Bab 2. Landasan Teori. dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

Bab 2. Landasan Teori. dengan sendirinya dapat menjadi predikat, contoh : suatu kalimat. Keiyoushi memiliki beberapa perubahan bentuk.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. (KBBI:1998:445) dengan adanya penggunaan joshi atau kata bantu dalam kalimat.

ANALISIS INTERFERENSI DALAM KELAS KATA KEISHIKI MEISHI KHUSUSNYA PENGGUNAAN TAME NI DAN YOU NI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

ABSTRAK. atau gagasan-gagasan dalam perasaan. Bahasa juga berfungsi sebagai alat

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki bahasa yang berbeda-beda, serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA. Meishi merupakan kata yang menunjuk kepada orang, benda, keadaan, tempat,

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Bab 2 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki nuansa makna yang berbeda pada setiap struktur

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

BAB 2. Tinjauan Pustaka

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB II JOSHI. berarti klasifikasi kelas kata berdasarkan berbagai karakteristiknya secara. dalam dua kelompok besar, yakni jiritsugo dan fuzokugo.

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli yang sudah mengemukakan definisi bahasa dengan caranya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Tinjauan Pustaka

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konjungsi Dalam Tata Bahasa Indonesia Tame ni ために dan you ni ように dalam bahasa Jepang masuk ke dalam jenis kelas kata keishiki meishi 形式名詞. Akan tetapi, dalam tata bahasa bahasa Indonesia fungsi tame ni ために dan you ni ように bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia masuk ke dalam konjungsi. Karena itu, sebelum menjelaskan fungsi tame ni ために dan you ni ように dalam tata bahasa Jepang, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan fungsi tame ni ために dan you ni ように dalam tata bahasa Indonesia. Kridalaksana (2005:20), menjelaskan bahwa pembagian kelas kata dalam bahasa Indonesia antara lain verba, adjektiva, nomina, pronomina, numeralia, adverbia, interogativa, demonstrativa, artikula, preposisi, konjungsi, kategori fatis, interjeksi, pertindihan kelas. Alwi, et al. (2003 : 296) juga menjelaskan bahwa dilihat dari perilaku sintaktisnya dalam kalimat konjungsi dibagi menjadi empat kelompok yakni: 1. Konjungsi Koordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Contoh : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan. 11

2. Konjungsi Korelatif Konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki status sintaktis yang sama. Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan. Berikut adalah contohnya: Baik... maupun... Tidak hanya.. tetapi juga... Bukan hanya... melainkan juga... Sedemikian rupa... sehingga... Apa(kah)... atau... Entah... entah... 3. Konjungsi Subordinatif Konjungsi yang menghubungkan dua klausa, atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki sintaktis yang sama. Salah satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Jika dilihat dari perilaku sintaktis dan semestinya, konjungsi subordinatif dapat dibagi menjadi tiga belas kelompok. 3.1 Konjungsi Subordinatif Waktu: Sejak, semenjak, sedari, sewaktu, ketika, tatkala, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai. 3.2 Konjungsi Subordinatif Syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala. 3.3 Konjungsi Subordinatif Pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya. 3.4 Konjungsi Subordinatif Tujuan: Agar, Untuk, Supaya, Biar. Konjungsi subordinatif tujuan merupakan konjungsi yang berhubungan dengan tame ni ために dan you ni ように yang sering mengakibatkan interferensi dalam penerjemahan pada pemelajar bahasa Jepang sebagai bahasa kedua. 12

3.5 Konjungsi Subordinatif Konsesif: biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun). 3.6 Konjungsi Subordinatif Pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih. 3.7 Konjungsi Subordinatif Sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab. 3.8 Konjungsi Subordinatif Hasil: sehingga, sampai (-sampai), maka (nya). 3.9 Konjungsi Subordinatif Alat: dengan, tanpa. 3.10 Konjungsi Subordinatif Cara: dengan, tanpa. 3.11 Konjungsi Subordinatif Komplementasi: bahwa 3.12 Konjungsi Subordinatif Atributif: yang 3.13 Konjungsi Subordinatif Perbandingan: sama... dengan, lebih... dari(pada). 4. Konjungsi Antar kalimat Konjungsi yang menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Selain itu dapat juga menghubungkan kalimat dengan kalimat baik di dalam satu paragraf, maupun diantara dua paragraf. Berikut adalah contoh penggunaan konjungsi subordinatif tujuan: a. Sebaiknya anda luluskan permintaan orang tua anda itu agar mereka tidak kecewa. (Kridalaksana, 1994:105) b. Akan saya ceritakan sedikit peristiwa itu, agar supaya para petugas di sini menjadi jelas duduk persoalannya. (Kridalaksana, 1994:105) Dari keempat macam konjungsi yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya penulis akan membahas lebih dalam tentang konjungsi subordinatif tujuan (No: 3.4) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 13

2.2 Keishiki Meishi ( 形式名詞 ) Dalam Tata Bahasa Jepang Sebelum menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi ( 形式名詞 ) terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai meishi ( 名詞 ). 2.2.1 Teori Meishi ( 名詞 ) Hirai dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan meishi ( 名詞 ) adalah: Kata-kata yang menyatakan nama suatu perkara, benda, barang, kejadian atau peristiwa, kejadian dan sebagainya yang tidak mengalami konjugasi. Meishi juga disebut dengan taigen, di dalam suatu kalimat dapat menjadi subjek, predikat, kata keterangan dan sebagainya. Selain Hirai, Murakami dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:156) menyimpulkan bahwa meishi ( 名詞 ) adalah: 1. Mempunyai jirisugo. 2. Tidak mengalami perubahan. 3. Dapat membentuk bunsetsu dengan ditambah partikel ga ( が ), wa ( は ), o ( を ), no ( の ), ni ( に ), dan sebagainya. 4. Dapat menjadi Subjek. 5. Disebut sebagai taigen sebagai lawan yougen. 6. Dilihat dari sudut pandang artinya dapat dibagi menjadi empat macam yaitu futsuu meishi, koyuu meishi, daimeishi dan suushi. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Sudjianto dan Dahidi membagi meishi 名詞 ke dalam empat macam. Akan tetapi, banyak juga yang membagi meishi 14

名詞 menjadi lima macam yakni dengan cara menambahkan keishiki meishi 形式名詞 ke dalamnya. Contoh kata yang termasuk dalam futsuu meishi, koyuu meishi, keishiki meishi, daimeishi, dan suushi. Adalah sebagai berikut: 1. Futsuu meishi : yama, hon, sekai, tsukue. 2. Koyuu meishi : fujisan, sooseki, chuugoku, natsume. 3. Keishiki meishi : tame ni, you ni, koto, wake, hazu. 4. Daimeishi : ichi, sichinin, daiichi. 5. Suushi : kore, dochira, anata, watashi. Dari kelima buah jenis meishi di atas, selanjutnya penulis akan menjelaskan lebih dalam mengenai keishiki meishi 形式名詞 seperti berikut ini. 2.2.2 Teori Keishiki Meishi 形式名詞 Izumi dalam Yoshikawa (2007), menjelaskan definisi keishiki meishi 形式名詞 adalah sebagai berikut: Kata yang kehilangan makna yang sebenarnya dan menjadi kata benda yang hanya memiliki peranan secara formalitas dengan syarat, jika dipadukan dengan kata lain maka akan memiliki fungsi yang sangat penting dalam tata bahasa. Selain itu, Terada dalam Sudjianto dan Dahidi (2004:160) juga menjelaskan definisi keishiki meishi 形式名詞 seperti berikut: Keishiki meishi 形式名詞 adalah nomina yang menerangkan fungsinya secara formalitas tanpa memiliki hakekat atau arti yang sebenarnya sebagai nomina. Nagara, et al. (1987) membagi keishiki meishi 形式名詞 menjadi empat puluh tiga jenis yakni: aida / aida ni, atari, ue / ue ni / ue de, uchi / uchi ni / uchi de / uchi wa, oki / oki ni, ori / ori ni, kata, gachi / gachi ni / gachi na, nuse ni, gurai (kurai), koto, 15

shidai, jou, sei, sou, sou / souna, dake, tabi ni, tame / tame ni, dan, tsumori, tei, ten, toori, toki / toki ni, tokoro, nagara, nado / nante (nanzo), no, hazu, bakari, fushi, bun, hou, hodo, ma, mama / mama ni / mama de, mitai, muki, mono, yue / yue ni, you / you ni / you na, yoshi, wake. Dari sekian banyaknya jenis-jenis yang termasuk dalam keishiki meishi 形式名詞, berikut ini penulis hanya akan menjelaskan keishiki meishi 形式名詞 tame ni ために dan you ni ように yang nantinya akan menjadi data pendukung analisis pada bab 3. 2.2.2.1 Teori Tame ni ために Nagara, et al. (1987:53) membagi penggunaan tame ni ために kedalam 3 bagian, yakni: じゅえきたいしょう a. 受益の対象 = Menunjukkan objek yang menerima keuntungan. Pola kalimat: 名詞 + の + ために Kata benda + no + tame ni 息子のために働く Musuko no tame ni hataraku. Bekerja untuk anak. (Nagara, et al., 1987:53) もくてき b. 目的 = Menunjukkan tujuan. tame ni ために yang berfungsi menunjukkan suatu tujuan memiliki pengertian 16

dan penggunaan yang serupa dengan you ni ように. Penjelasan tentang tame ni ために yang berfungsi menunjukkan tujuan ini, akan dibahas selanjutnya oleh penulis secara lebih dalam dalam sub bab berikutnya. げんいんりゆう c. 原因. 理由 = Menunjukkan alasan atau penyebab. Pola kalimat: 名詞 + の. だった + ため ( に ) atau Kata benda + no + datta + tame (ni) イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ ため ( に ) atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + tame (ni) 動詞 ( 現在. 過去形 )+テ+イル形)+ため( に ) Kata kerja (Sekarang atau lampau) + tame (ni) 病気のため 会社を休んでしまいました Byouki no tame, kaisha o yasunde shimaimashita. Kerja menjadi libur karena sakit. Dari ketiga fungsi tame ni ために di atas, berikut penulis akan menjelaskan tentang tame ni ために yang mempunyai pengertian tujuan seperti dijelaskan berikut ini: Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi tame ni ために adalah menunjukan suatu tujuan. tame ni ために dapat digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut: 17

名詞 + の + ために atau 動詞 ( 現在形 )+ ために Kata benda + no + tame ni atau kata kerja (bentuk sekarang) + tame ni a. 生活のために働かなければなりません Seikatsu no tame ni hatarakanakerebanarimasen. Saya harus bekerja untuk kelangsungan hidup. (Tanimori, 1992:273) b. 私は日本語を勉強するために日本に来ました Watashi wa nihongo o benkyousuru tame ni nihon ni kimashita. Saya datang ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang. (Nagara, et al., 1987:53) Selain Nagara, et al. (1987), Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi tame ni ために adalah untuk. Dapat juga digunakan dengan pola kalimat seperti berikut: [ X Tame ni Y] (X menunjukkan suatu kegiatan yang dapat dikendalikan oleh subjek Y). a. 新しい車を買うためにお金をためています X Y Atarashii kuruma o kau tame ni okane o tamete imasu. Saya menyimpan uang untuk membeli mobil baru. (Mc Gloin, 1989:48) b. 日本語を勉強するために日本へ行きます X Y Nihongo o benkyousuru tame ni nihon e ikimasu. Saya pergi ke Jepang untuk belajar bahasa Jepang. (Mc Gloin, 1989:49) Contoh kalimat pertama di atas menerangkan bahwa tujuan dari seseorang 18

menyimpan uang adalah untuk membeli mobil baru. Sehingga Y pada contoh kalimat pertama yakni menyimpan uang dilakukan sebagai suatu kegiatan untuk mewujudkan tujuannya yakni X atau membeli mobil baru. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, tujuan dari seseorang pergi ke jepang adalah untuk belajar bahasa Jepang. Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2004:420) menjelaskan tame ni ために digunakan setelah verba atau kata kerja. Akan tetapi, penggunaan jenis kata kerja yang mendahului tame ni ために harus digunakan kata kerja yang tepat. Dalam hal ini, kata kerja yang mendahului tame ni ために disebut dengan kata kerja yang memiliki bentuk maksud atau ishidoushi 意志動詞. Definisi ishidoushi 意志動詞 berasal dari dua buah kanji yakni kanji ishi 意志 yang berarti maksud atau keinginan sedangkan doushi 動詞 adalah kata kerja. Contoh kata kerja bentuk maksud atau ishidoushi 意志動詞 yang mendahului tame ni ために yaitu seperti: yomu 読む, taberu 食べる, iku 行く, nomu 飲む ) dan lain sebagainya. Okutsu, et al. (1990:80) menjelaskan bahwa tame ため merupakan kata benda atau dalam bahasa Jepang disebut dengan meishi. Sedangkan ni に adalah partikel atau joshi. tame ため apabila disatukan dengan partikel ni に maka tame ni ために akan berubah menjadi keishiki meishi 形式名詞 yang menunjukkan suatu tujuan yakni untuk. 19

2.2.2.2 Teori You ni ように Sama halnya seperti tame ni ために Nagara, et al. (1987:117) juga membagi fungsi you ni ように kedalam delapan bagian, yakni: ひきょう a. 比況 = Seperti Pola kalimat: 名詞 + の + ように atau Kata benda + no + you ni イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ ように atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 )+ ように Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you ni あの人は朝から晩まで こまねずみのように働いています Ano hito wa asa kara ban made, komanezumi no you ni hataraite imasu. (Nagara, et al., 1989:117 ) Orang itu bekerja dari pagi hingga malam, seperti tikus koma (jenis tikus Jepang). れいじ b. 例示 = Memberikan contoh untuk mempermudah penjelasan. Pola kalimat: 名詞 + の + ように atau Kata benda + no + you ni 20

イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ ように atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you ni 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 )+ ように Kata kerja (bentuk sekarang atau lampau) + you ni いかにも見たように話す Ika ni mo mita you ni hanasu. Berbicara seperti orang yang telah melihat. (Nagara, et al., 1987:118) せつめい c. 説明 = Penjelasan Pola kalimat: 名詞. 指示代名詞 + の + よう Kata benda.kata benda bentuk perintah + no + you 動詞 ( 過去形 )+よう Kata kerja (bentuk lampau) + you 電話で話したように この問題はもう解決しました Denwa de hanashita you ni, kono mondai wa mou kaiketsu shimashita. Masalah ini telah selesai seperti yang dibicarakan di telpon. (Nagara, et al., 1987:119) 21

すいそく d. 推測 = Perkiraan, dugaan. Pola kalimat: 名詞 + の. だった + よう atau Kata kerja+ no. datta + you イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ よう atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 )+ よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you この問題は学生には少し難しいようだ Kono mondai wa gakusei ni wa sukoshi muzukashii youda. Masalah ini sepertinya sedikit susah untuk mahasiswa. (Nagara, et al., 1987:119) えんきょく e. 婉曲 = Penjelasan secara tidak langsung. Pola kalimat: 名詞 + の. だった + よう atau Kata kerja+ no.datta + you イ. 形容詞 ( 現在. 過去形 )+ よう atau Bentuk akhiran I ( Sekarang atau lampau ) + you 動詞 ( 現在. 過去形 )+ テ + イル形 + よう Kata kerja (Sekarang atau lampau) + te + teiru +you 22

この洋服はちょっとあなたには会わないようです Kono youfuku wa chotto anata ni wa awanai you desu. Sepertinya baju ini agak kurang cocok dengan kamu. (Nagara, et al., 1987:120) もくてき f. 目的 = Tujuan 動詞 ( 現在形 )+ ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni 遅刻しないように 目覚まし時計をかけて置いてください Chikoku shinai you ni, mezamashi tokei wo kakete oite kudasai. Tolong menyetel jam alarm agar tidak terlambat. (Nagara, et al., 1987:121) Dari delapan macam pengertian dan penggunaan keishiki meishi you ni よう に yang ada. Selanjutnya penulis hanya akan menjelaskan secara lebih dalam you ni yang memiliki fungsi untuk menunjukkan suatu tujuan. かんこくがんぼう g. 勧告. 願望 = Nasehat.Keinginan 動詞 ( 現在形 )+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni クラスには遅れて来ないように Kurasu ni wa okurete konai you ni. Agar tidak datang terlambat ke kelas. (Nagara, et al., 1987:122) かんようてきひょうげん h. 慣用的表現 = Ungkapan kebiasaan 動詞 ( 現在形 )+ ように 23

Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni suru 明日からは毎朝六時に起きるようにします Ashita kara wa maiasa roku ji ni okiru you ni shimasu. Mulai besok diusahakan bangun jam 6 pagi. (Nagara, et al., 1987:122) Nagara, et al. (1987:53) menjelaskan definisi you ni ように adalah menunjukan suatu tujuan atas perbuatan seseorang. You ni ように dapat digunakan dengan pola kalimat sebagai berikut: どうし動詞 ( 現在形 )+ように Kata kerja (bentuk sekarang) + you ni a. 後ろの人にも良く聞こえるように 大きい声で言ってください Ushiro no hito ni mo yoku kikoeru you ni, okii koe de itte kudasai. Tolong bicara lebih keras agar terdengar juga dengan baik oleh orang yang berada di belakang. (Tanimori, 1992:274) b. 電車に遅れないように急いだ Densha ni okurenai you ni isoida. Saya bergegas agar tidak terlambat naik kereta. (Nagara, et al., 1987:121) Selain itu, Mc Gloin (1989:48) juga menjelaskan definisi you ni ように adalah supaya atau agar. Secara tidak langsung you ni ように juga menunjukkan sebagai suatu akibat dari sebuah kegiatan yang dilakukan seseorang. You ni ように 24

juga dapat menggunakan pola kalimat sebagai berikut: [X You ni Y] (X menunjukkan suatu pernyataan atau kejadian yang berada diluar kendali seseorang). a. みんなに分かるように話した X Y Minna ni wakaru you ni hanashita. Saya bicara agar semuanya mengerti. (Mc Gloin, 1989:49) b. 忘れないようにノートに書いておいた X Y Wasurenai you ni nooto ni kaite oita. Saya menulis di buku agar tidak lupa. (Mc Gloin, 1989:49) Contoh kalimat pertama menerangkan bahwa penutur berbicara dengan harapan agar orang-orang mengerti. Apabila orang lain tersebut mengerti dengan baik atau bahkan tetap tidak mengerti setelah penutur tersebut berbicara hal itu berada di luar kendali keinginan penutur. Begitupun dengan contoh kalimat kedua, penutur menulis dalam sebuah buku agar penutur tidak akan lupa. Akan Tetapi, apakah akan lupa atau tidak adalah sesuatu yang mudah terjadi pada seseorang dan tidak dapat ditentukan oleh keinginan seseorang. Iori, et al. (2001:217) menerangkan bahwa you ni ように dalam suatu kalimat dapat digunakan dengan subjek yang berbeda. Seperti contoh: a. ( 私は ) 子供が進学できるように貯金した Kodomo ga shingaku dekiru you ni chokin shita. Saya menabung agar anak dapat masuk sekolah (Iori, et al. 2001:217) 25

Dari contoh di atas terlihat bahwa subjek saya pada kalimat di atas mempunyai suatu tujuan melalui kegiatannya menabung yakni agar dapat menyekolahkan anaknya. Sehingga, dapat dilihat bahwa pelaku tujuan dengan penerima tujuan dari suatu kegiatan tidak harus subjek yang sama. Mc Gloin (1989:49) dan Iori, et al. (2001:216) menjelaskan penggunaan you ni ように sama seperti tame ni ために diletakkan setelah kata kerja atau doushi. Akan tetapi, jenis kata kerja yang digunakan untuk mendahului ungkapan you ni ように adalah dengan menggunakan kata keja dengan bentuk potensial atau kata kerja tidak memiliki bentuk maksud atau muishidoushi 無意志動詞. Definisi muishidoushi terdiri dari tiga buah asal penulisan kanji yakni kanji mu 無 yang berarti tidak, dan kanji ishi 意志 yang berarti maksud serta terakhir adalah kanji doushi 動詞 yang berarti kata kerja. Contoh kata kerja yang termasuk ke dalam golongan muishidoushi antara lain: dekiru, (tabe)rareru, (yom)eru, (oki)rareru, wakaru dan lain sebagainya. Sama halnya dengan tame ni ために bahwa you よう juga merupakan kata benda atau dalam bahasa Jepang biasa disebut dengan meishi. Sedangkan ni に adalah partikel atau joshi 助詞. You よう apabila disatukan dengan partikel ni に maka you ni ように pun akan berubah menjadi keishiki meishi 形式名詞 yang menunjukkan suatu tujuan yakni supaya atau agar. 26

2.3 Teori Analisis Kontrastif Kridalaksana dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan definisi analisis kontrastif adalah sebagai berikut: Analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antar bahasa atau dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan dalam masalah praktis, seperti pengajaran bahasa dan terjemahan. Selain Kridalaksana, Richards, Platt, dan Platt dalam Soedibyo (2004:47) juga mengemukakan pendapatnya mengenai definisi analisis kontrastif antara lain sebagai berikut: Analisis kontrastif adalah pembandingan sistem kebahasaan dari dua bahasa seperti sistem bunyi atau sistem gramatikal. Dari kedua pemahaman definisi di atas, Lado dalam Soedibyo (2004:47-48) memperoleh beberapa pemahaman tentang analisis kontrastif. Yakni: 1. Analisis kontrastif berkaitan dengan pembandingan unsur-unsur yang terdapat dalam dua bahasa atau lebih untuk mengetahui persamaan atau perbedaan unsur-unsur tersebut. Unsur yang dimaksud dari mulai sistem bunyi, hingga wacana. 2. Pembagian unsur-unsur bahasa tersebut dilakukan secara sinkronis atau deskriptif, yaitu pembandingan dalam suatu masa tertentu yang terbatas tanpa melibatkan perkembangan historis dari bahasa-bahasa yang sedang dibandingkan. 3. Hasil pembandingan tersebut dimasukkan untuk berbagai keperluan, dari mulai untuk pemahaman umum hingga keperluan praktis seperti untuk pengajaran, penerjemahan, dan penelitian. Soemarno dalam Soedibyo (2004:47) menjelaskan bahwa analisis kontrastif meliputi pengkajian teoritis dan pengkajian praktis. Pengkajian praktis bertujuan untuk 27

meningkatkan pengetahuan dalam bidang kebahasaan, sedangkan pengkajian praktis bertujuan untuk keperluan praktis, seperti pengajaran dan penyusunan bahan pengajaran. Sesuai dengan penjelasan Soemarno dalam Parera (1997:137) juga menjelaskan bahwa tujuan dari analisa kontrastif adalah meningkatkan dan memperbesar keberhasilan pembelajaran dan pengajaran bahasa. Soedibyo (2004: 48-49) menjelaskan ruang lingkup analisis kontrastif terdiri dari: 1. Analisis kontrastif mikro. Bidang lingustik yang mempelajari bahasa dari dalam. Yaitu kaidah atau struktur bahasa itu sendiri. Unsur yang dicakup antara lain fonologi, gramatika, dan leksikologi serta membahas cara-cara membandingkan dua sistem bunyi, dua gramatikal, dua kosakata, dua sistem yang disebutkan di atas adalah pembandingan antara bahasa pertama dan bahasa kedua. 2. Analisis kontrastif makro. Bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam hubungannya dengan faktorfaktor diluar bahasa itu, yang pada umumnya dilakukan di atas tataran kalimat yang mencakup analisis teks dan wacana. Pierro dalam Soedibyo (2004:47-48) menjelaskan tiga langkah analisis kontrastif dua bahasa adalah sebagai berikut: a. Mengamati perbedaan-perbedaan struktur lahir dari dua bahasa. b. Mengidentifikasi postulat, kaidah atau aturan yang melandasi fitur-fitur satuan bahasa tertentu dari kedua bahasa yang dibandingkan. c. Memformulasikan kaidah-kaidah tersebut, dari struktur batin ke struktir lahir. Parera (1997:110) juga menjelaskan langkah-langkah mengkontraskan adalah 28

sebagai berikut: a. Persamaan struktural dan formal. b. Persamaan dalam terjemahan, dan c. Persamaan dalam struktur penerjemahan. Salah satu upaya memperoleh hasil terjemahan yang baik adalah dengan menerapkan analisis kontrastif yaitu pembandingan sistem kebahasaan dua bahasa atau lebih untuk memahami persamaan dan perbedaan sistem kebahasaan kedua bahasa yang dibandingkan itu. Sedangkan Soedibyo (2004:61) menjelaskan untuk melakukan penerjemahan yang baik dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang ataupun sebaliknya, berikut langkah-langkah yang harus dikuasai: 1. Menguasai sistem bahasa Jepang. 2. Menguasai sistem bahasa Indonesia. 3. Memahami teori-teori penerjemahan. 4. Memahami bidang yang diterjemahkan, hal-hal lain yang berkaitan dengan penerjemahan itu. Seperti pemahaman budaya bahasa dan bahasa Indonesia. Menurut Lado dalam Soedibyo (2004: 51) bahwa elemen-elemen bahasa pertama akan memudahkan pemelajar mempelajari bahasa target, akan tetapi elemen yang berbeda akan mempersulit pemelajar mempelajari bahasa itu. Karenanya, manfaat dari hasil analisis kontrastif anatara lain untuk mengurangi kesalahan atau salah persepsi ketika berkomunikasi dengan target, atau ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari bahasa target. 29

2.4 Teori Interferensi Bahasa Weinreich dalam Parera (1997:105) mendefinisikan Interferensi sebagai berikut: Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of billinguals as a result of their familiarity with more than one language, i. e., as a result of language in contact, will be referred to as interference phenomena. Semua deviasi dari salah satu norma bahasa lain ke dalam sebuah percakapan dua bahasa sebagai akibat keakraban pada lebih dari suatu bahasa tersebut, penjelasannya, merupakan hasil kontak bahasa yang mengarah sebagai gejala interferensi. Selain Weinreich, Parera (1997:107) juga menjelaskan definisi interferensi adalah sebagai berikut: Kesalahan yang diakibatkan oleh proses transfer yang tidak cocok atau sama antara B1 dan B2 atau kebiasaan ber-b1 dialihkan ke ber-b2 yang tidak berterima disebut interferensi. Parera (1997:98) menjelaskan seseorang yang sedang mempelajari bahasa asing, maka bahasa asing itu biasa disebut dengan B2. Sedangkan bahasa yang telah dimiliki sebelumnya atau biasa dipergunakan sebagai bahasa ibu maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai B1. Ini berarti dalam proses balajar B2, seseorang beralih dari kaidah intrabahasa B1 ke kaidah intrabahasa B2. Antara ujung kiri B1 dan ujung kanan B2 tidak dapat dilepaskan. Berarti, dalam proses berbahasa B1 dan berbahasa ajaran B2 akan terjadi interferensi betapapun kecil dan tidak tampak dari luar. Semakin tingginya lalu lintas antara penutur B1 dan B2 akan semakin tinggi pula terjadinya interferensi. Istilah interferensi dipergunakan oleh kalangan psikolog untuk menunjuk pengaruh tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari. Para sosiolinguis mempergunakan istilah interferensi untuk merujuk ke interaksi berbahasa, seperti pinjaman linguistik dan alih kode yang terjadi sewaktu dua paguyuban bahasa berkontak. Sedangkan para penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa timbulnya interferensi 30

disebabkan ketidakfamiliaran penutur bahasa pertama dengan bahasa kedua yang dipelajari. Terdapat dua perbedaan pandangan tentang interferensi. Weinreich dan Haugen dalam Parera (1997:106) berpendapat bahwa interferensi tidak dapat dihindarkan walaupun sekecil apapun. Akan tetapi, penganut analisis kontrastif berpendapat bahwa makin kurang kebilingualan seseorang makin besar interferensi. 31