentif 1 Pengurangan Pajak Bumi 2 Pemenuhan Irigasi dan Pasar untuk Menjual Hasil Usaha Tani 3 Bantuan Penyediaan Biaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 4 Subsidi Biaya Pemeliharaan 5 Jaminan Bantuan Biaya Fasilitas Pendidikan dan Kesehatan Dasar 6 Peningkatan Pajak Bumi 7 Pembatasan listrik dan jalan 8 Peningkatan Pajak Balik Nama atau Jual Beli Nilai Insentif dan Disinsentif Menurunkan nilai PBB maksimal sebesar 85%, Pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani Memberikan bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 84% dari biaya sebelumnya Memberikan subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 86% dari biaya sebelumnya Bantuan biaya fasilitas pendidikan dan kesehatan dasar maksimal sebesar 78% dari seluruh total biaya Meningkatkan nilai PBB minimal Pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik atau jalan Meningkatan biaya pajak balik nama minimal Lahan 9 Pengaturan Perizinan Diberlakukan pengaturan perizinan berupa izin alih fungsi dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin izin sama sekali 10 Pengenaan Kompensasi Dikenakan pengenaan biaya kompensasi minimal sebesar 63% No b) Insentif dan Disinsentif bukan LP2B Tabel 2. Hasil Analisis Probabilty Unit Nilai Insentif dan Disinsentif Lahan Pertanian bukan LP2B Jenis Insentif dan Disinsentif 1 Pengurangan Pajak Bumi 2 Pemenuhan Irigasi dan Pasar untuk Menjual Hasil Usaha Tani 3 Bantuan Penyediaan Biaya Pemenuhan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian 4 Subsidi Biaya Pemeliharaan Nilai Insentif dan Disinsentif Menurunkan nilai PBB maksimal Pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani Memberikan bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 59% dari biaya sebelumnya Memberikan subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 68% dari biaya sebelumnya 5 Peningkatan Pajak Bumi Meningkatkan nilai PBB minimal 6 Pembatasan Pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik atau jalan listrik dan jalan 7 Peningkatan Pajak Balik Meningkatan biaya pajak balik Nama atau Jual Beli nama minimal sebesar 40% Lahan 8 Pengaturan Perizinan Diberlakukan pengaturan perizinan berupa izin alih fungsi dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin izin sama sekali Dari hasil nilai insentif dan disinsentif ini akan disesuaikan terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Pada tahun 2012 APBD Kabupaten Gianyar sebesar Rp. 889.407.725.259 (Kabupaten Gianyar Dalam Angka, 2013). Jika APBD belum memungkinkan untuk memberikan insentif sebesar nilai berdasarkan hasil analisis maka insentif dapat diberikan secara bertahap dengan peningkatan tiap tahunnya mengikuti besaran APBD IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan hasil dari keseluruhan proses terkait tujuan utama penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Insentif yang sesuai untuk diberikan kepada pemilik lahan yang mempertahankan lahan pertanian LP2B adalah dengan menurunkan nilai PBB maksimal sebesar 85%, melakukan pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani, memberikan bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 84% dari seluruh biaya kebutuhan, memberikan subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 86% dari seluruh biaya pemeliharaan dan memberikan bantuan biaya fasilitas pendidikan dan kesehatan dasar maksimal sebesar 78% dari seluruh total biaya. 2. Insentif yang sesuai untuk diberikan kepada pemilik lahan yang mempertahankan lahan pertanian bukan LP2B adalah dengan menurunkan nilai PBB maksimal, melakukan pemenuhan pembangunan dan pengadaan infrastruktur irigasi dan pasar untuk menjual hasil usaha tani, memberikan bantuan biaya sarana dan prasarana produksi maksimal sebesar 59% dari seluruh biaya kebutuhan dan memberikan subsidi biaya pemeliharaan maksimal sebesar 68% dari seluruh biaya pemeliharaan. 3. Disinsentif yang sesuai untuk diberikan kepada pemilik lahan (investor) yang melakukan alih fungsi lahan pertanian LP2B adalah dengan meningkatkan nilai PBB minimal, diberlakukan pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik atau jalan, meningkatan biaya pajak balik nama minimal, diberlakukan pengaturan perizinan berupa izin alih fungsi dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin izin sama sekali dan dikenakan pengenaan biaya kompensasi minimal sebesar 63% 4. Disinsentif yang sesuai untuk diberikan kepada pemilik lahan (investor) yang melakukan alih fungsi lahan pertanian bukan LP2B adalah dengan meningkatkan nilai PBB minimal sebesar 48%, diberlakukan pembatasan pembangunan dan pengadaan infrastruktur listrik atau jalan, meningkatan biaya pajak balik nama minimal sebesar 40% dan diberlakukan pengaturan perizinan berupa izin alih fungsi dengan membayar kompensasi atau memberikan izin alih fungsi dengan kewajiban memberikan penggantian lahan dengan fungsi yang sama dan dengan luas dua kali luas lahan yang dikonversi atau tidak diberikan izin izin sama sekali, UCAPAN TERIMA KASIH Penulis N.G.A.P. mengucapkan terima kasih kepada Bapak Putu Gde Ariastita, ST., MT., yang telah membimbing peneliti hingga mampu menyelesaikan penelitian ini hingga akhir. Terimakasih pula kepada pihakpihak terkait yang menjadi sumber dan responden yang membantu menyukseskan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Pusat Statistika. 2014. Provinsi Bali Dalam Angka 2013. Bali [2] Iqbal, Muhammad. 2007. Fenomena dan Strategi Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Pengendalian Konversi Lahan Sawah di Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat. Jurnal Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. [3] Badan Pusat Statistika. 2014. Kabupaten Gianyar Dalam Angka 2013. Gianyar [4] Hartono, J,H. 2004. Metodelogi Penelitian. BPFE Yogyakarta [5] Sudjana, H.D. 2001 Matode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production. [6] Ortuzar, J.D and Willumsen, 1994, Modelling Transport, England : John Wiley and Sons, Ltd. [7] Somantri, Ating. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.