KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA PADA SISWA KELAS V A SD NEGERI SAMPALI

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI NO.

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI CINTA RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI TG.

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

EVA BETTY SIMANJUNTAK DAN JUNIKO ESRA TARIGAN Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI KELAS V SD

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PADA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI STABAT

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PELAJARAN IPA KELAS IV SD

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA PERMAINAN HUNTING TREASURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

UPAYA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD NEGERI NO.

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

EFFENDI MANALU* DAN RIA MEI CHRISTINA SARAGIH** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

ROSLIANA SITOMPUL* DAN DEBBIE GUSTRINI ARUAN**

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING SISWA KELAS VIII SMP AL ISHLAH TAHUN AJARAN 2011 / Nugroho Adi Prayitno

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Pardomuan N.J.M. Sinambela Afrodita Munthe. Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika, Pembelajaran Matematika Realistik.

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Frikson Jony Purba Dosen FKIP Universitas Quality E mail

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE KELAS IV SD NEGERI DESA SENA BATANG KUIS

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS V SD WASHLIYANI MARTUBUNG

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

Yusuf Gafur Guru Biologi, SMP Negeri 2 Sano Nggoang -

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN MELALUI INKUIRI TERBIMBING DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI MAHASISWA PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN MELALUI PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS)

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

Layil Safitri PGSD Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

RAHMI Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan

Penggunaan Media Kartu (Flash Card) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Mutasi bagi Peserta Didik Kelas XII

MODEL BERTUKAR PASANGAN DI SD NEGERI 25 KOTO HILALANG KABUPATEN SOLOK

Oleh: RISA AMALIA A

Nia Rosmeliati Sihotang Guru SMP Negeri 8 Tebing Tinggi ABSTRAK

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DEBATE PADA PELAJARAN PKN DI KELAS V SD NEGERI 086 DALAN LIDANG

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Jurnal Dialog: Volume III, Maret 2016 ISSN:

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

Aprillya Mondhita Sari* Drs. Purbo Suwasono, M.Si** Dr. Parno, M.Si***

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN APLIKASI PROGRAM MICROSOFT OFFICE POWER POINT DI KELAS IV SD NEGERI DELI TUA

p-issn : e-issn :

Nurhikma Ramadhana Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Sulawesi Barat

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

Transkripsi:

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KERJA LAPANGAN, INKUIRI, DISKUSI PADA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 050670 PANTAI GEMI KHAIRUL ANWAR* DAN RIZKY CHAIRU RAMADHAN** *Ketua Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ** Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menggunakan model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri dan diskusi terhadap keberhasilan belajar pada pelajaran IPA dikelas V SD Negeri 050670 Pantai Gemi Tahun Ajaran 2013/2014. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang yang akan diberikan tindakan berupa pengajaran melalui model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri dan diskusi. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi pelajaran IPA sebanyak dua kali pertemuan. Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil analisisnya : 1) Pada siklus I pertemuan 1 dari 22 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 4 orang siswa (18,18%) yang sudah aktif dalam belajar, sedangkan selebihnya yaitu 18 orang siswa (81,82%) belum aktif didalam belajar. Nilai rata rata yang diperoleh hanya mencapai 57,76. Kemudian di siklus I pertemuan kedua, dari 22 orang siswa hanya 7 orang siswa yang aktif di dalam belajar (31,18), dan terdapat 15 orang siswa yang belum aktif dalam belajar (68,82%). Dan nilai rata-rata pada siklus I pertemuan 2 adalah 60,79. 2) Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus II sebanyak dua kali pertemuan, siswa kembali diberi test aktivitas belajar pada siklus II pertemuan 1 yang kemudian diperoleh ternyata dari 22 orang siswa, diperoleh 11 orang yang sudah aktif (50%) dan 11 orang yang belum aktif dalam belajar (50%). Dan nilai rata-rata siklus II pertemuan 1 adalah 65,75. Kemudian, di siklus II pertemuan 2, terdapat 20 orang siswa yang aktif dalam belajar (90,90%) dan 2 orang yang belum aktif dalam belajar (9,10%). Dan nilai rata-rata siklus II pertemuan 2 adalah 74,05. Pembelajaran menggunakan model kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas V SD Negeri 050670 Pantai Gemi T.A. 2013/2014. Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Model Pembelajaran Kerja Lapangan, Inkuiri, Diskusi. PENDAHULUAN IPA adalah pelajaran yang penting karena ilmunya dapat diterapkan secaralangsung dalam masyarakat. Beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu, IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, bagian kebudayaan bangsa, melatih anak berpikir kritis, dan mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Pendidikan IPA seharusnya dilaksanakan dengan baik dalam proses pembelajaran di sekolah mengingat pentingnya pelajaran tersebut seperti yang telah diungkapkan di atas. Pembelajaran IPA dikatakan berhasil apabila semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai, yang terungkap dalam hasil belajar IPA. Namun dalam kenyataannya, masih ada sekolah-sekolah yang memiliki hasil belajar IPA yang rendah karena belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditentukan. 20

Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih banyak dilakukan secara konvensional/tradisional (pembelajaran berpusat pada guru) serta lemahnya kemampuan guru dalam mendorong dan memotivasi siswa menjadikan prestasi belajar IPA masih rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut peneliti temukan pada saat melakukan observasi Di Kelas V SD Negeri 050670 Pantai Gemi, dimana pelajaran IPA selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dan textbook oriented, dengan keterlibatan siswa yang sangat minim karena siswa hanya melakukan kegiatan duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal, sehingga kurang menarik minat siswa dan membosankan yang akhirnya membuat siswa mudah lupa terhadap konsep yang telah diberikan. Berdasarkan dari pengalaman PPL yang sebelumnya, peneliti melihat bahwa sebenarnya pembelajaran jika dilaksanakan bervariasi apalagi dalam konsep diluar kelas dan mengenal lingkungan sekitar mereka pasti tertarik dan termotivasi. Sebelumnya peneliti juga pernah melaksanakan aktivitas serupa namun tidak sebaik metode kerja lapangan, inkuiri dan diskusi. Kemudian sebelumnya peneliti juga melihat, bahwa selama ini pembelajaran yang disampaikan guru ke siswa hanya sebatas dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas saja, kemudian selalu menggunakan model pembelajaran yang monoton. Sehingga kreativitas siswa, motivasi siswa, dan kemampuan siswa tidak akan berkembang dengan baik. Rendahnya pemahaman belajar siswa tersebut setelah ditelusuri antara lain disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor dari guru, kurang bervariasi dalam penggunaan model karena minimnya peralatan, dan terlalu sering menggunakan model ceramah dan tanya jawab saja. Sedangkan faktor dari siswa, kurang melakukan eksperimen yang memadai untuk Kompetensi Dasar yang membutuhkan penalaran dan pembuktian konsep/teori karena kurang tersedianya peralatan eksperimen di sekolah. Akibatnya guru menyampaikan pembelajaran lebih banyak dengan pendekatan ekspositoris, sedangkan siswa hanya dijejali dengan konsep-konsep saja tanpa praktikum. Hal ini menjadikan siswa kesulitan menguasai materi IPA karena pembelajaran yang dilakukan belum mengakomodir secara optimal kebutuhan tersebut Kemampuan guru dalam merancang strategi, model, dan media mutlak dibutuhkan. Tidak semua model cocok untuk sebuah pembelajaran. Ada model yang cocok dengan pembelajaran tertentu, dan ada pula yang kurang sesuai. keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan model pembelajaran. Pembelajaran IPA dengan menyertakan strategi, model, dan media yang tepat akan menumbuhkan rasa ketertarikan siswa akan pembelajaran IPA yang dilaksanakan. Dan kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi dinilai cocok dalam meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA ini. Model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri dan diskusi adalah penggabungan metode kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi. Metode ini digabungkan dalam membahas satu materi pembelajaran. Peneliti tertarik melakukan pengambilan 3 model pembelajaran karena, berdasarkan survey peneliti menilai aktivitas belajar siswa tidak akan 21

meningkat jika hanya dilakukan dengan 1 model pembelajaran saja. Metode kerja lapangan adalah suatu cara mengajar dengan cara mengajak siswa ke suatu tempat diluar yang bertujuan tidak hanya sekedar melakukan observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun/aktif berpartisipasi ke lapangan kerja, agar siswa dapat menghayati sendiri dan mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat. Menurut Istarani (2011:132) menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari cara kritis, analisi, argumentative (ilmiah) dengan menggunakan langkahlangkah tertentu menuju suatu kesimpulan. Pendapat lain mengatakan bahwa metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, dimana interaksi antar dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pegalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif atau menjadi pendengar saja menurut Syaiful (dalam Istarani, 2012:31). Model pembelajaran kelidis itu menyatukan 3 model pembelajaran. Siswa akan dituntut lebih kreatif dan semakin meningkatkan kualitas pembelajaran. Selama ini siswa hanya mendapatkan pembelajaran di dalam kelas tanpa ada variasi yang dilakukan guru. Siswa hanya menerima dari apa yang mereka dengarkan. Sehubungan dengan masalah yang dihadapi oleh para siswa, maka harus segera dilakukan tindakan melalui penelitian dengan judul : Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kerja Lapangan, Inquiri, Diskusi Pada Pelajaran IPA Di Kelas V SD Negeri 050670 Pantai Gemi T.A.2013/2014. KERANGKA TEORITIS Hamalik (2010:176) menyatakan asas aktivitas digunakan dalam semua model mengajar, baik model dalam kelas maupun model diluar kelas. Hanya saja penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlain-lainan sesuaidengan tujuan yang hendak dicapai dan disesuaikan pula pada orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan itu. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2011:1). Roestiyah (dalam Istarani, 2012:67) mengatakan yang dimaksud dengan model kerja lapangan adalah suatu cara mengajar dengan cara mengajak siswa ke suatu tempat diluar yang bertujuan tidak hanya sekedar melakukan observasi atau peninjauan saja, tetapi langsung terjun/aktif berpartisipasi ke lapangan kerja, agar siswa dapat menghayati sendiri dan mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri di dalam pekerjaan yang ada di masyarakat. Menurut Sanjaya (2011:196) Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu 22

masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasa-biasa dilakukan melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2011:122) mendefenisikan diskusi sebagai komunikasi seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat. Sedangkan menurut Suryosubroto (dalam Trianto, 2011:122) diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok, untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 050670 Pantai Gemi. Yang beralamat di Jl. T.S. Muhammad Syah. Dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai bulan April 2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V B SD Negeri 050670 Pantai Gemi Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 22 orang terdiri dari laki-laki 11 orang dan perempuan 11 orang. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk mengungkapkan kesulitan belajar siswa dalam proses pembelajaran serta cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi tersebut. a) Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan yaitu berupa skenario pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I adalah sebagai berikut : 1) Melakukan pengamatan secara langsung keadaan sekolah, baik ruang kelas guru maupun peserta didik. 2) Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahannya. 3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 4) Mempersiapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Kerja Lapangan, Inkuiri, dan Diskusi. 5) Mempersiapkan media, bahan, dan alat sumber belajar. 6) Membuat lembar observasi untuk mengamati pembelajaran. 7) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. b) Tahap Pelaksanaan Tindakan Setelah tahap perencanaan disusun, maka tahap selanjutnya adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan RPP. Pelaksanaan tindakan tersebut yaitu : 1) Pada pertemuan pertama, peneliti mengajak siswa untuk belajar di luar kelas. Sesuai dengan materi pembelajaran yang dipilih tumbuhan hijau. Peneliti merancang pembelajaran dilakukan di alam. 2) Untuk tempat yang sesuai dengan materi pembelajaran, peneliti memilih tempat di lingkungan sekolah. Untuk sekitar lingkungan sekolah dinilai masih asri dan banyak pohon-pohon. 3) Siswa diajak ke daerah tersebut, untuk mengamati seluruh 23

tumbuhan. Dan guru membimbing setiap pembelajaran di luar kelas. Guru mengarahkan pembelajaran agar siswa tidak bermain. 4) Guru memberikan sebuah masalah/ tugas kepada siswa. Siswa disuruh mencatat kegiatan mereka selama diluar. Mulai dari tumbuhan apa yang mereka lihat, bagaimanakah warna daun dari tanaman tersebut, mengambil contoh daun yang mereka lihat, dan guru menjelaskan bagaimana terjadinya fotosintesis pada daun. Kemudian guru menjelaskan akar dan mulai mencari contohnya pada tanaman kecil. 5) Setelah siswa melakukan seluruh kegiatan diluar kelas. 6) Guru menyuruh siswa masuk ke dalam kelas, dan guru membimbing siswa hingga siswa menemukan 1 permasalahan pada proses pembelajaran di luar kelas. 7) Ketika di dalam kelas, suruh siswa mengerjakan laporan kegiatan yang ia lakukan sewaktu diluar kelas. 8) Kemudian, guru membaginya beberapa kelompok untuk mendiskusikan permasalahan (materi) yang di berikan guru selanjutnya. 9) Setelah mereka berdiskusi, mereka membuat laporan kelompok dan dibagikan kepada guru. 10) Setelah itu, guru melakukan observasi pada siswa, untuk menilai peningkatan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. c) Tahap Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah ditetapkan sekaligus mengetahui sejauh mana tindakan dapat menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang dikehendaki. Peneliti juga dapat melihat kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sewaktu pembelajaran berlangsung. 1. Melakukan pengamatan terhadap guru dalam proses tindakan. 2. Mengamati kegaiatan belajar siswa dengan mengisi lembar daftar check list. 3. Mengamati kondisi dan situasi saat proses pembelajaran berlangsung. d) Tahap Refleksi Tahap refleksi dilakukan dengan mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan serta melihat kesesuaian yang dicapai dengan yang diinginkan dalam pembelajaran yang pada akhirnya di temukan kelebihan dan kekurangan, dimana jika ditemukan kekurangan maka akan dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II. Setelah siklus I dijalankan dan hasil yang dicapai belum sesuai dengan yang diharapkan, maka dilakukan kembali tahap-tahap diatas untuk dilakukan pada siklus II dan siklus selanjutnya sampai hasil belajar yang diharapkan tercapai. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan setelah melakukan perbaikan-perbaikan pada rencana pembelajaran dan tindakan yang akan dilakukan dengan urutan-urutan seperti yang dilaksanakan pada siklus I. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, alat pengukur data yang digunakan adalah: a. Lembar Observasi 24

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dibantu oleh guru kelas. Observasi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan aktivitas siswa baik melibatkan seluruh domain belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 050670 Pantai Gemi Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus berisikan tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri dan diskusi yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Setelah pemberian tindakan pada siklus I sebanyak dua kali pertemuan, siswa diberikan tes aktivitas belajar I yang kemudian diperoleh pada siklus I pertemuan 1 dari 22 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 4 orang siswa (18,18%) yang sudah aktif dalam belajar, sedangkan selebihnya yaitu 18 orang siswa (81,82%) belum aktif didalam belajar. Nilai rata rata yang diperoleh hanya mencapai 57,76. Kemudian di siklus I pertemuan kedua, dari 22 orang siswa hanya 7 orang siswa yang aktif di dalam belajar (31,18), dan terdapat 15 orang siswa yang belum aktif dalam belajar (68,82%). Dan nilai rata-rata pada siklus I pertemuan 2 adalah 60,79. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus II sebanyak dua kali pertemuan, siswa kembali diberi test aktivitas belajar pada siklus II pertemuan 1 yang kemudian diperoleh ternyata dari 22 orang siswa, diperoleh 11 orang yang sudah aktif (50%) dan 11 orang yang belum aktif dalam belajar (50%). Dan nilai rata-rata siklus II pertemuan 1 adalah 65,75. Kemudian, di siklus II pertemuan 2, terdapat 20 orang siswa yang aktif dalam belajar (90,90%) dan 2 orang yang belum aktif dalam belajar (9,10%). Dan nilai ratarata siklus II pertemuan 2 adalah 74,05. Tabel Perbandingan Aktivitas belajar Siklus I dan Siklus II Siklus Siklus I n 1 Siklus I n 2 Siklus II n 1 Siklus II n 2 Tida k Aktif Persentas e Akti f Persentas e Nilai ratarata 18 81,82% 4 18,18% 57,7 6 15 68,82% 7 31,18% 60,7 9 11 50% 11 50% 65,7 2 2 9,10% 20 90,90% 74,0 5 KESIMPULAN Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model kerja lapangan, inkuiri, dan diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa kelas V SD Negeri 050670 Pantai Gemi T.A. 2013/2014. SARAN 1. Disarankan kepada seluruh guru kelas untuk mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan hasil belajar siswa. 2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa tidak berani mengajukan pendapat ataupun pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti secara langsung kepada guru, dan tidak melakukan gerakan yang efektif ketika proses pembelajaran berlangsung, maka 25

disarankan kepada guru yang akan melaksanakan pembelajaran diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk berani berbicara maupun bertanya. 3. Kepada seluruh elemen pendidikan untuk dapat mencoba melakukan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kerja lapangan, inkuiri, diskusi 4.. Sebagai upaya mengatasi kemajuan zaman yang selalu membuat motivasi siswa berkurang terhadap pembelajaran. 5. Ketiga model yang digunakan dalam peneltian ini cukup efektif dalam pembelajaran seperti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sehingga perlu kiranya mempertimbangkan setiap pembelajaran IPA dengan model ini. Rosmala Dewi (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pascasarjana Unimed. Sardiman. (2011). Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Slameto (2010). Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta. Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Perdana Media Group. Wina Sanjaya (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media. RUJUKAN Hamdani (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Istarani (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Istarani (2012). Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan : Iscom Medan. Maman Rumanta (2013). Pratikum IPA di SD. Banten : Universitas Terbuka. Mohammad Jauhari (2013). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Oemar Hamalik. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Ridwan Abdul Sani (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. 26