OPTIMASI PERENCANAAN JALUR PADA MOBILE ROBOT BERBASIS ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POLA DISTRIBUSI NORMAL

dokumen-dokumen yang mirip
GABUNGAN METODE DJIKSTRA DAN FUZZY C-MEANS UNTUK PENENTUAN RUTE DAN JUMLAH OBYEK RINTANGAN

METODA GENETIC ALGORITMA SEBAGAI PERENCANAAN LINTASAN ROBOT UNTUK APLIKASI PENGEBORAN PADA PCB ABSTRAK

SIMULASI ROBOT PEMADAM API DENGAN METODE ALGORITMA GENETIK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM (TSP)

OPTIMASI PENCAPAIAN TARGET PADA SIMULASI PERENCANAAN JALUR ROBOT BERGERAK DI LINGKUNGAN DINAMIS

Perencanaan Jalur Pada Mobile Robot Dari Obyek Nyata Dan Dinamis Berbasis Algoritma Genetika

DAFTAR ISI. Tim Redaksi... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENJADWALAN UJIAN TUGAS AKHIR PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

Denny Hermawanto

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST.,M.KOM

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

Keywords Algoritma, Genetika, Penjadwalan I. PENDAHULUAN

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIK DAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND PADA TRAVELLING SALESMAN PROBLEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

PENGGUNAAN ALGORITMA GENETIKA PADA PENJADWALAN PRODUKSI DI PT DNP INDONESIA PULO GADUNG

OPTIMASI PENATAAN SILINDER DALAM KONTAINER DENGAN ALGORITMA GENETIKA

Pendekatan Algoritma Genetika pada Peminimalan Fungsi Ackley menggunakan Representasi Biner

BAB III. Metode Penelitian

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

OPTIMASI PENJADWALAN CERDAS MENGGUNAKAN ALGORITMA MEMETIKA

IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENCARIAN RUTE PALING OPTIMUM

Optimasi Multi Travelling Salesman Problem (M-TSP) Menggunakan Algoritma Genetika

PENYELESAIAN KNAPSACK PROBLEM MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI

OPTIMASI PERSEDIAAN BAJU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PUSAT KLASTER MENGGUNAKAN ALGORITMA FAST GENETIC KMEAN PADA DATA BERDISTRIBUSI NORMAL

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

Lingkup Metode Optimasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK TRAVELING SALESMAN PROBLEM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ORDER CROSSOVER DAN INSERTION MUTATION

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1 di bawah ini mengilustrasikan jalur pada TSP kurva terbuka jika jumlah node ada 10:

Optimalisasi Pengantaran Barang dalam Perdagangan Online Menggunakan Algoritma Genetika

OPTIMASI PENEMPATAN KAPASITOR PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 kv DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMBINASI FUZZY DAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Algoritma Genetika

ALGORITMA GENETIKA PADA PEMROGRAMAN LINEAR DAN NONLINEAR

Genetic Algorithme. Perbedaan GA

Pemaksimalan Papan Sirkuit Di Pandang Sebagai Masalah Planarisasi Graf 2-Layer Menggunakan Algoritma Genetika

RANCANG BANGUN ROBOT PANTILT : PENDETEKSIAN POSISI TANGAN BERBASIS ALGORITMA GENETIKA

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 2001 pemilik CV. Tunas Jaya membuka usaha di bidang penjualan dan

Peramalan Kebutuhan Beban Sistem Tenaga Listrik Menggunakan Algoritma Genetika

ALGORITMA GENETIKA. Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

Optimasi Penjadwalan Ujian Menggunakan Algoritma Genetika

KNAPSACK PROBLEM DENGAN ALGORITMA GENETIKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

Analisis Operator Crossover pada Permasalahan Permainan Puzzle

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI PC BERDASARKAN KEMAMPUAN FINANSIAL KONSUMEN

PENENTUAN KOMBINASI OPTIMUM JUMLAH, BERAT, DAN WAKTU TAMBAT KAPAL DI PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA III GRESIK MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Optimasi Pemilihan Pekerja Bangunan Proyek Pada PT. Citra Anggun Pratama Menggunakan Algoritma Genetika

Pencarian Rute Terpendek untuk Pengoptimalan Ditribusi Sales Rokok Gudang Garam di kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Menggunakan Algoritma Genetika

OPTIMASI JALUR TRANSPORTASI PRODUK HOUSING CLUTCH DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

Rancang Bangun Robot PANTILT: Pendeteksian Posisi Kepala Manusia Menggunakan Algoritma Genetika

BAB 3 PENANGANAN JARINGAN KOMUNIKASI MULTIHOP TERKONFIGURASI SENDIRI UNTUK PAIRFORM-COMMUNICATION

PENENTUAN JARAK TERPENDEK PADA JALUR DISTRIBUSI BARANG DI PULAU JAWA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA. Abstraksi

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

Bab II Konsep Algoritma Genetik

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

PERANCANGAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENENTUKAN JALUR TERPENDEK. Kata kunci: Algoritma Genetika, Shortest Path Problem, Jalur Terpendek

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. diperoleh menggunakan algoritma genetika dengan variasi seleksi. A. Model Matematika CVRPTW pada Pendistribusian Raskin di Kota

Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA)

OPTIMALISASI LAHAN TANAH UNTUK AREA RUMAH DAN JALAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

OPTIMASI PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DENGAN ALGORITMA GENETIK

Implementasi Sistem Penjadwalan Akademik Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Menggunakan Metode Algoritma Genetika

Penyelesaian Puzzle Sudoku menggunakan Algoritma Genetik

OPTIMASI PENDUGAAN PARAMETER DALAM ANALISIS STRESS DAN STRAIN TERHADAP MATERIAL MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Manajemen Gangguan Jaringan Distribusi 20 kv Kota Surabaya berbasis Geographic Information System (GIS) menggunakan Metode Algoritma Genetika

2.16. Keaslian Penelitian BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Analisa sistem Observasi Wawancara

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN FITUR WARNA DAN TEKSTUR DENGAN FGKA CLUSTERING (FAST GENETICS K-MEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

Pencarian Rute Optimum Menggunakan Algoritma Genetika

PENERAPAN METODE SIMULATED ANNEALING UNTUK PENJADWALAN JOB SHOP PADA MESIN PABRIK

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

PATH TRACKING PADA MOBILE ROBOT DENGAN UMPAN BALIK ODOMETRY

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ALGORITMA GENETIKA Suatu Alternatif Penyelesaian Permasalahan Searching, Optimasi dan Machine Learning

PEMAMPATAN MATRIKS JARANG DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN PROGRAM PASCAL

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN PENJADWALAN JOB SHOP SECARA MONTE CARLO

Optimasi Fungsi Tanpa Kendala Menggunakan Algoritma Genetika Dengan Kromosom Biner dan Perbaikan Kromosom Hill-Climbing

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Mata Kuliah E-Bisnis REVIEW TESIS

PENGELOMPOKAN GAMBAR BERDASARKAN WARNA DAN BENTUK MENGGUNAKAN FGKA (FAST GENETIC KMEANS ALGORITHM) UNTUK PENCOCOKAN GAMBAR

V. MENENTUKAN NILAI MINIMUM DARI SEBUAH FUNGSI OBJEKTIVE DGN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA (GA)

Meilinda Ayundyahrini Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendie A. K, MT Nurlita Gamayanti, ST., MT

Penerapan Adaptive Genetic Algorithm dengan Fuzzy Logic Controller pada Capacitated Vehicle Routing Problem

Transkripsi:

OPTIMASI PERENCANAAN JALUR PADA MOBILE ROBOT BERBASIS ALGORITMA GENETIKA MENGGUNAKAN POLA DISTRIBUSI NORMAL Bayu Sandi Marta 1), Djoko Purwanto 2) 1), 2) Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Jawa Timur Email : bayoesandi@yahoo.com 1), djoko@ee.its.ac.id 2) Abstrak Proses perencanaan jalur pada suatu mobile robot harus memperhatikan tingkat keamanan dan jarak tempuh dari jalur yang dibuat. Beberapa penelitian sebelumnya, dalam proses perencanaan jalur menggunakan beberapa metode seperti djikstra dan algoritma genetika (GA). Dalam GA jalur yang dihasilkan berdasarkan dari titik bantu (via point) yang disebar pada seluruh area. Permasalahan yang muncul adalah ketika jumlah via point tetap dan disebarkan pada suatu area yang luasannya besar maka akan menyebabkan jalur yang terbentuk kurang optimal dalam hal jarak lintasan. Berbeda apabila luasan areanya lebih kecil, maka persebaran titik bantu ini akan lebih rapat sehingga peluang untuk menghasilkan jalur yang lebih pendek dan aman akan lebih tinggi. Dengan menggunakan distribusi normal, maka persebaran titik bantu ini akan di atur mendekati dengan acuan garis lurus antara posisi aktual robot dan titik tujuan. Hasil yang didapatkan dengan menambahkan distribusi normal dan pembagian wilayah menunjukkan bahwa jalur yang dibentuk lebih baik dengan panjang lintasan yang dibuat lebih pendek. Kata kunci: Mobile Robot, Algoritma Genetika, Distribusi Normal, Pembagian Wilayah, Titik Bantu. 1. Pendahuluan Perencanaan jalur adalah suatu isu penting dalam dunia robotika. Faktor keamanan dan jarak adalah parameter yang sering dijadikan acuan dalam suatu proses perencanaan jalur. Suatu jalur dikatakan aman apabila jalur tersebut bebas dari halangan yang mengganggu robot selama bergerak. Panjang jalur dapat mempengaruhi waktu tempuh sehingga jalur yang pendek relatif lebih baik daripada jalur yang panjang. Namun jalur yang pendek dikatakan baik apabila tidak terdapat halangan didalamnya. Metode optimasi jalur yang sudah dikembangkan antara lain oleh Gihan Nagib dan W. Gharieb [1]. yang menggunakan GA dalam proses perencanaan jalur. Algoritma ini digunakan untuk menemukan jalur yang optimal yaitu memiliki jarak tempuh terpendek dan tidak terdapat halangan. Dalam bidang kerja 2D, posisi robot dan titik tujuan ditentukan. Titik bantu disebar dalam bidang kerja dan setiap titik tersebut direpresentasikan sebagai gen yang dinyatakan dalam kode biner. Panjang kromosom menunjukkan jumlah halangan dalam bidang kerja. Hasil yang didapatkan dari metode ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan yang tinggi. Dalam metode ini proses peletakan titik bantu berpengaruh terhadap jalur yang dihasilkan. Bima Sena Bayu D [2]. Menggunakan Compact genetic algorithm (cga) mampu menghasilkan jalur dengan jarak yang pendek serta menghindari halangan yang ada. Sama seperti dengan Gihan Nagib dan W. Gharieb, keluaran dari algoritma ini sangat bergantung kepada peletakan titik bantu. Kondisi peletakan yang acak memungkinkan beberapa titik bantu berada pada posisi yang berjauhan dari titik lain sehingga menyebabkan jalur yang dihasilkan cenderung melebar dan menjadi lebih panjang. Muhammad Saleem Ullah Khan Sumbal [3] dalam tesisnya menyajikan suatu metode dalam peletakan titik bantu dengan cara menyebar titik bantu pada tepi halangan. Apabila terdapat tepi halangan yang berbentuk lingkaran maka dilakukan proses transformasi menjadi suatu sudut. Untuk mengantisipasi robot menumbuk halangan maka dilakukan proses scalling pada halangan hingga satu setangah kali dari besar. Cara ini menghasilkan jalur dengan tingkat keamanan yang tinggi namun tingkat kehalusan jalur masih rendah karena pada jalur yang dihasilkan robot akan selalu berjalan disebalah halangan seolah-olah mengikuti bentuk dari halangan. Apabila halangan berada jauh dari titik tujuan maka jalur yang dihasilkan juga akan lebih panjang. Dengan memperhatikan hasil yang telah dicapai diatas, maka secara umum suatu jalur dapat dikatakan optimal apabila memiliki kriteria panjang lintasan yang terpendek, aman dari halangan, dan lintasan yang halus. Makalah ini menyajikan optimasi algoritma genetika dalam proses perencanaan jalur pada mobile robot dengan menggunakan pola persebaran distribusi normal dalam proses persebaran titik bantu. Titik bantu ini akan terhubung satu sama lain sehingga menjadi suatu jalur. Penggunaan pola distribusi normal ini dengan memperhatikan nilai rata-rata dan simpangan baku yang akan mempengaruhi persebaran dari titik-titik bantu tersebut. 1.1. Algoritma Genetika Dalam Proses Perencanaan Jalur. Gihan Nagib, dkk[1] algoritma genetika dalam proses perencanaan jalur adalah dengan mempertahankan populasi dari calon solusi yang direpresentasikan dalam kode biner atau disebut kromosom. Sejumlah kromosom 1.12-45

dievaluasi dengan menggunakan fungsi fitness. faktorfaktor dalam fungsi fitness meliputi tingkat keamanan jalur dan panjang jalur yang dibuat. Didalam kromosom terdapat gen yang mana masing-masing gen ini mewakili dari titik-titik bantu yang dibuat secara acak. Kumpulan dari kromosom membentuk suatu populasi. Populasi awal biasanya dibangkitkan secara acak. Setelah melewati fase evaluasi berdasarkan fungsi fitness, maka akan didapatkan individu (kromosom) yang terbaik (parent). Individu terbaik inilah yang akan menghasilkan individu baru yang diharapkan lebih baik dari individu parent. Proses ini dinamakan reproduksi. Berikut tahapan-tahapan dalam algoritma genetika : 1. Populasi yang ada dievaluasi menggunakan fungsi fitness dan diurutkan sesuai dengan hasil fitness yang terbaik. 2. GA memilih individu parent dari populasi terbaik yang diurutkan berdasarkan nilai fitness-nya. 3. GA menghasilkan individu anak dari individu parent yang terpilih dengan menggunakan crossover dengan operator and atau or. Tahap evaluasi dengan fungsi fitness bertujuan untuk mencari nilai fitness dari masing-masing individu. Benjamin J. Lynch[4] mengatakan bawah fitness berisikan segala macam permasalahan yang ingin digunakan sebagai parameter untuk mendapatkan suatu nilai maksimal atau minimal. Dalam proses perencanaan jalur robot, parameter yang digunakan dari fungsi fitness dapat berupa tingkat keamanan dan jarak antar gen dalam rangkaian kromosom pada suatu individu. A. Rangel-Merino, dkk[5] mengatakan bahwa crossover adalah suatu tahapan dimana rangkaian kromosom dibagi menjadi beberapa segmen. Segmen ini akan ditukar dengan segmen lain pada rangkaian kromosom dari individu yang berbeda. Hasil dari crossover ini akan menghasilkan suatu individu baru. 1.2. Pendeteksian Halangan Pendeteksian halangan digunakan untuk mengetahui tingkat keamanan dari suatu jalur. Diilustrasikan halangan adalah suatu persegi, maka dibuat dua garis diagonal yang titik potongnya terletak dipusat persegi. Garis ini berfungsi sebagai garis bantu yang mana apabila jalur memotong salah satu atau kedua garis dalam jangkauan luas halangan, maka jalur tersebut dikategorikan jalur yang tidak aman. Gambar 1a. menunjukkan jalur memotong halangan pada titik X, gambar 1b menunjukkan bahwa jalur tidak memotong halangan. Untuk mencari titik potong dua garis maka digunakan persamaan dibawah ini: (a) (b) Gambar 1. Ilustrasi Keamanan Jalur = +... (1) = +... (2) =... (3) 1.3. Jarak Antara Titik Bantu Untuk mengetahui panjang lintasan digunakan persamaan euclidean distance sebagai berikut : (, ) = ( ) + ( )... (4) Dimana : d(p i+1,p i) = Jarak titik ke-i terhadap titik ke (i+1). X i+1 = Koordinat X titik ke (i+1) X i = Koordinat X titik ke-i Y i+1 = Koordinat Y titik ke (i+1) Y i = Koordinat Y titik ke-i 1.4. Distribusi Normal Jonathan Marchono[6] mengatakan bahwa distribusi normal adalah salah satu distribusi probabilitas yang memiliki parameter berupa nilai rata rata (µ) dan simpangan baku ( σ). Distribusi normal memiliki beberapa sifat penting yaitu : 1. Grafiknya selalu diatas sumbu datar x. 2. Semakin besar σ, kurva semakin rendah dan lebar. 3. Semakin kecil σ, kurva semakin tinggi dan sempit. Adapun persamaan dari distribusi normal adalah sebagai berikut: ( ) = Dimana : σ adalah simpangan baku. µ adalah nilai rata-rata (mean). ( ) /... (5) dengan merubah nilai dari µ dan σ maka posisi dan bentuk dari disribusi akan berubah juga. 2. Pembahasan X Pada penelitian ini dibuat dua simulator GA dengan satu simulator menggunakan metode yang penulis ajukan yaitu pola distribusi normal terhadap persebaran titik 1.12-46

bantu. Simulator lainnya dibuat dengan menggunakan pola persebaran secara acak. Kedua simulator ini akan diuji untuk mengetahui apakah metode yang diajukan akan memberikan hasil yang lebih baik. Pada tahap pengujian sistem, langkah pertama adalah melakukan inisialisasi titik awal dan titik tujuan kemudian memetakan posisi halangan. Pada penelitian ini digunakan dua buah halangan dengan luasan halangan telah ditentukan. Setelah itu dibangkitkan titik bantu. Berikut ini adalah langkah yang dilakukan dalam pembuatan simulasi algoritma genetika. Mulai Posisi Awal, Posisi Akhir, Halangan, Titik Bantu Bangkitkan Populasi Kompetisi=0 Ranking Berdasarkan Nilai Fitness Kompetisi++ < 2 Crossover Masing-masing Individu Terbaik Konvergen Individu Terbaik Selesai Gambar 2. Flowchart Perencanaan Jalur Berbasis GA Gambar 3. Pengaruh Simpangan Baku Terhadap Persebaran Titik Bantu Pada proses pembangkitan titik bantu, digunakan pola persebaran dengan distribusi normal dan membatasi persebaran dalam wilayah yang terbatas. Dengan mengasumsikan bahwa titik robot saat ini dan titik finish membentuk jalur robot maka persebaran dari titik bantu akan berada disekitar jalur tersebut. dengan membagi jalur tersebut menjadi beberapa bagian maka titik koordinat Y dari masing-masing bagian adalah nilai rata rata dari fungsi distribusi normal. Nilai simpangan baku ditentukan sebagai sebuah konstanta yang mana ketika nilai lebih besar maka persebaran titik bantu akan semakin lebar dan apabila nilai semakin kecil maka persebaran titik bantu akan semakin rapat. Hasil dari fungsi distribusi normal adalah suatu nilai yang diposisikan sebagai titik koordinat X seperti pada gambar 3. Percobaan dilakukan dengan memberikan parameter GA yaitu : 1. Bidang kerja 160 x 200 2. Jumlah Halangan = 2 3. Jumlah Titik Bantu = 2 4. Jumlah Individu = 50 5. Jumlah individu dalam tournament = 5 6. Peluang Crossover = 2 Gambar 4 menunjukkan hasil percobaan perencanaan jalur berbasis GA dengan menggunakan pola persebaran titik bantu secara acak. Proses GA berjalan satu kali diawal dan akan menghasilkan jalur mulai dari titik awal (0,0) hingga titik tujuan (0,200). Jalur yang dihasilkan menunjukkan tingkat keamanan yang baik karena tidak menumbuk halangan. Berdasarkan posisi titik bantu yang dihasilkan, jarak lintasan yang terbentuk adalah jarak yang terpendek dari sekian kemungkinan jalur aman yang terbentuk. Jarak total yang dihasilkan adalah 206.286. pada percobaan ini tampak bahwa pola persebaran titik bantu yang acak di seluruh area menyebabkan jarak antara titik bantu menjadi renggang dan relatif berjauhan. Karena jalur terbentuk dengan 1.12-47

menghubungkan antara dua titik maka hasil dari proses GA dengan pola persebaran acak ini menghasilkan jalur yang lurus dan panjang. sehingga apabila terdapat halangan maka jalur yang dihasilkan akan berbelok menuju titik bantu yang aman namun jarak titik bantu yang terlalu jauh menyebabkan jalur yang dihasilkan kurang optimal dalam hal jarak. (a) (b) Gambar 5 menunjukkan hasil percobaan perencanaan jalur berbasis GA dengan pola persebaran titik bantu menggunakan pola distribusi normal. Nilai simpangan baku diberikan sebesar 100. Dan nilai rata-rata adalah koordinat Y berdasarkan proses pembagian wilayah. Jalur yang dihasilkan menunjukkan tingkat keamanan yang baik karena tidak terjadi tumbukan dengan halangan. Jarak lintasan yang dihasilkan sebesar 203.352. jarak ini lebih pendek apabila dibandingkan dengan GA yang persebaran titik bantunya secara acak. Hal ini disebabkan proses GA dilakukan disetiap bagian wilayah. Pada percobaan ini, area 200x160 dibagi menjadi 4 wilayah berdasarkan sumbu Y. masingmasing wilayah menghasilkan Jalur yang diproses oleh GA. Proses yang dilakukan berurutan mulai dari wilayah pertama lalu kedua hingga selesai. Pembagian wilayah ini menyebabkan jarak dari titik bantu menjadi lebih rapat. Posisi titik bantu akan mendekati jalur yang terpendek antara posisi aktual dan posisi akhir. Sehingga peluang titik bantu berada pada posisi yang jauh dari jalur terpendek akan semakin kecil sesuai dengan pola distribusi normal. Variabel simpangan baku akan menenukan seberapa jauh proses persebaran titik bantu ini. Proses ini menyebabkan panjang jalur yang dihasilkan menjadi lebih pendek. Karena jalur akan berbelok ketika halangan berada dalam jangkauan per wilayahnya dan berbeloknya tidak akan jauh karena persebaran titik bantunya cenderung rapat. Gambar 4. GA dengan Persebaran Titik Bantu Secara Acak (c) (d) (e) Gambar 5. GA dengan Persebaran Titik Menggunakan Pola Distribusi Normal dan Dibagi Menjadi 5 Wilayah. Dari data diatas tampak bahwa pola persebaran titik bantu menggunakan pola distribusi normal memberikan hasil yang lebih optimal. Panjang total jalur yang dihasilkan dapat lebih pendek dan memiliki tingkat keamanan yang sama baiknya dengan GA yan persebaran titiknya secara acak. 3. Kesimpulan 1. Algoritma GA dengan pola persebaran titik bantu secara acak maupun normal dapat menyelesaikan persoalan perencanaan jalur dengan memperhatikan parameter tingkat keamanan dan jarak terpendek. 2. Penggunaan distribusi normal dan pembatasan wilayah dalam pola persebaran titik bantu mampu menghasilkan total jalur dengan jarak yang lebih pendek dibandingkan dengan pola persebaran titik secara acak. 3. Nilai simpangan baku mempengaruhi pola persebaran titik bantu sehingga akan berpengaruh juga terhadap individu solusi dari GA. 4. Parameter fungi fitness yang digunakan adalah tingkat keamanan jalur, jarak lintasan sera jumlah titik bantu yang dipakai menunjukkan hasil yang baik. 1.12-48

Daftar Pustaka [1] Gihan Nagib and w. Gharieb, Path Planning For A Mobile Robot Using Genetic Algorithm, electrical engineering Department, faculty of engineering Cairo University Fayoum Branch. [2] Bima Sena Bayu D dan Djoko Purwanto, Perencanaan Jalur Mobile Robot Pada Lingkungan Dinamis Berbasis Compact Genetic Algorithm in Proc. Seminar Nasional Informatika 2009, B17-B-23, 23 mei 2009 [3] Muhammad Saleem Ullah Khan Sumbal, Environment Detection and Path Planning Using the e-puck Robot, Magister Program, University of Giron, Catalonia. [4] Benjamin J. Lynch. 2006. Optimizing With Genetic Algorithm [PowerPoint slides]. Retrieved from https://www.msi.umn.edu/sites/default/files/optimizingw ithga.pdf [5] A. Rangel-Merino, J.L. Lopez-bonilla, R. Linares y Miranda. 2005. Optimization Method based on Genetic Algotrithm. Apeiron, Vol.12 No 4. Oktober. [6] Jonathan Marchini. The Normal Distribution. Departtemen of Statistics University of Oxford. Tersedia : http://www.stats.ox.ac.uk/~marchini/teaching/l6/l6.slide s.pdf [diakses 20 Oktober 2013]. Biodata Penulis Bayu Sandi Marta, Memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST), Program Studi Teknik Komputer PENS. Lulus tahun 2011. Saat ini menempuh studi magister di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro bidang keahlian Teknik Elektronika. Djoko Purwanto, Sebagai dosen pengajar di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Teknik Elektro bidang keahlian Teknik Elektronika. 1.12-49

1.12-50