EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI 6 ANALISIS KEBIJAKAN

BAB V 5 ANALISIS DATA

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV 4 GAMBARAN KONDISI EKSISTING

BAB II 2 KAJIAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan

KAJIAN DAMPAK SKENARIO PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP KINERJA JARINGAN JALAN KOTA BANDUNG

KAJIAN PERMINTAAN BUS KORIDOR CIBIRU DAGO MENGGUNAKAN TEKNIK STATED PREFERENCE

DAFTAR ISTILAH. Kapal peti kemas (containership) : kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut peti kemas yang standar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

PERENCANAAN GEDUNG PARKIR MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

2 Program Studi Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganeca 10 Bandung

ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jasa angkutan laut semakin lama semakin meningkat, baik

PRESENTASI TUGAS AKHIR ANALISIS KONDISI HAULAGE PETI KEMAS DI AREA PELABUHAN (STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI RUTE PENYEBERANGAN FERI DI PROVINSI MALUKU MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PROSPEK PENGEMBANGAN KERETA API PENUMPANG JURUSAN TEGAL-PURWOKERTO

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGANTAR TEKNIK TRANSPORTASI TERMINAL. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Pengantar Teknik Transportasi

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

ABSTRAK. Kata kunci : Stasiun, Commuter Line, Transportasi. Stasiun Kereta Api Tambun Bekasi TA 136

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

STUDI BANGKITAN LALU LINTAS DI KAWASAN PEMUKIMAN EKONOMI MENENGAH KE BAWAH

KATA PENGANTAR. Jakarta, November Tim Studi. Studi Pengembangan Short Sea Shipping Dalam Meningkatkan Kelancaran Arus Barang

Pesawat Polonia

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

Cost Benefit Analysis Penerapan Short Sea Shipping di Pantura Jawa dalam Rangka Pengurangan Beban Jalan

STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN Di TELUK BINTUNI (PAPUA BARAT)

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

PERENCANAAN LAYOUT DAN TIPE DERMAGA PELABUHAN PETI KEMAS TANJUNG SAUH, BATAM

Gambar 1.1 Terminal Peti Kemas (Steenken, 2004)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laju pertumbuhan ekonomi di beberapa propinsi di Indonesia menunjukkan

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

ABSTRAK. Kata kunci : Kereta api, Model Logit, Kelayakan Finansial

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

KAJIAN PENGEMBANGAN TERMINAL PETI KEMAS PELABUHAN PONTIANAK

Dedicated for : Ir. Edoardus Heatubun Fausta Bille Angelo Heatubun, ST. Special Thank s : My Lady Of Sorrow With Seven Sword

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kata kunci: Pelabuhan Padangbai-Bali, Karakteristik Parkir, Kebutuhan Ruang Parkir.

STUDI EVALUASI KINERJA RUAS JALAN JENDERAL AHMAD YANI KOTA CILEGON BANTEN

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

MEMPELAJARI EKSPOR PRODUK AGROINDUSTRI DENGAN. Oleh. FISCA RONY SlSWOYO F

Dr.Eng. MUHAMMAD ZUDHY IRAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANO

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG JARINGAN ANGKUTAN MASSAL METROPOLITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

PERENCANAAN LAYOUT TERMINAL PETI KEMAS KALIBARU

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORI PELAYANAN TERMINAL ANGKUTAN UMUM

I.1 Latar Belakang Perusahaan petikemas di dalam menjalankan usahanya mempunyai tujuan untuk mengeliminasi inefisiensi atau pemborosan.

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERENCANAAN DERMAGA PETI KEMAS DI PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

PENGEMBANGAN STASIUN ANTARMODA DUKUH ATAS JAKARTA - PUSAT DKI - JAKARTA

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

EVALUASI KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBRANGAN PERINTIS di DANAU TOBA

PERENCANAAN ANGKUTAN TRANSPORTASI BARANG REGIONAL DI PELABUHAN BITUNG SULAWESI UTARA

STUDI MANAJEMEN DAN BIAYA PEMELIHARAAN SERTA PENINGKATAN REL KERETA API

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA LINTAS LAYANAN BETUNG SUPAT BABAT SUPAT SUMBER AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pemahaman Judul Tanjung Emas Container (Peti Kemas) Apartement

TUGAS AKHIR. Disusun oleh: DANIEL SAHAT IMATUA NIM : AGIL ALATAS NIM : PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Halaman Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iii. Daftar isi... iv. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar...

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

STUDI KEBUTUHAN PENUMPANG DAN PENATAAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN KOTA (MPU) JALUR TERMINAL KRIAN DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

TUGAS AKHIR TINJAUAN TURN ROUND TIME STUDI KASUS : UNIT TERMINAL PETIKEMAS I PELABUHAN TANJUNG PRIOK

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PENUMPANG ANTAR KOTA JALUR KARANG PLOSO KOTA BATU MELALUI JALAN RAYA GIRIPURNO BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN ARMADA BUS TIC DI TINJAU DARI INVESTASI

STUDI PENENTUAN JUMLAH LHR PADA TANJUNG MORAWA TEBING TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Angkutan Umum Masal Perkotaan. Jabodetabek. Jaringan. Rencana Umum.

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

STUDI POLA OPERASI JALUR GANDA LINTAS LAYANAN PALEMBANG SEMBAWA

Transkripsi:

EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh AGUNG GINANJAR EDWIN ARIEF (150 02 075) (150 02 091) PEMBIMBING Ir. IDWAN SANTOSO, M.Sc., DIC., Ph.D. Dr. Ir. HARUN AL-RASYID SORAH LUBIS, M.Sc. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG TUGAS AKHIR EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA oleh Agung Ginanjar 150 02 075 Edwin Arief 150 02 091 DISETUJUI oleh PEMBIMBING I PEMBIMBING II Ir. Idwan Santoso, M.Sc., DIC., Ph.D Dr. Ir. Harun Al-Rasyid S. Lubis, M.Sc KOORDINATOR TUGAS AKHIR KEPAKARAN REKAYASA TRANSPORTASI KETUA PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL Ir. Sri Hendarto, M.Sc Dr. Ir. Herlien D Setio BANDUNG, JUNI 2007

ABSTRAKSI EVALUASI PERFORMANSI ANGKUTAN BARANG PETI KEMAS RUTE BANDUNG-JAKARTA Oleh : Agung Ginanjar (150 02 075) dan Edwin Arief (150 02 091) Jawa Barat adalah Provinsi di Indonesia yang memiliki komoditas cukup besar. Terutama di bidang tekstil dan garment. Sehingga diperlukan suatu sistem transportasi untuk menunjang kegiatan perekonomian di Provinsi tersebut. Untuk merealisasikan itu dibutuhkan suatu kajian mengenai transportasi khususnya transportasi barang yang mempunyai peranan cukup penting dalam kegiatan perekonomian. Sehinga penggunaan moda angkutan barang yang efektif dan efisien yang menjadi tuntutan berbagai kepentingan dapat terpenuhi. Pengangkutan peti kemas di koridor Bandung-Jakarta dilayani oleh dua moda, moda jalan raya dan moda kereta. Jumlah peti kemas yang diangkut melalui moda kereta dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan semakin tidak bersaingnya moda kereta dengan moda jalan raya. Dalam studi ini dilakukan perbandingan biaya dan waktu yang menjadi indikator performansi multimoda, dengan cara menggunakan beberapa skema alternatif multimoda yang dapat digunakan untuk proses pengangkutan barang rute Bandung-Jakarta. Memaparkan dan mengevaluasi faktor-faktor penyebab kurang bersaingnya moda kereta dengan moda jalan raya, dan mencari upaya untuk memperbaiki pelayanan moda kereta agar dapat bersaing dengan angkutan barang menggunakan moda jalan raya. Hasil analisis memperlihatkan bahwa moda kereta lebih murah dalam mengangkut peti kemas. Hal ini dikarenakan kereta api merupakan angkutan massal sehingga mampu mengangkut peti kemas dengan jumlah besar dengan tarif yang lebih murah. Namun walaupun lebih murah, kereta api tetap kalah bersaing dengan truk. Hal ini disebabkan pengangkutan peti kemas dengan menggunakan truk membutuhkan waktu lebih singkat jika dibandingkan dengan kereta api. Selain itu ditemukan beberapa faktor lain yang menyebabkan moda kereta tidak bersaing. Untuk menjadikan kereta api sebagai moda utama dalam angkutan peti kemas harus dilakukan beberapa hal. Perbaikan pelayanan dari segi waktu sehingga dari segi ini mampu bersaing dengan truk. Mengimplementasikan kelebihan yang ada pada moda jalan raya agar kereta api mampu menguasai pasar angkutan peti kemas di koridor Bandung- Jakarta. Apalagi hal ini didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang memihak kereta api untuk dijadikan sebagai moda alternatif utama peti kemas rute Bandung- Jakarta. Kata kunci : multimoda, terminal, kereta, truk, peti kemas, biaya, nilai waktu, BOK iii

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya hingga kami dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul Evaluasi Performansi Angkutan Barang Peti Kemas Rute Bandung-Jakarta. Laporan ini disusun dengan berbekal pengetahuan keilmuan yang didapatkan dari bangku kuliah, ketertarikan pada dunia multimoda dan keinginan untuk memberikan sumbangsih bagi pembangunan nasional, khususnya perkembangan prasarana terminal barang di Indonesia. Selama pengerjaan laporan Tugas Akhir ini hingga selesai, penyusun sangat banyak dibantu oleh pihak-pihak baik di lingkungan kampus, yaitu para dosen pembimbing dan para staf program studi, maupun dari kalangan lain. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Ir. Idwan Santoso, M.Sc., DIC., Ph.D dan Dr. Ir. Harun Al-Rasyid Sorah Lubis, M.Sc selaku dosen pembimbing Tugas Akhir atas waktu, seluruh bimbingan dan masukan yang diberikan. Bapak Dr. Ir. Russ Bona Frazila, MT selaku dosen penguji atas waktu dan masukan yang diberikan. Bapak Dr. Ir. Sri Hendarto M.Sc selaku Koordinator Bidang Kepakaran Transportasi di Program Studi Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. Pimpinan dan Staf TPKB, PT.MTI, PT.JICT, Bina Marga, PT.Jasa Marga dan seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas dukungan data dan masukan yang diberikan. Bandung, Juni 2007 Penyusun iv

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 2 1.3 Gambaran Daerah Studi... 3 1.4 Tujuan Penelitian... 4 1.5 Ruang Lingkup Penelitian...4 1.6 Sistematika Penulisan... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 7 2.1 Sistem Jaringan... 7 2.2 Terminal... 8 2.2.1 Klasifikasi Terminal... 9 2.3 Terminal Peti Kemas... 9 2.4 Fasilitas Terminal Peti Kemas... 11 2.4.1 Apron Bongkar Muat... 11 2.4.2 Lapangan Penumpukan... 11 2.4.3 Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas... 12 2.5 Efisiensi Terminal... 12 2.6 Transportasi Barang... 13 2.7 Angkutan Barang Bandung-Jakarta... 16 2.8 Angkutan kereta api... 18 2.9 Angkutan Jalan Raya... 19 2.10 Transportasi Intermoda... 19 2.10.1 Rantai Transportasi Intermoda... 19 2.10.2 Pembagian Peran antar Moda... 20 2.10.3 Indikator Kinerja Transportasi Intermoda... 21 2.11 Biaya Transportasi... 21 v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 23 3.1 Pendahuluan... 23 BAB IV GAMBARAN KONDISI EKSISTING... 27 4.1 Umum... 27 4.2 Garis Besar Proses Pengangkutan barang Menggunakan Moda Kereta Api... 27 4.3 Kondisi Eksisting TPKB Gedebage... 29 4.3.1 Perkembangan dan Status TPKB Gedebage... 29 4.3.2 Lokasi Dan Aksesibilitas TPKB Gedebage... 29 4.3.3 Proses Kegiatan di TPKB (ekspor)... 30 4.4 Kondisi Eksisting Transportasi Kereta Api Barang Rute Gedebage- T.Priok... 32 4.5 Kondisi Eksisting Pasoso... 33 4.5.1 Perkembangan dan Status Pasoso (PT. MTI)... 33 4.5.2 Lokasi dan Aksesibilitas Terminal Emplasemen Utep Pasoso... 35 4.5.3 Proses Kegiatan di Terminal Emplasemen Utep Pasoso... 35 4.6 Kondisi Eksisting Dermaga Tanjung Priok... 37 4.6.1 Status Dan Perkembangan Dermaga Tanjung Priok (PT. JICT/KOJA)... 37 4.6.2 Lokasi Dan Aksesibilitas Dermaga Tanjung Priok (PT. JICT)... 38 4.6.3 Proses Kegiatan di Dermaga Tanjung Priok PT. JICT... 39 4.7 Garis Besar Kegiatan Pengangkutan Melalui Koridor Jalan Raya... 40 4.8 Kondisi Eksisting Jasa Trucking... 40 4.8.1 Status Dan Perkembangan Jasa Trucking... 40 4.8.2 Proses Kegiatan Trucking... 41 4.8.3 Kondisi Eksisting Koridor Jalan Raya... 41 4.9 Tarif Eksisting Angkutan Peti Kemas...48 4.9.1 Tarif pada Moda Jalan Raya... 48 4.9.2 Tarif Kereta Api Peti Kemas... 49 BAB V ANALISIS DATA... 52 5.1 Umum... 52 5.2 Biaya Operasi Kendaraan... 52 5.2.1 Umum... 52 5.2.2 Komponen Biaya Operasi Kendaraan... 52 5.2.3 Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan... 53 5.3 Fungsi Biaya Transportasi... 57 5.3.1 Umum... 57 5.3.2 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1 (Unimoda)... 57 vi

5.3.3 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2 (Ts KA Tw)... 58 5.3.4 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1 (Truk Sewa)... 59 5.3.5 Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2 (Tw KA Tw)... 60 5.4 Nilai Waktu Barang... 62 5.4.1 Umum... 62 5.4.2 Perhitungan Nilai Waktu Barang... 62 5.5 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan... 64 5.5.1 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Biaya)... 64 5.5.2 Fungsi Biaya Transportasi Gabungan (Nilai Waktu Dan Biaya). 65 BAB VI ANALISIS KEBIJAKAN... 68 6.1 Umum... 68 6.2 Shipper... 68 6.2.1 Pertimbangan Shipper... 68 6.2.2 Perilaku Shipper... 70 6.3 Operator... 70 6.3.1 Persaingan Tarif yang Tidak Sehat... 70 6.3.2 Kurangnya Pengawasan Dalam Penegakkan Peraturan... 70 6.3.3 Kurangnya Koordinasi Antar Operator... 71 6.4 Pemerintah... 71 6.4.1 Lemahnya Penegakkan Hukum... 71 6.4.2 Kurangnya Dukungan Pemerintah... 71 6.5 Kebijakan Optimasi... 72 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 75 7.1 Kesimpulan... 75 7.2 Saran... 77 DAFTAR PUSTAKA... xi LAMPIRAN... xii LAMPIRAN A... Lampiran-1 LAMPIRAN B... Lampiran-16 LAMPIRAN C... Lampiran-35 LAMPIRAN D... Lampiran-38 LAMPIRAN E... Lampiran-44 LAMPIRAN F... Lampiran-47 LAMPIRAN G... Lampiran-52 LAMPIRAN H... Lampiran-54 LAMPIRAN I... Lampiran-58 vii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Ekspor Jawa Barat Menurut Jenis Komoditi Utama (Tahun 2000-2001)... 16 Tabel 3.1 Rincian pengumpulan data untuk koridor jalur kereta api... 25 Tabel 3.2 Rincian pengumpulan data untuk koridor jalan raya... 25 Tabel 4.1 Nilai waktu pelayanan di TPKB... 32 Tabel 4.2 Jadwal perjalanan Kereta Api barang... 33 Tabel 4.3 Nilai Waktu Kegiatan di Pasoso... 36 Tabel 4.4 Nilai Waktu Kegiatan di Dermaga PT. JICT... 39 Tabel 4.5 Lintasan Angkutan Peti Kemas... 43 Tabel 4.6 Lintasan Trailer dan semi Trailer di Purwakarta... 44 Tabel 4.7 Lintasan Trailer dan semi trailer di Bandung Raya... 45 Tabel 4.8 Panjang Ruas Jalan Nasional... 47 Tabel 4.9 Tarif Angkutan Rute Bandung-Jakarta... 49 Tabel 4.10 Tarif Angkutan di Bandung Raya Per Zona... 50 Tabel 4.11 Penambahan Pada Titik TPKB... 51 Tabel 4.12 Penambahan Pada Titik Pasoso... 51 Tabel 4.13 Penambahan Pada Titik Dermaga PT. JICT... 51 Tabel 5.1 Rekapitulasi BOK (Rp/truk/km)... 56 Tabel 5.2 Rekapitulasi BOK (Rp/MT/km)... 56 Tabel 5.3 Rekapitulasi BOK (Rp/TEU/km)... 57 Tabel 5.4 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A1... 57 Tabel 5.5 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif A2... 59 Tabel 5.6 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B1... 60 Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Alternatif B2... 61 Tabel 5.8 Nilai waktu Alternatif A1 & B1...63 Tabel 5.9 Nilai waktu Alternaitf A2 & B2...64 Tabel 5.10 Rekapitulasi Komponen Biaya Gabungan... 66 Tabel 6.1 Biaya moda angkutan barang peti kemas... 69 Tabel 6.2 Kebijakan Optimasi Jaringan Moda Kereta... 72 Tabel 7.1 Rekapitulasi Biaya... 75 Tabel 7.2 Rekapitulasi nilai waktu barang... 76 ix

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Throughput petikemas Bandung Raya... 2 Gambar 1.2 Ruang lingkup penelitian... 5 Gambar 2.1 Jaringan transportasi terminal... 8 Gambar 2.2 Skema pergerakan barang dari pabrik menuju Pelabuhan Tanjung Priok... 17 Gambar 2.3 Rantai Transportasi Intermoda (Rodrigue and Comtois)... 20 Gambar 2.4 Perbandingan Fungsi Biaya Transportasi Moda Jalan, Rel, dan Laut... 21 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Tugas Akhir... 24 Gambar 4.1 Skema pergerakan peti kemas rute Bandung-Jakarta... 27 Gambar 4.2 Lokasi TPKB Gedebage... 30 Gambar 4.3 Layout Terminal Peti Kemas Bandung... 30 Gambar 4.4 Alat penimbangan truk kontainer... 31 Gambar 4.5 Crane untuk proses bongkar muat... 32 Gambar 4.6 Rute Jalur KA Bandung Jakarta... 33 Gambar 4.7 Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok... 34 Gambar 4.8 Kegiatan muat ke truk menggunakan top loader... 36 Gambar 4.9 Kontainer yang di stacking di Pasoso... 37 Gambar 4.10 Layout lintasan Haulage Pasoso Dermaga JICT... 38 Gambar 4.11 Jenis truk kontainer ukuran 40 feet... 42 Gambar 4.12 Jenis truk kontainer ukuran 20 feet... 42 Gambar 4.13 Ruas Jalan Tol Purbaleunyi... 46 Gambar 4.14 Ruas Jalan Nasional... 47 Gambar 5.1 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A1... 58 Gambar 5.2 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif A2... 59 Gambar 5.3 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B1... 60 Gambar 5.4 Grafik Fungsi Biaya Transportasi Alternatif B2... 61 Gambar 5.5 Grafik Perbandingan Nilai Waktu... 64 Gambar 5.6 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 40 Kaki... 65 Gambar 5.7 Perbandingan Biaya Transportasi Ukuran 20 Kaki... 65 Gambar 5.8 Grafik Biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 40 kaki... 66 Gambar 5.9 Grafik biaya Gabungan Peti Kemas Ukuran 20 kaki... 67 Gambar 6.1 Fungsi Biaya Gabungan 40 kaki setelah di optimasi... 73 Gambar 6.2 Fungsi Biaya Gabungan 20 kaki setelah di optimasi... 74 x