PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT BERBASIS RESIKO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REFORMASI BIROKRASI. (Presentasi Materi Subtansi Instansi) Jakarta, 18 Juli 2017

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Disampaikan Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR di Gedung Nusantara DPR Tanggal 13 Pebruari 2012

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PENGEMBANGAN KOMPETENSI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KEDUDUKAN UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DALAM MENDORONG PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PADA RAPAT KOORDINASI PERCEPATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH REGIONAL II RIAU

PERMASALAHAN KEPATUHAN

Kebijakan dan Pedoman Penyusunan SOP di Kementerian PPN/Bappenas. Biro Perencanaan, Organisasi dan Tatalaksana

ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

PROSES PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN REFORMASI BIROKRASI

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN

RENCANA PROGRAM DAN ANGGARAN UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN Oleh: Wakil Rektor IV

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BIRO ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN (BAUK) UNIVERSITAS DIPONEGORO Oleh : Purwati

AGENDA. I. Reformasi Birokrasi dan Reformasi Peradilan. Hasil penilaian TQA RB Tindak lanjut Reformasi Peradilan: visi ke depan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM MELAKUKAN AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

BMKG PROGRES REFORMASI BMKG JOB GRADING, EVALUASI JABATAN DAN TUNJANGAN KINERJA BMKG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

KATA PENGANTAR. Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat. Drs. Sigit Wahyudi, MM

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER2015 (dalam rupiah)

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA MENCIPTAKAN TATA KELOLA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEBIJAKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PAN DAN RB 2014

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Penyusunan Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Provinsi. Tim Teknis UPRBN Kementerian PAN dan RB

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

DIREKTORAT ANGGARAN BIDANG POLHUKHANKAM & BA BUN DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN 1

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Evaluasi Perencanaan dan Penganggaran Satuan Kerja. Direktorat Jenderal Anggaran

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

PERAN APIP DALAM PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN. Oleh: Emmy Widayanti Inspektur Jenderal

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER2014

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

Peta Jalan Reformasi Birokrasi. Gambar Program Area Perubahan Reformasi Birokrasi Politeknik Negeri Jakarta. Politeknik Negeri Jakarta 1

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 31 MARET2013

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 28 PEBRUARI 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA SATUAN KERJA MELALUI KPPN DAN BUN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 (dalam rupiah)

LAPORAN PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA MELALUI KPPN UNTUK TRIWULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER2015 (dalam rupiah)

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1

PERMASALAHAN BIROKRASI Mengapa Harus Reformasi Birokrasi? Tumpang tindih Peraturan perundang-undangan di bidang aparatur negara, tidak sesuai dengan kondisi saat ini Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) birokrasi belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang profesional Distribusi PNS belum merata dan proporsional secara geografis Praktik manajemen SDM Belum optimal meningkatkan profesionalisme Fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah tumpang tindih, berbenturan, terlalu besar Sistem pengawasan internal belum mampu berperan sebagai quality assurance Sistem monitoring, evaluasi, dan penilaian belum dibangun dengan baik Kualitas pelayanan publik masih belum memenuhi harapan publik 2

Reformasi Birokrasi Proses Reformasi Birokrasi: 1) Landasan hukum dan regulasi; 2) Organisasi; 3) Tatalaksana; 4) Manajemen SDM aparatur; 5) Pola pikir, budaya organisasi, dan nilai dasar aparatur; 6) Integritas aparatur; 7) Sistem pengawasan intern dan akuntabilitas kinerja; 8) Kualitas pelayanan publik; 9) Sistem monitoring dan evaluasi kinerja, 10) Pengelolaan pengetahuan reformasi birokrasi. Layanan Prima Birokrasi yang bersih dan Bebas KKN Kepercayaan Masyarakat Better, Faster, Cheaper!!!! Kondisi Birokrasi Eksisting Sekarang 3

Grand Design Reformasi Birokrasi TUJUAN Untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi selama kurun waktu 2010-2025 agar pelaksanaan reformasi birokrasi di K/L dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan. 4

Tujuan Jangka Panjang Reformasi Birokrasi... diharapkan melalui reformasi birokrasi pemerintah sudah beranjak ke tahapan pemerintahan yang berbasis kinerja; dan pada tahun 2025 diharapkan pemerintahan sudah beranjak pada tatanan pemerintahan yang dinamis... PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY DYNAMIC GOVERNANCE RULE BASED BUREAUCRACY 2014 2019 2025 efektif, efisien dan ekonomis difokuskan pada upaya untuk mewujudkan outcomes (hasil) menerapkan manajemen kinerja yang didukung dengan penerapan sistem berbasis elektronik Setiap individu pegawai memiliki kontribusi yang jelas terhadap kinerja organisasi 5

Sasaran Reformasi Birokrasi SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2010-2014 Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2015-2019 Birokrasi yang bersih dan akuntabel Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi Birokrasi yang efektif dan efisien Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat Birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas 6

Area Perubahan Reformasi Birokrasi Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran Organisasi Tatalaksana Berbagi sumber daya Berbasis Efisiensi Terciptanya budaya kerja positif bagi birokrasi yang melayani, bersih, dan akuntabel Mental Aparatur 8 Peraturan Perundangundangan Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif. Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat Pelayanan Publik AREA PERUBAHAN Sumber daya manusia aparatur SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera Meningkatnya kapasitas dan Akuntabilitas kinerja birokrasi Akuntabilitas Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bebas KKN 7

Keterkaitan antara Area Perubahan dan Sasaran Reformasi Birokrasi Inti perubahan dari reformasi birokrasi adalah perubahan pada mental aparatur. Perubahan tersebut tidak dapat dilakukan hanya melalui langkahlangkah yang ditujukan langsung kepada aparatur, tetapi juga harus ditujukan kepada seluruh sistem yang melingkup aparatur. 8

Reformasi Birokrasi Kemenristekdikti 2015-2019 Manajemen Perubahan Pengawasan Akuntabilitas Kelembagaan Terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas Meningkatnya penyelenggaraan birokrasi yang bersih & bebas KKN Birokrasi lebih berkinerja dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang dipergunakannya Terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien Tata Laksana SDM Aparatur Perundangan Pelayanan Publik Mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur Sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional Sistem peraturan perundangundangan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat Mendorong perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan serta peningkatkan kualitas pelayanan 9

Perkembangan RB di PTN Manajemen Perubahan Terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Budaya Kerja Integritas Agen Perubahan Revolusi Mental Sistem Informasi 10

Perkembangan RB di PTN Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan birokrasi yang bersih & bebas KKN Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti WBK/WBBM Pengendali Gratifikasi Wistleblowing System SPIP Pengaduan 11

Perkembangan RB di PTN Akuntabilitas Birokrasi lebih berkinerja dan mampu sumber-sumber yang dipergunakannya mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Rencana Kerja Tahunan Sistem Akuntabilitas Rencana Strategis Sistem Informasi Perencanaan Laporan Akuntabilitas 12

Perkembangan RB di PTN Kelembagaan Terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Penyesuaian Organisasi Penguatan Organisasi Pedoman Evaluasi Sistem Informasi Kelembagaan 13

Perkembangan RB di PTN Tata Laksana Mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan, sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Peta Bisnis Proses SOP makro dan mikro Integrasi Layanan E-government Implementasi Keterbukaan Informasi Publik 14

Perkembangan RB di PTN SDM Aparatur Sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Assessment Center Penilaian Kinerja Pegawai Sistem informasi ASN Sistem Perencanaan Kebutuhan Pola Karier ASN 15

Perkembangan RB di PTN Perundangan Sistem peraturan perundang-undangan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Pemetaan Penyusunan Pengendalian Pendokumentasian 16

Perkembangan RB di PTN Pelayanan Publik Mendorong perubahan profesionalisme para penyedia pelayanan serta peningkatkan kualitas pelayanan Area Perubahan Perkembangan di PTN Telah Proses Belum Tindak Lanjut Sasaran Yg dilakukan Kemenristekdikti Standar Pelayanan Unit Layanan Terpadu Media Pengaduan Kepuasan Masyarakat Pemanfaatan Teknologi Informasi 17

POSTUR ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 18

Postur Anggaran Kemenristekdikti 2016 RM Rp28,021 M 69% Rp. 40.627,3 M RMP Rp351 M 1% PNBP Rp2,957 M 7% PLN/HLN Rp2,123 M 5% BLU Rp7,161 M 18% Tunjangan Kinerja Rp. 990,7 M Perjalanan Dinas Paket Meeting Rp. 1,040 T Honorarium dan Jasa Profesi (Nara Sumber) Rp. 1,897 T Gaji dan Tunjangan BLU Rp. 2,633 T 19

Badan Layanan Umum (BLU) Belanja Barang Rp 5.988.085.042 (83,63%) Belanja Gaji dan Tunjangan 2.633.173.249 Belanja Barang 1.367.094.570 Belanja Jasa 206.670.139 Belanja Pemeliharaan 281.039.160 Belanja Perjalanan 370.828.331 Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya 1.129.279.593 Rp 7.160.566.645 Belanja Modal Rp. 1.172.481.603 (16,37%) 20

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Belanja Barang Rp 2.482.372.811 (83,96%) Belanja Keperluan Perkantoran 116.424.945 Honor Operasional Satuan Kerja 223.651.685 Honor Output Kegiatan 770.211.811 Belanja Jasa Profesi 36.793.633 Belanja Barang Operasional Lainnya 261.215.132 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 413.217.556 Belanja Bahan 279.493.562 Belanja Langganan Daya dan Jasa 15.902.139 Belanja Perjalanan Dinas 195.106.057 Belanja Pemeliharaan 121.003.622 Belanja Jasa Lainnya 49.352.669 Rp 2.956.469.315 Belanja Modal Rp. 474.096.504 (16,04%) 21

Rupiah Murni (RM) Belanja Barang Rp 10.505.319.046 (37,49%) Belanja Keperluan Perkantoran 431.439.248 Honor Operasional Satuan Kerja 245.876.869 Honor Output Kegiatan 358.172.964 Belanja Jasa Profesi 235.726.659 Belanja Barang Operasional Lainnya 175.566.491 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 4.888.166.814 Belanja Bahan 718.406.379 Belanja Langganan Daya dan Jasa 337.874.356 Belanja Perjalanan Dinas 779.562.528 Belanja Pemeliharaan 623.275.639 Belanja Jasa Lainnya 130.305.839 Belanja Sewa 30.945.260 Belanja Pencairan Dana Bantuan Operasional Perguruan 1.550.000.000 Tinggi Negeri Badan Hukum Rp 28,01 T Belanja Pegawai Rp. 12.352.542.768 (44,08%) Belanja Bansos Rp. 3.016.158.000 (10,77%) Belanja Modal Rp. 2.147.159.181 (7,66%) 22

Rupiah Murni Pendamping (RMP) Belanja Barang Rp 149.388.027 (42,55%) Belanja Keperluan Perkantoran 1.363.231 Honor Operasional Satuan Kerja 3.094.368 Honor Output Kegiatan 12.295.351 Belanja Jasa Profesi 8.171.250 Belanja Barang Operasional Lainnya 469.000 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 60.388.378 Belanja Bahan 4.240.508 Belanja Jasa Konsultan 500.000 Belanja Perjalanan Dinas 33.465.622 Belanja Pemeliharaan 876.900 Belanja Langganan Daya dan Jasa 353.280 Belanja Sewa 3.700.139 Belanja Jasa Lainnya 270.000 Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda 20.100.000 Belanja Barang Jalan, Irigasi dan Jaringan untuk diserahkan kepada 100.000 masyarakat/pemda Rp 351.068.664 Belanja Modal Rp. 201.680.637 (57,45%) 23

Pinjaman/Hibah Luar Negeri (PLN/HLN) Belanja Barang Rp 994.698.496 (46,52%) Honor Output Kegiatan 705.400 Belanja Jasa Profesi 2.673.750 Belanja Barang Operasional Lainnya 2.451.519 Belanja Barang Non Operasional 174.510.625 Lainnya Belanja Bahan 2.304.626 Belanja Jasa Konsultan 165.631.192 Belanja Perjalanan Dinas 32.805.936 Belanja Pemeliharaan 311.000 Belanja Langganan Daya dan Jasa Belanja Sewa 553.000 Belanja Jasa Lainnya 136.076.448 Belanja Gedung dan Bangunan untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda Belanja Peralatan dan Mesin untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda 15.000.000 461.675.000 Rp2.138.094.993 Belanja Modal Rp. 1.143.396.497 (53,48%) 24

PENYEDERHANAAN NOMENKLATUR ANGGARAN 2016 25

Dasar Hukum 1. Surat Edaran Sekretaris Kabinet Nomor: SE.04/Seskab/11/2015 Tanggal 27 November 2015; 2. Hasil kesepakatan Rapat Penyederhanaan Nomenklatur Anggaran tanggal 29 Desember 2015 di Sekretariat Kabinet salah satunya yaitu : Masing-masing Kemenko akan mengoordinasikan kementerian dibawah koordinasinya dengan didampingi Sekjen KKP, Bappenas dan Kemenkeu ; 3. Rapat koordinasi Penyederhanaan Nomenklatur Anggaran K/L lingkup Kemenko PMK tanggal 31 Desember 2015 ; 4. Surat Deputi Bidang Perekonomian, Sekretariat Kabinet nomor B- 3/Ekon/I/2016, tanggal 5 Januari 2016. 26

Prinsip Penyederhanaan Nomenklatur Anggaran (1) Perubahan redaksi komponen (tidak multi tafsir/rancu) Merealokasi anggaran dari komponen pendukung ke komponen prioritas Kementerian/Lembaga diminta untuk melakukan penelahaan dan penyederhanaan nomenklatur anggaran tahun 2016. Menghapus komponen yang tidak perlu Menambah komponen baru yang mendukung kegiatan prioritas Menambah volume output dari hasil efisiensi 27

Prinsip Penyederhanaan Nomenklatur Anggaran (2) Setiap Unit Utama, dan Satker PTN/Kopertis agar melakukan identifikasi terhadap output, komponen dan detail belanja pada Anggaran 2016 yang masih harus dilakukan penajaman dan penghematan terkait dengan belanja Perjalanan Dinas, Paket Meeting/ Konsinyering, dan Honorarium yang terkait dengan tusi. Beberapa hal yang dilakukan untuk mendapatkan penghematan anggaran: Menurunkan biaya administrasi kegiatan Melaksanakan kegiatan secara koordinatif antar satuan kerja (a.l. mengurangi kegiatan rapat koordinasi dan bimbingan teknis) Mengurangi kegiatan yang tidak berdampak signifikan dalam mencapai sasaran nasional Mengurangi perjalanan dinas, paket meeting/konsinyering. Mengurangi honorarium yang terkait dengan kegiatan tusi. 28

Contoh Penyederhanaan Nomenklatur Anggaran OUTPUT : LAYANAN PERKANTORAN (BOPTN) SEMULA MENJADI KODE KOMPONEN NAMA KOMPONEN KODE KOMPONEN NAMA KOMPONEN 004 Dukungan Operasional Penyelenggaraan Pembayaran Gaji dan Tunjangan 051 Pendidikan Non PNS 051 Administrasi Kegiatan Pemeliharaan, Tenaga Kependidikan Non PNS dan Dosen Tamu 052 Pemeliharaan Sarana dan Prasana Bantuan Operasional UPT 052 Langganan Daya dan Jasa Biaya Operasional Perkantoran Dukungan Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Unit Gaji dan Tunjangan Dosen dan Tenaga Kependidikan Non PNS Gaji Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non PNS. dst.. 572 Pemeliharan dan Pengembangan Hardware Catatan : Semula ada 229 komponen. 29

Contoh Kegiatan Yang Perlu Dilakukan Penghematan (1) OUTPUT : LAYANAN PERKANTORAN KOMPONEN Operasional dan Pemeliharaan Kantor Tim Perencanaan SUB KOMPONEN Pengukuran Indikator Kinerja Penilaian Jabatan Laboran dan Teknisi Penilaian Jabatan Pustakawan Perencanaan Anggaran dan Penyusunan RKAKL Penysunan LAKIP Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Penyusunan Laporan Keuangan KEGIATAN TERSEBUT DI ATAS MERUPAKAN KEGIATAN YANG TERKAIT DENGAN TUSI, TIDAK BOLEH DIBAYARKAN HONORARIUM 30

Tindak Lanjut Masing-masing satker agar melakukan penelaahan dan penyederhanaan nomenklatur anggaran 2016. Melakukan penghematan terhadap perjalanan dinas, paket meeting/konsinyering sebesar 15 %. Melakukan penghematan terhadap honor output kegiatan yang terkait dengan tusi dan honorarium jasa profesi sebesar 15 %. Hasil penghematan digunakan untuk menambah sasaran output prioritas pada masing-masing satker. 31

TERIMA KASIH KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI 32