Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Human Error Terhadap Peralatan Komunikasi dan Navigasi pada Kapal

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Seminar Nasional IENACO ISSN:

MENENTUKAN JURUSAN DI MAN 1 TULUNGAGUNG MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENEMPATAN POSISI PEMAIN BOLA BASKET MENGUNAKAN METODE AHP SEBAGAI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Arahan Peningkatan Pelayanan Kereta Komuter Surabaya-Lamongan Berdasarkan Preferensi Masyarakat

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

PENGEMBANGAN PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA DI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN X KALIMANTAN TENGAH

OLEH : AFLAKHATIS RATNA CAHYANI

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi dapat meminta bantuan kepada helpdesk. Ada perusahaan

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND. By Yuniva Eka Nugroho

LAMPIRAN PENENTUAN KRITERIA PENGEMBAGAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA SEBAGAI PENUNJANG INDUSTRI KREATIF DI KECAMATAN MAJALAYA

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH GADGET SMARTPHONE

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

PEMILIHAN ALTERNATIF JENIS PONDASI DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN SMK BERPROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAVORIT DI PANGKALPINANG

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

MODEL ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS UNTUK MENENTUKAN TINGKAT PRIORITAS ALOKASI PRODUK

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA

Arahan Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten Kediri

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

PENENTUAN FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN LALULINTAS DI WILAYAH BANDUNG METROPOLITAN AREA

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PRAKUALIFIKASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI DI SEBUAH PERUSAHAAN MINYAK DAN GAS

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

OLEH : TOMI DWICAHYO NRP :

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

BAB IV HASIL PENELITIAN. a. Jenis kelamin Tabel 1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL DENGAN PENDEKATAN AHP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEJABAT KOPERTIS WILAYAH III MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Penentuan Prioritas Pengembangan Kawasan Transit Stasiun Gubeng dengan Konsep Transit Oriented Development

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN JENIS KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DI PT. SPIL

PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN RUANG RAWAT INAP PAVILIUN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS PEMELIHARAAN JALAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sistem yang telah dibuat sebelumnya. Sehingga diharapkan dengan adanya

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

TEKNIK REKOMENDASI PEMILIHAN JURUSAN PERGURUAN TINGGI DENGAN PENDEKATAN PREFERENSI PENGGUNA DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BAB VI. Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy

EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

PEMODELAN DECISION SUPPORT SYSTEM MANAJEMEN ASET IRIGASI BERBASIS SIG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN AHP PADA PT.NAYATI

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya

ANALISIS FAKTOR KEBERHASILAN AGROINDUSTRI KAKAO BERKELANJUTAN DI SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN FUZZY AHP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Lahan pada Lokasi Bekas Tambang Tanah Urug di Kecamatan Ngoro, Mojokerto

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

SISTEM PENILAIAN KINERJA DOSEN PNS.Dpk DI LINGKUNGAN KOPERTIS WIL II MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERACHY PROCESS (AHP) 1Dona Yuliawati dan 2Wasilah

PEMODELAN PENENTUAN SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN JEMBATAN DI JALAN PANTURA JAWA TIMUR

BAB III METODE KAJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. mengintegrasikan bermacam-macam data dengan menyusun, menyimpan, 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM PEMILIHAN TEMPAT KERJA MELALUI METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-10 Analisis Human Error terhadap Kecelakaan Kapal pada Sistem Kelistrikan berbasis Data di Kapal Lucky Andoyo W, Sardono Sarwito, dan Badrus Zaman Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jalan Raya ITS, Surabaya 60111 Indonesia e-mail :sar_san@its.ac.id Abstrak-Kecelakaan kapal banyak terjadi di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah volume lalu lintas kapal yang tinggi seperti pada alur pelayaran Selat Bali. Menurut data KNKT lebihdari 80% kecelakaan disebabkan oleh human error.tujuan utama dari penulisan tugas akhir adalah untuk menganalisis seberapa besar nilai human error berpengaruh terhadap kecelakaan kapal akibat peralatan navigasi dan komunikasi.setelah mengetahui seberapa besar nilai human error berpengaruh terhadap kecelakaan kapal, maka selanjutnya akan dianalisis mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi human error. Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah kombinasi dari metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan SHELL Model, sehingga dapat diketahui seberapa besar nilai human error dan apa saja penyebabnya. Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai human error terhadap kecelakaan kapal akibat kondisi Sistem kelistrikan sebesar 26.9% dan nilai terbesar yang mempengaruhi human error adalah kesehatan SDM dengan nilai sebesar 32.1%. Kata kunci: AHP, human error, kecelakaan kapal, SHELL Model. I. PENDAHULUAN Indonesia menjadi salah satu negara yang lalu lintas lautnya padat dan tak dapat dihindari sering terjadi kasus kecelakaan laut dengan berbagai sebab. Berdasarkan data dari KNKT, dari tahun 2007 sampai 2011 saja sudah terjadi 27 kasus kecelakaan kapal di wilayah Indonesia, berikut rincian kasus kecelakaan kapal. Tabel 1. Data kecelakaan kapal yang diinvestigasi oleh KNKT Dari data diatas, KNKT juga menyatakan 41% kecelakaan kapal disebabkan human factor dan sisanya teknis, bisa disimpulkan manusia menjadi faktor yang paling dominan dalam kecelakaan sebuah kapal.. Oleh sebab itu, dalam tugas akhir ini akan menganalisa human error pada sistem instalasi kelistrikan kapal yang berpengaruh dalam kecelakaan di wilayah perairan Indonesia yaitu dengan menggunakan dua metode pendekatan yaitu, AHP (Analytic Hierarchy Process) dan SHEL (Software, Hardware, Environment, and Liveware) Model dipilih untuk mengevaluasi kinerja manusia terhadap sistem kelistrikan di kapal. Dalam model ini, AHP digunakan untuk mengklasifikasi faktor-faktor yg dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kapal akibat sistem kelistrikan, sedangkan SHEL Model digunakan untuk melakukan pendekatan terhadap faktor human error. II. A. Human Error TINJAUAN PUSTAKA Human error seringkali dinyatakan sebagai faktor utama penyebab terjadinya suau kecelakaan. Bagi masyarakat awam, berita-berita tentang kecelakaan transportasi dengan human error sebagai penyebabnya sering diartikan sebagai kesalahan manusia operator sistem seperti masinis, pilot, kapten kapal, dan lainnya. Persepsi ini sebenarnya kurang tepat, mengingat banyak faktor dan aspek lain yang dapat secara langsung maupun tidak mendorong seorang operator melakukan tindakan yang tidak tepat. Pada dasarnya terdapat klasifikasi human error untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan tersebut. Klasifikasi tersebut secara umumdari penyebab terjadinya human error adalah sebagai berikut [1]:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-11 1. Sistem Induced Human Error. Dimana mekanisme suatu sistem memungkinkan manusia melakukan kesalahan, misalnya manajemen yang tidak menerapkan disiplin secara baik dan ketat. 2. Desain Induced Human Error. Terjadinya kesalahan diakibatkan karena perancangan atau desain sistem kerja yang kurang baik. 3. Pure Human Error. Suatu kesalahan yang terjadi murni berasal dari dalam manusia itu sendiri, misalnya karena skill, pengalaman, dan psikologis. Sebab-sebab human error dapat dibagi menjadi : 1. Sebab-Sebab Primer Sebab-sebab primer merupakan sebabsebab human error pada level individu. Untuk menghindari kesalahan pada level ini, ahli teknologi cenderung menganjurkan pengukuran yang berhubungan ke individu, misalnya meningkatkan pelatihan, pendidikan, dan pemilihan personil [2]. 2. Sebab-Sebab Manajerial Penekanan peran dari pelaku individual dalam kesalahan merupakan suatu hal yang tidak tepat. Kesalahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan, pelatihan dan pendidikan mempunyai efek yang terbatas dan penipuan atau kelalaian akan selalu terjadi, tidak ada satupun penekanan penggunaan teknologi yang benar akan mencegah terjadinya kesalahan. Fakta ini telah diakui telah diakui secara luas pada literatur kesalahan dalam industri yang beresiko tinggi [3]. 3. Sebab-Sebab Global, Kesalahan yang berada di luar kontrol manajemen, meliputi tekanan keuangan, tekanan waktu, tekanan sosial dan budaya organisasi. B. Sistem Kelistrikan Kapal Mesin kapal tak hanya dikonversi untuk mendorong kapal, tetapi juga dikonversi untuk pembangkit listrik yang digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan listrik. Berikut kebutuhankebutuhan peralatan yang menggunakan listrik di kapal, yaitu : 1. Navigasi dan Komunikasi 2. Penerangan ruang-ruang 3. Crane untuk kargo 4. Sistem kontrol 5. Pompa-pompa sistem 6. Steering gear 7. Dan beberapa yang lain. Ada beberapa hal yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat diperoleh kerja yg optimal dari generator listrik yang dipasang di kapal dan instalasi kelistrikannya: 1. Daya yang dibutuhkan oleh lampu-lampu untuk penerangan ruangan-ruangan dan jalan/selasar yang ada 2. Daya yang dibutuhkan untuk pengoperasian peralatan-peralatan daya/power seperti motor listrik dan baterai untuk navigasi. 3. Merancang Wiring Diagram 4. Merancang One Line Diagram C. Metode AHP AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif [4]. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut : 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. Gambar 1. Bagan AHP 2.3.2. Tahapan Penyusunan AHP Secara umum ada 3 tahapan dalam penyusunan sebuah prioritas menggunakan AHP yang terlihat pada diagram proses di bawah ini Gambar 2. Tahap Penyusunan AHP

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-12 D. SHELL Model Diagram blok bangunan ini tidak mencakup potongan antar human factors dan hanya ditujukan sebagai bantuan dasar untuk memahami human factors: Software berupa aturan, prosedur, dokumen tertulis, dan lainnya yang merupakan bagian dari prosedur operasi standar. Hardware berupa Control Suite, konfigurasi, kontrol dan permukaan, displays, dan sistem fungsional. Environment berupa situasi di mana sistem L- H-S harus berfungsi, iklim sosial dan ekonomi, serta lingkungan alam. Liveware berupa manusia, controller satu dengan controller lain, kru, insinyur dan personil pemeliharaan, bagian manajemen dan personalia. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Penyusunan Hirarki Gambar 3. Diagram SHELL III. METODOLOGI Gambar 5. Penyusunan Hirarki B. Survey dan Pengolahan data Tahap lanjutan setelah penyusunan hirarki, yaitu melakukan survey atau kuisioner terhadap para ahli dibidang kelistrikan kapal. Survey dilakukan ke para awak kapal bagian permesinan. Lokasi penelitian dilaksanakan di selat bali pada kapal ferry milik PT. Dharma Lautan Utama. Setelah didapat kuisioner tersebut, data diolah menggunakan software Expert Choice 11 dan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 1. Nilai Fungsi dan Bobot Relatif dengan Tujuan Kecelakaan Kapal Tujuan Bobot Nilai Fungsi Kecelakaan Kapal akibat Sistem Kelistrikan 1 1000 Gambar 4. Diagram Alir penelitian Faktor 1. Human Error 0,153 1000 2. Kondisi Kapal 0,239 1000 3. Power Supply 0,174 1000 4. Kondisi Sistem 0,269 1000 5. Lingkungan 0,165 1000 Nilai dari tabel 1 sesuai di atas menunjukan bahwa faktor kondisi sistem memiliki bobot relatif paling besar sebesar 0,269. Disusul oleh faktor atau kriteria kondisi kapal sebesar

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-13 0,239, faktor atau kriteria suplai daya sebesar 0,174, faktor atau kriteria lingkungan pelayaran sebesar 0.165, dan yang terakhir adalah faktor atau kriteria human error sebesar 0,153. Tabel 2. Nilai Fungsi dan Bobot Relatif Faktor Human Factor Kriteria Bobot Nilai Fungsi Liveware-Hardware 1. Keahlian 13,4% 2. Jam Kerja 11,7 Liveware-Environment 1. Kesehatan SDM 32,1% Liveware-liveware 1. Manajemen Kerja 13,6% Human error 0,153 1000 Subkriteria 1. Keahlian 0,134 153 2. Pengalaman 0,172 153 3. Jam Kerja 0,110 153 4. SOP 0,127 153 5. Kesehatan SDM 0,321 153 6. Manajemen Kerja 0,136 153 Nilai dari tabel 2 sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada software expert choice menunjukan bahwa kesehatan SDM memiliki bobot relatif paling besar yaitu, 0,321. Disusul oleh pengalaman sebesar 0,172, Manajemen kerja sebesar 0,136, keahlian sebesar 0,134, SOP sebesar 0,141, dan yang terkecil adalah jam kerja sebesar 0,110. C. Analisis Human Error dengan SHELL Model Menurut hirarki diatas, ada enam subkriteria yang mempengaruhi faktor atau kriteria human error. Subkriteria tersebut adalah: 1. Keahlian 13.4% 2. Pengalaman 17.2% 3. Jam Kerja 11 % 4. SOP 12.7 % 5. Kesehatan SDM 32.1% 6. Manajemen Kerja 13.6 % Pendekatan SHELL Model dalam Analisis Human Error Hubungan-hubungan yang terdapat dalam SHELL Model yaitu hubungan antara livewaresofware, liveware-hardware, livewareenvironment, dan liveware-liveware. Liveware-Software Dari keenam subkriteria faktor kesalahan manusia, ada dua subkriteria yaitu; 1. SOP 12.7 % 2. Pengalaman 17.2% V. KESIMPULAN 1. Kecelakaan kapal akibat sistem kelistrikan kapal dipengaruhi lima faktor. Faktor kondisi sistem dipilih sebagai faktor dengan prioritas tertinggi berdasarkan hasil survei prioritas dengan metode AHP. Berikut tabel 5.1 menunjukkan peringkat prioritas dari prioritas tertinggi sampai prioritas terendah. 2. Berdasarkan metode AHP, faktor atau kriteria yang telah ditentukan harus memiliki subkriteria dimasing-masing faktor atau kriteria. Tugas akhir ini khusus membahas analisis dari human factor, maka untuk subkriteria yang diambil kesimpulan adalah subkriteria human factor. 3. Terdapat enam subkriteria dari human factor, yaitu kesehatan SDM, SOP(Standard Operating Procedure), jam kerja, Keahlian, pengalaman, dan manajemen kerja. Setelah diolah dengan menggunakan software expert choice 11, didapatkan hasil. Bisa disimpulkan subkriteria yang memiliki prioritas tertinggi adalah subkriteria kesehatan SDM dengan 32,1% yang bisa menyebabkan terjadinya human error. Untuk subkriteria jam kerja memiliki prioritas terendah dengan 11,7 %. 4. Pendekatan SHELL model dilakukan terhadap analisis human error, dengan mengklasifikasi subkriteria kedalam L-H-S berupa, liveware-hardware, livewaresoftware, liveware-environment, livewareliveware. 5. Subkriteria SOP (standard Operating Process) dan pengalaman masuk kategori hubungan liveware-software dengan prioritas masing-masing 12,7% dan 17,2%. 6. Subkriteria Keahlian dan Jam kerja masuk kategori hubungan liveware-hardware dengan prioritas masing-masing 13,4 % dan 11,7 % 7. Subkriteria Kesehatan SDM masuk dalam hubungan liveware-environment dengan prioritas/bobot sebesar 32,1 %.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-14 8. Subkriteria manajemen kerja termasuk dalam hubungan liveware-liveware dengan bobot 13,6 %. DAFTAR PUSTAKA [1] Iftikar Z, Sutalaksana. ( 1979 ). Teknik Tata Cara Kerja. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung, Bandung. [2] Sarwito, Sardono, 1999. Diktat Perancangan Instalasi Kelistrikan Kapal, Surabaya: Fakultas Teknologi Kelautan- ITS. [3] Drake, P.R. (1998). "Using the Analytic Hierarchy Process in Engineering Education". International Journal of Engineering Education 14 (3): 191 196. [4] Saaty, L. Thomas, 1980. The Analytic Hierarchy Process: Planning, Priority Setting, Resource Allocation, ISBN 0-07- 054371-2, McGraw-Hill: New York.