IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING

dokumen-dokumen yang mirip
IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL

SIFAT GELANGGANG NOETHERIAN DAN GELANGGANG PERLUASANNYA. ABSTRAK Suatu gelanggang R disebut gelanggang Noetherian jika memenuhi sifat :

Pembentukan Ideal Prim Gelanggang Polinom Miring Atas Daerah ( )

Volume 9 Nomor 1 Maret 2015

PEMBUKTIAN AUTOMORFISMA PADA GELANGGANG POLINOM MIRING UNTUK PEMBENTUKAN GELANGGANG POLINOM MIRING BERSUSUN. Amir Kamal Amir

SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra

SUBGRUP C-NORMAL DAN SUBRING H R -MAX

HIMPUNAN BILANGAN BULAT NON NEGATIF PADA SEMIRING LOKAL DAN SEMIRING FAKTOR. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PENGESAHAN... III KATA PENGANTAR... IV DAFTAR ISI... V BAB I PENDAHULUAN...

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial Indramayanti Syam 1,*, Nur Erawaty 2, Muhammad Zakir 3

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

STRUKTUR ALJABAR: RING

Isomorfisma dari Gelanggang Polinom Miring Kompleks ke Gelanggang Quaternion Riil

Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks atas Ring Komutatif

1. GRUP. Definisi 1.1 (Operasi Biner) Diketahui G himpunan dan ab, G. Operasi biner pada G merupakan pengaitan

PEMBUKTIAN AUTOMORFISMA PADA GELANGGANG POLINOM MIRING UNTUK PEMBENTUKAN GELANGGANG POLINOM MIRING BERSUSUN

IDEAL PRIMA FUZZY DI SEMIGRUP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GELANGGANG ARTIN. Kata Kunci: Artin ring, prim ideal, maximal ideal, nilradikal.

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

IDEAL DAN SIFAT-SIFATNYA

Keberlakuan Teorema pada Beberapa Struktur Aljabar

Modul Perkalian. Oleh Samsul Arifin Jurusan Matematika FMIPA UGM Sekip Utara Yogyakarta 55281

BEBERAPA SIFAT DIMENSI KRULL DARI MODUL. Amir Kamal Amir 1)

MENENTUKAN DEVIASI DARI HIMPUNAN TERURUT PARSIAL

HUBUNGAN DERIVASI PRIME NEAR-RING DENGAN SIFAT KOMUTATIF RING

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan dikaji konsep operasi biner dan ring yang akan digunakan

IDEAL DIFERENSIAL DAN HOMOMORFISMA DIFERENSIAL. Na imah Hijriati, Saman Abdurrahman, Thresye

Antonius C. Prihandoko

MODUL FAKTOR DARI MODUL ENDOMORFISMA PADA HIMPUNAN BILANGAN BULAT ATAS GAUSSIAN INTEGER

Parameterisasi Pengontrol yang Menstabilkan Melalui Pendekatan Faktorisasi

Prosiding ISSN:

Bentuk-bentuk Ideal pada Semiring (Z +, +,.) dan Semiring (Z +,, )

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABEL SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL

Mengkarakterisasi Homomorfisma Lapangan dengan Persamaan Fungsional

PEMBENTUKAN GELANGGANG POLINOM MIRING DARI QUATERNION

PEMBENTUKAN IDEAL MAKSIMAL GELANGGANG POLINOM MIRING MENGGUNAKAN IDEAL GELANGGANG TUMPUANNYA

Seminar Nasional Aljabar, Pengajaran Dan Terapannya

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

Kajian Teori Ideal Perluasan Subtraktif Pada Semiring Ternari

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

TEORI IDEAL PADA SEMIRING FAKTOR DAN SEMIRING TERNARY FAKTOR

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

KARAKTERISTIK GELANGGANG BILANGAN BULAT DAN PENGAITANNYA DENGAN TIGA STRUKTUR KHUSUS DAERAH INTEGRAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dikaji beberapa karakteristik ring dan ring faktor serta suatu

SEKILAS TENTANG KONSEP. dengan grup faktor, dan masih banyak lagi. Oleh karenanya sebelum

BAB I Ring dan Ring Bagian

SUKU BANYAK. A. Teorema Sisa 1) F(x) = (x b) H(x) + S, maka S = F(b) 2) F(x) = (ax b) H(x) + S, maka S = F( a

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

ISOMORFISMA DARI MATRIKS QUATERNION KOMPLEKS KE MATRIKS KOMPLEKS DAN SIFAT-SIFATNYA Ainun Mawaddah Abdal, Amir Kamal Amir, dan Nur Erawaty

UNNES Journal of Mathematics

SIFAT ARMENDARIZ P A D A BEBERAPA RING GRUP

ANTI SUBGRUP FUZZY. Kata Kunci: Lower level subset, Anti subgrup fuzzy, Lower Level Subgrup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSTRUKSI HOMOMORFISMA PADA GRUP BERHINGGA

GRUP HINGGA NILPOTENT. Patma dan Hery Susanto Universitas Negeri Malang

Sifat-Sifat Ideal Utama dan Ideal Maksimal dalam Near-Ring

PENGERTIAN RING. A. Pendahuluan

SUATU BUKTI DARI WEDDERBURN S LITTLE THEOREM

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

Produk Cartesius Semipgrup Smarandache

MATHunesa Jurnal Ilmiah Matematika Volume 2 No.6 Tahun 2017 ISSN

MODUL HASIL BAGI DARI SUATU MODUL DEDEKIND

UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA Sekip Utara, Yogyakarta

ISNN WAHANA Volume 68, Nomer 1, 1 Juni 2017 HUBUNGAN ANTARA DAERAH IDEAL UTAMA, DAERAH FAKTORISASI TUNGGAL, DAN DAERAH DEDEKIND

BAB II TEORI DASAR. untuk setiap e G. 4. G mengandung balikan. Untuk setiap a G, terdapat b G sehingga a b =

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

Pembentukan -aljabar Komutatif dan Implikatif dari Sebuah Lapangan. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK DALAM PERKULIAHAN STRUKTUR ALJABAR (The Logical Identification Approach on the Subject of Abstract Algebra)

KELAS-KELAS BCI-ALJABAR DAN HUBUNGANNYA SATU DENGAN YANG LAIN. Winarsih 1, Suryoto 2. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275

PENDEKATAN IDENTIFIKASI LOGIK UNTUK MENGATASI KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMAHAMI DEFINISI DAN TEOREMA PADA STRUKTUR ALJABAR LANJUT 1

HUBUNGAN DAERAH DEDEKIND DENGAN GELANGGANG HNP

ABSORBENT PENYARINGAN TERURUT DARI SEMIGRUP IMPLIKATIF

BAB 3 RING ARMENDARIZ. bahwa jika ab = 0, maka ba = 0 (diketahui ab = 0, maka (ba) 2 = baba = b.0.a = 0

BAB III PERLUASAN INTEGRAL

PERLUASAN DARI RING REGULAR

IDEAL FUZZY NEAR-RING. Saman Abdurrahman, Na imah Hijriati, Thresye

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. definisi mengenai grup, ring, dan lapangan serta teori-teori pengkodean yang

BENTUK - BENTUK IDEAL PADA SEMIRING ( ( ) )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diuraikan teori grup dan teori ring yang akan digunakan dalam

KETERKAITAN RG-ALJABAR DAN STRUKTUR GRUP

Kriteria Struktur Aljabar Modul Noetherian dan Gelanggang Noetherian

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

Teorema-Teorema Utama Isomorphisma pada Near-Ring

RANK DARI GRUP DIHEDRAL TIGA (D 3 ) YANG BERAKSI

R-SUBGRUP NORMAL FUZZY NEAR-RING

ELEMEN PEMBANGUN ( DALAM SEMIGRUP - ( Y.D. Sumanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstrak

Struktur Aljabar I. Pada bab ini disajikan tentang pengertian. grup, sifat-sifat dasar grup, ordo grup dan elemennya, dan konsep

Syarat Perlu Dan Cukup Subaljabar Merupakan Ideal di Dalam Aljabar BCI

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

HUBUNGAN BENTUK-BENTUK KHUSUS K-ALJABAR HIPER IMPLIKATIF

Transkripsi:

IDEAL PRIMA DAN IDEAL MAKSIMAL PADA GELANGGANG POLINOMIAL Qharnida Khariani, Amir Kamal Amir dan Nur Erawati Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin (UNHAS) Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 Makassar 90245, Indonesia qharnida_khariani@yahoo.com PRIME IDEAL AND MAXIMAL IDEAL IN A POLYNOMIAL RING Qharnida Khariani, Amir Kamal Amir and Nur Erawati Mathematics Department Faculty of Mathematics and Natural Sciences Hasanuddin University (UNHAS) Jl. Perintis Kemerdekaan KM.10 Makassar 90245, Indonesia qharnida_khariani@yahoo.com Abstrak Teori gelanggang merupakan salah satu bagian di matematika aljabar yang berkembang pesat saat ini. Dari suatu gelanggang R dapat dibentuk gelanggang baru R[x] yang disebut dengan gelanggang polinomial. Ideal adalah bagian dari gelanggang yang mempunyai struktur istimewa. Jika R gelanggang dan N himpunan bagian tidak kosong dari R, himpunan N dikatakan ideal dari R jika N memuat semua hasil kali xr dan rx dengan x sebarang anggota N dan r sebarang anggota R. Dalam tulisan ini lebih terkhusus lagi akan dibahas mengenai ideal prima dan ideal maksimal. Lebih jelasnya, akan dibahas karakterisasi ideal prima, karakterisasi ideal maksimal, keterkaitan antara kedua ideal tersebut dan keterkaitan antara ideal prima dan ideal maksimal dengan gelanggang faktornya. Kata Kunci : gelanggang faktor, gelanggang polinomial, ideal, ideal maksimal, ideal prima. Abstract Ring theory is a part in algebra. From a ring R can be formed a new ring R[x] is called the polynomial ring. Ideal is a part of the ring which has a special structure. If R is a ring and N non-empty subset of R, then N is called ideal of R if N contains all the product of xr and rx where x in N and r in R. In this paper will be discussed more particularly about the prime ideal and maximal ideal. More specifically, it will be discussed characterization of prime ideal, characterization of maximal ideal, the relation between them, and the relation between prime ideal and maximal ideal with their factor ring. Keywords : factor ring, polynomial ring, ideal, maximal ideal, prime ideal. PENDAHULUAN Teori gelanggang merupakan salah satu bagian di matematika aljabar yang berkembang pesat saat ini. Gelanggang adalah himpunan tak kosong dengan dua operasi biner, penjumlahan dan perkalian yang memenuhi aksioma tertentu. Sedangkan ideal adalah bagian dari gelanggang dengan struktur yang istimewa. Misalkan N adalah subset dari R,maka N dikatakan Ideal dari R jika N memuat semua hasil kali xr dan rx dengan x sebarang anggota N dan r sebarang anggota R. Paper ini akan membahas mengenai ideal prima dan ideal maksimal. Lebih jelasnya akan dibahas mengenai karakterisasi ideal prima, karakterisasi ideal maksimal, keterkaitan antara kedua ideal tersebut, dan keterkaitan antara kedua ideal dengan gelanggang faktornya. Untuk pembahasan yang lebih lanjut, dibutuhkan beberapa defenisi. Oleh karena 1

itu, sebelum memasuki pembahasan mengenai hal tersebut di atas, pada bagian ini disajikan lebih dahulu defenisi-defenisi pendukung yang akan dipakai dalam pembahasan selanjutnya. Definisi 1.1 [1] Misal R adalah suatu gelanggang dan N adalah sub gelanggang, maka N disebut ideal R jika untuk a N dan x R berlaku xa N dan ax N. Definisi 1.2 [1] Sebuah ideal N R pada sebuah gelanggang komutatif R disebut ideal prima jika ab N berimplikasi a N atau b N, untuk a, b R. Definisi 1.3 [2] Sebuah ideal M pada gelanggang disebut ideal maksimal jika M berbeda dari R sedemikian sehingga tidak ada ideal sejati N pada R yang memuat M. Teorema 1.1 [3] Jika R adalah gelanggang komutatif sedemikian sehingga R 2 = R (dalam hal ini R memiliki identitas), maka setiap ideal maksimal adalah prima. Teorema 1.2 [4] Jika F adalah lapangan, maka F[x] adalah ideal utama. MASALAH DAN PEMBAHASAN Masalah yang akan dibahas dalam bagian ini adalah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ideal prima dan ideal maksimal pada gelanggang polinomial. Lebih jelasnya, dalam paper ini akan dipaparkan dengan terperinci permasalahanpermasalahan berikut: 1. Bagaimana karakterisasi ideal prima? 2. Bagaimana karakterisasi ideal maksimal? 3. Bagaimana keterkaitan antara ideal prima dan ideal maksimal dengan polinomial yang tak tereduksi? Berikut ini adalah contoh dari Gaussian Integer yang bukan ideal prima. Contoh 2.1 Misalkan R = Z + Zi dan I = 1 + i 2 R. Maka akan ditunjukkan apakah I ideal prima atau tidak ideal prima pada R. R = Z + Zi. I = 1 + i 2 R = 1 + 2i + i 2 R = 2i R = 2i Z + Zi = 2Zi + 2Zi 2 = 2Z + 2Zi. Ambil a = a 1 + a 2 i R dan b = b 1 + b 2 i R. Misalkan ab I, maka ab = a 1 + a 2 i b 1 + b 2 i = a 1 b 1 + a 1 b 2 i + a 2 b 1 i + a 2 b 2 i 2 = a 1 b 1 + a 1 b 2 + a 2 b 1 i a 2 b 2 = a 1 b 1 a 2 b 2 + a 1 b 2 + a 2 b 1 i. Karena ab I, artinya a 1 b 1 a 2 b 2 2Z dan a 1 b 2 + a 2 b 1 2Z. Bukti penyangkal Misalkan dipilih a = 3 + 3i I dan b = 3 + 3i I, maka ab = 3 + 3i 3 + 3i = 9 + 9i + 9i + 9i 2 = 18i I. Karena a I dan b I, tetapi ab I maka berdasarkan definisi maka I bukan ideal prima. Berikut ini adalah teorema mengenai ideal prima dengan polinomial yang tak tereduksi. Teorema 2.1 Misalkan F adalah lapangan dan I adalah ideal terhadap gelanggang polinomial F[x], maka I prima jika dan hanya jika I = 0 atau I = f(x) untuk suatu f(x) yang tak tereduksi. Jika I ideal prima, maka I = 0 dan I = f(x) dengan f(x) yang tak tereduksi. Berdasarkan Teorema 1.2 jika I ideal di F[x] maka I adalah ideal utama. Misalkan I = f(x), jika f x = 0, maka bukti selesai. Dan jika f(x) 0 akan ditunjukkan bahwa f(x) tak tereduksi. Andaikan f(x) 2

tereduksi berarti terdapat g(x) dan (x) dengan derajat g x < f(x) dan derajat x < f(x). Sedemikian sehingga f x = g x (x). Karena derajat g x < f(x) dan derajat x < f(x), maka g(x) f(x) dan (x) f(x). Hal ini berarti I bukan ideal prima. Jadi, terjadi kontradiksi. Dengan demikian f(x) tak tereduksi. Jika I = 0 dan I = f(x) dengan f(x) yang tak tereduksi maka I ideal prima. Untuk I = 0, misalkan g x (x) 0 maka g x x = 0. Akibatnya g x = 0 atau x = 0. Sehingga g(x) 0 atau (x) 0. Dengan kata lain I = 0 prima. Untuk I = f(x) dengan f(x) yang tak tereduksi. Andaikan f(x) tidak prima, berarti terdapat g x x = f(x) dengan g(x) f(x) dan (x) f(x). Karena derajat g x < f(x) dan derajat x < f(x), maka f(x) tak tereduksi. Jadi, terjadi kontradiksi. Dengan demikian f(x) ideal prima. Berikut ini diberikan contoh mengenai ideal maksimal. Contoh 2.2 M R dan R gelanggang komutatif, maka M ideal maksimal jika dan hanya jika untuk setiap r R M, terdapat x R sedemikian sehingga 1 R rx M. Misalkan M ideal maksimal. Akan ditunjukkan bahwa untuk setiap r R M, terdapat x R sedemikian sehingga 1 rx M. Andaikan terdapat r R M untuk setiap x R sedemikian sehingga 1 rx M. Jelas bahwa rr + M adalah ideal di R. Karena 1 rx M, maka 1 rr + M. Jadi rr + M R. Lebih lanjut, karena r rr + M dan r M, maka M rr + M. Dengan demikian M Terjadi kontradiksi dengan pernyataan awal, sehingga terbukti bahwa M ideal maksimal jika untuk setiap r R M, terdapat x R sedemikian sehingga 1 rx M. Misalkan untuk setiap r R M, terdapat x R sedemikian sehingga 1 rx M. Akan ditunjukkan bahwa M ideal maksimal. Misalkan N adalah sebuah ideal lain dengan M N. Misalkan r N M, berarti terdapat x R, sehingga 1 rx M N. Jadi, 1 rx N. Karena, rx N, maka 1 N. Dan karena 1 N, maka N = R. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa M ideal maksimal. Berikut adalah lemma mengenai gelanggang formal power series yang ideal maksimal. Lemma 2.1 Misal F X adalah gelanggang dari formal power series dengan koefisiennya dalam lapangan F. Maka X adalah ideal maksimal. X = a 1 x + a 2 x 2 + a 3 x 3 + a i F ; i = 1,2,3. Misalkan J adalah ideal dari F X dengan X J. Akan ditunjukkan bahwa J = F X. Karena X J, maka ada P(x) J tetapi P(x) X. Karena P(x) X maka P(x) berbentuk : P x = p 0 + p 1 x + p 2 x 2 + dengan p 0 0. Karena p 1 x + p 2 x 2 + X, maka p 1 x + p 2 x 2 + J. Oleh karena itu, karena J ideal berarti : P x p 1 x + p 2 x 2 + J = p 0 + p 1 x + p 2 x 2 + p 1 x + p 2 x 2 + J = p 0 J. Karena p 0 J dan p 0 F, maka terdapat p 1 0 F. Karena J ideal, maka : p 1 0 p 0 J menghasilkan 1 J Karena 1 J maka J = F X. Karena J = F X maka dapat disimpulkan bahwa X ideal maksimal. Berikut ini adalah teorema mengenai ideal maksimal dengan polinomial yang tak tereduksi. 3

Teorema 2.2 Misalkan F adalah lapangan dan I adalah ideal terhadap gelanggang polinomial F[x], maka f(x) 0 ideal maksimal terhadap F[x] jika dan hanya jika f(x) tak tereduksi atas F. Misalkan f(x) 0 adalah ideal maksimal terhadap F[x]. Maka f(x) F[x] sehingga f(x) F. Karena f(x) ideal maksimal maka f(x) juga ideal prima. Sehingga f x = g x (x) berimplikasi g x f(x) atau (x) f(x). Karena f(x) 0 berarti g x konstan atau x konstan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa f x tak tereduksi. Jika f(x) tak tereduksi akan ditunjukkan bahwa f(x) 0 ideal maksimal. Misal M = f(x). Untuk menunjukkan ideal maksimal dari F[x] sedemikian sehingga M N maka M = N atau N = F[x]. Karena F lapangan maka menurut teorema Teorema 1.2 F[x] adalah ideal utama, maka N = g(x) untuk suatu g(x) F[x]. Karena f(x) M N maka f x = g x (x), (x) F[x]. Karena f(x) tak tereduksi maka g(x) konstan atau (x) konstan. Jika (x) konstan maka x = a, untuk suatu a F. Berarti f x = g x a atau g x = f(x) a 1. Berarti g(x) M, berakibat N M. Karena M N dan N M maka M = N. Jika g(x) konstan maka g x = t, untuk suatu t F. Sehingga t t 1 = 1 N. Oleh karena itu, untuk setiap m(x) F[x] berlaku 1 m x = m(x) N (karena N ideal dari F[x]). Maka N = F[x]. Sehingga dapat disimpulkan bahwa M = f(x) ideal maksimal dari F[x]. Seperti yang diketahui bahwa terdapat teorema yang menyatakan bahwa pada gelanggang komutatif, setiap ideal maksimal maksimal adalah prima, dan lemma berikut ini membuktikan bahwa terdapat ideal prima tapi Lemma 2.2 Diberikan gelanggang R = Z[x] dan P = a n x n + + a 1 x a i Z. Akan ditunjukkan bahwa P ideal prima tapi P R = Z x = a 0 + a 1 x + a 2 x 2 + + a n x n a i Z P = a 1 x + a 2 x 2 + + a n x n a i Z Ambil q(x), s(x) R = Z x q x = b 0 + b 1 x + b 2 x 2 + + b m x m k = b m x m, b m Z, k Z + m =0 s x = c 0 + c 1 x + c 2 x 2 + + c t x t l = c t x t, c t Z, l Z + t =0 Misalkan q x s x P q x s x = k+l i i=0 j =0 k+l b j c i j x i = b 0 c 0 x 0 + b 0 c 1 + b 1 c 0 x 1 t=0 + b 0 c 2 + b 1 c 1 + b 2 c 0 x 2 + b 1 c 2 + b 2 c 1 x 3 +b 2 c 2 x 4 + P Karena q x s(x) P, maka b 0 c 0 = 0 Artinya b 0 = 0 atau c 0 = 0. Jika b 0 = 0, maka q x P. Jika c 0 = 0 maka s x P. Jadi, dapat disimpulkan bahwa P ideal prima. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa P bukan ideal maksimal. Diketahui bahwa P ideal. Akan ditunjukkan bahwa P + 2Z ideal dari Z. Ambil a Z dan b P + 2Z. Karena b P + 2Z, maka b berbentuk b = p + 2k dengan p P dan k Z. Maka ab = a(p + 2k) P + 2Z dan ba = p + 2k a P + 2Z. Karena ab = ba P + 2Z, maka P + 2Z ideal terhadap Z. P = 0 + a 1 x + a 1 x 2 + + a n x n a i Z P + 2Z = a 0 + a 1 x + a 1 x 2 + + a n x n, dimana a i 2Z. Sebelumnya telah diketahui bahwa P ideal dan P + 2Z juga ideal. Untuk setiap x P dan x P + 2Z terdapat y P + 2Z dimana 4

y P. Dalam hal ini terdapat a 0 P + 2Z tetapi a 0 P. Sehingga P P + 2Z yang berarti P P + 2Z. Karena P P + 2Z maka P 4. Fraleigh, John. 2002. A First Course in Abstract Algebra, 7 th Edition. New York: Addison-Wesley Publishing Company. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Jika R = Z + Zi dan I = 1 + i 2 R. Maka I tidak ideal prima pada R. 2. Jika F lapangan dan I ideal terhadap F[x], maka I prima jika dan hanya jika I = 0 atau I = f(x) untuk suatu f(x) yang tak tereduksi. 3. Jika M R dan R gelanggang komutatif, maka M ideal maksimal jika dan hanya jika untuk setiap r R M, terdapat x R sedemikian sehingga 1 R rx M. 4. Jika F X adalah gelanggang dari formal power series dengan koefisiennya dalam lapangan F, maka X adalah ideal maksimal. 5. Jika F lapangan dan I ideal terhadap F[x], maka f(x) 0 ideal maksimal terhadap F[x] jika dan hanya jika f(x) tak tereduksi atas F. 6. Jika R gelanggang komutatif dengan R = Z[x] dan P = a n x n + + a1x ai Z, makap ideal prima tapi P REFERENSI [1]. Fraleigh, John. 1997. A First Course In Abstract Algebra, 5 th Edition. University of Rhode Island [2]. Prihandoko.C, Antonius. 2009. Pengantar Teori Ring dan Implementasinya. Jember : Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas jember. [3].Judson.W, Thomas. 2011. Abstract Algebra Theory and Applications. Stephen F. Austin State University. 5